Cintaku Pada Presdir - Bab 112 Coba Saja !
Dia disana sepertinya masih rapat, tetapi masih menyetujui aku.
Aku pelan-pelan mengelus perut, memikirkan perkataan Lin Zhi barusan, seperti bercanda tetapi mengesalkan.
Dengan hati nurani.
Dia bagaimana punya wajah berbicara seperti itu!
"Ceklek....." terdengar suara pintu terbuka, aku membalikkan badan dan melihat.
Cheng Jinshi mendorong pintu dan masuk, melihat dalam ruangan penuh dengan tatapan duka, pupil sedikit menyipit "Ada orang yang masuk?"
Aku dengan datar menjawab, "Ibumu dan tunanganmu."
"Kamu tidak apa?"
Alisnya mengerut, melangkah kemari, ingin memeluk aku.
Aku melihat dia, mundur selangkah, menghindari gerakkannya, "Ini yang kamu katakan mulai dari awal."
Memulai dari awal dengan kekacauan.
Dia bergerak, terlihat sedih, "Aku tidak mengira mereka dapat mencari sampai kesini."
Tetapi perkataan ini tidak sakit maupun geli.
Aku menutup mata sebentar, menarik nafas dalam, mendongak menatapnya ragu, pelan-pelan membuka mulut, "Kamu tahu tidak, anak kita itu, ibumu yang melukainya sampai mati."
Aku menatapnya tidak berkedip, tidak ingin menyalahkan apa yang sudah diperbuatnya dulu.
Aku memberi tahunya masalah ini, tidak ingin dia melakukan sesuatu, hanya ingin melihat sikapnya.
Dia dengan terkejut melihat aku, mengangkat tangan dan memegang pipi aku, seluruh wajahnya tidak percaya, "Apakah barusan karena mereka, kamu masih trauma? ibuku bagaimana bisa melukai anak kita?"
Apa yang aku bicarakan, sedikitpun dia tidak percaya, bahkan sampai tidak perlu dipikirkan.
Dimatanya, aku tidak hanya merasa di provokasi, juga mungkin dianggap gila dan tidak masuk akal.
Aku baru tahu, sejak semalam sampai sekarang, aku hanya hidup di dalam cerita indahku sendiri.
Sangat berharap bisa menghilangkan rasa negatif dari masalah ini, sangat berharap bisa memulai kembali dengannya, sangat berharap kita dapat menghadapi semuanya bersama.
Sekarang, terbangun dari mimpi, aku mau tidak mau menghadapi kenyataan dunia yang buruk.
Aku pelan-pelan melepaskan tangannya, tidak tahan berteriak, "Betul, itu adalah ibumu, bagaimana bisa melukai anak kita? sepertinya aku terkena penyakit paranoid."
Lalu, aku meninggalkan kunci rumah di samping meja, dia juga langsung pergi dari pintu.
Dia memohon, menarik pergelangan tanganku, "Kamu mau kemana?"
Aku melihat dia, mengejeknya, "Kamu peduli apa? Cheng Jinshi, kita sudah cerai sejak lama, lalu perutku, masih mengandung anak orang lain."
Aku hari ini sebenarnya memikirkan sesuatu, perlu tidak memberitahukan masalah anak ini kepadanya.
Tetapi........ dia memaksa aku untuk membuat keputusan dengan tindakan yang seharusnya.
Tidak tahu perkataan aku yang mana yang menyakitinya, dia merenggangkan tangannya, pembuluh darahnya perlahan terlihat jelas, dengan marah berbicara: "Coba saja!"
Hatiku seperti terkena sesuatu, tiba-tiba hening, sakit sampai susah bernapas.
Aku tertawa ringan, "Baiklah."
Aku langsung melangkah pergi, langkah demi langkah, jarak dengannya semakin lama semakin jauh, sampai aku berjalan ke arah lift, dia sama sekali tidak memohon.
Senyum di bibirku perlahan hilang, tidak tahu kenapa, semakin tersenyum, semakin merasakan tetesan air mata.
Sangat menyakitkan.
Aku kenapa sangat bodoh, kenapa memberikan harapan lagi kepadanya.
Saat ada harapan, suatu saat pasti sakit sampai ke tulang.
Lift tiba di lantai satu, aku tidak berani berpikir, menerobos ke luar sambil menangis, lagipula dia tidak akan mencari aku, menjadi orang yang tidak saling kenal.
Saat keluar pintu gedung, sebuah mobil mengerem mendadak, berhenti di depanku.
Aku sibuk mengangkat tangan, terhuyung-huyung mengelap air mata.
Pintu mobil terbuka, Zhou Zhiyun turun dari mobil, ekspresinya penuh kekhawatiran, berjalan ke samping aku baru dapat bernapas tenang, "Akhirnya menewajahnmu."
"Kamu sengaja kemari mencariku?" Aku bertanya.
Dia mengangguk, ekspresinya lembut, "Betul, aku dengar Xueke berkata kamu keluar ada masalah, aku segera beli tiket dari Inggris pulang ke rumah, hasilnya tidak menewajahnmu, untungnya kamu tidak kenapa-napa, kalau tidak aku bisa menyesal seumur hidup."
"Terima kasih, aku mengganggu pekerjaanmu ya?"
Dia pergi ke Inggris untuk bekerja, kalau karena aku mengganggu pekerjaannya, aku sangat merasa tidak enak.
Dia mengelus rambut aku, membuka pintu mobil dan mempersilahkan aku masuk, "Aku hanya berharap kamu tidak apa, pekerjaan tidak sepenting kamu."
Aku tersenyum, sambil naik mobil sambil melihat ke atas.
Gedung sangat tinggi, tetapi aku dapat melihat bayangan dia di balkon.
Aku terkaku, seperti sedang menangkapku berselingkuh.
"Kenapa?" Zhou Ziyun berbicara dengan suara lembut.
Aku pelan-pelan menggeleng, "Tidak apa."
Lalu, aku duduk di samping kursi pengemudi.
Saat dia mulai menyetir, aku sengaja bertanya kepadanya: "Bagaimana kamu tahu aku disini?"
Dia memelankan kecepatan mobil, dengan tatapan minta maaf, "Aku sangat khawatir kamu kenapa-napa, jadi meminta bantuan teman menggunakan trik yang sedikit tidak baik, menguntit kamu, maaf."
Aku menggeleng, "Tidak apa, kamu sangat khawatir padaku."
Dia mendengar perkataanku, wajahnya tersenyum, "Kamu ingin pergi kemana?"
"Ingin pergi kemana? aku tidak tahu."
Aku merasa hilang arah, tiba-tiba tidak tertarik akan apapun.
Melihat dari kaca banyak sekali mobil, aku tiba-tiba berkata: "Aku ingin minum-minum."
Aku sangat ingin mabuk, meninggalkan segala masalah dalam waktu singkat, juga segala kesedihan.
Zhou Ziyun melihat perutku, tidak berdaya tersenyum, "Tunggu anak lahir dengan aman, aku pasti menemani kamu minum."
Aku menunduk melihat perut aku, dalam hati sangat sedih, seperti terhalau.
Aku masih ada anak.
"Baiklah."
Aku juga tahu yang aku usulkan tidak mungkin, jika dia menemani aku pergi minum, aku juga tidak berani minum.
Dia berpikir, "Aku temani kamu pergi ke suatu tempat."
Aku langsung setuju.
Pergi kemana pun baik, asalkan jangan biarkan aku sendiri.
Seorang diri, kepalaku penuh dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Mobil memasuki suatu jalan, aku baru bereaksi, "Kamu mau bawa aku kemana?"
Di depan kira-kira 500 meter, sampai di tempat tinggal Zhou Ziyun.
Dia menaikan alis, bertanya pendapatku, "Kamu setuju? karena kakek kamu baru saja meninggal, aku khawatir kamu sendirian di rumah."
Aku menjilat bibir, "Jangan bilang......"
Perut aku tiba-tiba mengeras dan sedikit sakit, dan suara aku tiba-tiba berhenti.
Zhou Zhiyun khawatir dan bertanya, "Kenapa?"
Kedua tangan aku memegang perut, mencoba menghilangkan rasa sakit, "Perutku tiba-tiba sakit."
Ekspresinya tiba-tiba panik, menambah kecepatan mobil, membelok ke arah lain, "Aku bawa kamu pergi ke rumah sakit."
Aku bersuara "Arrgh", memegang erat perut, tubuh bawah terasa sedikit hangat.
Hatiku tiba-tiba bergejolak.
"Nak......"
"Kamu jangan menakuti ibu."
"Ibu benar-benar tidak bisa kehilangan kamu..."
Tetapi perkataan ini tidak berguna, perut aku semakin lama semakin sakit, tidak tahan meregangkan tubuh, punggung seketika penuh dengan keringat.
Saat sampai di rumah sakit, Zhou Zhiyun memeluk aku dan berjalan masuk, "Dokter, dokter!"
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMr Huo’s Sweetpie
EllyaBretta’s Diary
DanielleMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAfter Met You
AmardaCantik Terlihat Jelek
SherinYama's Wife
ClarkCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu