Precious Moment - Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar

Suara ketukan pintu membuat Andreas Lu menghentikan keisengannya menggoda Tiffanny Wen, akhirnya dia melepaskan tangan dan kaki wanita itu, dan dengan perlahan membantu Tiffanny Wen merapikan rambutnya yang berantakan karena tadi dia memberontak.

Melihat tingkah laku Andreas Lu terhadap dirinya, wajah Tiffanny Wen menjadi merah.

Andreas Lu tidak melakukan apa-apa lagi, dengan wajah yang tenang dia kembali ke tempat duduknya bagaikan tadi tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya Andreas Lu melepaskannya, Tiffanny Wen merasa bagaikan dirinya di berikan amnesti, dengan segera dia menarik napas dalam-dalam untuk menetralkan wajahnya yang sekarang sangat merah, sebenarnya apa yang dirinya pikirkan saat pria itu tadi mendekati dirinya? Bahkan dirinya terlalu banyak berpikir mengira dia ingin menciumnya.....

Teringat diluar masih ada orang yang mengetuk pintu, dia segera merapikan pakaiannya, roknya menjadi lecek karena tadi dia mengangkat kakinya untuk menendang pria itu.

Pria yang tidak tahu malu ini, Huh!

Mengira orang di dalam tidak mendegar, ketukan pintu itu kembali terdengar.

"Masuk!"

"CEO, maaf, mengganggu, ada sesuatu yang ingin aku laporkan padamu". Hanita Gu mendorong pintu dan masuk, berbicara dengan merasa tidak enak.

"Ada apa?" Andreas Lu kembai berbicara dengan suara yang dingin.

Hanita Gu tadi di luar mendegar orang-orang bergosip, mengatakan bahwa CEO menarik Nona Theresia masuk ke dalam ruangannya.

Tentu saja dia juga mendengar mereka berkata bahwa Theresia Wen dan CEO adalah pasangan serasi, hatinya merasa iri, tetapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.

Sehingga ketika masuk dia melihat wajah Tiffanny Wen yang masih merah, rasa cemburunya semakin besar, saat itu juga dia merasa tidak suka, tidak tahu apa yang mereka lakukan tadi, bahkan dirinya yang mengetuk pintu pun mereka tidak mendengarnya.

Mendengar Andreas Lu bertanya padanya, Hanita Gu menatap sekilas Tiffanny Wen yang berada di samping dan tidak berbicara.

"Tidak apa-apa, ini adalah nona Theresia Wen, orang sendiri, ada sesuatu katakan saja".

Menyadari Hanita Gu tidak berbicara justru memperhatikan Tiffanny Wen yang berada di samping, Andreas Lu langsung menjelaskan.

Saat ini, Hanita Gu memperhatikan Tiffanny Gu dengan lebih teliti, mengenakan pakaian biru langit yang sederhana, semakin memperlihatkan kulitnya yang seputih salju, wajahnya mengenakan riasan yang tipis, rambut panjang bergelombang yang terurai, sepasang mata yang jernih, terlihat anggun, di saat yang sama tubuhnya mengeluarkan aura dingin dan sombong.

Ternyata dia adalah wanita yang terus menekannya, Theresia Wen, kecuali wajahnya yang dingin dan sombong, dan juga sedikit aura seorang putri, tidak ada yang spesial! lag pula dia tidak berwajah sangat cantik.

Kulit kepala Tiffanny Wen terasa gatal karena terus di tatap oleh wanita yang ada di depannya ini, dia merasa tatapan mata itu terlihat tidak baik, tidak tahu apakah hanya perasaannya yang salah, merasa tidak enak Tiffanny Wen berdehem.

Mendegar suara batuk Tiffanny Wen, membuat Hanita Gu tersadar dan dengan sopan mengulurkan tangan untuk bersalaman, "Oh....nona Theresia apa kabar, aku adalah Hanita Gu, direktur departemen desain Louis, sudah lama mendengar nama besar anda, saya beruntung sekali".

"Halo, Direktur Gu". Tiffanny Wen pun dengan sopan membalas jabatan tangannya.

Setelah memberi salam, Hanita Gu berjalan ke arah Andreas Lu untuk melaporkan pekerjaannya.

"CEO, departemen desain kami akan fokus pada jaket gaya Eropa dan Amerika di kuartal berikutnya. Gaya utama di Eropa dan Amerika sederhana dan berkelas, bahannya lebih alami dan kasual, dan bagi pembeli akan lebih mudah untuk di padu padankan,dan desain jaket ini ... "

Hanita Gu melaporkan desain buatannya kepada Andreas Lu , kali ini, dia menawarkan desain miliknya sendiri. Dia sangat percaya diri dalam karya-karyanya. Dia percaya bahwa ketika pakaian diluncurkan, maka akan mendapatkan respons yang baik di pasar, demi kembalinya Louise ke China dan mendapatkan kemenangan yang indah, dengan begitu dirinya pun akan berhasil.

Lalu, dia berkata dengan bersemangat, tetapi dia tidak memperhatikan wajah Andreas Lu yang datar.

Dia hanya menatap dingin draft design tersebut, lalu berkata: "perusahaan sudah memutuskan desian kuartal depan mengunakan desgin Nona Theresia".

Kata-kata Hanita Gu terhenti, ekspresi wajahnya pun menjadi canggung, tangannya tanpa di sadari di genggam dengan sangat kuat, bahkan kuku kukunya menusuk ke telapak tangannya hingga sakit, dia sama sekali tidak melepaskan genggaman itu.

Lalu dengan datar ida menjawab, "baiklah, aku mengerti, CEO".

Tiffanny Wen pun tidak menyangka Andreas Gu tanpa memberikan kesempatan dan langsung memotong perkataan Hanita Gu, bahkan langusng mengatakan akan menggunakan design miliknya, dirinya merasa tidak enak, lalu Hanita Gu menundukan kepala menatap Tiffanny Wen. Hanya saja Tiffanny Wen merasa senyuman itu terlihat tidak tulus.

"Kalau begitu, bila tidak ada apa-apa lagi, CEO aku tidak mengganggu anda, aku keluar dulu".

Andreas Lu menganggukan kepala dan menjawab "ehm"

Tetapi mereka berdua tidak menyadari ketika Hanita Gu memutar tubuhnya, terdapat kebencian di tatapan matanya.

Setelah Hanita Gu pergi, Tiffany Wen menatap Andreas Lu yang bekerja dengan menundukan kepala, dia berjalan kesana dan melihat draft design milik Hanita Gu, lalu mengertkan dahinya dan berkata, "setidaknya dia adalah Direktur, dan juga seorang wanita, setidaknya kamu harus memberinya muka! apakah baik langsung menolak design miliknya?"

Walaupun desingn miliknya tidak dapat di bandingkan dengan Tiffanny Wen, tetapi setidaknya design miliknya cukup memiliki ide, kalau tidak mana mungkin bisa menduduki posisi direktur seperti saat ini.

Meskipun Tiffanny Wen tidak begitu mengerti mengenai posisi pekerjaan, tetapi dia dapat melihat jelas Andreas Lu di depan dirinya sama sekali tidak memberi Hanita Gu kesempatan, Hanita Gu pasti merasa sangat tidak senang.

Dan hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan kebencian terhadap dirinya, pantas saja sebelumnya wanita itu menatapnya dengan tidak enak, design miliknya lebih baik dari pada milik Hanita Gu, namanya pun lebih terkenal dari pada Hanita Gu. Kali ini dia dipermalukan di hadapan dirinya, hatinya pasti merasa sangat benci!

Memikirkan hal ini, hati Tiffanny Wen measa suram, mungkin dirinya tanpa sengaja telah mencari musuh!

Mendegar Tiffanny Wen membela Hanita Gu, Andreas Lu tersenyum dan berkata, "design milikmu memang lebih baik dari pada miliknya, apakah salah menggunakan design milikmu sebagai design utama?"

"Baiklah, kamu adalah CEO, kata-katamu yang paling benar".

Melihat wajah Andreas Lu yang biasa saja, sama sekali tidak merasa tadi telah menyakiti perasaan seorang wanita, Tiffanny Wen tidak dapat berbuat apa-apa.

Kedua orang itu ngobrol sebentar, lalu Tiffanny Wen mohon pamit.

Setelah keluar dari Louise Group, Tiffanny Wen langsung menaiki taxi kembali ke hotel.

Melihat mobil dan gedung-gedung yang dia lewati, sudah satu tahun dia tidak melihatnya, dia merasa terdapat perubahan sangat besar. Teringat hal-hal yang terjadi setelah dia kembali, dia merasa dirinya bagaikan hidup di dalam drama televisi, penuh dengan berbagai macam perubahan.

Tiba-tiba, ponselnya berdering membuyarkan lamunannya, dia mengambil ponsel dan melihatnya, Hanson Wen yang meneleponnya, dengan curiga di berpikir apa yang ingin ayahnya lakukan lagi?

Pasti urusan ibu dan dua anaknya karena masalah uang, selain hal tersebut, dia sama sekali tidak terpikirkan alasan ayahnya meminta bantuan pada dirinya.

Sebenarnya Tiffanny Wen tidak ingin membencinya, karena dirinya adalah ayah yang baik, dia sangat menyayangi dirinya. Walaupun semua ini karena Tania Qin dan anak-anaknya, sehingga dirinya kehilangan begitu banyak.

Setelah ragu beberapa saat, akhirnya Tiffanny Wen mengangkat ponselnya, "halo..."

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu