Excellent Love - Bab 46 Jangan Mencelakai Seorang Gadis (2)

Wesley Xu pergi ke kamar mandi pria, segera mandi dengan cepat, lalu mengambil sebuah handuk putih besar, mengaitkannya ke pinggang dengan sedikit longgar, kemudian langsung berjalan menuju kamar mandi wanita.

Kamar mandi wanita berada tepat di sebelah kamar mandi pria, jika ingin ke sana, hanya memerlukan beberapa langkah kaki saja.

Karena saat ini sudah siang hari, orang yang berada di dalam gedung sangat sedikit. Dan perempuan yang datang untuk bermain lebih terlihat sedikit, jadi, di dalam kamar mandi wanita yang begitu luas, hanya ada Clara Jian dan Daisy Feng saja.

Saat ini, Clara Jian dan Daisy Feng mandi di kamar mandi tertutup, air mengalir ke bawah dari shower dengan deras, sama sekali tidak bisa mendengar adanya suara langkah kaki yang masuk dari luar.

Wesley Xu memasuki kamar mandi wanita, bola mata hitam yang tajam bagaikan elang menerawang ke sekitar kamar mandi dengan cepat, setelah memastikan di mana posisi Clara Jian berada, bibir tipis yang sexy itu, spontan melekuk ke atas, kemudian, langsung melangkahkan kaki berjalan ke ruang kamar mandi tempat Clara Jian berada dengan elegan dan santai.

"Clara, kamu rasa, kita perlu mengajak CEO Xu untuk makan bersama tidak, sekalian untuk mengetahui permintaan mereka terhadap proyek desain dengan lebih rinci atau semacamnya?" Di dalam kamar mandi yang berada di seberang Clara Jian, Daisy Feng sambil mandi sambil berteriak keras menanyakan.

"Guru, kamu putuskan saja, aku terserah." Clara Jian menjawab.

Lagipula permintaan seperti ini telah diajukan oleh Daisy Feng, dirinya tidak enak hati untuk menolaknya secara langsung.

"Boleh saja mengajaknya, tapi kalau aku yang pergi mengajak CEO Xu, dia pasti tidak akan menghiraukanku, makanya, kamulah yang harus melakukannya."

Clara Jian mengerutkan kening merenung sejenak, "Guru, aku............" "Ah!"

Tepat ketika dia ingin menolak Daisy Feng, sebuah lengan yang kekar, tiba-tiba telah menyibakkan tirai kamar mandi, sebuah sosok tubuh yang begitu familiar tiba-tiba menerobos masuk ke dalam pandangan matanya.

Setelah berteriak histeris, sedetik kemudian, Clara Jian membalikkan badannya, sepasang tangannya memeluk dirinya dengan erat.

Wesley Xu melihat tubuh Clara Jian yang bersih mulus, lalu tersenyum dengan perasaan yang sangat puas, sama sekali tidak mempedulikan apapun reaksi dari Clara Jian, dia langsung membuka kain penutup badannya, mendekat dengan hanya dua langkah, lalu, membuat Clara Jian menempel ke tembok............

"Clara, ada apa denganmu?"

"Tidak........... tidak apa-apa!" Tubuh Clara Jian menempel ke dinding, dan hampir menangis, suaranya terdengar gemetaran, "Tidak berhati-hati............ dan telah terpeleset ."

"Oh, kamu tidak kenapa-napa bukan?"

"Tidak apa-apa!" Clara Jian mengerutkan dahinya, menggigit bibirnya dengan kuat, merasakan pergerakan dari sang pria di belakang, sungguh ingin menangis.

"Bagus jika tidak kenapa-napa, berhati-hatilah! Kalau begitu, nanti setelah selesai mandi, kamu yang mencoba mengajak CEO Xu ya."

Clara Jian memejamkan matanya dengan rapat, bibir bawahnya tergigit hingga hampir mengeluarkan darah, tapi malah terpaksa harus menanggapi perkataan Daisy Feng, "Hmm, baik............"

........................................

Ketika Daisy Feng telah selesai mandi dan keluar, Clara Jian masih berada di dalam kamar mandi, di dalam, air shower mengalir deras, terus menghasilkan bunyi air mengalir tanpa henti.

"Clara, kamu masih belum selesai mandi?" Daisy Feng mengambil handuk, sambil membasuh rambutnya, sambil menanyakan Clara Jian yang berada begitu dengan dengannya.

"Hmm, belum!" Clara Jian merasa sangat tegang sambil menggertakkan gigi, sepasang matanya terpejam rapat, tidak membiarkan dirinya menghasilkan suara aneh yang tidak seharusnya dikeluarkan, tapi harus tetap berusaha menstabilkan suaranya untuk menjawab pertanyaan Daisy Feng.

Demi bisa membuat Daisy Feng pergi secepatnya, dia kembali berkata, "Guru, kamu pergi keluar dulu untuk melihat Gray, dia hanya sendirian, aku tidak tenang."

"Hmm, baik." Daisy Feng tidak curiga akan adanya kehadiran orang lain, lanjut mengusap rambutnya berkata, "Kalau begitu, kamu cepatlah sedikit, aku dan Gray akan menunggumu di tempat istirahat."

"Hmm, baik!"

Perkataan baru terlontarkan, Clara Jian membuka mulutnya. Lalu menggigit bahu Wesley Xu dengan kuat............

........................................

Setelah Daisy Feng mengganti baju, dia mengeringkan rambutnya, saat berjalan ke area istirahat, Kakek Xu sedang berbincang-bincang bersama Gray Jian dengan begitu senang, satu orang penuh dengan kasih sayang, dan yang satunya lagi bertampang polos dan lugu, jika orang asing melihat gambaran yang harmonis seperti itu, orang itu pasti akan menganggap mereka berdua benar-benar merupakan pasangan kakek dan cucu.

Tante Daisy." Saat melihat Daisy Feng keluar, Gray Jian langsung memanggilnya dengan senang, lalu memperkenalkannya terhadap Kakek Xu, "Kakek Xu, ini adalah Tante Daisy, guru dari Mamaku."

-- Tante Daisy?!

Kakek Xu melihat Daisy Feng yang ada di depan mata, seketika menjadi bingung.

Dia dari tadi terus mengira, Daisy Feng adalah Mamanya Gray Jian.

Kalau begitu, berarti Clara Jian lah yang merupakan Mamanya, berarti orang yang sedang dikejar oleh putranya sendiri, bukankah merupakan seorang wanita yang telah menikah dan memiliki anak?

Sekarang, Kakek Xu telah menjadi tidak tenang.

"Tuan Besar Xu, apa kabar, namaku Daisy Feng, merupakan seorang desainer, saat ini sedang membuat sebuah desain dekorasi dalam ruangan untuk sebuah hotel yang berada di bawah pengelolaan Kou's Corp." Berdiri di depan Kakek Xu, Daisy Feng berkata dengan sopan dan anggun dalam perkenalan diri sendiri.

Kakek Xu hanya merasa hatinya tidak karuan, namun dia tidak memperlihatkannya keluar dari ekspresi wajahnya, saat melihat Daisy Feng yang ada di depan mata, dia menganggukkan kepala, bangun dan berkata, "Anak muda, kemampuanmu bermain cukup bagus."

Daisy Feng tersenyum dengan sopan, "Mana ada, Tuan Besar Xu telah mneyanjung berlebihan! Andalah yang lebih hebat, memiliki badan yang masih fit, sama sekali tidak kalah terhadap anak muda."

Kakek Xu menganggukkan kepala, tidak berniat untuk terus berbicara dengan Daisy Feng, hanya pergi melihat ke arah Gray Jian yang berada di samping, mengangkat tangan dan mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang, "Gray, Kakek Xu pergi dulu, mari berjumpa lagi lain kali jika ada kesempatan."

"Hmm, Kakek Xu sampai jumpa." Gray Jian memancarkan kilauan mata hitam bersinar memandang Kakek Xu, mengangkat tangan kecil dan melambai-lambai ke arahnya, terus menganggukkan kepala menanggapinya.

Kakek Xu melihat Gray Jian, kembali tersenyum dengan penuh kasih sayang. Baru mulai melangkahkan kakinya, berjalan menuju ruang ganti.

Melihat Kakek Xu langsung pergi begitu saja, tanpa membereskan barang-barang di area istirahat, bahkan raket pun tidak diambil, Daisy Feng yang awalnya hendak memanggil Kakek Xu, merasa ragu sejenak, tiba-tiba langsung menyadari, seorang lelaki berkemeja putih dan memakai celana hitam dengan tubuh tinggi tegak yang terus berdiri tidak jauh dari sana telah berlari ke sana, membantu Kakek Xu dan Wesley Xu membereskan barang.

Sekarang, Daisy Feng kembali dibuat terkejut.

Awalnya, dia telah menyadari pria yang berkemeja putih dan memakai celana hitam dengan tubuh tinggi tegak yang mirip dengan seorang tentara dan terus berdiri tidak jauh dari sana sejak masuk ke dalam, pada awalnya, dia mengira dia adalah pekerja di gedung lapangan olahraga ini, tapi sungguh tidak di sangka, dia ternyata adalah footmannya Kakek Xu dan Wesley Xu!

Jangan-jangan, adalah seorang bodyguard?!

"Tante Daisy, di mana Mamaku?" Setelah melihat Kakek Xu telah pergi, Gray Jian bergelinding turun dari bangku, menanyakan Daisy Feng.

Daisy Feng kembali sadar, segera tersenyum, "Sayangku, Mamamu masih mandi, dan akan segera keluar sesaat lagi, bagaimana kalau, Tante mengajarimu bermain bulu tangkis."

"Hmm, baik!"

........................................

Sang Kakek telah duduk di area istirahat sekitar setengah jam, keringat di badannya kurang lebih telah kering, hanya baju yang masih basah, makanya harus pergi ke ruang gandi mengganti baju.

Dia awalnya sangat bingung, kenapa Wesley Xu yang terlatih untuk selalu memegang prinsip dengan ketat dalam hal waktu, hari ini malah begitu lambat, hanya pergi mandi dan mengganti baju malah memerlukan waktu selama setengah jam.

Tapi, saat datang ke ruang ganti, dan melihat ke sekitar, mana ada bayangan Wesley Xu di ruang ganti maupun kamar mandi, dia tidak berada di sini sama sekali.

Setelah mengganti baju, tepat saat si Kakek hendak menelusuri ke mana Wesley Xu telah pergi sebenarnya, Wesley Xu malah tiba-tiba muncul di hadapannya dengan ekspresi yang begitu lega dan bersemangat, tubuhnya, hanya terbalut dengan sebuah handuk, mana terlihat telah pergi mandi dan mengganti baju, jelas-jelas dia telah pergi melakukan hal lain.

"Waktu sudah berlalu cukup lama, kamu telah pergi ke mana?" Menatap Wesley Xu, Kakek Xu menanyakannya dengan sangat kebingungan, kamu tidak mengejar Mamanya Gray sampai masuk ke dalam ruang ganti daerah wanita di sebelah bukan?

Wesley Xu mengangkat kepala melihat ayahnya sendiri, bibirnya yang tipis tersenyum penuh dengan suasana hati yang baik, tapi malah tidak menjawab pertanyaan sang Kakek, melainkan langsung berjalan ke lokernya sendiri, mengeluarkan baju, dan memakainya dengan pergerakan yang elegan.

"Kelihatannya suasana hatimu saat ini lumayan baik, apakah kamu pernah memperhatikan perasaanku?" Melihat adanya rasa kebahagiaan di balik mata Wesley Xu yang gelap mendalam itu, Kakek Xu mengerutkan keningnya, menyipitkan sepasang mata elangnya, wajahnya mulai sedikit murung menanyakannya.

"Pa, Gray memang merupakan putra dari Clara, tapi, Clara tidak pernah menikah, Gray juga tidak memiliki Papa." Wesley Xu sambil mengaitkan kancing bajunya dengan elegan, sambil melihat sang Kakek dengan datar, menjelaskannya dengan tenang.

Alasan kenapa ayahnya tidak senang, bisa langsung diketahui meskipun hanya memikirkannya menggunakan jari kaki.

"Tidak pernah menikah?!" Sang kakek tentu saja mampu menebak siapa "Clara" yang disebut oleh Wesley Xu, semakin mengerutkan dahinya mengatakan dengan sedikit bingung, "Tidak pernah menikah, jadi bagaimana caranya Gray bisa muncul? Hamil di luar nikah?!"

Melihat ayahnya sendiri yang berekspresi begitu serius, Wesley Xu spontan melekukkan kakinya, tidak menjawabnya, namun malah menanyakan balik, "Pa, bukankah kamu sudah tertarik dengan Clara, dan berniat untuk menjadikannya sebagai menantumu?"

Sang kakek melihat Wesley Xu, seketika malah terbungkam tak bisa berkata-kata akibat perkataannya.

"Kalau kamu tidak berniat untuk meminangnya, maka jangan mencelakainya." Setelah memurungkan wajahnya sambil melototi Wesley Xu cukup lama, terakhir, Kakek Xu melontarkan ucapan kalimat seperti ini dengan nada bicara yang berat.

Wesley Xu yang telah selesai berpakaian dengan rapi tersenyum, menganggukkan kepala, "Baik, Ketua."

........................................

Saat Clara Jian selesai mengganti baju, mengeringkan rambut sampai setengah kering, dan keluar dari ruang ganti, dalam sekilas langsung mampu melihat GrayJian yang bertubuh mungil sedang bermain bulu tangkis bersama Daisy Feng.

Sebenarnya, itu mana bisa disebut sedang bermain bulu tangkis, itu hanya bisa disebut sebagai Daisy Feng sedang menemani sang anak bermain bersama, karena tinggi badan Gray Jian, dia sama sekali tidak tahu harus bagaimana memegang raket dengan baik.

"Mama, lihatlah, aku sudah bisa bermain bulu tangkis." Melihat Clara Jian berjalan kemari, Gray Jian langsung berhenti, memanggilnya dengan riang.

Clara Jian ke sana, berjongkok di hadapan Gray Jian, tersenyum, mendekat, mencium pipinya Gray Jian, "Hmm, Mama telah melihatnya, Gray sangat hebat, tapi kamu telah berkeringat, bagaimana kalau mengganti bajumu."

Di keningnya Gray Jian, terdapat cucuran butiran keringat, meskipun tidak begitu jelas, tapi, kesehatan tubuh Gray Jian sangat lemah, Clara Jian takut dia akan demam."

"Hmm, baik."

Clara Jian kembali menciumnya, kemudian baru berdiri, lalu mencarikan baju bersih dari dalam tas di tubuhnya, dan langsung membantu Gray Jian menggantinya di sana.

"Clara, ada apa dengan bibirmu?" Daisy Feng melihat kemari, setelah menatap kelopak bibir Clara Jian beberapa detik, dia merasa aneh dan menanyakannya.

Clara Jian melihat ke arah Daisy Feng, tersenyum dan menggelengkan kepala, berbohong tanpa terlihat suatu keanehan, "Tadi telah terpeleset karena tidak berhati-hati saat mandi, aku tak sengaja menggigitnya."

Hari ini benar-benar harus "berterima kasih" terhadap Wesley Xu yang tidak menggarapnya begitu lama, dan selesai dalam waktu sekitar setengah jam, dulu, dia tidak pernah menyelesaikannya dalam waktu singkat.

Mengingat saat bagian sang pria keluar dari dalam tubuhnya, sang pria mengatakan kalimat "Masih tersisa 99 kali" sambil menghembuskan hawa nafas panas di samping telinganya, Clara Jian sudah mulai memiliki niat untuk menghempaskan sebuah tamparan terhadapnya.

Kenapa dia berbuat seperti itu, sama sekali tidak memperhatikan perasaannya, dia langsung ingin melakukannya kapan pun dan di mana pun begitu saja!

Daisy Feng mengerutkan keningnya, lalu kembali mengamati Clara Jian dari atas ke bawah secara menyeluruh, berkata dengan penuh perhatian, "Kalau begitu, kamu tidak kenapa-napa bukan?"

Clara Jian menggelengkan kepala, "Tidak kenapa-napa."

"Mama, ini." Setelah mengatakannya, Gray Jian telah melepaskan bajunya sendiri, menyerahkannya kepada Clara Jian.

Clara Jian hendak mengambilnya, Daisy Feng malah telah mendahuluinya, dan mengambilnya.

Clara Jian tersenyum, mengambil baju bersih dan segera memakaikannya kepada Gray Jian.

"Sudah, mari kita beres-beres, dan pergi makan siang." Melihat Gray Jian telah selesai memakai baju, baru Daisy Feng menyerahkan baju Gray Jian yang basah karena keringat, kemudian menggenggam tangannya Gray Jian, kembali menanyakannya, "Gray ingin makan apa, katakan pada Tante Daisy."

"Hmm~~~" Gray Jian membungkam bibir tipisnya yang tidak begitu merah, merenung sesaat, "Tante Daisy, aku ingin pergi ke Pizza Hut memakan pizza."

Baik, kita akan pergi ke Pizza Hut memakan pizza."

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu