Cintaku Pada Presdir - Bab 120 Sebagai Balasan
Dia sepertinya sudah bisa menebaknya, dilihat dari sinar matanya yang pelan-pelan meredup dan menggelap.
Dia membiarkan aku menuangkan wine ke gelasnya, dan dengan senyum pahit , “Baik, katakanlah.”
Sembari merendahkan pandangan mataku menarik nafas dalam-dalam sambil melihat ke matanya, “Aku akan menyewa rumah baru.”
Benar.
Ini adalah keputusanku.
Aku tak akan lagi tinggal dirumah Zhou Ziyun, walaupun itu sewaan, tetapi tetap saja aku merasa tidak seharusnya.
Aku sudah menyutujuinya, aku akan mempertimbangkan sebaik-baiknya hubungan yang ada diantara kita ini.
Tapi, dia sudah terlalu baik terhadapku, berkorban segitu banyaknya untuk aku, bahkan untuk rumah ini, aku bisa melihat dengan jelas di sangat tulus padaku.
Kemarin melihatnya demi aku berkelahi dengan Song Yang, bahkan ditahan di kantor polisi. Hatiku diliputi rasa bersalah dan hampir saja mulutku mengatakan, lebih baik kita bersama saja.
Tapi cinta tak bisa disatukan dengan rasa terimakasih dan hutang budi.
Aku berharap aku bisa mempertimbangkan hubungan ini dengan semurninya.
“Kenapa?” Katanya sambil memengang gelas winenya dengan erat sehingga ujung kukunya kelihatan keunguan.
Aku tidak bisa menahanya lagi, mengigit bibir bawahku, dan memaksakan diriku untuk berkata, “Aku ingin menenangkan hatiku dan mengambil keputusan paling rasional tentang hubungan kita.”
Aku sangat takut hanya karena rasa hutang budi kemudian bersamanya.
Selain itu, aku masih sering merindukan Cheng Jinshi dan jika aku mengambil keputusan yang lainnya aku akan merasa bersalah karenanya.
Aku ingin tenang, menetralkan pikiranku, dan tidak ingin mengambil keputusan yang akan aku sesali nantinya.
Jikapun nantinya aku bersama dengan Zhou Ziyun, aku ingin membuat keputusan itu dengan sepenuh hati.
Menurutku ini yang disebut adil.
“Ziyun, aku sangat berterimakasih padamu, aku juga sangat mengerti isi hatimu, jadinya aku berharap keputusan yang aku buat ini adil buatmu.” Setelah mengatakan semua isi hatiku, aku pun memandang Ziyun yang terdiam.
Dia menunduk dan memijit batang hidungnya, kemudian memandangku dengan pandangan mata yang sirat dengan kegagalan, dan kemudian berkata, “Baiklah, aku setuju.”
Dia menyetujuinya.
Walaupun begitu aku masih tidak merasa tenang, malah rasa bersalahku terasa semakin berat.
Dia memanjangkan tanganya dan menggenggam tanganku, lalu dengan tawa berat berkata, “Aku sudah berusaha untuk menggerakan hatimu, tapi aku lupa kamu adalah orang yang sangat rasional, terkecuali dalam menghadapi dia.”
Dia yang dimaksud dalam kata-katanya itu Cheng Jinshi.
Hidungku terasa panas, “Maaf.”
Dia berpura-pura tenang dan menari sudut bibirnya tersenyum, “Tidak apa-apa, aku menghormati keputusanmu.”
“Zhou Ziyun......”
“Sudahlah, sudah malam juga, aku pulang dulu, kamu istirahat saja.”
Kali ini adalah pertama kalinya dia berinisiatif pulang dengan sendirinya.
Aku tidak tahu mau berkata apa, dia pun mengambil kunci mobil dan melangkah keluar, seiring kepergiannya separuh hatiku pun seakan ikut pergi denganya.
Rasa sakit hatiku memperlakukan Zhou Ziyun seperti ini, sama dengan rasa sakitku mencintai Cheng Jinshi.
Karena aku pernah merasakan sakit hati seperti itu, aku tidak ingin Zhou Ziyun juga merasakan hal yang sama.
Rasanya itu sungguh sakit, seperti hati ini tersayat.
——
Karena sedang mencari rumah baru, aku pun menghubungi agensi keesokan harinya dan meminta mereka untuk membantuku mencari rumah yang tepat.
Akhirnya agensi sudah menemukan beberapa kandidat rumah yang cocok, istirahat siang nanti aku akan pergi melihat rumah tersebut.
Aku menenteng tasku melangkah keluar dari elevator dan bertemu dengan Fu Songhe.
Dia berhenti dan memandangku dengan tatapan dingin, “Mau keluar?”
“Iya, aku akan pindah rumah, aku mau pergi melihat rumah.”
Karena beberpa hari ini banyak masalah yang terjadi yang membuatnya tidak puas, sehingga membuatku agak was-was dan menjelaskan.
Siapa sangka, dia melangkah masuk dari elevator, menatapku mengangguk, “Ayo, aku akan mengantarmu.”
Aku kaget sampai-sampai tidak bergerak melangkah.
“Kenapa diam saja?” Dengan nada yang agak marah.
Aku pun terburu-buru masuk ke elevator, “Terimakasih Direktur Fu.”
Aku sadar dia tidak ingin dianggap guru olehku, dan lebih menganggapku seperti staff lainnya, makanya aku memanggilnya Direktur Fu.
Sampai akhirnya diparkiran, aku masih tidak bisa menebak apa maksud dari perlakuannya ini.
Dia yang bos yang biasanya tidak pedulian tiba-tiba mau mengantarkan aku.
Semakin dipikir semakin tak masuk akal, tapi juga enggan bertanya.
“Di daerah mana?” Dia pun bertanya ketika mulai melajukan mobilnya.
Aku menjawab cepat, “Di distrik Chenxi.”
Alisnya berkerut menunjukan tak setuju, “Distrik ini agak jauh dari kantor, tidak efisien untuk kerja, cari yang lebih dekat saja.”
“Rumah yang dekat dengan kantor sedikit, susah untuk mencarinya.”
Sebenarnya aku juga ingin mencari yang ada didekat kantor, lagi pula perutku sudah mulai membesar tidak cocok untuk sempit-sempitan di bus atau mengejar MRT.
Tapi di daerah ini sangat susah menemukan rumah yang cocok.
Dia pun tidak merespon, hanya mengeluarkan handphonenya menelepon seseorang, menanyakan ada tidaknya rumah di sekitar daerah kantor, tak tahu apa yang di katakan seseorang itu, dia langsung menjawab, “Aku menuju kesana.”
Setelah menuntup telepon, dia pun langsung menginjak pedal gas memajukan mobilnya, dan memerintahkan, “Bilang pada agensimu, kita tidak akan kesana melihat rumah.”
Sepertinya dia mendapat rumah disekitar sini.
“Baiklah, tetapi rumah disekitar sini sangat sedikit, apakah bisa merepotkanmu? Jika repot, tidak apa-apa, lagi pula transportasi di daerah kantor juga banyak, cari yang agak jauh menurutku tidak apa-apa.
Tak tahu mengapa tiba-tiba membantuku, aku juga tak ingin berhutang budi padanya.
Dia dengan fokus mengendalikan setir mobil tak menatapku, bahkan tak mendengarkanku sedikitpun.
5 menit kemudian mobil pun berhenti di parkiran sebuah kompleks perumahan. Kami pun turun dari mobil.
“Aku mengenal seseorang dari agensi, kebetulan dia sedang ada rumah.
Dia berkata sambil membawaku masuk ke satu toko agen properti.
Dengan cepat seseorang pun membawa kami ke sebuah rumah dengan satu kamar tidur dan satu ruang ruang tamu, rumah ini sangat mungil dan lucu, kelihatannya sangat nyaman.
Uang sewa juga masih dalam budget.
Hanya dalam beberapa menit aku pun memutuskan untuk menyewa rumah ini, dan langsung membayar uang sewa dan uang jaminan.
Mencari tempat tinggal tak kusangka sangat cepat sudah terselesaikan.
Dalam perjalanan kembali ke kantor, aku memandang Fu Songhe, entah mengapa dia tiba tiba membantuku.
Mungkin karena merasa terganggu dipandangi terus olehku, dia pun berkata dengan nada kesal, “Masalah kemarin itu aku salah paham padamu, melihatmu membutuhkan bantuan aku pun membantumu sebagai balasanya.”
Aku pun tersenyum simpul, ternyata karena dia salah paham padaku karena masalah yang terjadi dulu, maka bantuanya kali ini sebagai permintaan maaf.
“Dulu ada orang yang bertindak baik kepada Xi Ya karena ada maksud tertentu untuk masuk diperusahaan, karena Xi Ya orangnya terlalu polos maka sering dimanfaatkan. Jadi pada saat dia merekomendasikan dirimu, aku malah berprasangka yang tidak-tidak.” Jelasnya panjang lebar.
Aku mengibaskan tanganku, “Sungguh tidak apa-apa Direktur Fu, khawatir itu sudah seharusnya.”
Mobil pun masuk ke parkiran kantor dan tanpa mengatakan apa-apa lagi dia pun memarkirkan mobilnya.
Lalu, aku pun berjalan di belakangnya menuju elevator.
“Draft desain kalung Summer Night apakah sudah selesai?” Tiba-tiba dia menanyakan tentang pekerjaan.
“Belum, mungkin minggu depan.”
Aku memberitahukan yang sejujurnya.
Pandangan matanya berubah tak senang, “Apa belakangan ini kamu tidak konsen kerja, berdasarkan kemampuanmu harusnya draft desain itu sudah bisa selesai minggu ini.”
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiThe Gravity between Us
Vella PinkyAwesome Guy
RobinPerjalanan Selingkuh
LindaPengantin Baruku
FebiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu