Cintaku Pada Presdir - Bab 10 Rahasia Song Jiamin
Bab 10 Rahasia Song Jiamin
Sebelum dia menginjak pedal gas, aku mendorong pintu mobil lalu turun dari mobil, memegang pintu mobil untuk menyeimbangkan tubuhku, dengan langkah kaki sempoyongan berjalan ke pinggir jalan lalu menghentikan taksi.
Dia tidak mengejar aku, dan aku juga tidak membalikkan kepala aku.
Aku bersandar pada kursi mobil, kulit mataku yang merasa berat, efek alkohol telah bekerja di dalam tubuhku, hampir saja membuat aku tertidur.
“Aneh, mengapa aku merasa ada sebuah mobil yang mengikuti aku dari belakang...”
Sewaktu aku turun dari mobil, aku mendengar Supir taksi membisikkan sesuatu, tetapi kepalaku sudah terasa sangat pusing sehingga aku tidak mampu mendengar apa yang dia katakan, membayar uang dan segera kembali ke hotel.
Keesokan harinya, aku bangun dengan kepala yang sangat sakit, seluruh tubuhku terasa lembek, di saat aku ingin melanjutkan tidurku, tiba-tiba saja pembicaraan aku dan Cheng Jinshi tadi malam tersirat di dalam benak pikiranku.
“Waktu itu akulah yang memohon kepadamu, dan hanya karena itu kamu, aku baru menyetujuinya….”
“Aku mengira, dengan begitu kamu dapat mempedulikan aku walaupun hanya sedikit saja.”
Dengan tergesa-gesa aku bangun dan duduk di atas ranjang, aku tidak tahu mengapa aku bisa mengatakan keluar hal ini kepada dia, apakah dia dapat mengetahui bahwa aku mencintai-nya?
Dengan kesal aku memegang rambutku, dalam sesaat aku merasa menyesal dan khawatir.
Lalu, aku tiba-tiba mengingat perlakuan dinginnya terhadap aku, sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, tidak ada gunanya merasa menyesal.
Lagipula, aku sudah memutuskan untuk bercerai, tidak ada gunanya merasa menyesal.
Aku menahan segala kekhawatiran dalam hatiku, pergi ke toilet untuk membasuh mukaku, aku menerima pesan dari ibuku ketika aku baru saja keluar dari toilet, yang menanyakan jam berapakah aku akan pergi ke rumah sakit.
Aku baru mengingat, bahwa dua hari yang lalu aku telah berjanji akan mengunjunginya di rumah sakit hari ini, dengan tergesa-gesa aku segera mengganti baju lalu keluar.
Suasananya siang hari di rumah sakit terasa sangat hening, dengan begitu aku segera berjalan ke kamar tempat ibuku di rawat, tetapi sewaktu aku melewati sebuah kamar yang pintunya setengah terbuka, langkah kakiku terhenti.
“Janganlah kamu datang kesini lagi, bagaimana jika ada orang yang kamu kenal melihatmu> Xiao Bao hanya sedikit demam, dia baru saja tertidur, aku akan menemani dia.”
“Apa yang sedang kamu katakan, jika bukan demi membantu kamu untuk membayar hutang judimu, apakah aku rela harus naik ke atas ranjang Ning Zhenfeng si pria tua itu?”
“Walaupun dia mempunyai uang, tetapi kekayaan yang dia miliki tidak dapat dibandingkan dengan Cheng Jinshi, apakah kamu bisa berpikiran lebih terbuka sedikit? Lagian, di dalam hatiku hanya terdapat kamu seorang……”
“Kamu sangat jahat kemarin! Hari ini? Hari ini tidak bisa, karena Cheng Jinshi sudah pulang.”
……
Mendengar suara di dalam ruangan, pembicaraan yang sangat memalukan, membuat aku merasa marah, tanganku yang memegang bingkisan buah telah menjadi semakin erat dan berubah menjadi kepalan.
Karena suara di dalam kamar pasien ini adalah suara Song Jiamin!
Aku selalu berpikir, dia hanya ingin menjebak aku, tetapi aku malah mengtahui sebuah rahasia besarnya tanpa sengaja!
Selain ayahku, selain Cheng Jinshi…… dia masih memiliki hubungan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah putus kontak dengannya, mereka sedang menelepon!
Jika bukan karena aku melihat surat hasil pemeriksaan hubungan darah, aku hampir mulai mencurigai Xiao Bao sebenarnya adalah anak siapa.
Pembicaraannya di belakangnya sangatlah tidak enak untuk didengar, sampai setengah aku lalu pergi, jantungku hampir saja telah copot.
Hatiku terasa kompleks, perasaan yang aku sangat hargai ini, telah dihancurkan oleh orang lain dengan cuma-cuma.
Cheng Jinshi, dia begitu menyukai Song Jiamin……
Bagaimanapun cara dia memperlakukan aku, aku masih saja tetap menyayangi-Nya.
Jika saja dia tahu hal ini, apakah dia dapat menerimanya?
Dengan pikiran kosong aku berjalan masuk ke kamar tempat ibuku di rawat, aku meletakkan buah di atas lemari televisi, “Ma, aku membeli buah kesukaanmu, mangga, apakah kamu mau memakannya sekarang?”
Muka ibuku terlihat pucat, dengan menggelengkan kepala dia berkata: “Letakkan disana dulu.”
Setelah aku berbicara beberapa kalimat dengan-Nya, aku baru menyadari bahwa dia sedang mengalami mood yang tidak bagus, tetapi setelah aku bertanya, dia hanya menjawab tidak apa-apa.
Sewaktu aku tidak tahu harus bagaimana, dokter yang menangani ibuku berjalan masuk ke dalam ruangan.
“Xiao Xi, perawat berkata bahwa dia melihat kamu datang, aku hanya ingin memberitahumu, kamu harus menasehati bibi dengan baik-baik, harus selalu menjaga emosi tetap stabil, dengan begitu dapat membantu pemulihan penyakitnya.”
Aku hanya menyetujuinya, setelah itu, aku baru mengetahui dari dokter bahwa kemarin ibuku masuk ke ruang ICU, tetapi ponselku telah di non-aktifkan sehingga tidak bisa menjawab panggilan dari dokter.”
Aku sangat membenci diriku hingga ingin menampar diri sendiri, ibuku masih belum jelas hidup-matinya di rumah sakit, aku malahan tengah mabuk.
Setelah dokter pergi, aku bertanya kepada ibuku apa yang telah terjadi kemarin malam.
Ibuku melihat sikapku yang teguh, hanya dapat menjawabnya: “Song Jiamin telah datang kesini kemarin malam, dia berkata bahwa dia telah pindah dan tinggal di rumah kamu dan Cheng Jinshi, dan juga Xiao Bao… bukan anak ayah kamu, apakah anak Cheng Jinshi?”
Dalam seketika aku merasa marah, dengan sikap Song Jiamin, ini bukanlah perkataan aslinya, yang menunjukkan bahwa ada maksud tersembunyi di dalam perkataannya.
Dan lagi, karena Dialah, ibuku telah tinggal dan dirawat di rumah sakit selama beberapa tahun ini.
Padahal dia tahu secara jelas jika kondisi kesehatan ibuku masih belum membaik, dengan sengajanya dia masih datang ke rumah sakit untuk mengatkan hal ini untuk membuat ibuku marah, apakah dia tidak memiliki hati nurani!
Aku sangat marah, tetapi di hadapan ibuku aku tidak boleh marah, aku hanya dapat membohonginya, “Jangan dengarkan omongan dia, hal itu tidak terjadi, apakah kamu masih belum mengenal sikap aku? Aku tidak mungkin akan membiarkan mereka menindasku.”
Dengan begitu dia baru merasa tenang, dan berkata dengan lembut: “Sangatlah bagus jika hal itu tidak terjadi, dari kecil sikapmu sangat keras, tetapi pernikahan adalah hari-hari yang harus dilewati dua orang, harus saling menghargai dan menghormati, jangan menunggu sampai kehilangan baru merasa menyesal.”
Aku menahan amarah di dalam hatiku, dengan tertawa dan menganggukan kepala aku berkata, "Aku dapat melakukannya, tenang saja."
Menunggu sampai ibuku tidur siang, aku baru berjalan keluar dengan pelan-pelan, mengambil ponsel dan menelepon Cheng Jinshi.
Bukankah Song Jiamin bersikap sombong, bukankah ia mengira bahwa dia dapat segera mengambil tahta sebagai istri Cheng.
Tetapi aku tidak akan membiarkannya, tidak ada satupun pria yang tahan jika ia diselingkuhi, apalagi pria ini adalah Cheng Jinshi!
Suara Cheng Jinshi yang dingin telah terdengar dari ponsel, "Halo."
Aku mengeratkan kepala tanganku, "Ada sesuatu yang perlu aku katakan kepada kamu."
Dia terdiam sejenak, dengan nada rendah dia berkata: "Datanglah ke kantor sebentar, kebetulan aku juga mempunyai sesuatu hal yang perlu aku katakan kepada kamu."
Mengingat bahwa hal ini sebaiknya dibacarakan secara bertatapan muka, aku segera mengemudi Mobil dan pergi ke perusahaan Cheng Jinshi.
Masalah pernikahan aku dengan Cheng Jinshi, hanya diketahui oleh keluarganya dan asistennya Chen Lin, tetapi selama beberapa tahun ini, ada beberapa karyawan yang dapat menebak hubungan yang aku miliki dengan Cheng Jinshi sangatlah tidak biasa, sehingga aku dapat masuk ke kantor perusahaan Cheng Jinshi tanpa gangguan.
Dengan tatapan dari banyak orang, aku mendorong pintu kantor dia.
Dia sedang memeriksa dokumen, mukanya dari samping dapat terlihat jelas, dia sangat berkonsentrasi dam sangat serius.
Mungkin selain aku, tidak ada yang berani memasuki kantornya dengan berani dan tidak takut, dia bahkan tidak mengangkat kepalanya, lalu bertanya: "Hal apakah yang ingin kamu katakan?"
Aku sebenarnya merasa sangat marah hingga ingin memberitahunya langsung, tetapi sekarang setelah aku berdiri di depan dia, aku menjadi ragu kembali.
Aku tidak dapat memikirkan kata yang baik, dengan itu aku hanya berkata: "Katakan dulu apa yang ingin kamu katakan."
Dia berdiri, mengeluarkan seberkas dokumen dari lemarinya dan memberikannya kepada aku, "Lihatlah, jika sudah setuju, kamu dapat segera menanda-tanganinya."
Aku menerima dokumen itu, aku menjadi bingung setelah membuka dokumen itu, dengan suara serak, "Perjanjian perceraian?"
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeThis Isn't Love
YuyuAwesome Guy
RobinKing Of Red Sea
Hideo TakashiAfter The End
Selena BeeHis Soft Side
RiseCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu