Cintaku Pada Presdir - Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
“Uh!”
Aku menjerit sejenak, seluruh napasku direbut olehnya.
Dia menatapku dengan tatapan tajam, sepasang matanya yang penuh dengan hawa napsu, menciumku dengan penuh hasrat dan gairah, ciumannya yang membuat ujung lidahku terasa ngilu.
"Cheng Jinshi, kamu sudah mabuk!"
Aku mendorongnya dengan sangat kuat, aku menatapnya dengan penuh amarah, seluruh badannya dengan bau alkohol di siang hari ini, sungguh sangat gila.
Dia berjalan setengah mundur, suaranya yang sangat dingin seperti es, seakan sedang memperingatkanku, ataupun seperti sedang mengingatkanku pada kenyataan, "Ning Xi, kamu adalah wanitaku, seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun."
"Benarkah? Tetapi aku merasa, diantara kita, tidak ada apa-apa selain sebuah surat perkawinan."
Aku mengangkat tanganku sambil menghapus air liur yang tertempel dibibirku, dengan datarnya aku membuka mulutku.
Dia mengerutkan keningnya, duduk di sofa belakang, merasa ini tiba-tiba terjadi begitu saja, dan suasana menjadi lebih hening, "Apapun yang kamu mau, akan kuberikan."
Aku menginginkanmu.
Dari awal sampai akhir, aku hanya ingin kamu benar-benar tulus mencintaiku.
Tapi aku tidak berkata demikian, aku tersandar di meja kantor, mencoba meredakan emosiku, memandangnya dengan tatapan datar, "Aku ingin seumur hidup ini kamu tidak berkomunikasi lagi dengan Qin Yuming, apa kamu bisa menjanjikannya?"
Dia memejamkan matanya, tidak tahu bahwa apakah dia sedang membuat sebuah keputusan, atau apapun itu.
Susah untuk kujelaskan, terhadap segala sesuatu yang tidak mungkin ini, malah membuahkan sebuah penantian.
Aku tidak mendesaknya, dengan tenang aku menunggunya sejenak, menunggu sampai ruangan kantor, hanya tersisa suara napas yang tenang dan panjang.
Cheng Jinshi tertidur.
Hehe.
Aku duduk dibagian lain sofa, tanpa terasa melihat dia agak lama, dan tertawa sendiri.
"Seperti sebuah mimpi yang tak terduga, tersentuh dan hancur seketika......"
Tiba-tiba ponsel berdering, jelas-jelas hatiku ini sangat marah kepada Cheng Jinshi, tetapi aku malah dengan cepat mengangkat telepon, khawatir Cheng Jinshi akan terbangun.
"Halo, Xueke." Dengan suara rendah berbisik aku menjawab telepon tersebut, dan membawa ponsel ke luar ruangan kantor.
Aku sudah dapat kabar tentang Zhou Ziyun!"
Xueke membuka mulutnya dengan sangat senang.
Hatiku tersentak, "Benarkah?"
Seharipun aku tidak menemukan kabar Zhou Ziyun, hatiku tidak tenang.
"Iya benar, aku dapat info tentang catatan keluar masuk dia dibandara, dia pergi ke Kota Lan, aku baru saja memesan tiket untuk pergi mencarinya."
"Aku pergi denganmu, pesawat jam berapa?“
Zhou Ziyun tiba-tiba berubah menjadi seperti ini, juga ada hubungannya denganku, aku juga tidak bisa tinggal diam saja.
Lagipula, Xueke pergi sendiri, sebuah tempat yang asing, juga tidak aman.
"Kamu dimana, aku jemput kamu!" kata Xueke.
"Aku kirim lokasiku untukmu."
Setelah mengakhiri telepon, aku mengirimkan lokasi untuknya, masuk ke dalam ruangan kantor sambil mengambil tas dan bersiap pergi.
Sinar matahari melewati Cheng Jinshi yang berada di sofa, aku ragu sejenak, dan aku tetap berjalan ke arahnya, ku bantu dia melepaskan sepatu kulitnya, melingkarkan lehernya, agar dia bisa tidur dengan posisi datar diatas sofa.
Dan aku mengeluarkan sesuatu lagi dari kardus Dongchen yang aku bawa itu, aku keluarkan selimut dan kupakaikan ke badannya.
Sambil kulakukan gerakan itu, aku memarahi diriku sendiri.
Setelah selesai kulakukan semua itu, aku turun ke lantai bawah untuk menemui Xueke.
Xueke bilang bahwa sepertinya Zhou Ziyun memang sengaja menghindari kami.
Kami sudah tidak sempat pulang kerumah untuk membereskan koper, dengan gesitnya langsung menuju ke bandara.
Kota Lan adalah sebuah kota kecil dibagian selatan, sebuah kota turis untuk liburan, tetapi sekarang bukan musim liburan, tidak banyak turis yang pergi, sehingga tambahan selembar tiket lagi dibeli dengan mudah.
4 musim di Kota Lan tidak terlalu jelas, jelas-jelas sekarang sudah memasuki musim dingin, apalagi di malam hari, tetapi suhu di Kota Lan malah mencapai sekitar 30 derajat celcius, ketika kami turun dari pesawat, jaket segera dilepas.
Kami mencari tempat makan, kami pergi mengelilingi sekitar bar, tapi tidak ada tempat makan.
Usai mengelilingi sekitar bar, sudah lewat sini hari, Xueke yang mempertimbangkan bahwa aku sedang hamil, berkata: "Kita ke hotel dulu untuk beristirahat semalam, besok baru kita cari."
"Ok."
Aku sudah sangat lelah.
Setelah kembali ke hotel, kami mandi terlebih dahulu, berbaring diranjang dan malahan tidak bisa tidur.
Selama ini, sudah terbiasa bahwa setiap hari aku harus melihat An An, tiba-tiba tidak melihatnya, ada sedikit rasa aneh, ku ambil ponsel untuk menelepon Bibi Mo.
Setelah mengetahui bahwa An An sudah tidur, aku merasa lebih tenang.
"Sikap Cheng Jinshi terhadapmu, sudah lebih baik, kan?"
Xueke melihatku mematikan telepon, dirinya berbaring diranjang sambil bertanya.
Aku tersenyum pasrah, "Kamu terlalu banyak berpikir."
Aku meletakkan ponsel di rak samping ranjang, memejamkan mata sambil mengingat-ingat kembali kejadian yang sudah terjadi selama ini, suara ditenggorokan yang agak tersedak, "Jujur saja, aku merasa sangat lelah, jika tidak ada anak, mungkin aku sudah tidak sanggup untuk bertahan lagi."
" Kalau begitu ambil hak milik asuh anakmu, biarkan Cheng Jinshi pergi bermain, aku dan kamu bersama mengasuh anak, bukankah sangat baik!" Xueke menepuk pundakku, sambil menghiburku.
Aku bernapas dalam, "Ok."
Alangkah baiknya jika ini semua benar dapat terjadi dengan mudah.
Keesokan harinya, kami bangun lebih awal, sarapan apa adanya, dan kami mencari lagi ke berbagai tempat.
Tetapi memang Zhou Ziyun ada kemampuan untuk memusnahkan diri di suatu tempat atau apakah itu, kami benar-benar tidak menemukannya.
Hari ke-3, hari ke-4......
Bukannya berlebihan, tetapi bisa dibilang bahwa kita sudah membalikkan 1 kota Kota Lan, tetapi bayangan Zhou Ziyun pun tidak terlihat sama sekali.
"Kamu yakin dia datang ke Kota Lan?"
Aku agak sedikit tidak yakin.
Kota Lan sangat besar, tempat yang bisa di cari sudah kita datangi, jika Zhou Ziyun memang benar ada di Kota Lan, sangat mustahil untuk tidak menemukannya.
Xueke juga mulai kehilangan semangat, "Info yang aku dapat, yaitu dia benar-benar datang ke Kota Lan, mungkin sekarang dia memang sedang menghindarkan diri dari kita."
"Tidak tahu bagaimana keadaan hidupnya sekarang."
Inilah hal yang paling kutakutkan.
Ayah Zhou menyita semua asetnya, dia pasti ada cara untuk menghasilkan uang. Xueke berkata, "Kita balik dulu ke Kota Nan, aku akan meminta temanku untuk mencari informasi lebih lanjut."
"Baiklah."
Untuk sementara ini yang baru bisa dilakukan, tidak ada gunanya jika kami berada terus menerus disini.
Kami memesan tiket untuk kembali ke Kota Nan keesokan harinya, baru saja sampai di bandara, Xueke bilang jika dia ingin ke rumahku untuk melihat An An.
Aku langsung mengiyakannya.
Sampai di depan pintu rumah, aku turun dari mobil, dan melihat seorang perempuan turun dari mobil yang ada di pinggiran jalan, dengan gaya angkuh nya berjalan ke arahku.
Ketika melihatnya, aku merasa ini diluar dugaanku.
Dia adalah Cheng Yang, adik perempuan Cheng Jinshi.
Setelah bercerai dengan Cheng Jinshi, aku sudah tidak pernah melihatnya lagi.
Hubunganku dengan Cheng Jinshi sangat tidak baik, tetapi aku tetap melempar senyum ke Cheng Yang, "Sudah lama tidak bertemu."
"Kamu pergi kemana saja?!" dia membuka mulut bertanya.
Aku bingung sejenak, dengan tatapan benci dia berkata, "Wanita sepertimu ini, benar-benar bukan orang baik! Pertama kali, setelah kamu memposting foto ranjang dengan kakakku, memaksa kakakku untuk menikah denganmu, dan kali ini? kamu juga memanfaatkan kakakku untuk mencapai tujuanmu kan?!"
"Menurutmu aku bisa mencapai tujuan apa?"
Karena dia bersikap begitu, aku juga menyimpan kembali keramahanku, menatapnya dengan dingin.
Dia mendengus sejenak, "Tujuan apalagi, ya pasti demi keuntungan! Aku dengar dari kakak iparku, projek itu, kamu mengambil keuntungan sebesar 30%!"
"Kakak ipar?"
Aku mau tidak mau mengangkat alisku, menangkap poin dari pembicaraannya.
Orang yang tercantum di surat pernikahan bersama Cheng Jinshi, adalah aku.
Kakak ipar yang keluar dari mulutnya, siapa lagi dia?
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinStep by Step
LeksBlooming at that time
White RoseCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaLoving The Pain
AmardaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThe Sixth Sense
AlexanderCinta Dan Rahasia
JesslynCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu