Excellent Love - Bab 45 1 Juta Per Lembar Foto (2)

Ditambah lagi, hubungannya dengan Wesley Xu, pada awalnya memang sedikit memalukan, jadi bagaimana mungkin boleh mengungkitnya kepada orang lain, mungkin dengan tidak mengatakan apapun, merupakan pilihan terbaik.

Di atas lapangan. Kakek tua yang berkemampuan analisis dengan tingkat kepekaan tinggi melihat Wesley Xu yang terus menatap Clara Jian, matanya bahkan tak berkedip sekali pun, dia langsung merasa penasaran, bertanya, "Wesley, kamu tertarik dengan gadis itu?"

Wesley Xu tersenyum, sekarang baru mulai menarik pandangan matanya, melihat kakek tua yang ada di hadapannya, raket dihempaskan dengan ringan, menggunakan gaya men-service cock yang benar menghempaskannya, membuat cock terbang ke sana, sambil berkata dengan setengah bercanda setengah serius, "Memangnya kenapa kalau tertarik?"

Kakek Tua bergerak cekatan dan melompat, dan membalikkan bola itu kepadanya, berkata sambil tersenyum, "Kalau memang tertarik, kejarlah. Aku merasa gadis itu lumayan baik, orangnya cantik, pandangan matanya juga lembut bijaksana, tidak arogan ataupun jahat, harusnya akan menjadi seorang istri yang baik."

"Hmm, baik." Wesley Xu tersenyum, juga kembali memukul cocknya dengan santai, kembali mengatakan, "Kalau begitu, aku akan mencobanya."

"Kenapa, kamu benar-benar mengenal gadis itu?" Sang kakek kembali memukul cock, melompat memukulnya melewati jaring, lalu bertanya dengan sangat penasaran.

Wesley Xu tersenyum, terlihat tidak berniat untuk terus berbincang dengan kakek tua lagi, langsung menambah tenaga, menghasilkan sebuah pukulan jauh, kakek tua terpaksa harus segera mundur ke belakang, bersiap-siap memukul bola.

Clara Jian menggenggam Gray Jian, berjalan ke lapangan yang telah mereka pesan, yang juga berada di sebelah lapangan Wesley Xu, meletakkan barang, Clara Jian menyuruh Gray Jian pergi beristirahat ke tempat yang disediakan khusus untuk mereka, lalu, mengambil raket, masuk ke arena lapangan bersama dengan Daisy Feng, hendak bermain.

"Bagaimana kalau, kita pergi menyapa CEO Xu dulu!" Sebelum tiba di lapangan, Daisy Feng berdiskusi dengannya.

Karena dia sungguh sangat khawatir, kalau hanya dia seorang diri yang pergi menyapa, Wesley Xu akan mengabaikannya.

Clara Jian melihat ke Wesley Xu yang berada di lapangan, menganggukkan kepala menaggapinya "Hmm" sejenak, sebagai anggota perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya, saat bertemu dengan petinggi dari perusahaan itu, pergi menyapanya merupakan suatu hal yang sangat wajar.

Setelah mendapat persetujuan Clara Jian, baru Daisy Feng tersenyum, berjalan ke arah lapangan tempat Wesley Xu bermain.

Gray Jian duduk di kursi istirahat, dia mengangkat gelas jus, sambil menghisapnya perlahan, sambil melihat Clara Jian dan Wesley Xu, di balik bola mata hitam yang berkilau itu, terdapat pancaran cahaya menantikan.

Melihat Clara Jian dan yang lainnya telah datang, Wesley Xu dan pasangan bermainnya tidaklah berhenti, hingga sang kakek tua kembali mehempaskan sebauh smash menakjubkan, dan Wesley Xu telah di "skak" sekali lagi, baru mereka berhenti.

"CEO Xu, apa kabar, apa kabar, tidak disangka bisa bertemu denganmu di sini, sungguh tak terduga dan sangat beruntung." Setelah menunggu hingga Wesley Xu berhenti, Daisy Feng baru berjalan mendekat beberapa langkah, pergi menyapanya dengan diiringi senyuman.

Mendengar suara ini, Wesley Xu seakan-akan baru mulai menyadari keberadaan mereka berdua, mengalihkan pandangan matanya perlahan-lahan ke arah mereka yang datang kemari.

"CEO Xu, apa kabar!" Clara Jian yang mengikuti Daisy Feng di belakang, melihat Wesley Xu dengan tatapan mata yang sangat datar dan tenang, menyapanya dengan sedikit senyuman.

Wesley Xu melihat Daisy Feng sejenak, kemudian, perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dan ditujukan kepada Clara Jian, dengan memancarkan pandangan yang penuh dengan ekspresi begitu terus terang dan jujur.

Sang wanita pada saat ini, mengenakan sebuah kaos olahraga berwarna putih, di tambah dengan sebuah celana rok merah muda yang tidak begitu panjang juga tidak terlalu pendek, diselaraskan dengan sepasang sepatu olahraga putih, membuat dirinya yang awalnya sangat muda, terlihat menjadi semakin muda, penuh dengan semangat, bagaikan sebuah persik yang baru saja matang, asalkan menggigitnya sekali, maka mulut akan dipenuhi dengan cairah buah yang harum dan aroma yang menggiurkan itu............

Setelah menatap Clara Jian beberapa detik, hingga Clara Jian merasa sedikit tidak nyaman, baru Wesley Xu mengalihkan pandangannya, melekukkan bibirnya yang tipis, menganggukkan kepala, bisa dianggap sebagai tanggapan terhadap mereka, tapi malah tidak mengatakan satu patah kata pun.

Kakek Tua yang berada di seberang sudah tak tahan lagi, kalau Wesley Xu mengejar wanita dengan cara seperti ini, kapan dirinya bisa menggendong seorang cucu, jadi, dia langsung mengambil handuk mengelap keringat sambil berjalan mendekat dengan cepat, berkata terhadap Wesley Xu, "Wesley. Temanmu bukan? Kalau begitu, temanilah temanmu sejenak, aku pergi ke toilet dulu."

Setelah mengatakannya, kakek tua telah pergi meninggalkan Wesley Xu, dan berjalan ke arah toilet.

Clara Jian dan Daisy Feng melihat tetua yang bertubuh gagah dan berkharisma di depan mata ini, semuanya tersenyum, tanpa bersikap kurang sopan.

Wesley Xu melihat si tua yang telah pergi, spontan melekukkan bibir dan tersenyum, sekarang baru berkata terhadap Clara Jian dan Daisy Feng, "Kalian bersikap santailah."

Perkataannya terlontarkan, dia telah membalikkan badan, berjalan ke area istirahat.

Daisy Feng melihat sosok punggung Wesley Xu yang berpakaian baju olahraga serba putih dan sepatu olahraga abu pudar, dengan tubuh yang tinggi besar dan begitu gagah, juga lengan dan kaki yang tinggi ini, hatinya sangatlah kagum.

Wah! bentuk tubuh ini, pasti akan terasa sangat nikmat dan akan kecanduan saat merabanya.

"Guru, kemampuanku bermain bulu tangkis tidaklah bagus, kamu jangan keberatan ya." Melihat Daisy Feng yang terus menatap sosok punggung Wesley Xu tanpa mampu mengalihkan pandangan matanya, Clara Jian berkata dengan datar di sampingnya.

Daisy Feng kembali sadar, melekukkan bibirnya dan tersenyum, "Karena aku adalah gurumu, tentu saja tidak akan merasa risi terhadapmu, aku akan mengalah 10 poin kepadamu pada ronde pertama, bagaimana?"

Clara Jian tersenyum, "Baik."

"Mulailah."

"Hmm." Clara Jian menganggukkan kepala, membalikkan badan pergi ke seberang.

Di sisi lain, Wesley Xu telah tiba di tempat peristirahatan khusus bagian lapangannya, tapi tidak duduk, setelah mengambil sebotol air mineral, dia langsung pergi ke tempat peristirahatan sebelah milik lapangan Clara Jian.

Gray Jian yang sedang duduk dengan patuh di kursi mengayunkan kedua kaki pendeknya, memandang Clara Jian dan Daisy Feng bermain dengan mata lebar berbinar-binar, Gray Jian telah menyadari Wesley Xu datang mendekat, namun malah bersikap tidak menyadarinya, terus mengayunkan dua kaki pendeknya, melihat Clara Jian dan Daisy Feng bermain, sama sekali tidak menyapa Wesley Xu.

Wesley Xu ke sana, meskipun Gray Jian tidak menghiraukannya, tapi saat dia melihat pandangan mata Gray Jian, sang pria spontan malah menjadi lembut, bahkan penuh dengan kasih sayang, perubahan seperti ini, bahkan tidak bisa disadari oleh dirinya sendiri.

Di atas lapangan, karena Clara Jian menghadap ke arah lokasi istirahat, maka, dia mampu melihat seluruh kejadian diantara Wesley Xu dan Gray Jian dengan jelas.

Melihat Wesley Xu telah berjalan ke arah Gray Jian, hatinya Clara Jian, spontan langsung merasa tegang. Tapi, dia tidak bisa melakukan apapun.

Wesley Xu tiba di hadapan Gray Jian, mengangkat tangannya dengan begitu normal, lalu mengelus kepalanya Gray Jian dengan lembut, menggunakan suara yang sangat lembut berkata, "Kenapa, tidak kenal denganku lagi?"

Sikap Gray Jian sama seperti Wesley Xu tadi, seakan-akan baru mulai menyadarinya, mengangkat kepalanya yang bulat, mengedipkan mata yang jernih dan besar, memandangnya, menggelengkan kepala, berkata: "Bukan, Mama berkata padaku, harus berpura-pura tidak mengenalmu saat berada di depan orang lain, aku harus mematuhi perkataan Mama, makanya pura-pura tidak mengenalmu."

Wesley Xu memandang Gray Jian yang bertubuh mungil dengan wajah yang terlihat pucat di depannya ini, tersenyum penuh kasih sayang, kemudian langsung duduk di samping Gray Jian, membuka tutup botol air mineral di tangannya, mengangkat kepala meminum air hingga setengah botol dengan cepat, baru kembali melihat Gray Jian, bertanya, "Kenapa kamu harus terus hidup bersama dengan Mamamu, di mana Papamu?"

Gray Jian memalingkan kepala melihatnya, menjawabnya dengan terus terang, "Aku tidak memiliki Papa, aku hanya memiliki Mama."

Wesley Xu melihat Gray Jian sejenak, mengangkat tangannya, kembali mengelus kepalanya dengan sangat lembut sekali lagi, tersenyum dan berkata, "Bagaimana mungkin kamu tidak memiliki Papa, kalau tidak ada Papa, bagaimana mungkin bisa ada kamu?"

Gray Jian kembali memalingkan kepala melihatnya, setelah mengedipkan mata yang hitam cemerlang dan merenung sejenak, kemudian, dia menganggukkan kepala, "Aku tidak tahu, tapi kamu boleh menanyakan Mamaku, dia pasti tahu."

Wesley Xu tertawa, tidak bertanya lebih lanjut tentang topik Papanya, malah menanyakan, "Kalau begitu, katakan padaku, apakah kamu menyukai Papanya Elsie Li?"

"Suka kok, Paman Li sangat baik!" Gray Jian menganggukkan kepala dengan kuat, sama sekali tidak merasa ragu.

"Coba katakan, kenapa dia baik?" Melihat Clara Jian yang memukul bola dengan begitu sembarangan di atas lapangan sejenak, Wesley Xu kembali melihat ke arah Gray Jian menanyakannya.

"Hmm~~ Paman Li membiarkanku bersekolah di TK, membiarkan Elsie Li bermain denganku, dan bersikap baik terhadap Mama, juga suka terhadap Mama." Setelah merenung sejenak, Gray Jian menjawabnya seperti ini.

"Oh~~" Menganggukkan kepala sambil memikirkannya, "Siapa yang mengatakannya padamu?"

"Aku sendiri yang menyadarinya!" Gray Jian melihat ke arah Wesley Xu, tersenyum, memperlihatkan dua baris gigi putih yang tersusun rapi, tersenyum riang mengatakan, "Paman Xu, kamu juga menyukai Mamaku bukan, kukatakan padamu, Mamaku sangatlah baik!"

Wesley Xu melihat Gray yang mungil itu, tersenyum, rasa suka yang sulit untuk dijelaskan, dengan perlahan muncul di suatu bagian dalam lubuk hatinya, dan menjalar menyebar.

"Coba katakan, apa kelebihan Mamamu?"

Mamaku sangat cantik, merupakan wanita tercantik di dunia ini; Mamaku sangat hebat, bisa bekerja, bisa memasak, bisa memainkan piano dan biola; Mamaku juga pernah membaca begitu banyak buku, mampu menceritakan begitu banyak cerita yang menarik; Mamaku juga mampu membersihkan rumah menjadi sangat bersih; mencuci baju menjadi sangat bersih bagaikan baju baru." Gray Jian memancarkan mata hitam yang berbinar, mengatakan begitu banyak kelebihan Clara Jian yang dia ketahui, setelah selesai, dia juga menambahkan pernyataannya, "Paman, bukankah Mamaku sangat unggul?"

Wesley Xu melekukkan bibir ke atas, menganggukkan kepala, berkata dengan tanpa rasa pelit untuk memuji, "Benar, Mamamu memang sangat unggul."

Kalau begitu, Paman, kamu benar-benar menyukai Mamaku, benar bukan?" Gray Jian melihat Wesley Xu, bertanya memastikan sekali lagi.

Wesley Xu tersenyum, mengangkat alisnya yang panjang, "Di bandingkan dengan Mamamu, aku sepertinya lebih menyukaimu."

Gray Jian tersenyum lagi, tertawa dengan begitu riang, mendekati Wesley Xu, berkata dengan berbisik, "Paman, kalau kamu menyukai Mamaku, aku akan mengirimkan foto Mamaku kepadamu, bagaimana?"

Wesley Xu melihat Gray Jian yang cerdik dan lucu itu, lalu menganggukkan kepalanya sambil tertawa, "Baik! Apakah kamu tahu bagaimana caranya mengirimkannya kepadaku?"

"Hmm, aku tahu." Sang bocah menganggukkan kepala, berkata dengan suara kecil, "Aku tahu kode sandi dari ponsel Mamaku, aku akan mengirimkannya melalui Wechat, id Wechat Mamaku menggunakan nomor ponselnya."

Wesley Xu tersenyum, dia menjadi semakin memiliki perasaan suka yang mendalam namun sulit untuk dijelaskan ini terhadap anak yang cerdik seperti Gray Jian, rasa suka semacam ini, telah melampaui rasa suka terhadap anak-anak yang lainnya.

"Kamu mengirimkan foto Mamamu secara diam-diam kepadaku, jadi aku harus bagaimana membalasmu?"

Melihat Wesley Xu sejenak, Gray Jian merenungkannya, berkata: "Paman, kamu boleh memberikan uang jajan kepadaku tidak?"

Wesley Xu tersenyum, menganggukkan kepala, "Boleh."

"Bagaimana kalau 1 juta per selembar foto?"

Wesley Xu melihat Gray Jian, Wesley Xu hampir saja tak bisa menahan dirinya untuk tertawa lepas, tapi karena khawatir "Bisnis rahasia" dengan Gray Jian akan gagal, dia tetap berusaha menahannya, bola mata yang gelap penuh dengan kegembiraan yang tidak pernah ada sebelumnya, menganggukkan kepala, Wesley Xu menanggapinya tanpa ragu sedikit pun, "Baik, sepakat!"

"Clara, kamu tidak sengaja untuk mengalah terhadapku bukan?" Tepat pada saat ini, suara Daisy Feng terdengar dari lapangan.

Clara Jian yang menaruh setengah perhatiannya pada Wesley Xu dan gray Jian telah memungut bola yang tidak bisa dipukul balik entah sebanyak berapa kali, berkata meminta maaf sambil tersenyum, "Tidak, Guru begitu hebat, aku begitu payah, bagaimana mungkin mengalah terhadapmu."

"Kalau begitu seriuslah sedikit, main............" dengan baik.

Dua kata terakhir dari Daisy Feng belum sempat dikatakan keluar, langsung menyadari ada sesosok tubuh tinggi semampai dan tampan yang terlihat familiar melintas di sisinya tubuhnya, berjalan ke arah Clara Jian.

Melihat Wesley Xu yang berjalan ke sana, dia seketika langsung melongo di tempat, kehilangan suara.

Clara Jian melihat sang pria yang berjalan mendekatinya, dialah orang yang lebih tercengang, ketika dirinya telah kembali sadar sepenuhnya, Wesley Xu telah tiba di sampingnya.

"Tuan Xu, ............"

"Pergerakanmu tadi disebut sebagai bermain bulu tangkis?!" Perkataan Clara Jian masih belum keluar sepenuhnya, Wesley Xu langsung memotongnya, kemudian, lengannya yang panjang terulurkan, telapak tangannya yang besar menggenggam tangan mungilnya yang memegang raket, berkata dengan suara rendah, "Mari, aku ajari kamu."

Ketika tangan Wesley Xu yang panas membara dan bertenaga menyelimuti tangannya, Clara Jian tak bisa menahan reaksi tubuhnya dan gemetar sejenak, debaran jantungnya menjadi cepat, berpacu pesat dalam sekejab, bahkan nafas pun sampai menjadi berhenti.

Tapi, situasi tidak memperbolehkannya melamun, ataupun membiarkannya memperlihatkan sedikit ekspresi tidak bersedia sedikit pun, Wesley Xu telah berada di belakangnya, bersikap bagaikan sedang memeluknya, menggenggam tangannya dengan erat, memungut cock dari lantai, menghembuskan hawa nafas yang hangat di telinga sang wanita, berkata dengan suara yang kecil, "Lihatlah, begini cara menservis bola."

"Tuan Xu, aku............"

"Seriuslah sedikit."

"Oh!"

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu