Cintaku Pada Presdir - Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
Sejak saat itu, Cheng Jinshi sudah tidak datang ke rumah sakit lagi, dia seakan tidak pernah datang ke rumah sakit ini.
Tapi yang anehnya, setiap pagi aku selalu mencium aroma rokok tipis saat keluar dari kamar rumah sakit.
Yang membuatku kaget adalah, bibi tiba-tiba datang ke rumah sakit dan memberitahuku bahwa kakek ada di rumahnya. Bibi memintaku untuk tidak khawatir.
Mengapa Ning Zhenfeng bisa menerima keadaan ini begitu saja?
Aku menelponnya karena khawatir dia punya maksud jahat, tapi dia memintaku untuk tidak ikut campur urusan ini.
Aku tidak mengerti mengapa dia berbuat demikian. Tapi untungnya masalah ini sudah berlalu dan aku bisa bernafas lebih lega sekarang.
Tidak baik menyembunyikan masalah ini pada kakek terus menerus, aku harus menceritakan kejadian yang sebenarnya padanya.
Hari ini aku pulang dari rumah sakit. Xueke pergi ke rumah keluarga Cheng untuk mengambil koperku kemudian menjemputku di rumah sakit. Dia memintaku untuk tinggal di apartemennya untuk sementara waktu, tapi aku tidak setuju. Menurutku kurang pantas jika aku menginap di sana karena dia sudah punya pacar.
Dan lagi, kemarin aku sudah mencari seorang pembantu, dia sudah membantuku membersihkan rumah yang kudapatkan karena bercerai dengan Cheng Jinshi.
Dulu mungkin aku lebih memilih untuk tinggal di jalanan dari pada tinggal di rumah itu, tapi sekarang, mengapa tidak?
Song Jiamin sudah banyak berhutang padaku dan Cheng Jinshi yang akan melunasinya. Dengan demikian aku bisa menerimanya dengan tenang.
Aku belum pernah melihat rumah ini. Setahuku, rumah ini berada di perumahan mewah di Kota Nan.
Hari ini, saat membuka pintu rumah, aku melihat desain rumah yang kusuka, minimalis dan enak dilihat. Rumah ini memiliki 2 kamar tidur dan satu ruang tamu. Perlengkapan rumah tangga juga sangat lengkap.
Aku menarik koperku masuk ke dalam, Xueke menertawaiku: “Ternyata Cheng Jinshi masih punya perasaan juga, ya.”
Dia menahan emosinya karena tahu aku keguguran. Jika aku tidak melarangnya, mungkin dia sudah datang ke rumah keluarga Cheng untuk meminta pertanggungjawaban.
Aku menatap ke bawah dan bicara dengan sulit: “Benar, dia selalu loyal dari dulu.”
Dia mengambil koper yang ada di tanganku dan menariknya sampai ke dalam kamar, kemudian membuka koperku dan merapikannya sambil bertanya: “Apa rencanamu selanjutnya?”
Aku menghampirinya dan membantunya merapikan koper. Dia memukul tanganku dan tidak mengizinkanku membantunya. Aku segera bersandar pada jendela dan berkata dengan pelan: “Aku akan bekerja untuk menghidupi diriku terlebih dulu, setelah itu baru akan memikirkan rencana lainnya.”
Dia mengangguk setuju dan berkata:“Bagus jika kamu mau bekerja, itu akan membantumu mengalihkan pikiranmu. Jika seperti ini terus, kamu bisa terkena penyakit depresi.”
Aku tertawa kecil: “Aku tidak akan akan terkena penyakit depresi, kamu tenang saja.”
Selesai bicara, saat aku memutar tubuhku dan berjalan ke dapur untuk merebus air panas, tiba-tiba Xueke berkata demikian: “Kamu pernah menjadi seorang asisten bukan? Kakak sepupuku kebetulan sedang mencari seorang asisten. Aku akan memberitahunya dan kamu bisa langsung masuk kerja.”
Xueke layaknya anak orang kaya kebanyakan. Dua perusahaan yaitu PT. Zhou dan PT. DongChen milik Cheng Jinshi bergerak dalam bidang yang hampir sama sehingga sering terjadi persaingan antar perusahaan. Beberapa tahun ini, mereka berjuang menghadapi persaingan yang sengit.
Melihat aku kebingungan, dia berkata: “Kamu sungguh hebat, apakah kamu khawatir akan berhadapan dengan Cheng Jinshi jika bekerja di perusahaan keluargaku?”
Aku menggelengkan kepala: “Bukan begitu, aku akan bekerja, tapi sebaiknya aku melewati proses wawancara. Aku takut tidak kompeten jika tidak melewati wawancara. ”
Dia melihatku dengan dingin dan memegang pundakku: “Memang kenapa kalau kamu tidak kompeten, kamu adalah temanku.”
Aku memeluknya dan kehangatan mengalir. Selain Ibu, aku hanya punya dia yang selalu baik padaku tanpa syarat apa pun.
Keesokan harinya, aku bangun pagi dan menyiapkan diri. Aku mengenakan pakaian kerja yang baru kubeli kemarin malam.
Xueke menentukan waktu wawancara pada pukul 10 pagi. Karena pada hari kerja jalanan sering macet, maka aku sebaiknya keluar rumah lebih awal.
Selesai wawancara, saat aku akan masuk ke dalam lift, asisten PIC pewawancara memanggilku dengan tergesa-gesa: “Ningxi, kamu sudah lulus wawancara dan bisa masuk kerja besok. Apa kamu bisa?”
Aku langsung mengangguk: “Ya, aku bisa.”
Perusahaan besar pada umumnya tidak akan secepat itu mengumumkan hasil wawancara. Aku curiga, mungkin Xueke telah memberitahu orang dalam. Aku tidak mau berpikir terlalu banyak.”
Aku menelponnya untuk makan malam bersama...
Keluar dari pintu perusahaan, aku mengingatkan diri sendiri: “Ningxi, ini adalah awal yang baru.”
Aku masuk ke dalam taksi dan menghubungi Xueke untuk mengajaknya makan malam bersama.
Dia langsung setuju, tiba-tiba dia berkata: “Aku bantu kamu mengatasi masalah Song Jiamin dengan pria itu, ya?”
Aku semakin erat menggenggam telepon genggamku, menarik nafas dan berkata dengan tegas: “Tidak perlu, aku akan bertemu dengan wanita itu sendiri agar dia membayar hutangnya padaku. ”
Ternyata, belum sempat aku merencanakan apa yang harus aku perbuat, pria itu sudah mencariku.
Saat aku selesai makan malam dengan Xueke dan selesai membayar, aku menerima sebuah pesan singkat: “Nona Ning, apakah kamu punya waktu untuk bertemu?”
Pengirimnya adalah ——Feng Zhe.
Pria itu adalah selingkuhan Song Jiamin, waktu itu aku sempat melihat profil dirinya saat masuk kerja dan aku pun menyimpan nomor teleponnya. Makanya aku tahu dia yang menelepon.
Aku tidak tahu alasan dia mencariku tiba-tiba, tapi aku malas basa-basi dengaanya dan langsung membalas: “Boleh, informasikan waktu dan lokasinya padaku.”
Dia membalas dengan cepat: “Aku berada di restoran di seberang restoran tempatmu berada sekarang. Kamu tinggal jalan sampai ke ujung dan akan menemukannya. Kamu cukup datang sendirian kemari.”
Bulu kudukku merinding, bisa-bisanya dia mengikutiku tanpa sepengetahuanku. Aku mencoba melihat ke arahnya, tapi ada sekat yang menutupi sehingga aku tidak bisa melihat apa-apa.
Aku berpikir sejenak dan menyetujuinya. Kondisi restoran cukup ramai sekarang dan dia tidak akan berani macam-macam padaku.
Aku keluar dari restoran bersama dengan Xueke, saat dia sudah pergi, aku berbalik dan mencari pria itu.
Jika aku mengatakan hal ini pada Xueke, dia pasti akan khawatir jika aku bertemu dengan Feng Zhe sendirian.
Aku langsung menuju ke meja yang terdalam dan melihatnya.
Dia bertindak normal jika tidak bersama dengan Song Jiamin, setidaknya dia tidak memasang wajah bajingan.
Dia melambaikan tangannya: “Di sini.”
Aku duduk dan langsung bertanya padanya: “Apa tujuanmu mengikutiku?”
Dia bersandar dengan malas di sofa: “Seharusnya kamu sudah bisa menebaknya bukan?”
Aku mengerutkan kening : “Sebenarnya apa maumu? ”
Dia mencibir dan menatapku dari atas ke bawah: “Waktu itu, kamu melihatku di sekitar PT. Ning ‘kan?”
Aku menarik tanganku: “Aku tidak mengerti apa maksudmu.”
“Kita semua sudah tahu dan kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jika aku tidak sengaja melakukannya, apakah kamu bisa tahu bahwa aku adalah karyawan PT. Ning?”Dia tertawa santai.
Aku tiba-tiba mengerti, pantas saja saat itu dia tiba-tiba berhenti dan berbalik. Itu berarti... apa yang aku dengar dan lihat itu, dia sengaja melakukannya.
Aku tiba-tiba merasa sulit untuk menaklukkan dia. Pantas saja, Song Jiamin yang selicik itu saja tidak bisa melepaskan dia.
Karena dia sudah jujur padaku, maka aku juga tidak perlu berpura-pura lagi dan langsung mengatakan padanya: “Kamu mencariku untuk mendapatkan uang ‘kan?”
Dia tidak menutupi maksudnya dan tertawa: “Benar, 8 milyar rupiah”
Aku melihatnya dengan malas dan berkata dengan singkat: “ Berani sekali kamu minta 8 milyar rupiah, kamu mau menukarnya dengan apa?”
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHanya Kamu Hidupku
RenataLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieVillain's Giving Up
Axe AshciellyThat Night
Star AngelJalan Kembali Hidupku
Devan HardiWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu