Cintaku Pada Presdir - Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa

Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa

Sejak saat itu, Cheng Jinshi sudah tidak datang ke rumah sakit lagi, dia seakan tidak pernah datang ke rumah sakit ini.

Tapi yang anehnya, setiap pagi aku selalu mencium aroma rokok tipis saat keluar dari kamar rumah sakit.

Yang membuatku kaget adalah, bibi tiba-tiba datang ke rumah sakit dan memberitahuku bahwa kakek ada di rumahnya. Bibi memintaku untuk tidak khawatir.

Mengapa Ning Zhenfeng bisa menerima keadaan ini begitu saja?

Aku menelponnya karena khawatir dia punya maksud jahat, tapi dia memintaku untuk tidak ikut campur urusan ini.

Aku tidak mengerti mengapa dia berbuat demikian. Tapi untungnya masalah ini sudah berlalu dan aku bisa bernafas lebih lega sekarang.

Tidak baik menyembunyikan masalah ini pada kakek terus menerus, aku harus menceritakan kejadian yang sebenarnya padanya.

Hari ini aku pulang dari rumah sakit. Xueke pergi ke rumah keluarga Cheng untuk mengambil koperku kemudian menjemputku di rumah sakit. Dia memintaku untuk tinggal di apartemennya untuk sementara waktu, tapi aku tidak setuju. Menurutku kurang pantas jika aku menginap di sana karena dia sudah punya pacar.

Dan lagi, kemarin aku sudah mencari seorang pembantu, dia sudah membantuku membersihkan rumah yang kudapatkan karena bercerai dengan Cheng Jinshi.

Dulu mungkin aku lebih memilih untuk tinggal di jalanan dari pada tinggal di rumah itu, tapi sekarang, mengapa tidak?

Song Jiamin sudah banyak berhutang padaku dan Cheng Jinshi yang akan melunasinya. Dengan demikian aku bisa menerimanya dengan tenang.

Aku belum pernah melihat rumah ini. Setahuku, rumah ini berada di perumahan mewah di Kota Nan.

Hari ini, saat membuka pintu rumah, aku melihat desain rumah yang kusuka, minimalis dan enak dilihat. Rumah ini memiliki 2 kamar tidur dan satu ruang tamu. Perlengkapan rumah tangga juga sangat lengkap.

Aku menarik koperku masuk ke dalam, Xueke menertawaiku: “Ternyata Cheng Jinshi masih punya perasaan juga, ya.”

Dia menahan emosinya karena tahu aku keguguran. Jika aku tidak melarangnya, mungkin dia sudah datang ke rumah keluarga Cheng untuk meminta pertanggungjawaban.

Aku menatap ke bawah dan bicara dengan sulit: “Benar, dia selalu loyal dari dulu.”

Dia mengambil koper yang ada di tanganku dan menariknya sampai ke dalam kamar, kemudian membuka koperku dan merapikannya sambil bertanya: “Apa rencanamu selanjutnya?”

Aku menghampirinya dan membantunya merapikan koper. Dia memukul tanganku dan tidak mengizinkanku membantunya. Aku segera bersandar pada jendela dan berkata dengan pelan: “Aku akan bekerja untuk menghidupi diriku terlebih dulu, setelah itu baru akan memikirkan rencana lainnya.”

Dia mengangguk setuju dan berkata:“Bagus jika kamu mau bekerja, itu akan membantumu mengalihkan pikiranmu. Jika seperti ini terus, kamu bisa terkena penyakit depresi.”

Aku tertawa kecil: “Aku tidak akan akan terkena penyakit depresi, kamu tenang saja.”

Selesai bicara, saat aku memutar tubuhku dan berjalan ke dapur untuk merebus air panas, tiba-tiba Xueke berkata demikian: “Kamu pernah menjadi seorang asisten bukan? Kakak sepupuku kebetulan sedang mencari seorang asisten. Aku akan memberitahunya dan kamu bisa langsung masuk kerja.”

Xueke layaknya anak orang kaya kebanyakan. Dua perusahaan yaitu PT. Zhou dan PT. DongChen milik Cheng Jinshi bergerak dalam bidang yang hampir sama sehingga sering terjadi persaingan antar perusahaan. Beberapa tahun ini, mereka berjuang menghadapi persaingan yang sengit.

Melihat aku kebingungan, dia berkata: “Kamu sungguh hebat, apakah kamu khawatir akan berhadapan dengan Cheng Jinshi jika bekerja di perusahaan keluargaku?”

Aku menggelengkan kepala: “Bukan begitu, aku akan bekerja, tapi sebaiknya aku melewati proses wawancara. Aku takut tidak kompeten jika tidak melewati wawancara. ”

Dia melihatku dengan dingin dan memegang pundakku: “Memang kenapa kalau kamu tidak kompeten, kamu adalah temanku.”

Aku memeluknya dan kehangatan mengalir. Selain Ibu, aku hanya punya dia yang selalu baik padaku tanpa syarat apa pun.

Keesokan harinya, aku bangun pagi dan menyiapkan diri. Aku mengenakan pakaian kerja yang baru kubeli kemarin malam.

Xueke menentukan waktu wawancara pada pukul 10 pagi. Karena pada hari kerja jalanan sering macet, maka aku sebaiknya keluar rumah lebih awal.

Selesai wawancara, saat aku akan masuk ke dalam lift, asisten PIC pewawancara memanggilku dengan tergesa-gesa: “Ningxi, kamu sudah lulus wawancara dan bisa masuk kerja besok. Apa kamu bisa?”

Aku langsung mengangguk: “Ya, aku bisa.”

Perusahaan besar pada umumnya tidak akan secepat itu mengumumkan hasil wawancara. Aku curiga, mungkin Xueke telah memberitahu orang dalam. Aku tidak mau berpikir terlalu banyak.”

Aku menelponnya untuk makan malam bersama...

Keluar dari pintu perusahaan, aku mengingatkan diri sendiri: “Ningxi, ini adalah awal yang baru.”

Aku masuk ke dalam taksi dan menghubungi Xueke untuk mengajaknya makan malam bersama.

Dia langsung setuju, tiba-tiba dia berkata: “Aku bantu kamu mengatasi masalah Song Jiamin dengan pria itu, ya?”

Aku semakin erat menggenggam telepon genggamku, menarik nafas dan berkata dengan tegas: “Tidak perlu, aku akan bertemu dengan wanita itu sendiri agar dia membayar hutangnya padaku. ”

Ternyata, belum sempat aku merencanakan apa yang harus aku perbuat, pria itu sudah mencariku.

Saat aku selesai makan malam dengan Xueke dan selesai membayar, aku menerima sebuah pesan singkat: “Nona Ning, apakah kamu punya waktu untuk bertemu?”

Pengirimnya adalah ——Feng Zhe.

Pria itu adalah selingkuhan Song Jiamin, waktu itu aku sempat melihat profil dirinya saat masuk kerja dan aku pun menyimpan nomor teleponnya. Makanya aku tahu dia yang menelepon.

Aku tidak tahu alasan dia mencariku tiba-tiba, tapi aku malas basa-basi dengaanya dan langsung membalas: “Boleh, informasikan waktu dan lokasinya padaku.”

Dia membalas dengan cepat: “Aku berada di restoran di seberang restoran tempatmu berada sekarang. Kamu tinggal jalan sampai ke ujung dan akan menemukannya. Kamu cukup datang sendirian kemari.”

Bulu kudukku merinding, bisa-bisanya dia mengikutiku tanpa sepengetahuanku. Aku mencoba melihat ke arahnya, tapi ada sekat yang menutupi sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa.

Aku berpikir sejenak dan menyetujuinya. Kondisi restoran cukup ramai sekarang dan dia tidak akan berani macam-macam padaku.

Aku keluar dari restoran bersama dengan Xueke, saat dia sudah pergi, aku berbalik dan mencari pria itu.

Jika aku mengatakan hal ini pada Xueke, dia pasti akan khawatir jika aku bertemu dengan Feng Zhe sendirian.

Aku langsung menuju ke meja yang terdalam dan melihatnya.

Dia bertindak normal jika tidak bersama dengan Song Jiamin, setidaknya dia tidak memasang wajah bajingan.

Dia melambaikan tangannya: “Di sini.”

Aku duduk dan langsung bertanya padanya: “Apa tujuanmu mengikutiku?”

Dia bersandar dengan malas di sofa: “Seharusnya kamu sudah bisa menebaknya bukan?”

Aku mengerutkan kening : “Sebenarnya apa maumu? ”

Dia mencibir dan menatapku dari atas ke bawah: “Waktu itu, kamu melihatku di sekitar PT. Ning ‘kan?”

Aku menarik tanganku: “Aku tidak mengerti apa maksudmu.”

“Kita semua sudah tahu dan kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jika aku tidak sengaja melakukannya, apakah kamu bisa tahu bahwa aku adalah karyawan PT. Ning?”Dia tertawa santai.

Aku tiba-tiba mengerti, pantas saja saat itu dia tiba-tiba berhenti dan berbalik. Itu berarti... apa yang aku dengar dan lihat itu, dia sengaja melakukannya.

Aku tiba-tiba merasa sulit untuk menaklukkan dia. Pantas saja, Song Jiamin yang selicik itu saja tidak bisa melepaskan dia.

Karena dia sudah jujur padaku, maka aku juga tidak perlu berpura-pura lagi dan langsung mengatakan padanya: “Kamu mencariku untuk mendapatkan uang ‘kan?”

Dia tidak menutupi maksudnya dan tertawa: “Benar, 8 milyar rupiah”

Aku melihatnya dengan malas dan berkata dengan singkat: “ Berani sekali kamu minta 8 milyar rupiah, kamu mau menukarnya dengan apa?”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu