Precious Moment - Bab 201 Masih seekor kucing liar
Melihat Melody Tsu lari, mulut Tiffanny Wen membangkitkan senyum mengejek, diam-diam melihat punggung Melody Tsu bergabung ke kerumunan.
Tiffanny Wen menarik pandangannya dan berjalan perlahan ke sisi Andreas Lu.
Andreas Lu memandang Tiffanny Wen. Ada sesuatu di tatapannya, senyumnya terlihat jelas, ada sedikit apresiasi dalam kelembutannya: "Aku tidak menduga, kamu bisa seperti itu.”
Tiffanny Wen mengangkat rambutnya dengan ringan, dengan ekspresi arogan, dan tersenyum pada Andreas Lu: "Cuma bisa dasarnya aja."
Andreas Lu mengangkat alisnya, tidak dalam suasana hati yang buruk: "Cuma bisa dasar? Aku tahu kemampuan Melody Tsu. Kamu bisa memainkannya seperti ini, Cuma bisa dasar benar-benar mustahil."
Tiffanny Wen mengangkat bahu samar-samar, tampak seperti percaya atau tidak.
Sebenarnya, Tiffanny Wen tidak berbohong kepada Andreas Lu, karena ketika di luar negeri guru yang mengajarinya, mengevaluasinya: "Mengetahui dasar sudah cukup.”
Tentu saja, dunia berbeda, dan definisi dasar juga berbeda. Secara alami, Tiffanny Wen tidak akan menjelaskan banyak hal kepada Andreas Lu, hanya diam-diam mengatur hatinya.
Nenek memperhatikan setiap ekspresi Tiffanny Wen, semakin di lihat semakin yakin, mengangguk, dan hatinya penuh persetujuan.
Gadis ini tidak buruk, mempunyai kemampu, tidak sombong atau gegabah, bisa menangani banyak hal dengan tenang. Jauh lebih baik dari Melody Tsu.
Dengan pemikiran ini, nenek berjalan maju dengan gembira, meraih tangan Tiffanny Wen, dan menepuknya dengan lembut: "Tidak buruk gadis muda, aku tidak menduga bahwa kamu multi talented, tetapi teknik piano ini mengalahkan Melody. "
Tiffanny Wen sangat merasa nyaman saat bersama nenek, karena saat bersama dengan nenek dia selalu merasakan kehangatan kakeknya, seperti matahari yang hangat di musim dingin, tidak menyilaukan dan tidak panas, tetapi hangat yang langsung.
Tiffanny Wen dengan rendah hati tersenyum kepada nenek, "Terima kasih atas pujian nenek. Jika nenek suka musik yang dimainkan oleh Fanny, maka Fanny akan lebih bahagia."
Nenenk merasakan melankolis, dan dia dengan lembut meletakkan tangannya di kepala Tiffanny Wen dan membelai perlahan, "Suka, tentu saja aku menyukainya. Piano yang di mainkan gadis terdengar seperti sihir."
"Membuat aku mengingat masa mudaku lagi, tidak kerasa waktu cepat berlalu, aku sudah umur tujuh puluh dalam sekejap mata."
"Gadis, dengarkan apa yang nenek katakan, jika kamu bertemu seseorang yang kamu rasa bisa kamu percayai, maka cepatlah membuat lebih banyak memori saat kamu muda. Ketika kamu mendengarkan" Diary "lagi, maka kamu akan mengerti apa itu umur."
Tiffanny Wen menatap Nenek dengan ekspresi bingung, "Nenek, maksudmu perasaanku tidak cukup?"
Nenek menggelengkan kepalanya dengan lembut, tidak menjawab pertanyaan Tiffanny Wen, tetapi mengambil tangan Tiffanny Wen dan meletakkannya di tangan Andreas Lu, lalu memandang Tiffanny Wen dengan ramah.
"Gadis, semua itu butuh usahamu sendiri, umur tidak didasarkan pada imajinasi, tetapi persepsi."
"Gadis, Andreas, kamu tunggu di sini dulu, kita akan makan malam bersama nanti."
Tiffanny Wen masih mencerna apa yang dikatakan nenek tadi, sangat memikirkannya sehingga Tiffanny Wen tidak menanggapi kata-kata di belakangnya.
Andreas Lu mengangguk, merespons dengan senyum.
Nenek secara alami tahu bahwa Tiffanny Wen belum menemukan jawabannya, dan tentu saja dia tidak akan menyalahkan ketidak sopannya. Dia tersenyum pada Andreas Lu dan berbalik berjalan ke proses berbicara.
Di suatu tempat di tengah kerumunan, Tiffanny Wen yang masih linglung tidak merasakan tatapan marah Melody Tsu.
Rubah betina! bersembunyi dengan sengaja. Kamu sudah menghancurkannya, aku akan membuat kamu malu!
………………………………………………………………
Setelah proses akhirnya selesai, meja siap untuk makan malam.Nenek Lu meraih tangan Tiffanny Wen dengan gembira dan menyuruhnya untuk duduk di meja utama.
Tiffanny Wen secara alami tahu arti dari meja utama, berpikir bahwa dia baru saja menyetujui Andreas Lu untuk berakting. Tidak baik berada di meja utama seperti ini, awalnya dia ingin menolak, tetapi sebelum dia bisa mengatakannya, nenek pura-pura marah. Tangan Andreas Lu juga menunjukkan peringatan.
Tiffanny Wen tidak peduli dengan peringatan Andreas Lu.Namun, dia tidak ingin membuat nenek marah, dengan patuh diatur oleh nenek untuk duduk di sampingnya bersama Andreas Lu.
Pada saat ini, Stella Lu, yang telah lama menghilang, tiba-tiba berjalan keluar dari kerumunan dan duduk dengan anggun di samping Andreas Lu, mengedipkan mata pada Tiffanny Wen di sebelah Andreas Lu.
Nenek mendengus ketika dia melihat Stella Lu muncul.
"Stella, kamu gadis liar, lihat kamu. Sudah begitu besar, tidak tahu bagaimana membawa cucu menantu kembali untuk membuat nenekmu bahagia. Andreas membawa cucu menantu kembali, tetapi kamu masih kucing liar."
Stella Lu tersenyum main-main kepada neneknya dan mulai bertingkah seperti anak manja: "Nenek, ini tidak mungkin, walaupun ada banyak orang yang mengejar aku, tetapi kebanyakan dari mereka adalah playboy, Stella benar-benar tidak suka."
"Kamu tidak tahu bahwa Stella memiliki cowok impian yang tinggi, apakah kamu tega menyuruh Stella berpacaran dengan orang yang tidak di sukai?"
Baik Tiffanny Wen maupun Andreas Lu memandang Stella Lu yang tiba-tiba bertindak seperti anak manja dengan tatapan yang tidak di mengerti, ekspresi Tiffanny Wen terkejut dan tatapan Andreas Lu penuh penghinaan.
Stella Lu secara alami merasakan tatapan Andreas Lu, wajahnya masih memandangi neneknya dengan centil. Pada saat itu, semacam dalam gelapan, sebuah cakar diam-diam membentang ke pinggang Andreas Lu ...
Mendengar suara Andreas Lu yang teredam di sebelahnya, Tiffanny Wen menoleh dengan rasa ingin tahu, Melihat Andreas Lu yang tanpa ekspresi, Tiffanny Wen curiga bahwa dia halusinasi.
Dan setelah nenek memandang Stella Lu selama beberapa detik, dia tidak tahan dengan sikap Stella Lu seperti anak manja, dan melambaikan tangannya tanpa daya: "Udah, Udah, terserah padamu, nenek cuma meminta setidaknya aku bisa sekali melihat menentuku.”
Stella Lu langsung membuang tatapan centilnya, dan menjulurkan lidah: "Terima kasih nenek, nenek adalah yang terbaik."
Nenek menggelengkan kepalanya dengan tidak sabar. Sejak kecil, dia tidak bisa melihat Stella Lu bertingkah seperti anak manja. Selama Stella Lu bertingkah seperti anak manja, nenek akan dikalahkan dengan lembut.
Pada saat ini, Jason Lu juga selesai menyamperin para tamu dan berjalan menuju meja utama dengan santai, diikuti oleh Violet Shen dan Melody Tsu di belakangnya.
"Stella, kamu membuat kekacauan lagi pada nenek?."
Jason Lu perlahan berjalan ke meja utama, duduk di sebelah Nenek Lu, mengangguk pada Tiffanny Wen, dia juga mendengar penampilan Tiffanny Wen, dan dia sedikit mengagumi Tiffanny Wen.
Stella Lu melengkungkan bibirnya dengan lemah, "Tidak, apa kekacauan yang aku perbuat pada nenek, aku sangat mencintai nenek."
Jason Lu memandang Stella Lu, tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa.
Violet Shen ingin menempatkan Melody Tsu di sebelah Andreas Lu, tetapi melihat sebelah Andreas Lu telah diduduki, sebelah Stella Lu dan sebelahnya lagi Tiffanny Wen.
Violet Shen mengerutkan kening dan menatap Tiffanny Wen. Tatapannya penuh dengan ketidaksenangan. Dia duduk di sebelah Jason Lu dan berkata mengarahkan kepada Tiffanny Wen: "Nona Wen adalah orang luar. Bagaimana bisa duduk di meja utama? Bukankah ini melanggar aturan? "
Mendengar pembicaran Violet Shen, nada suaranya yang penuh dengan kesombongan dan jijik, ekspresi orang-orang yang duduk di sana sedikit berubah.
Nenek Lu semakin mengangkat wajahnya, tatapannya dipenuhi kemarahan: "Melody Tsu juga orang luar, bukannya juga duduk di meja utama?"
Melody Tsu, yang berencana untuk duduk di sebelah Violet Shen, tiba-tiba menghentikan gerakkannya yang sedang ingin duduk.
Mempertahankan postur semi-duduk, suasananya canggung, Melody Tsu tidak berdiri atau duduk, dan untuk sementara waktu, tidak tahu harus berbuat apa.
Violet Shen menepuk pundak Melody Tsu dengan ringan, menyuruhnya untuk duduk, dan kemudian memandang Nenek Lu lagi, dengan nada yang agak terburu-buru: "Bisakah mereka sama? Melody Tsu adalah menantu perempuan yang aku setujui, dan itu akan menjadi keluarga Lu."
Nenek Lu menyeruput teh dengan santai dan melirik Violet Shen dengan mata sedikit terangkat. Tatapannya penuh ketidakpuasan, sedikit jijik, dan sedikit penolakkan, tapi nadanya tidak di ragukan lagi.
"Gadis Wen juga menantu perempuan yang aku setujui."
"Aku bilang dia bisa duduk di sini maka dia bisa."
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyDewa Perang Greget
Budi MaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeSomeday Unexpected Love
AlexanderHalf a Heart
Romansa UniverseDark Love
Angel VeronicaLelaki Greget
Rudy GoldPernikahan Kontrak
JennyPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku