Cintaku Pada Presdir - Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
Setelah berbicara, aku menutup pintu dan memisahkan diriku dengan orang itu.
Kepercayaan yang telah hilang susah di kembalikan, aku tidak ingin melukai hatiku sendiri lagi.
Aku berbaring di tempat tidur dan pikiranku dipenuhi dengan penampilan dia yang meminta aku untuk percaya dia satu kali lagi. Hatiku merasa kesesakkan yang susah di jelaskan.
Di dalam hatiku, aku selalu menghormati dia.
Jadi, aku tidak ingin melihat orang yang aku hormati merendahkan dirinya dan meminta kepadaku.
Aku merasa bersyukur dengan pilihanku menutup pintu pada waktu itu. Kalau tidak aku pasti akan menuruti kata-katanya.
Besok paginya, aku menerima telepon dari Zhou Ziyun pada saat aku baru bangun tidur.
Nada suaranya jelas terisi dengan perhatian, "Ningxi, aku sudah mendengar masalah semalam. Aku percaya masalah ini tidak berhubungan dengan kamu, serahkan saja kepadaku, aku akan menyelesaikannya"
Pikiranku masih sedikit buram, aku berpikir beberapa saat dan mengerti ternyata dia sedang berkata tentang masalah kebocoran kertas desain yang bukan dilakukan olehku.
Aku berjalan ke ruang tamu dan sambil berkata, "Direktur Zhou, tidak perlu. Saya akan mencari solusi sendiri. Kamu tidak perlu risau"
Dia diam beberapa saat sebelum berkata dengan suara lembut, "Kamu tidak perlu menahan maslaah sendiri, aku sangat ingin membantu kamu"
Aku menuangkan diriku air putih dan tersenyum, "Benar benar tidak perlu. Kalau aku perlu bantuan, aku akan memberi tahu kamu langsung"
Zhou Zhiyun memang sangat baik kepadaku, tetapi aku tidak ingin meminta bantuannya dalam semua hal.
Selain itu, Dongchen dan Perusahaan Su bukan perusahaan yang PT. Zhou sanggup melawannya. Aku tidak ingin mencari masalah untuknya.
Dengan nada suara tidak berdaya, dia berkata, "Baik. Apakah kamu ada rencana selanjutnya?"
"Bertanya dulu kepada orang yang sengaja menuangkan air kotor ke tubuhku"
Tidak ada apa apa di kartu bank, kalau begitu cari Bai Yiyi saja.
Zhou Zhiyun berkata, "Kalau begitu beberapa hari ini kamu fokus menyelesaikan masalah ini saja. Setelah masalah ini selesai kamu baru datang kantor kerja"
Aku berkata iya. Hanya ada waktu satu minggu, sekarang aku masih belum bisa menyelsaikan masalah ini, aku benar benar tidak sempat pergi kerja.
Setelah mengganti baju, aku pergi ke Perusahaan Dongchen.
Aku bertemu dengan Chenlin pada saat aku sampai di lantai kantor presiden.
Dia tersenyum, "Presiden meminta anda untuk pergi ke kantornya"
Aku merasa kaget. Ternyata aku bertemu dengan Chenlin bukan sebuah kebetulan, tetapi dia memang sedang menunggu aku karena Cheng Jinshi sudah menyangka kedatanganku.
Hatiku merasa agak kacau ketika aku teringat kata-katanya semalam.
Aku berdiri di depan kantor presiden beberapa saat dan tidak tahu harus bagaimana. Tiba tiba pintu terbuka dari dalam dan pria itu berkata, "Kamu mau berdiri di luar berapa lama?"
Dia menarik lenganku dan membawa aku masuk ke dalam kantornya sebelum menutup pintu.
Aku menundukkan kepalaku, "Chenlin berkata kamu cari aku?"
"Kamu belum sarapan kan?"
Dia menunjuk ke sarapan yang berada di mejanya, "Sarapan dulu, kalau tidak lambungmu sakit lagi"
Hatiku merasa sedikit hangat. Aku tidak menolak dan makan bubur hangat itu. Karena makan terlalu cepat, aku kepanasan dan menghirup sebuah nafas.
Dia yang duduk didepanku mendengar suara gerakanku dan melihat ke aku, "Tidak ada yang merebut makananmu, mengapa kamu begitu terburu buru?"
"Aku terburu-buru mau mencari Bai Yiyi"
Dia mengangkat tangannya dan melihat ke jam, "Sekarang masih belum jam kerja, makan dulu pelan-pelan"
Ketika aku sedang bermasalah, aku tidak akan mempunyai selera. Buburnya masih sisa setengah mangkok lebih tetapi aku sudah tidak ingin makan lagi.
Aku meletakkan bubur di atas meja dan berdiri, "Direktur Cheng, aku sudah kenyang. Terima kasih"
"Hati-hati kalau kamu mau mencari Bai Yiyi"
Dia mengingatkanku. Setelah itu dia berkata lagi, "Kalau tidak dapat apa-apa jangan mencari tahu lagi. Aku akan mengurusnnya"
Setelah itu, dia mengulurkan tangannya di depanku dan mengambil bubur yang tidak aku habiskan. Kemudian mulai makan bubur itu seolah-olah tidak apa-apa.
Telingaku merasa panas, "Aku mengerti"
Setelah itu, aku buru-buru melarikan diri dari kantornya.
Mengapa pria ini semakin.......... aku pun tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Aku pergi ke departemen sekretaris menunggu Bai Yiyi. Tetapi aku tetap tidak melihatnya ketika sudah 30 menit melebihi jam kerja.
Aku bertanya kepada Chenlin dan dia juga tidak tahu mengapa. Aku meminta dia untuk mencari tahu alamat Bai Yiyi.
Setelah itu, aku berangkat ke alamat yang tertulis. Alamat itu adalah perumahan lama yang sudah mau direnovasi.
Aku berdiri di bawah rumahnya dan menelpon ke Bai Yiyi, memberi tahu dia aku berada di bawah rumahnya.
Setelah beberapa menit, dia turun ke bawah dengan memakai baju santai. Ekspresinya sedikit gugup, "Kamu, mengapa kamu tahu alamatku?"
Aku melihat dia, "Mengapa mau menjatuhkan aku? Apakah kamu yang membocorkan kertas desain?"
Aku benar benar tidak mengerti. Padahal aku merasa dia lumayan baik, dia pernah membantu aku ketika Wu Yin terus menghina aku. Mengapa sekarang dia malah melakukan hal seperti itu?
Dia berpura-pura memasangkan ekspresi tenang, tetapi matanya tidak berani menatap aku, "Kamu bicara ngawur, aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu!"
"Kamu lebih jelas dari siapapun. Kamu yang berikan kertas desain kepadaku dan menyuruh aku antar kertas desain itu ke kantor Su Shanshan. Aku tidak pernah memerintahkan hal itu dan tidak pernah memberi kamu uang! Kamu mendapat perintah dari siapa?!"
Aku sendiri juga memikirkan pertanyaan terakhir itu berkali-kali. Tetapi aku tetap tidak tahu siapa.
Orang yang pernah bermusuhan dengan aku hanya Su Shanshan. Tetapi kalau kertas desain dibocorkan, pihak yang mengalami kerugian terbesar adalah mereka. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu.
"Aku tidak ada! Aku tidak mendapat perintah dari siapa pun!"
Aku tertawa dengan dingin dan menarik lengannya, "Berarti itu kemauan kamu sendiri?"
"Aku tidak mengerti kamu sedang bilang apa"
Dia melepaskan tangannya dari aku. Meskipun dia sangat gugup, dia tetap tidak mau mengakuinya.
Pada saat aku mengira aku tidak akan mendapat informasi apa pun lagi, seorang wanita yang memakai cincin ruby merah dan gelang yang sangat mahal berjalan kepadaku sambil mengambil keranjangnya. Dia berkata dengan suara besar, "Kamu siapa?! Mengapa menganggu anakku?"
Dia menunjukku dengan marah dan sengaja menunjukkan cincin dan gelangnya kepadaku. Seolah olah takut aku tidak tahu dia kaya.
Bai Yiyi menangkap tangan ibunya dengan cemas dan mendorong ibunya ke dalam rumah, "Ibu! Kamu masuk dulu, cepat masuk!"
Setelah ibunya masuk, aku berkata dengan dingin, "Aku mendengar keadaan ekonomi rumahmu tidak baik. Demi menghemat uang MRT 4 ribu rupiah, kamu berangkat kerja jam 6 tiap hari dan naik bus yang macet sampai 2 3 jam"
Aku bukan memandang rendah dia miskin. Malah karena itu, kadang aku sengaja mentraktir dia waktu makan siang pada saat aku masih kerja di Dongchen.
Tetapi, barang-barang di tangan ibunya tidak cocok dengan keadaan ekonomi rumahnya.
Kalau bukan rekan kerja di kantor yang mengatakan keadaan ekonomi rumahnya tidak baik sedang membohongiku, berarti keluarganya tiba-tiba menjadi kaya.
Dia mengerti apa maksudku dan ekspresi wajahnya menjadi semakin jelek. Tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
Aku merasa lebih pasti dengan tebakanku dan mengingatkannya, "Bai Yiyi, ini adalah bukti kamu menerima perintah dari orang lain. Kalau polisi ikut campur masalah ini, mereka bisa mencari tahu semuanya dalam waktu menit. Membocorkan masalah perusahaan itu bisa membuat kamu dipenjara! Kamu mau menanggung semua ini sendiri?"
Dia mengerti keseriusan masalah ini dan tiba tiba menangis, "Maaf, Aku juga tidak mau berbuat ini. Tetapi mereka memaksa aku.........."
PRAK
suara yang besar itu membuat aku kaget melihat kejadian di depan mataku, tubuhku kaku
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongPergilah Suamiku
Danis1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Sixth Sense
AlexanderIstri Pengkhianat
SubardiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu