Cintaku Pada Presdir - Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min

"Ning Xi!"

Lin Yuelan tiba-tiba muncul, melihat adegan di depannya, dia mengangkat tangannya dengan marah, "Apakah kamu membuat ayahku menjadi begitu masih tidak cukup? Kamu bahkan masih begitu dengan ibuku sekarang!"

Sebuah tamparan terjatuh di pipiku, aku tidak sempat berpikir tentang kesakitan di pipiku dan langsung menjelaskan : "Bukan, dia sendiri yang jatuh dan pisau yang dia pegang di tangannya tidak hati-hati melukai dirinya......."

Masalah yang sebenarnya terjadi begitu.

Aku sama sekali tidak menyentuh dia tadi.

"Kamu menjelaskan kepada polisi saja! Bukannya kamu sangat menyukai menggunakan cara hukum? Kali ini, aku akan membuat kamu merasakan sekali!" Lin Yuelan berkata dengan tinggi hati dan langsung menelpon ke polisi.

Aku tidak bisa berkomunikasi dengan dia, aku membungkukkan tubuhku, ingin melihat bagaimana luka bibi, tetapi Lin Yuelan malah mendorong aku dengan marah.

Aku menarik nafas dan ingin meninggalkan tempat langsung.

Aku berkata dengan nada suara datar, "Lin Yuelan, kalau aku adalah kamu, aku akan melihat bagaimana luka ibuku dulu, kalau tidak aku akan mengantar dia ke rumah sakit dulu"

Lin Yuelan meletakkan kedua tangan di pinggangnya, "Kamu jangan mencari alasan, kalau kami pergi ke rumah sakit, kamu akan melarikan diri, aku tidak sebodoh itu!"

Lupakan saja.

Aku malas bertengkar dengan Lin Yuelan, akhirnya hanya bisa menunggu polisi datang.

Di sekitar sini ada kantor polisi, sehingga polisi pun tiba dalam waktu sejenak, setelah itu polisi membawa kami ke rumah sakit untuk mengurus luka bibi dulu.

Setelah itu polisi membawa kami ke kantor polisi.

"Katakan saja, apa yang terjadi?" Polisi yang bertanggung jawab atas mengurus kasus kami bertanya.

Aku menjelaskan dengan jujur : "Aku pergi berdoa untuk kakekku di kuburan, bibi aku tiba-tiba muncul dan mau menusuk aku dengan pisau, kemudian bibi pun jatuh secara tidak sengaja...."

"Pak polisi! Kamu jangan mendengar dia sembarang berkata! Tidak ada masalah seperti itu, mengapa aku mau melukai dia secara tiba-tiba?!" bibin membantah pernyataan aku dan menunjukkan gaya seolah-olah aku sedang berbohong.

Lin Yuelan berkata, "Benar, padahal kamu yang menusuk ibuku dengan pisau, sekarang bahkan masih sembarang berkata di depan polisi"

Polisi itu melihat ke Lin Yuelan, "Kamu melihat adegan itu dengan matamu sendiri?"

"Benar"

"Kamu tidak pergi membantu ketika kamu melihatnya?"

Ekspresi Lin Yuelan menjadi tegang, dia sibuk menjawab : "Sudah tidak sempat pada saat aku melihat"

Polisi pun bertanya kepada bibi lagi, "Mengapa kamu bisa muncul di taman pemakaman?"

"Suamiku disidang hukuman mati tadi pagi, waktu itu aku baru tahu dia membunuh ayahku. Aku merasa sangat menyesal dan bersalah, jadi aku ingin sembahyang ayahku yang berada di taman pemakaman, siapa tahu......... Ning Xi tiba-tiba muncul dan menyerang aku dengan pisau" bibi berkata dengan air mata mengalir.

Aku merasa sangat terkejut, pasangan ibu dan anak ini benar-benar memiliki kemampuan luar biasa dalam berbohong.

"Pak Polisi, bukan begitu........"

"Bukan apa?! Kamu sudah melukai ibuku sampai begitu, masih mau melarikan diri dari tanggung jawab?!' Lin Yuelan berkata dengan bijaksana.

Di bawah kemampuan akting luar biasa yang dimiliki mereka, kata-kata aku yang jujur terlihat sangat pucat.

Meskipun begitu, aku tetap menjelaskan kondisi waktu itu kepada polisi dan tentu saja, polisi tidak percaya.

Lin Yuelan bertanya : "Polisi, kondisi seperti dia, bagaimana pun harus dipenjara kan?"

"Kalian itu sekeluarga kan? Tidak mau damai saja secara pribadi?"

Luka bibi terlihat sangat menakutkan, tetapi lukanya hanya termasuk luka kulit, jadi polisi memberikan saran untuk damai saja secara pribadi.

"Tidak mau! Dia harus dipenjara"

bibi dan Lin Yuelan berkata, tatapan mereka dipenuhi oleh kebencian terhadapku.

Aku tidak bisa berkata apa-apa, yang harus dikatakan semua aku sudah memberi tahu polisi, tetapi tidak berguna sama sekali.

Lagian yang benar-benar terluka adalah bibi.

Polisi mengangguk, "Kalau begitu harus menunggu hasil deteksi dokter polisi, baru bisa mengetahui dipenjara atau ditahan"

Dipenjara dan ditahan.

Berarti....... hukuman yang paling ringan adalah ditahan.

Aku ingin menjelaskan lagi kepada polisi, tetapi aku tidak tahu masih bisa berkata apa lagi, hatiku merasa tidak berdaya.

"Tiga ratus ribu dollar, aku akan menyetujui untuk damai jika kamu memberi aku tiga ratus ribu dollar" Lin Yuelan berbisik di telingaku dengan senang.

Tidak tahu malu!

Sembarang berbohong masih berani mengancam aku.

Aku menoleh ke Lin Yuelan dan tertawa dengan dingin, "Mimpi saja, Lin Yuelan, apakah kamu tidak akan mimpi buruk waktu tidur di malam hari?"

"Heh, kalau begitu kamu siap-siap dipenjara saja!"

Aku mengeratkan kedua tinjuku.

Aku harus bagaimana?

Apakah benar-benar harus dipenjara?

"Dipenjara? Menurut aku tidak tentu, cukup ditahan saja"

Pada saat aku merasa panik, sebuah suara pria yang berat tiba-tiba berdering dari belakangku.

Aku menoleh ke belakang dan melihat Cheng Jinshi berjalan ke arahku dengan langkah cepat, meskipun aku tidak mengerti maksud kata-katanya, kerisauan aku tetap merasa berkurang setelah melihat dia.

Pria ini sepertinya memiliki semacam kekuatan ajaib.

Yang membuat aku mempercayai dia tanpa alasan.

Cheng Jinshi menyerahkan salah satu ponsel yang dipegangnya kepada plisi, "Silahkan menonton, ini adalah video kejadian tadi"

Setelah mendengar kata-kata dia, wajah Lin Yuelan dan bibi langsung menjadi pucat.

"Bagus, paling bagus kalau ada video"

Polisi menonton video itu dan ekspresinya pun menjadi semakin jelek.

Setelah itu, dia melihat ke pasangan ibu dan anak itu dengan ekspresi tidak harus berkata apa, kemudian dia bertanya pendapat aku, "Apakah kamu mau damai?"

bibi menatap aku dengan ekspresi berharap, "Ning Xi, kamu tidak boleh begitu......"

"Tidak"

Aku berkata dengan dingin.

Lin Yuelan melirik aku dengan wajah tidak percaya, "Kamu berkata apa?"

Aku menoleh ke dia, "Aku berkata aku tidak mau damai, apakah kamu sudah mengerti?"

Aku tidak mengerti, mengapa mereka selalu tega mencelakai aku hingga aku mati dengan perasaan tidak bersalah.

Pada saat yang sama, mereka juga berharap aku bisa bersikap baik hati dengan mereka.

Di dunia ini mana ada masalah yang begitu bagus? Aku bukan buddha juga.

Hubungan keluarga yang tipis itu sudah diinjak mereka sampai menghilang dari kemarin.

Setelah mendengar keputusan aku, polisi memutuskan untuk menahan bibi.

Waktu itu aku baru mengerti kata-kata Cheng Jinshi tadi waktu dia masuk ke sini, ternyata dia berkata bibi akan ditahan.

"Ning Xi, kamu akan menerima balasan karma!' bibi berteriak dengan suara besar.

"bibi, aku tidak takut, karena tuhan itu memiliki mata"

Setelah itu, AKu dan Cheng Jinshi pun berjalan ke arah luar kantor polisi.

Aku menoleh ke Cheng Jinshi dan merasa sedikit ragu, polisi saja tidak bisa mencari video itu, mengapa Cheng Jinshi bisa ada?

Apakah dia mengirim orang untuk melindungi aku secara diam-diam karena merisau denganku?

"Sore tadi kamu tidak pulang?" Dia bertanya dengan nada suara datar.

Aku mengangguk, "Iya, aku pergi ke taman pemakaman untuk menjenguk kakek"

"Lain kali jangan sembarang pergi lagi, temai An An di rumah saja" Cheng Jinshi berkata dengan wajah tanpa ekspresi, jelas sikap dia sudah berbeda dengan tadi siang.

Aku merasa sedikit bingung, tetapi aku tetap menjawab : "Baik"

"Aku mengantar kamu pulang........."

Sebelum dia sempat berkata sampai habis, ponselnya sudah berdering.

Seteleh mengangkat telpon, ekspresi dia menjadi agak berat, kemudian dia mematikan telpon dan menundukkan kepalanya kepadaku : "Aku ada urusan darurat, sehingga aku harus pergi dulu, kamu naik taksi pulang saja"

"Baik"

Kemudian Cheng Jinshi pun meninggalkan tempat duluan.

Setelah Cheng Jinshi pergi, Lin Yuelan langsung menghampiri aku dan mulai mengomel, tetapi karena berpikir kami sedang berada di kantor polisi, dia tidak berani melakukan apa-apa juga.

Aku keluar dari kantor polisi dengan tubuh tidak bertenaga, setelah keluar, aku melihat Su Shanshan yang berdandan dengan menarik mata, melihat aku sudah keluar, Su Shanshan mengejek : "Kali ini, kamu benar-benar harus berterima kasih dengan kakak Yumin, kalau bukan dia, kamu sekarang masih ditahan di kantor polisi"

"Apa maksud kamu?" Aku merasa bingung.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu