Cintaku Pada Presdir - Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
Song Yang.
Sejak kemarin dia menyebabkan kakek terkena stroke, aku belum pernah melihatnya lagi, dan aku menyangka dia sudah menyadari kesalahannya.
Tidak menyangka, dia datang lagi kerumah bibi.
Begitu aku melihatnya, aku secara otomatis kehilangan akal pikiran. aku bergegas dan memelototinya, “Mengapa kamu ada di sini?”
Song Yang duduk di sofa, dengan santai mengangkat kepala melihatku, tatapannya melintas kebanggaan, “Ningxi sayang, sudah lama tidak bertemu denganmu.”
Dia memanggil namaku dengan suara yang sangat kecil, terutama kata “sayang”, hanya itu yang terdengar.
Setiap kali aku mendengar nama ini, punggungku terasa dingin, karena nada suara Song Yang sangat mengerikan.
Paman mendengar aku mempertanyakan Song Yang, tiba-tiba dia menjadi tidak senang, “Ningxi ada apa denganmu, begitu tidak sopan pada tamu?”
Song Yang berulang kali dengan lembut mengatakan tidak apa-apa, Lin Yuelan mendorong bahu paman, dengan malu berkata: “Ayah, tamu apaan....”
Paman kembali menyadari maknanya, dia tersenyum dan ada setumpuk lipatan di wajahnya, “Yayaya, aku yang salah, sebentar lagi akan menjadi keluarga!”
“keluarga apa?”
Aku benar-benar bingung, hanya terasa otakku tidak cepat tanggap.
Lin Yuelan mamainkan rambut panjangnya yang di depan dada, dengan malu-malu dia berkata, “Aku dan Song Yang berencana menikah.”
Otakku bagai dilempar bom oleh seseorang, untuk waktu yang lama masih dalam kondisi bingung.
Menikah?
Song Yang ingin menikah dengan Lin Yuelan?
Aku mencari kembali pikiranku, nafasku pun menjadi kencang, nada suaraku tidak dapat menahan kemarahan, “Kakek mengalami stroke karena dia, ini baru berapa lama, kamu langsung ingin menikah dengannya?”
Aku sama sekali tidak berani berpikir, masalah akan menjadi seperti itu.
Lin Yuelan dengan tidak sabar mengatakan: “Dia bukan sengaja melakukannya, kalau bukan karena kamu dan ibu, selalu tidak ingin memberitahu kakek, bagaimana masalah akan menjadi begini?”
Benar-benar tergoda oleh setan!
Hingga sekarang, dia masih percaya Song Yang bukan sengaja memberitahu kakek kematian ibu.
Telapak tanganku mengepal, “Dia bukan sengaja? Kalau dia sengaja, dia akan tersambar petir?”
Ketika berkata, aku memutarkan kepala melihat kearah Song Yang, “Beranikah kamu bersumpah?”
Lin Yuelan sangat marah hingga wajahnya memerah, “Ningxi, apa yang kamu lakukan? Hari ini memanggilmu datang untuk makan, bukan membiarkanmu untuk menyumpahi, aku tidak peduli apapun, aku hanya akan menikah dengannya!”
Song Yang tiba-tiba berkata: “Aku berani.”
Aku tersenyum dingin, “Aku salah, orang seperti kamu yang tidak memiliki batas, apa yang tidak berani kamu lakukan?”
Paman menggebrak meja dengan marah, menunjuk ke pintu dan berkata, “Cukup! Ningxi, kalau kamu tidak ingin makan, silakan pergi! Aku bisa menghemat sumpit.”
Tubuhku sedang bergetar, aku menggertakan gigiku, dengan nada suara tenang aku berkata: “Paman, dia bukan orang baik, kamu percayalah padaku ? Yuelan adalah kakakku, aku tidak mau melihat dia meloncat ke dalam api.”
Song Yang dapat mencoba melakukan pemerkosaan terhadap diriku yang masih di sekolah menengah pertama, bisa dilihat sifatnya seberapa rendah, seberapa gelap hatinya.
Kalau orang lain, ya biarkan saja, tetapi Lin Yuelan adalah kakak sepupuku, aku benar-benar tidak dapat membiarkannya.
“phiakkkk.......”
Suara tamparan yang keras mengipas ke pipiku, disertai dengan teriakan Lin Yuelan, “ Ningxi, kamu tidak bisa melihatku senang, akhirnya aku mengerti mengapa Cheng Jinshi ingin bercerai denganmu, Kalau aku seorang pria, aku juga tidak akan menyukai wanita seperti kamu, egois dan tidak memiliki hati.”
Pipiku ditampar dengan kuat, telingaku berdengung, pipiku terasa kebal, dan hatiku bagai digigit oleh ribuan semut.
Rasa sakitnya tak tertahankan.
Bibi terdengar suara keras, bergegas keluar dari dapur, berteriak marah pada Lin Yuelan, “Kamu ingin menikah, silakan dan segera menikah! Tidak ada yang akan menghalangimu, kalau susah di masa depan, jangan menangis kembali ke rumah!”
Mata bibi bengkak, tidak tahu sudah menangis berapa lama hingga menjadi begini, sepertinya dia enggan Lin Yuelan menikah dengan Song Yang.
“Ibu! Dia adalah putrimu atau aku? Kamu berharap aku hidup susah?!” Lin Yuelan berteriak dengan wajah yang memerah.
Untuk sesaat, situasi sangat berantakan.
Wajah paman yang suram bagai hantu, mendadak berdiri, dengan kuat mendorong aku dan bibi ke luar pintu, berteriak marah: “Bertengkar apa, kalian berdua pergi dari sini bersama!”
Aku belum sempat merespon, pintu rumah “phooong” langsung ditutup.
Aku tertegun, bibi masih dalam kondisi marah, menarikku dan pergi.
Kami makan di restoran cepat saji di luar komplek. Aku menyarankan bibi untuk pulang. Dia menguatkan hatinya dan menolak untuk kembali.
Aku juga tidak membujuknya lagi, dan membiarkan bibi untuk kembali kerumahku.
Pada malam hari setelah aku selesai mandi, terdengar suara tangisan dari ruang tamu, aku tertegun, sambil menggelap rambut aku sambil berjalan mendekati.
Bibi duduk di sofa, dengan panik menarik tisu menyeka air mata dan menghela nafas, “Aku tidak memiliki cara, Ningxi, aku tahu Song Yang bukan orang baik, tetapi kakakmu dan pamanmu sudah memutuskan.”
Aku duduk di sampingnya, dia sambil menangis sambil mengatakan, memberitahuku semua hal-hal yng terjadi akhir-akhir ini.
Ternyata, terakhir kali kakek saat kakek dibawa ke rumah sakit, Lin Yuelan tidak putus hubungan dengan Song Yang, malah memperkuat hubungan dalam beberapa hari.
Beberapa hari ini, mereka berdua tidak tahu mengapa, mendadak memutuskan untuk menikah.
Awalnya paman juga tidak setuju, siapa sangka, Song Yang mengeluarkan 1 milyar rupiah uang lamaran.
Pamanku suka minum-minum dan berjudi, tidak lama kemarin, berutang dengan rentenir lebih dari 600 juta rupiah, sedang berpikir bagaimana membayarnya, sekarang mendapatkan uang, mana mungkin tidak setuju, dia sangat berharap segera menjual anak gadisnya.
Dan Lin Yuelan, yang juga terpesona oleh Song Yang.
Bibi menentangnya selama beberapa hari tetapi tidak berguna, bahkan dipukul oleh paman, dia masih memiliki memar di tubuhnya sekarang.
Selesai mendengar, aku hanya terasa sangat rumit, tidak dapat mengatakan apapun.
Aku memegang tangan bibi, membujuknya: “Mari kita pikirkan lagi.”
Jika bisa membuat paman untuk mengembalikan uangnya,itu pasti akan mengubah posisinya.
Namun, 600 juta lebih bukanlah jumlah yang kecil.
Terakhir kali aku langsung membayar uang panti jompo selama satu tahun, sekarang jika aku harus bekerja sampai tubuhku habis pun, takutnya 60 juta pun belum tentu terkumpul…
Hatiku sepertinya ditekan oleh sebuah batu besar, tidak bisa bernapas, dan tidak dapat mengabaikan masalah ini.
Bibi menyeka air matanya, mengulurkan tangan, “Aku merebus telur ayam, untuk mengoles di wajahmu.”
Bibi pergi ke dapur mengambil telur dan mengupas kulit telur, menggulingkan di pipiku dengan gerakannya yang lembut.
Tengah malam, ketika bibi tertidur, aku berpikir dan berpikir, memaksa diriku mengirimkan pesan untuk Song Yang: (Song Yang, apa sebenarnya yang kamu inginkan?)
Dia tidak membalas pesanku, tetapi langsung meneleponku.
Aku langsung menekan silent, berjalan keluar dari kamar tanpa memakai sandal, dan pergi ke balkon untuk mengangkat telepon.
“Ningxi sayang, aku tahu kamu pasti akan meneleponku. Tetapi aku memperingatkanmu jangan berpikir untuk merekam suara, karena kakak sepupumu sekarang berada di ranjangku.”
Dia baru saja berkata, langsung mencegah rencana di hatiku.
Sebelumnya aku berpikir, bisa melalui pesan teks atau rekaman telepon, aku bisa mengeluarkan kata-kata Song Yang dan menunjukkan ke Lin Yuelan.
Dengan begitu, Lin Yuelan bisa melihat jelas sifat Song Yang, tidak menikah dengannya, paman tidak mungkin mengambil pisau memaksanya untuk menikah.
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderUnplanned Marriage
MargeryMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Superhero
JessiMy Only One
Alice SongCintaku Pada Presdir
NingsiMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu