Excellent Love - Bab 44 Benar, Aku Memang Ingin Menjadi Nyonya Li (2)

Tidak perlu, Guru Jian, kamu duduk saja."

"Bibi Zhang. Biarkan saja Clara pergi melakukannya, anggap saja seperti berada di rumah sendiri." Perkataan Bibi Zhang yang sungkan baru saja terlontarkan, Ned Li langsung berkata sambil tersenyum.

Bibi Zhang melihat Ned Li sejenak, dia langsung mengerti, dan segera menganggukkan kepala, berkata sambil tersenyum, "Baik, Guru Jian, mari pergi bersama."

Clara Jian tersenyum, berjalan menuju dapur bersama dengan Bibi Zhang.

Melihat Clara Jian telah pergi, Ned Li melihat ke arah Wesley Xu yang tidak berniat pergi sama sekali, mengangkat kepala dan berkata, "Bagaimana kalau............ kita bermain satu ronde catur, aku sudah bertahun-tahun tidak bermain denganmu lagi."

Wesley Xu menundukkan kepala tersenyum, "Baik, bermain satu ronde."

"Mari, pergi ke ruangan minum teh."

Wesley Xu menganggukkan kepala, lalu pergi ke ruangan meminum teh bersama dengan Ned Li.

Saat tiba di ruangan, kedua orang itu duduk di sana, Ned Li meletakkan biji catur, melihat Wesley Xu yang ada di depannya, merenung sejenak, lalu bertanya, " Apakah Janice belakangan ini pernah menghubungimu?"

"Kamu adalah tuan rumah, aku adalah tamu, kenapa kamu tidak merasa segan sama sekali untuk duluan meletakkan anak catur?" Wesley Xu juga ikut meletakkan biji catur hitam di tangannya, tanpa melihat Ned Li, pandangan matanya hanya menatap papan catur, dan tidak menjawab pertanyaannya.

Ned Li tersenyum, juga tidak merasa segan, langsung mengambil biji catur putih dan meletakkannya lagi, lanjut berkata: "Janice pernah berkata padaku, dia telah menyesal, sangat menyesal, dia............"

"Bukankah bilang ingin menyeduhkan teh, mana tehnya?" Perkataan Ned Li masih belum selesai, Wesley Xu pura-pura tidak mendengar perkataannya, langsung memotong perkataannya.

Ned Li melihat Wesley Xu yang sama sekali tidak ingin mengungkit nama Janice Li, menghela nafas, dan akan melupakannya untuk sementara ini, lalu memanggil Bibi Zhang, "Bibi Zhang, seduhkanlah teh kemari."

"Baik, segera."

Bibi Zhang menanggapinya sejenak, tapi orang yang datang malah merupakan Clara Jian.

Melihat Clara Jian lah yang membawakan seketel air yang baru saja di masak mendidih, pandangan mata Ned Li, langsung dilumuri dengan senyuman kehangatan tiada batas, suara juga menjadi lembut dan berkata, "Maaf telah merepotkanmu untuk menyeduhkan teh kepada kami."

Clara Jian tersenyum, meletakkan ketel yang berisi air mendidih, lalu bertanya, "Di mana daun tehnya?"

Ned Li menunjuk ke arah rak yang tidak jauh dari sana, "Semuanya ada di dalam, kamu lihatlah sendiri."

Clara Jian menganggukkan kepala, pergi menghampiri rak dan mengambil daun teh.

Di dalam rak, terdapat begitu banyak jenis daun teh, dan semuanya merupakan teh dengan kualitas terbaik.

"Kalian ingin minum teh apa, bagaimana dengan teh Pu'er?" Clara Jian mengambil kotak teh Pu'er, memalingkan kepala melihat Ned Li, menanyakannya.

Pandangan matanya, dari awal hingga akhir tetap menghindari tatapan mata Wesley Xu, kalau bisa tidak melihatnya, maka dia tidak akan melihatnya. Dan tidak akan pernah memiliki tatapan empat mata dengannya.

Ned Li tersenyum menganggukkan kepala, "Kamu saja yang menentukannya."

"Bukankah sudah tiba giliranmu?" Melihat Ned Li hanya terfokus untuk menatap Clara Jian, seorang pria mulai berkata, jelas-jelas terdapat suara kesal dari balik suaranya yang rendah.

Ned Li mulai tersenyum dan berkata dengan nada suara yang terdengar sedikit mabuk, "Sudah lupa, akan segera kumainkan."

Clara Jian mengambil teh, lalu kembali ke depan meja, duduk, dan mulai menyeduhkan teh.

Mejanya berbentuk persegi empat, Wesley Xu dan Ned Li duduk berhadap-hadapan, sedangkan Clara Jian duduk di samping mereka berdua, meskipun pergerakannya saat menyeduhkan teh tidak begitu lancar, tapi memang terlihat mirip dengan ahli penyeduh teh.

Wesley Xu sambil bermain catur, terkadang sambil melirik Clara Jian yang menundukkan kepala dan sedang serius dalam mencuci alat penyeduh teh, menyeduhkan teh, spontan menanyakan, "Pernah belajar?"

Clara Jian hanya fokus pada pergerakan tangan saat menyeduh teh, tidak mengangkat kepala melihatnya, hanya tersenyum sedikit, menjawabnya dengan datar, "Tidak, aku hanya pernah melihat orang lain menyeduhkannya."

Dalam hal menyeduhkan teh, Clara Jian sama sekali tidak memiliki teknik dalam melakukannya, setelah melihat orang lain menyeduhkan teh sebanyak dua kali, dengan kepintaran Clara Jian, tentu saja dia telah mampu mempelajarinya sedikit.

Melihat senyuman Clara Jian yang datar itu, bahkan terlihat sama sekali tidak ingin menanggapinya, alis Wesley Xu yang tajam spontan terangkat, dan malas untuk melihatnya lagi.

Clara Jian telah selesai menyeduhkan teh, cangkir pertama di berikan kepada Ned Li dulu.

Bir Maotai tahun 77, sangat harum saat diminum, tapi tidak akan membuat orang terhanyut, namun kadar alkoholnya sangat keras, saat ini, Ned Li sekarang sudah mulai sedikit mabuk.

Melihat teh yang disodorkan oleh Clara Jian, dia mengangkat tangan menerimanya.

Hanya saja, saat baru menerimanya, tangannya malah bergetar, air teh yang panas mendidih tumpah keluar, membakar jarinya, tangannya kembali bergetar, cangkir teh langsung bergulir jatuh dari tangannya ke bawah, "Prang" terdengar sebuah suara benturan, cangkir teh telah jatuh ke atas meja, hampir seluruh air teh, telah tumpah di badannya sendiri.

"Tuan Li, kamu tidak kenapa-napa bukan?" Melihat air teh yang panas mendidih telah tumpah ke kaosnya Ned Li yang tipis, Clara Jian langsung menanyakannya dengan penuh perhatian.

Ned Li melambaikan tangan, tersenyum, "Tidak apa! Tidak apa! Kelihatannya aku telah minum terlalu banyak."

"Tuan. Ada apa denganmu?" Setelah Bibi Zhang selesai mengerjakan kesibukannya, dia juga langsung datang saat mendengar suara ini, melihat baju Ned Li yang telah basah, dia segera menanyakan keadaannya.

"Tidak apa, aku pergi mengganti bajuku, kalian minum teh dulu, aku akan segera kembali." Setelah mengatakannya, Ned Li telah berdiri, dan melangkahkan kaki.

Clara Jian juga ikut berdiri, melihat langkah kaki Ned Li yang sedikit sempoyongan, dia segera bergerak hendak menghampiri dan membahunya, hanya saja, ketika dia hendak mendekat, pergelangan tangannya, telah ditangkap oleh sebuah telapak tangan besar yang hangat secara mendadak.

Sebenarnya, tanpa memalingkan kepala, Clara Jian juga tahu siapa itu, tapi, dia tetap membalikkan kepala melihatnya secara spontan.

Wesley Xu yang ada di depan mata, terlihat sangat mirip dengan seorang berandalan, salah satu tangannya menarik tangannya di bawah meja, satu tangannya yang lain, mengangat cangkir teh, meminumnya perlahan-lahan.

"Tuan, aku temani kamu naik ke atas." Bibi Zhang tentu saja telah menyadari Ned Li benar-benar telah mabuk, merasa tidak tenang, dan segera menghampirinya, membahu Ned Li.

Ned Li melambaikan tangan, sambil mengatakan tidak masalah, sambil berjalan keluar dari ruangan minum teh, Bibi Zhang segera mengikutinya dari belakang.

Melihat Ned Li dan Bibi Zhang telah keluar dari ruang minum teh, baru Clara Jian menambahkan tenaga di tangan hendak menarik tangannya dari genggaman tangan Wesley Xu.

Tapi, tidak peduli sebesar apapun tenaga di tangannya, dia tetap tidak mampu menariknya, Wesley Xu telah menggunakan tenaga, di saat yang bersamaan saat tidak membiarkannya lolos, dia juga tidak akan membuat tangan sang wanita terasa sakit.

Karena tidak mampu melepaskannya, Clara Jian langsung menyerah, melihat Clara Jian telah patuh, baru sang pria melonggarkan genggamannya, kemudian, meletakkan cangkir teh, mendorong kursi dan berdiri.

Melihat Clara Jian yang melihat dirinya dengan tatapan kesal membara, suasana hati Wesley Xu yang awalnya telah merasa sangat murung, tiba-tiba menjadi membaik, bahkan sepasang mata yang berwarna gelap tadi, telah memancarkan sedikit senyuman kesenangan.

Berjalan mendekat, dia mendekati Clara Jian selangkah, kemudian menundukkan kepala, sepasang mata gelap yang mengandung kegembiraan, terus menatap Clara Jian yang berada dekat dengannya, suaranya yang rendah sama seperti bir Maotai tahun 77 itu, begitu menghanyutkan, berkata, "Kenapa, kamu begitu tidak senang karena aku tidak membiarkanmu pergi ke atas dengan Ned Li untuk berganti baju?"

Clara Jian mengangkat kepala, melihatnya dengan kesal dan galak, hawa nafasnya yang mengandung aroma bir yang menghanyutkan itu, terhembus ke keningnya, wajahnya tiba-tiba merasa tergelitik, membuat sang wanita spontan mundur ke belakang selangkah, memandangnya dan berkata, "Kamu mengikutiku sampai ke sini, sebenarnya apa yang kamu inginkan?"

Sepasang bola mata hitam yang gelap, menatap Clara Jian dengan tenang, Wesley Xu kembali mendekat selangkah lagi menghamipirinya, jarak diantaranya dan sang wanita sangat dekat, seakan-akan dada mereka telah saling menempel, dia melekukkan bibir tipisnya, tidak menjawab malah menanyakan balik, "Kenapa, kamu ingin memikat Ned Li, agar suatu hari nanti bisa menjadi Nyonya Li?"

Clara Jian melihatnya, kembali mundur selangkah lagi, membuat sedikit jarak dengannya, sama sekali tidak merasa marah terhadap ucapannya, melainkan melekukkan bibirnya tersenyum lebar, menganggukkan kepala tanpa rasa ragu sama sekali, "Yang kamu katakan memang benar, aku memang ingin menjadi Nyonya Li."

Wesley Xu menundukkan kepala, tertawa, lalu, dia mendekat lagi, saat Clara Jian masih belum sempat bereaksi, sebuah lengannya yang panjang langsung terulurkan, merangkulnya, memasukkannya ke dalam pelukan, menempel erat dengan dadanya.

Clara Jian mulai sadar, hatinya menjadi panik, dan melakukan perlawanan dengan sekuat tenaga.

Tapi, lengan Wesley Xu malah bagaikan lengan besi, mengelilinginya dengan erat, membuat seluruh perlawanannya menjadi sia-sia.

Melihat wanita yang berekspresi tidak senang dalam pelukannya, Wesley Xu tersenyum, seketika menundukkan kepalanya, membuka mulut dan mengemut batang telinga sang wanita ke dalam mulutnya, menggigitnya dengan lembut.

Clara Jian tidak menduganya, seluruh badannya bagaikan telah tersengat listrik, dan bergetar.

"Nona Jian, sebelum menjadi Nyonya Li, jangan lupa bahwa kamu dan aku, masih harus melakukan 100 kali............" Saat mengatakannya, tangan Wesley Xu yang panas membara itu, telah meraba turun mengikuti lekukan tubuh Clara Jian, dan masuk ke dalam..........

Tubuh Clara Jian kembali bergetar, segera pergi menangkap tangan Wesley Xu yang nakal bagaikan mengandung listrik itu, otaknya bergemuruh sejenak, hampir meledak.

"Wes! ley! Xu!"

Dia membentak mengikuti instingnya, di balik bentakannya, terkandung peringatan, juga terdapat permohonan.

Setelah mendengar suara Clara Jian yang dilumuri dengan perasaan sakit, seluruh pergerakan Wesley Xu telah berhenti seketika.

Tangan Clara Jian memegang tangan besar Wesley Xu dengan kuat, keningnya berkerut dan memandang Wesley Xu dengan tatapan sangat tak berdaya, kemudian, memejamkan sepasang mata, menundukkan kepala, dan merasa kalah, menyatakan permohonan dengan suara kecil, "Seratus kali pasti akan kulakukan, tapi bukan di sini."

Melihat sang wanita yang bersikap tak berdaya di hadapan mata ini, Clara Jian terlihat jelas sangat merasa sedih, namun di suatu bagian dalam lubuk hati Wesley Xu, malah bagaikan telah di tusuk oleh jarum secara tiba-tiba, kesedihan dan rasa sakit itu, tidak pernah dialaminya, dan sulit untuk dijelaskan.

Sedetik kemudian, dia langsung melepaskan Clara Jian, mundur selangkah, lalu, jari tangan yang panjang dan ramping mengangkat dagunya, kepalanya kembali mendekat, mematuk bibir merahnya yang membara dengan lembut sejenak.

Melihat wanita di depan matanya yang tetap memejamkan mata tak bersedia untuk menatapnya secara langsung ini, jari jempol Wesley Xu yang besar itu menyentuh bibirnya, memancarkan rasa kasihan dan kasih sayang yang bahkan tidak ia sadari sendiri untuk mengusap bibir merah sang wanita yang membara dengan lembut, tak kuasa menahan diri untuk menundukkan kepala sekali lagi, mematuknya dengan ringan, lalu, menarik tangannya kembali, tidak mengatakan apapun, membalikkan badan, dan berjalan cepat untuk pergi keluar............

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu