Cintaku Pada Presdir - Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu

Setiap konsep desain yang aku kirim ke Fu Songhe, semuanya tenggelam ke bawah, dan tidak ada balasan.

Teringat bahwa kemarin bertemu dia di kantor, perkataan dia yang sinis, pasti terjadi salah paham terhadapku.

Aku hanya bisa membuat diriku tenang, bekerja keras pada rancangan desain.

Tetapi, karena hamil, aku tidak berani berpikir untuk bekerja dari pagi sampai malam seperti sebelumnya, sekarang aku harus tidur lebih awal, dan bekerja dengan teratur.

Mungkin karena telah punya pengalaman kehilangan seorang anak, membuatku untuk berhati-hati.

Aku takut untuk kehilangan sekali lagi.

Jam tujuh malam, setelah melewati jam kerja, tetapi di kantor masih sangat sibuk dan ramai.

Aku mengirimkan rancangan desain yang lengkap kepada Fu Songhe, kemudian mematikan komputer dan menekan sidik jari absensi.

Aku berdiri di dalam lift, kemudian pergi makan dan pulang ke rumah, akhir-akhir ini merasa sangat lelah, setelah selesai kerja pulang ke rumah dan merasa sangat lelah.

Aku makan di dekat daerah samping apartemen, sebuah restoran mie, setelah makan puas dan aku berjalan pulang ke rumah.

Senja sudah tenggelam, di jalanan ini tidak begitu banyak orang, di bawah sinar lampu, terlihat ada bayangan seseorang yang mengikutiku.

Dengan curiga, aku merasa dia sengaja mengikutiku.

Aku tidak berhenti dan hanya berjalan lebih cepat, akhirnya, orang di belakangku berjalan lebih cepat.

“Gadis cantik, malam-malam begini, sendiri pergi kemana?”

Seorang pria mengerjar, dan menghalang di depanku, dan mulutnya penuh dengan aroma alkohol.

Pemabuk.

Tanpa sadar aku mengerutkan wajah, melewatinya, dan berjalan lurus ke depan.

“Oh, jual mahal? Membuatku ingin melihat sisi gairahmu ……”Pemabuk itu mengejarku, dengan satu tangan menarik lenganku, dengan jari-jarinya di kulitku, dan dengan tatapan bergairah melihat kedalam mataku.

Aku kedinginan, segera melepaskan tangannya, dan melarikan diri tanpa berkata apa-apa.

Tetapi, aku sedang hamil, tidak berani berlari terlalu cepat.

Melihat pemabuk itu berjalan semakin dekat, aku sangat cemas dan jantung berdetak hampir berhenti seketika, sebuah mobil putih Audi berhenti di depanku.

Seketika aku sangat terkejut dan hampir tertabrak, mobil itu adalah mobil Zhou Ziyun!

Pada saat Zhou Ziyun membuka pintu mobil pengemudi, bahuku telah di tangkap oleh pemabuk itu, membuatku terkejut, ketika aku terkejut dan berbalik, tanpa sengaja kakiku keseleo, melangkah mundur, kakiku tergores sesuatu benda tajam, dan sakit.

“Adik perempuan, kamu bilang kenapa kamu berlari begitu cepat? Aku seorang pria disini, kamu ingin lari dariku? Kekuatan fisikmu memang baik, tidak tahu bagaimana kalau berada di tempat tidur…”

“Pang!”

Setelah pemabuk itu mengatakannya, kepalan Zhou Ziyun telah jatuh langsung mendarat ke perutnya, dan suaranya teredam.

Meskipun dia telah mabuk, tetapi tidak sepenuhnya mabuk, dan dia ingin membalas pukulan itu, Zhou Ziyun menjagaku di belakangnya, dia menunjukkan untuk peringatan, “Aku telah melapor polisi, sepanjang jalan ini ada CCTV, jika kamu tidak ingin pergi ke kantor polisi, cepat pergi dari sini.”

Yang dia katakan memang benar, jalan yang aku jalani, adalah daerah sekitar apartemen, memang benar ada CCTV.

“Bangsat!” pemabuk itu mendengus dan mengejutkan Zhou Ziyun dan pergi.

Zhou Ziyun berbalik, matanya penuh khawatir, “Apakah kamu tidak apa-apa?”

“Iya, tidak apa-apa, untung ketemu kamu disini.”

Hatiku masih ketakutan.

Jika aku sendirian, aku tidak takut, bagaimanapun telah sampai di dekat apartemen, paling tidak aku hanya akan terluka.

Tetapi, anak dalam kandunganku, untuk berlari, aku juga tidak bisa berlari dengan cepat.

Jika bukan ketemu Zhou Ziyun, sekali pemabuk itu mendapatkanku, mungkin sudah tidak akan ada hal baik.

Zhou Ziyun melihat ke bawah, matanya menatap kakiku, ”Mengapa kamu selalu tidak ingin mengatakannya kepadaku.”

Apa?

Aku merasa aneh, tiba-tiba dia membungkuk, dengan sebelah tangan mengaitkan di pinggangku dan lainnya di kakiku, langsung menggendongku.

Dia berjalan ke arah mobil, membuka pintu penumpang, dan membawaku masuk ke dalam.

Setelah dia masuk ke dalam mobil, melihatku dengan ekspresi yang membingungkan, tiba-tiba tertawa,“Kakimu tidak sakit?”

Aku teringat kakiku sepertinya tergores, sekarang, itu benar-benar sakit, dan mengerti apa yang baru saja dikatakannya.

“Aku bukan sengaja untuk tidak mengatakannya kepadamu, tadi aku terlalu gugup, dan tidak merasa kesakitan.” Aku menjelaskan sambil tersenyum.

Ada sedikit ekspresi tidak berdaya di wajahnya, menyalakan mobil, dan menginjak pedal gas.

Aku mengulurkan tangan dan mencoba menyentuh betis, matanya dengan cepat menggosokan dengan salah satu tangannya, dan meraih pergelangan tanganku, “Jangan menyentuhnya, sudah berdarah.”

Lampu mobil redup, aku tidak melihat dengan jelas, menyerah saja.

Dia mengemudi mobil ke arah lain, semakin menjauh dari rumah, aku tidak bisa tidak bertanya: “Pergi kemana?”

Dia menyipitkan mata, “Rumah sakit.”

“Tidak perlu, aku punya perban di rumahku.”

Aku tidak suka ke rumah sakit.

Dia mengabaikanku, tampaknya ada sedikit marah.

Mobil itu berhenti sesampai di pintu rumah sakit, setelah aku turun dari mobil, menunduk kepala melihat, baru tahu mengapa dia marah.

Dari lutut sampai betis terlihat seperti sepuluh sentimeter panjang lukanya, sangat menakutkan, sama sekali tidak bisa di obati dengan perban.

Ketika kami mengantri di unit gawat darurat, untuk menangani luka, dia yang mencemaskanku, dan mengikutiku masuk ke dalam.

Setelah dokter mensterilkan lukaku, aku sedikit mual, dan ingin memuntahkannya beberapa kali.

Ada seorang dokter wanita berusia tiga puluhan tahun, dia tahu, dan berkata menghibur: “beberapa wanita hamil akan lebih peka terhadap bau ini, tahanlah sedikit. Desinfeksi ini sedikit menyakitkan, jika kamu takut boleh memegang tangan suamimu.”

Dia mengatakan aku hamil di hadapan Zhou Ziyun, aku tidak bisa menahan rasa malu, harus menerimanya atau menolaknya.

Selain itu, ini adalah kedua kalinya, seorang dokter salah paham dengan hubunganku dengan dia.

Saat kami bertemu, juga dia yang membantuku, mengantarkanku ke rumah sakit pada malam hari, dan kemudian disalahpahami oleh dokter.

Kali ini, Zhou Ziyun tidak berniat untuk menjelaskan, tiba-tiba mengambil tanganku dan tersenyum dengan napas lega, “Dengarkanlah kata dokter, pegang tanganku, jika sakit, aku akan menemanimu sakit bersama.”

Mungkin karena terharu, atau karena sesuatu yang lain, aku juga mengepalkan tanganku.

Kamu tidak tahu apakah ini benar atau ilusi, merasa bahwa ada pandangan dingin di belakang punggungku.

dokter itu dengan terampil membalut lukaku, aku berdiri dengan eakuatan Zhou Ziyun, dia berkata, “Ayo jalan, pulang rumah.”

“Baik.”

Begitu dia berbalik, tiba-tiba melihat Cheng Jinshi, memakai jas dan kemeja, yang berdiri di ambang pintu.

Sejak dimana hari penolakanku, aku tidak lagi bertemu dengan dia.

Ternyata, perasaan aku tadi benar.

Sejak kapan dia berada disana……apakah dia mendengar perkataan dokter tadi?

Aku bahkan tidak memberitahunya kalau aku hamil.

Cheng Jinshi menatap aku dan Zhou Ziyun seperti mata elang, dengan amarah, “XiaoXi, keluar.”

Suara itu terlalu ringan untuk terdengar emosi.

Entah kenapa aku merasa bersalah padanya, seperti berbuat hal yang salah.

Aku berjalan dengan tenang melewatinya, “Direktur Cheng, kebetulan sekali.”

Dia melirik perutku, dengan nada lembut berkata,“Kamu benar hamil?”

Dia telah mendengarnya.

Aku menghela nafas, diam-diam mengencangkan tanganku, dan ragu bagaimana harus menjawab, sesosok bayangan halus berlari kemari.

Su Shanshan memegang tanganya dan berkata: “Jinshi, bukankah kamu bilang akan menungguku di luar? Aku mencarimu kemana-mana.”

Cheng Jinshi membiarkan Su Shanshan memegang tangannya, tetapi dengan mata yang menatapku.

“Benar, tetapi tidak ada hubungannya denganmu.”

Aku menenangkan hati yang gugup, menjilat bibir, dan menjawab pertanyaannya.

Begini baru benar.

Dia ingin bersama siapa maka pergi bersama siapa, dan aku, hanya ingin anak dalam kandungan datang ke dunia ini dengan sehat.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu