Precious Moment - Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas

Mendengar suara itu, Tiffanny Wen baru sadar ada seorang wanita yang berdiri di sampingnya.

Rambut panjang hitam mengkilap dan wajah detail mirip dengan gadis kecil itu, mereka tidak terlalu gemuk tetapi tidak kurus juga, proporsi tubuhnya benar-benar pas.

Tiffanny Wen berdiri dan tersenyum pada wanita di depannya.

"Halo, kamu ibunya Sienna ya, perawatannya pasti bagus sekali ya. Aku benar-benar tidak menyangka kamu sudah menjadi seorang ibu, lalu kalian sama-sama cantik ya."

Wanita itu pun tersenyum.

"Kamu ini sungkan sekali."

Melihat matanya yang menyipit karean tersenyum, Tiffanny Wen tahu sebenarnya dia sangat menerima pujian ini.

"Oh iya, terima kasih banyak ya saat di bandara waktu itu. Itu... Aku minta maaf untuk masalah notebookmu itu."

Tiffanny Wen langsung mengerti, ia teringat akan gadis kecil yang menyenggolnya saat ia di bandara saat hari pertama itu.

"Oh, ternyata kalian. Laptop itu baik-baik saja. Orang yang tidak masuk akal itu sudah didenda."

Tiffanny Wen menyentuh kepala Sienna sambil kepala menunduk, Sienna mengangkat kepalanya, alisnya berkerut, mulutnya bergumam.

Dia paling benci orang yang menyentuh kepalanya! Bisa membuatnya tidak tumbuh tinggi!

Tiffanny Wen merasa terhibur dengan ekspresi Sienna, ia berjongkok, lalu memeluk Sienna, menoleh dan berkata.

"Nona itu, mari kita berfoto bersama, kurasa suamimu tidak sabar menunggu kalian di sana."

Wanita itu berbalik dan menatap pria yang sedang bosan berdiri tidak jauh darinya, kemudian senyuman tersirat di wajahnya.

"Ya, baiklah."

"Ya, senyum."

"Ayo~ senyum lebar."

Mereka berdua tersenyum sumringah saat melihat foto-fotonya yang bagus. Sedangkan Tiffanny Wen merasa wajahnya agak kaku karena tersenyum terlalu lama. Jelas sekali terlihat ekspresi wajahnya agak meredup.

Tatapan Tiffanny Wen membeku sejenak saat ia melepaskan Sienna, lalu melihatnya berlari menghampiri pria yang berada di sebelahnya, ia melambangkan tangan kecilnya sambil memamerkan foto-foto tadi. Senyum cerah itu tergambar jelas di wajahnya.

Melihat Tiffanny Wen yang tertegun, wanita itu memperhatikan keanehannya dengan hati-hati, kemudian menyentuh bahu Tiffanny Wen, menatapnya dan dengan lembut berkata, "Meskipun aku tidak tahu apa yang kamu alami, jadi aku tidak bisa terburu-buru berkomentar, tapi aku percaya dunia ini adil, apa yang hilang sekarang akan dikembalikan kepadamu di masa depan nanti. Jadi, kamu tidak perlu terlalu mengharapkannya, tidak perlu mengenang apapun juga, karena cepat atau lambat kamu pasti akan bahagia juga, bahagia hingga membuat dunia ini iri padamu."

Jari-jari wanita itu dengan lembut menyentuh alis Tiffanny Wen, meregangkan alisnya yang sedikit mengernyit.

"Alis yang indah ini tidak boleh mengerutkan kening, tidak seharusnya juga terpancar kerinduan dan kesedihan di matamu. Ini seperti asahan, setelah lebih kuat dan kuat lagi, kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Percayalah pada dirimu sendiri."

Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan pergi, meninggalkan Tiffanny Wen yang tercengang.

Tiffanny Wen mencerna kata-kata itu sejenak, matanya tiba-tiba seperti menyala. Awalnya ia ingin berterima kasih, tapi melihatnya sedang bercengkrama dengan keluarganya, ia pun tak ingin mengganggunya, akhirnya hanya bergumam dalam hati: "Terima kasih, walaupun aku tidak tahu siapa namamu..."

Tiffanny Wen yang sangat terhibur, berbalik untuk pergi meninggalkan tempat ini. Akan tetapi tidak ada yang tahu, baru saja berjalan beberapa langkah, dia melihat Yoel Qin mendekat bersama dengan tiga orang yang tersenyum dan licik kepadanya.

Ekspresi wajah Tiffanny Wen langsung dingin, ia mengerutkan keningnya.

Kenapa bisa bertemu dengannya di sini?

Sekarang tidak ingin berurusan dengannya, agar tidak merusak suasana hati, jadi lebih baik menghindarinya saja.

Berpikir seperti ini, Tiffanny Wen segera berbalik dan memasuki kerumunan, berusaha menghindari mereka dari sampingnya.

Tapi mata Yoel Qin selalu tertuju pada tubuh Tiffanny Wen, melihatnya bercampur ke kerumunan orang-orang dan mencoba melarikan diri, dengan cepat melangkah maju, dan mengelilinginya dengan formasi segi empat.

Tiffanny Wen langsung tersadar dirinya sudah diblokir, ia tahu dirinya tidak bisa menerobosnya.

Tatapan mata Tiffanny Wen langsung dingin, ia merasa muak saat merasa tiga orang yang dibawa oleh Yoel Qin menyapu tubuhnya dengan mata licik mereka.

Menatap Yoel Qin yang tersenyum licik dengan tatapan dingin, Tiffanny Wen bertanya, "Mau apa lagi kamu."

Yoel Qin memegangi bahunya sendiri, lalu merentangkan tangannya, ekspresinya menyiratkan ketidakmengertiannya, "Apanya yang lagi? Aku datang ke sini kali ini karena teman-temanku ingin berkenalan denganmu, mereka hanya ingin berteman denganmu."

Tiffanny Wen merapikan rambutnya sendiri ke telinganya, lalu menyeringai jijik.

"Oh, teman bajingan, atau memang murni sekadar berteman saja? Kamu pikir aku buta?"

"Lagi pula, aku tidak minat mengenal teman-teman bajinganmu ini."

Setelah jeda singkat, Tiffanny Wen menatap Yoel Qin dengan tatapan dingin, menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

Tiffanny Wen mengangkat matanya dengan dingin, melirik keempat orang ini dengan sekilas.

Mereka berempat tiba-tiba merasakan hawa dingin dari telapak kaki mereka.

"Uhuk." Robert Zhang batuk dengan pelan.

Tiffanny Wen melirik dengan ringan, menatap Yoel Qin dengan dingin dan penuh sarkastis.

"Aku rasa, kamu Yoel Qin walapun kamu itu sampah, tetapi tampangmu terbilang masih enak dilihat, tapi kenapa kamu terlihat begitu jelek saat bersama teman-temanmu?"

"Lihatlah yang kamu pilih, satu dengan mata pencuri, satu dengan pipi yang tajam, satu dengan mata besar, satu dengan badan yang berdaging. Kalian semua ini benar-benar membawa pengaruh buruk untuk kehidupan sosial."

"Jadi Yoel Qin, kamu memilih mereka untuk menunjukkan sisi bagusnya dirimu?"

Yoel Qin dan kawan-kawannya langsung menyiratkan ekspresi marah begitu mendengar ocehan Tiffanny Wen yang begitu merendahkan mereka.

Mereka berpikir, meskipun diri mereka tidak heroik dan romantis, mereka dianggap tingkat menengah ke atas atau rendah, tapi masih banyak model yang jatuh ke dalam pelukan mereka.

Ternyata di mulut sundal ini, disamaratakan, buruk rupa, dan juga membawa pengaruh buruk untuk kehidupan sosial??!!

Walaupun sangat kesal, tapi mereka enggan untuk memukul Tiffanny Wen. Sesaat ini, mereka tidak tahu bagaimana melampiaskan emosi dalam hati emreka. Hanya merespons dengan sedikit salah tingkah: "Yoel, sepertinya adikmu tidak memperlakukanmu dengan baik, ia tidak memberimu muka sedikitpun."

Ekspresi wajah Yoel Qin yang terlihat sangat kesal karena sudah dihina oleh Tiffanny Wen, sekarang ditambah oleh teman-temannya. Ia mereka benar-benar sudah kehilangan mukanya.

Menatap Tiffanny Wen dengan tatapan tajam, lalu memaki: "Tiffanny Wen! Cepat minta maaf kepada mereka atas kata-kata tidak pantas yang kamu ucapkan!"

Tiffanny Wen mengangkat alisnya dan berkata dengan dingin, "Apanya yang tidak pantas? Aku berkata jujur, kenapa harus minta maaf?"

Kemudian dia berbalik untuk pergi.

Yoel Qin merasa dirinya usdah diremehkan, dahinya berkedut, kemudian melangkahkan kakinya dan meraih tangan Tiffanny Wen dan menariknya kembali secara tiba-tiba.

"Jika tidak meminta maaf, kamu tidak akan diizinkan pergi!"

Kekuatan besar itu membuat pergelangan tangan Tiffanny Wen cepat memerah, hingga membuatnya mati rasa di ujung jarinya.

Rasa sakit yang luar biasa membuat mata Tiffanny Wen memerah, tetapi dia hanya mengerutkan kening.

"Yoel Qin! Kamu gila?"

Sambil menggerak-gerakan tangannya dengan penuh tenaga, Tiffanny Wen mendapati cengkraman tangan Yoel Qin tidak bisa diguncang sama sekali, jadi dia mengangkat kakinya dan menyerangnya.

Tapi Yoel Qin bereaksi cepat, tangannya yang lain turun, dia meraih kaki Tiffanny Wenh yang menyerangnya.

Tiffanny Wen tahu dirinya tidak bisa melawan Yoel Qin yang sedang menggila. Akhirnya ia menyerah, tidak lagi memberontak, tapi hanya menatapnya dengan dingin.

Yoel Qin juga menatap Tiffanny Wen dengan ganas, untuk sementara waktu, keduanya berdiri dalam posisi yang canggung.

Pergerakan keduanya hebat, dan penampilan keduanya memperlihatkan diri mereka yang berasal dari kelas atas, sehingga langsung menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Karena foto-foto itu baru saja diambil, keluarga Sienna belum pergi terlalu jauh. Melihat ada situasi yang agak salah, mereka langsung menghampiri tempat Tiffanny Wen berdiri.

Ibu Sienna mendapati dirinya belum melihat keempat pria ini tadi, dia memandangi ekspresi dingin wajah Tiffanny Wen, dia menyadari ada sesuatu yang salah, tetapi dia tidak tahu kejadian spesifiknya. Hanya menatap Tiffanny Wen dengan khawatir dan bertanya apakah dia membutuhkan bantuan.

Pikiran Sienna kecil tidak serumit orang dewasa. Dia berjalan dengan penuh semangat ke Yoel Qin. Dengan tangan kiri dipinggangnya, dan tangan kanannya menunjuk ke arah Yoel Qin. Dia bertanya dengan marah, "Kalian orang jahat! Kenapa menggertak kakak cantik!"

Yoel Qin tidak memiliki mengerti pemikiran seorang anak kecil di sebelahnya, ia ingin menakut-nakutinya, jadi dia memalingkan wajahnya dan menatapnya dengan ganas.

Tanpa diduga, pada pandangan ini, gadis kecil itu ketakutan, ia langsung duduk di tanah sambil menangis keras: "Paman jahat menggertak kakak cantik, dan membunuhku juga, huhuhuhu."

Tangisan keras ini menarik perhatian lebih banyak orang lagi, lapangan yang luas itu akhirnya langsung dikelilingi oleh banyak orang.

Ayah Sienna yang bergegas mendatanginya langsung memeluk Sienna yang menangis, kemudian menenangkannya. Ibu Sienna mengerutkan kening dan menuduh Yoel Qin: "Kenapa kamu seperti ini, mengintimidasi perempuan dan anak kecil."

Yoel Qin sedikit kesal, melawan dengan tidak sabar: "Ini semua urusan keluarga kami, jangan terlalu sibuk dengan urusan orang lain."

Selama waktu ini, beberapa orang yang sudah berfoto dengan Tiffanny Wen juga bergegas datang, melihat tangan kiri dan kaki kanan Tiffanny Wen yang dicengkram, daerah kulit yang dicengkramnya sudah memerah, dan ujung jarinya mulai memutih, menunjukkan kekuatan cengkramannya yang begitu kuat, tetapi walaupun Tiffanny Wen kesakitan sampai matanya memerah, mengerutkan kening, tapi ia tetap menatap tajam pria yang berada di depannya itu. Pemandangan ituu membuat orang-orang yang menyaksikan kejadian ini merasa hati mereka hancur.

Orang-orang yang tidak bisa melihat pemandangan ini lagi, mulai menyalahkan Yoel Qin...

"Lihat, kamu sudah mencengkram orang lain sampai membuat jari-jarinya putih, kamu harus menjaga wanita yang begitu cantik ini, apa kamu tidak punya hati nurani."

"Ya benar, aku tidak menyangka, sangat tampan, berpakaian bagus, tapi malah seperti binatang buas."

"Lihat, ada tiga pembantu di sebelahnya. Mereka tidak jelek. Tapi kenapa masih ingin menganggu wanita cantik di siang bolong seperti ini."

"Sepertinya ia datang dari keluarga terpandang, melakukan hal yang sangat melanggar hukum, sayang sekali ya, pasti akan membuat wajah keluarganya hancur."

Seiring bertambah banyaknya orang yang berkumpul di sekitarnya, baik pria ataupun wanita semuanya berkumpul, tiada hentinya terdengar kutukan dari mulut mereka yang ditujukan untuk Yoel Qin.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu