Cintaku Pada Presdir - Bab 37 Temani Aku Tidur
Bab 37 Temani Aku Tidur
Xueke merasa ada yang tidak beres dengan diriku dan langsung berdiri dan mengikutiku pergi.
Sembari berjalan keluar, aku bergidik sambil melihat ke belakang. Di bawah cahaya lampu, aku melihat orang asing duduk di bawah sana.
Aku sedikit pusing dan mengedipkan mataku sambil menatapnya. Ternyata dia adalah orang asing, apa mungkin tadi tatapan mataku kabur?
Pikiran ini membuat perasaanku risau. Aku menggenggam erat tangan Xueke.
Saat menunggu sopir Xueke, dia bertanya dengan khawatir: “Ningxi, ada apa denganmu?”
Aku menutup mataku dengan tak berdaya dan berkata: “Tadi saat di bar, aku seperti melihat seseorang yang ku kenal.”
Ingatan itu terulang kembali di benakku. Sangat menjijikan dan kotor, bayangan ini muncul di hadapanku dan aku tidak dapat mengendalikannya.
Xueke bertanya kembali: “Siapa yang kamu lihat?”
Aku mencubit telapak tanganku dan merasa sakit. Aku membuka mataku dan bicara dengan terbata-bata: “Orang yang sangat hina.”
Orang yang membuat masa mudaku hancur.
Dia mengerutkan kening dan bertanya dengan penuh emosi: “Apa yang telah dia lakukan padamu?”
Sopirnya datang saat aku menunduk dan baru saja akan mulai bicara.
Aku menarik nafas dan berkata pelan: “Aku akan menceritakanya padamu nanti.”
Aku tidak ingin menyembunyikan hal ini darinya. Aku tidak tahu harus menceritakan mulai dari mana.
Dia kemudian menggenggam tanganku dan berkata dengan tulus: “Baiklah, tapi jika kamu menghadapi masalah, kamu harus menceritakannya padaku. ”
Aku mengangguk kuat: “Baiklah.”
Dia mengantarku sampai depan rumah. Saat itu emosiku sudah stabil, mungkin saja aku salah melihat orang saat di bar.
Orang itu berada di tempat yang jauh, bagaimana mungkin dia bisa ada di sini.
Aku membawa tas-ku turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, kemudian menguncinya dari dalam. Setelah itu aku menutup semua jendela, mandi dan rebahan di ranjang dan ingin tidur pulas.
Tapi kenangan buruk itu mucul lagi dihadapanku.
Aku menarik nafas dalam-dalam, membuka selimut dan turun dari ranjang. Aku berjalan keluar tanpa memakai sandal. Lantai keramik terasa sangat dingin dan membuatku lebih tenang.
Aku membuka penutup botol dan membuka anggur merah. Duduk di karpet, bersandar di sofa dan minum.
Kehidupanku mulai tenang kembali. Orang yang kulihat di bar tidak pernah muncul lagi.
Mungkin memang aku salah lihat.
Aku duduk di depan meja kerja dan membaca buku rencana tender lokasi yang cocok untuk dijadikan resort. Setelah siap aku mencetaknya satu rangkap dan menyerahkannya pada Zhou Ziyun.
Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu. Dia berkata: “Masuk.”
Saat aku masuk dan meletakkan buku perencanaan tender di atas mejanya, aku berkata: “Manajer Zhou, ini adalah perencanaan tender daerah Hualin, silahkan dilihat dulu apa ada yang perlu di revisi?”
Dia melihatnya sekilas dan bertanya kembali: “Ningxi, apa malam ini kamu ada janji dengan Zhang Haotian?”
Aku menjawab: “Benar, hari ini jam 6 sore, aku berencana pergi dengan Manajer Lu dari bagian pemasaran.”
Zhang Haotian adalah Bos tender wilayah Hualin. Sangat sulit untuk dapat bertemu dengannya.
Zhou Ziyun mengangguk dan berkata: “Baiklah, Manajer Lu tidak perlu pergi, aku yang akan pergi denganmu.”
“Baiklah.” Aku menyetujuinya dan bertanya padanya: “Apa kamu tidak mau memeriksa kembali buku rencana tendernya?”
Dia tertawa kecil dan berkata: “Tidak perlu, kita bicarakan setelah malam ini.”
Aku masih bingung, tapi tidak ada yang butuh ditanyakan lagi: “Baiklah, aku akan melanjutkan pekerjaanku.”
Sore hari pukul 5 sore kita berangkat dari kantor. Setelah mengunggu hampir 1 jam, Zhang Haotian akhirnya datang bersama bawahannya ke tempat yang ditentukan.
Saat melihat Zhou Ziyun, dia langsung mengulurkan tangannya: “Manager Zhou, aku terlalu sibuk sehingga membuatmu menunggu lama.”
Zhou Ziyun berdiri dan menjabat tangannnya: “Tidak masalah, saya sudah sangat beruntung dapat bertemu dengan Manager Zhang ditengah kesibukanmu.”
Manager Zhang sangat senang mendengar kalimat ini, dia tersenyum dan duduk di sebelah Zhou Ziyun.
Setelah itu aku baru memikirkan cara untuk membuka pembicaraan terkait tender wilayah Hualin.
Melihat gelasnya kosong, Zhang Haotian memberikan isyarat agar aku menuangkannya untuknya.
Aku pun mengangkat botol wine dan menuangkannya untuk Zhang Haotian dengan tersenyum dan berkata: “Manager Zhang, perusahaan kami melihat prospek yang cerah pada wilayah ini, apa kami memiliki kemungkinan besar untuk berhasil mendapatkan wilayah ini?”
Zhang Haotian tersenyum dan berkata: “Yang tertarik pada wilayah ini tidak hanya perusahaan kalian, aku sekarang terus menerima telepon.”
Aku tersenyum dan berkata: “Ya, tentu saja, jadi kami kemari untuk mendengar pendapatmu. Anda pasti memiliki gambaran tentang perencanaan yang Anda buat bukan?”
Matanya menatap ke seluruh tubuhku: “Asisten Ning, kamu harus bersikap tulus.”
Gerakanku melambat, dia mau aku minum untuk menunjukkan ketulusan.
Aku sedikit benci dengan tatapannya padaku, tapi aku tidak bisa menolaknya. Aku menyembunyikan perasaanku dan mengangkat gelas bir: “Ketulusan sudah pasti ada.”
Selesai bicara aku menghabiskan bir yang di dalam gelas, tenggorokanku terasa panas sampai ke perut.
Zhang Haotian tersenyum puas, mata menyipit menjadi segaris: “Asisten Ning sangat hebat, ayo kita minum lagi.”
Perut ku semakin lama semakin panas, kepala ku pun terasa berat.
Telepon Zhou Ziyun berdering, dia berdiri dan menerima telepon.
Wajah Zhang Haotian merah karena minum bir dan dia berkata: “Tanah itu memang dipersiapkan untuk dijual, tapi baru ada pimpinan baru di perusahaan kami. kemungkinan tanah itu tidak akan langsung di jual. Rencana untuk mendirikan Resort akan menggunakan tender dengan cara kerja sama proyek. ”
Walau pun kepala ku sakit karena minum, tapi aku mengerti maksudnya. Dengan begitu, perusahaan yang memiliki kekuatan untuk bersaing sangat sedikit.
Jika dijual langsung, maka perusahaan yang berminat dapat langsung mengikuti tender. Tapi yang memiliki daya saing untuk membangun resort hanya perusahaan kami, PT. Dongchen... dan….hanya 1-2 perusahaan saja.
PT. Dongchen sudah mempunyai pengalaman membangun resort, perusahaan itu memiliki banyak
keunggulan dibandingkan perusahaan kami.
Tidak tahu apakah PT. Dongchen tertarik dengan proyek ini atau tidak, mereka tidak kekurangan proyek.
Jika mereka tidak tertarik, maka besar kemungkinan proyek ini akan perusahaan kami dapatkan.
Aku tersenyum dan berterimakasih: “Terima kasih Manager Zhang, kalau begitu kami...”
Belum selesai aku bicara, tangan Zhang Haotian yang berlemak tiba-tiba meraba dan mencubit pahaku. Aku sangat benci dan ingin kabur, dia melihatku dengan genit dan memegang pergelangan tanganku.
Karyawannya sudah terbiasa melihatnya, dia langsung pergi setelah mendapatkan izin,
Aku tidak bisa tersenyum lagi dan melawannya dengan sekuat tenaga: “Manager Zhang, mohon lepaskan tanganku, aku mau ke toilet.”
“Temani aku malam ini dan aku berjanji proyek ini akan menjadi milik perusahaanmu.”
Dia tidak melepaskan tangannya dan semakin keterlaluan. Karena pengaruh bir aku menendangnya dengan penuh emosi dan berkata: “Bangsat, aku bukan wanita yang menemani pria tidur!”
Selesai bicara, lambungku semakin sakit, aku menutup mulutku dan berlari ke toilet.
Aku memuntahkan semua isi lambungku, kemudian aku keluar. Tiba-tiba ada yang menyiramkan air ke wajahku.
Aku mendongak dan melihat Zhang Haotian berdiri di sampingku dengan wajah penuh emosi. Dia mengumpat dan membuatku sadar.
Apa pun yang dilakukan Zhang Haotian, asalkan dia tidak melukaiku, aku tetap harus mengalah, jika tidak, aku hanya akan mempersulit Zhou Ziyun.
Aku mengelap air yang ada di wajahku, berputar dan berkata dengan tulus: “Manager Zhang, aku sungguh minta maaf, tadi aku mabuk.”
Dia tidak menjawabku dan tiba-tiba menampar tepat di telingaku, kepalaku terasa sakit.
“Aku ingin menidurimu karena aku menghormatimu, apa kamu sudah mengerti sekarang?”
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowUnplanned Marriage
MargerySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAsisten Bos Cantik
Boris DreyMarriage Journey
Hyon SongDark Love
Angel VeronicaTakdir Raja Perang
Brama aditioCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu