Cintaku Pada Presdir - Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran

Setelah berbicara, aku menutup pintu dan memisahkan diriku dengan orang itu.

Kepercayaan yang telah hilang susah di kembalikan, aku tidak ingin melukai hatiku sendiri lagi.

Aku berbaring di tempat tidur dan pikiranku dipenuhi dengan penampilan dia yang meminta aku untuk percaya dia satu kali lagi. Hatiku merasa kesesakkan yang susah di jelaskan.

Di dalam hatiku, aku selalu menghormati dia.

Jadi, aku tidak ingin melihat orang yang aku hormati merendahkan dirinya dan meminta kepadaku.

Aku merasa bersyukur dengan pilihanku menutup pintu pada waktu itu. Kalau tidak aku pasti akan menuruti kata-katanya.

Besok paginya, aku menerima telepon dari Zhou Ziyun pada saat aku baru bangun tidur.

Nada suaranya jelas terisi dengan perhatian, "Ningxi, aku sudah mendengar masalah semalam. Aku percaya masalah ini tidak berhubungan dengan kamu, serahkan saja kepadaku, aku akan menyelesaikannya"

Pikiranku masih sedikit buram, aku berpikir beberapa saat dan mengerti ternyata dia sedang berkata tentang masalah kebocoran kertas desain yang bukan dilakukan olehku.

Aku berjalan ke ruang tamu dan sambil berkata, "Direktur Zhou, tidak perlu. Saya akan mencari solusi sendiri. Kamu tidak perlu risau"

Dia diam beberapa saat sebelum berkata dengan suara lembut, "Kamu tidak perlu menahan maslaah sendiri, aku sangat ingin membantu kamu"

Aku menuangkan diriku air putih dan tersenyum, "Benar benar tidak perlu. Kalau aku perlu bantuan, aku akan memberi tahu kamu langsung"

Zhou Zhiyun memang sangat baik kepadaku, tetapi aku tidak ingin meminta bantuannya dalam semua hal.

Selain itu, Dongchen dan Perusahaan Su bukan perusahaan yang PT. Zhou sanggup melawannya. Aku tidak ingin mencari masalah untuknya.

Dengan nada suara tidak berdaya, dia berkata, "Baik. Apakah kamu ada rencana selanjutnya?"

"Bertanya dulu kepada orang yang sengaja menuangkan air kotor ke tubuhku"

Tidak ada apa apa di kartu bank, kalau begitu cari Bai Yiyi saja.

Zhou Zhiyun berkata, "Kalau begitu beberapa hari ini kamu fokus menyelesaikan masalah ini saja. Setelah masalah ini selesai kamu baru datang kantor kerja"

Aku berkata iya. Hanya ada waktu satu minggu, sekarang aku masih belum bisa menyelsaikan masalah ini, aku benar benar tidak sempat pergi kerja.

Setelah mengganti baju, aku pergi ke Perusahaan Dongchen.

Aku bertemu dengan Chenlin pada saat aku sampai di lantai kantor presiden.

Dia tersenyum, "Presiden meminta anda untuk pergi ke kantornya"

Aku merasa kaget. Ternyata aku bertemu dengan Chenlin bukan sebuah kebetulan, tetapi dia memang sedang menunggu aku karena Cheng Jinshi sudah menyangka kedatanganku.

Hatiku merasa agak kacau ketika aku teringat kata-katanya semalam.

Aku berdiri di depan kantor presiden beberapa saat dan tidak tahu harus bagaimana. Tiba tiba pintu terbuka dari dalam dan pria itu berkata, "Kamu mau berdiri di luar berapa lama?"

Dia menarik lenganku dan membawa aku masuk ke dalam kantornya sebelum menutup pintu.

Aku menundukkan kepalaku, "Chenlin berkata kamu cari aku?"

"Kamu belum sarapan kan?"

Dia menunjuk ke sarapan yang berada di mejanya, "Sarapan dulu, kalau tidak lambungmu sakit lagi"

Hatiku merasa sedikit hangat. Aku tidak menolak dan makan bubur hangat itu. Karena makan terlalu cepat, aku kepanasan dan menghirup sebuah nafas.

Dia yang duduk didepanku mendengar suara gerakanku dan melihat ke aku, "Tidak ada yang merebut makananmu, mengapa kamu begitu terburu buru?"

"Aku terburu-buru mau mencari Bai Yiyi"

Dia mengangkat tangannya dan melihat ke jam, "Sekarang masih belum jam kerja, makan dulu pelan-pelan"

Ketika aku sedang bermasalah, aku tidak akan mempunyai selera. Buburnya masih sisa setengah mangkok lebih tetapi aku sudah tidak ingin makan lagi.

Aku meletakkan bubur di atas meja dan berdiri, "Direktur Cheng, aku sudah kenyang. Terima kasih"

"Hati-hati kalau kamu mau mencari Bai Yiyi"

Dia mengingatkanku. Setelah itu dia berkata lagi, "Kalau tidak dapat apa-apa jangan mencari tahu lagi. Aku akan mengurusnnya"

Setelah itu, dia mengulurkan tangannya di depanku dan mengambil bubur yang tidak aku habiskan. Kemudian mulai makan bubur itu seolah-olah tidak apa-apa.

Telingaku merasa panas, "Aku mengerti"

Setelah itu, aku buru-buru melarikan diri dari kantornya.

Mengapa pria ini semakin.......... aku pun tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Aku pergi ke departemen sekretaris menunggu Bai Yiyi. Tetapi aku tetap tidak melihatnya ketika sudah 30 menit melebihi jam kerja.

Aku bertanya kepada Chenlin dan dia juga tidak tahu mengapa. Aku meminta dia untuk mencari tahu alamat Bai Yiyi.

Setelah itu, aku berangkat ke alamat yang tertulis. Alamat itu adalah perumahan lama yang sudah mau direnovasi.

Aku berdiri di bawah rumahnya dan menelpon ke Bai Yiyi, memberi tahu dia aku berada di bawah rumahnya.

Setelah beberapa menit, dia turun ke bawah dengan memakai baju santai. Ekspresinya sedikit gugup, "Kamu, mengapa kamu tahu alamatku?"

Aku melihat dia, "Mengapa mau menjatuhkan aku? Apakah kamu yang membocorkan kertas desain?"

Aku benar benar tidak mengerti. Padahal aku merasa dia lumayan baik, dia pernah membantu aku ketika Wu Yin terus menghina aku. Mengapa sekarang dia malah melakukan hal seperti itu?

Dia berpura-pura memasangkan ekspresi tenang, tetapi matanya tidak berani menatap aku, "Kamu bicara ngawur, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu!"

"Kamu lebih jelas dari siapapun. Kamu yang berikan kertas desain kepadaku dan menyuruh aku antar kertas desain itu ke kantor Su Shanshan. Aku tidak pernah memerintahkan hal itu dan tidak pernah memberi kamu uang! Kamu mendapat perintah dari siapa?!"

Aku sendiri juga memikirkan pertanyaan terakhir itu berkali-kali. Tetapi aku tetap tidak tahu siapa.

Orang yang pernah bermusuhan dengan aku hanya Su Shanshan. Tetapi kalau kertas desain dibocorkan, pihak yang mengalami kerugian terbesar adalah mereka. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

"Aku tidak ada! Aku tidak mendapat perintah dari siapa pun!"

Aku tertawa dengan dingin dan menarik lengannya, "Berarti itu kemauan kamu sendiri?"

"Aku tidak mengerti kamu sedang bilang apa"

Dia melepaskan tangannya dari aku. Meskipun dia sangat gugup, dia tetap tidak mau mengakuinya.

Pada saat aku mengira aku tidak akan mendapat informasi apa pun lagi, seorang wanita yang memakai cincin ruby merah dan gelang yang sangat mahal berjalan kepadaku sambil mengambil keranjangnya. Dia berkata dengan suara besar, "Kamu siapa?! Mengapa menganggu anakku?"

Dia menunjukku dengan marah dan sengaja menunjukkan cincin dan gelangnya kepadaku. Seolah olah takut aku tidak tahu dia kaya.

Bai Yiyi menangkap tangan ibunya dengan cemas dan mendorong ibunya ke dalam rumah, "Ibu! Kamu masuk dulu, cepat masuk!"

Setelah ibunya masuk, aku berkata dengan dingin, "Aku mendengar keadaan ekonomi rumahmu tidak baik. Demi menghemat uang MRT 4 ribu rupiah, kamu berangkat kerja jam 6 tiap hari dan naik bus yang macet sampai 2 3 jam"

Aku bukan memandang rendah dia miskin. Malah karena itu, kadang aku sengaja mentraktir dia waktu makan siang pada saat aku masih kerja di Dongchen.

Tetapi, barang-barang di tangan ibunya tidak cocok dengan keadaan ekonomi rumahnya.

Kalau bukan rekan kerja di kantor yang mengatakan keadaan ekonomi rumahnya tidak baik sedang membohongiku, berarti keluarganya tiba-tiba menjadi kaya.

Dia mengerti apa maksudku dan ekspresi wajahnya menjadi semakin jelek. Tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Aku merasa lebih pasti dengan tebakanku dan mengingatkannya, "Bai Yiyi, ini adalah bukti kamu menerima perintah dari orang lain. Kalau polisi ikut campur masalah ini, mereka bisa mencari tahu semuanya dalam waktu menit. Membocorkan masalah perusahaan itu bisa membuat kamu dipenjara! Kamu mau menanggung semua ini sendiri?"

Dia mengerti keseriusan masalah ini dan tiba tiba menangis, "Maaf, Aku juga tidak mau berbuat ini. Tetapi mereka memaksa aku.........."

PRAK

suara yang besar itu membuat aku kaget melihat kejadian di depan mataku, tubuhku kaku

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu