Excellent Love - Bab 165 Jika Kau Tak Datang, Aku Akan Melakukan Aborsi (1)

“Oh ya, yang tadi kau katakan padaku, apakah Clara Jian sudah tahu?”

Saat ia telah menyetujui untuk menjadikannya putri angkat, Stuart Ying tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya pada Wesley Xu.

Wesley Xu menatapnya dan menggeleng, “Clara Jian tak mengetahui semua ini, aku belum mengatakan apapun padanya.”

“Kalau begitu, ia tak tahu bahwa Fernand Li adalah ayah kandungnya?” tanya Stuart Ying lagi.

Wesley Xu kembali menggeleng, “Karena berbahaya, saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk memberitahukan kebenaran ini padanya, sekarang seharusnya saat yang tepat, jika ada kesempatan, aku akan memberitahukan semuanya padanya, tenanglah, Menteri, bagi Clara Jian, kau adalah teman baik ibu mertuaku, hal ini tak akan berubah.”

Melihat Wesley Xu telah mempertimbangkan dan mempersiapkan semuanya dengan matang, Stuart Ying memujinya, “Baiklah, bagus.”

Tentu saja ia tak ingin Clara Jian tahu bahwa ialah salah satu penyebab semua masalah ini.

“Jika ia tahu kau akan menjaga Clara Jian, rohnya di surga akan tenang.”

Wesley Xu tersenyum, “Clara Jian adalah seorang wanita yang baik, tentu saja semua akan bersikap baik padanya.”

“Benar, ia seperti ibunya, sangat lembut dan anggun, kualitas yang jarang ditemui.” Stuart Ying mengangguk dan tersenyum, “Ayo masuk.”

“Baiklah.” Wesley Xu mengangguk dan berjalan masuk bersama Stuart Ying.

......

Di dalam ruangan, Clara Jian telah selesai makan, tapi Gray Jian belum, Clara Jian menyuapkan sayuran pada Gray Jian dan menyuruhnya untuk makan lebih banyak sayur, sejak mengetahui bahwa Wesley Xu adalah ayahnya, Clara Jian menyadari kini Gray Jian semakin suka makan daging dan semakin jarang makan sayur.

“Ibu, kenapa aku harus makan lebih banyak sayur, bukankah kalau banyak makan daging baru bisa tumbuh besar?” Gray Jian mengerjap-ngerjapkan matanya dan bertanya pada Clara Jian dengan heran.

Clara Jian tertawa dan menyuapkan sesuap sayur lagi ke mulut Gray Jian, “Memang, tapi jangan terlalu banyak makan daging, jika hanya makan daging tapi tidak makan sayur, juga berbahaya untuk tubuh kita. Jika kau terlalu banyak makan daging, tubuhmu akan lemas, jika banyak makan sayur barulah tubuhmu bisa kuat dan lebih sehat, kurasa ayah dan kakek tidak makan terlalu banyak daging, dan makan banyak sayur.”

Gray Jian melahap sayur yang disuapkan Clara Jian, mengerutkan keningnya, dan mengangguk, “Baiklah, sepertinya ayah memang suka sayur, kalau begitu aku juga akan banyak makan sayur, agar menjadi kuat.”

Clara Jian tersenyum, “Kalau begitu ayo makan sendiri.”

“Baiklah.”

“Klik!” tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dari luar, Clara Jian mendongak menatapnya, rupanya Wesley Xu dan Stuart Ying telah pulang, mereka berdua tersenyum.

“Cepat sekali sudah pulang?” melihat mereka datang bersama-sama, Clara Jian berdiri dan bertanya.

“Ayah, kakek Ying. Aku sudah hampir selesai makan.” Melihat mereka, Gray Jian melapor dengan girang.

Stuart Ying menatap Clara Jian, mengangguk, dan menjawab, “Iya.” Lalu ia menghampiri Gray Jian dan mengelus kepalanya, “Gray Jian sangat pintar, nanti kau pasti akan menjadi anak yang luar biasa.”

“Hehe...” Gray Jian tersenyum lebar.

Stuart Ying tersenyum dan menatap Clara Jian, dan tanpa berbasa-basi segera berkata, “Clara Jian, kau harus tahu, aku tak memiliki anak perempuan, dan selama bertahun-tahun, aku sangat menginginkan anak perempuan, maka tadi di luar, aku telah berunding dengan Wesley Xu, dan aku ingin mengangkatmu menjadi putri angkatku, apakah kau bersedia?”

“Menjadikan aku putri angkatmu?” Clara Jian terkejut, meskipun ia tahu Stuart Ying sangat baik padanya, tapi ia tak menyangka ia begitu menyayanginya, “Paman Ying, aku hanyalah orang biasa, jika anda mengangkatku menjadi putri angkatmu, akankah...?”

“Ah, kau terlalu banyak berpikir, tak peduli seperti apa kau dulu dan saat ini, aku ingin mengangkatmu menjadi putriku, ini adalah keinginanku, tak ada hubungannya dengan identitasmu.” Belum selesai Clara Jian mengungkapkan keraguannya, Stuart Ying segera memotongnya, lalu ia menambahkan, “Aku adalah teman baik ibumu, saat ibumu menjalani masa sulitnya, aku tak berhasil melaksanakan tugasku sebagai teman, kini setelah ibumu meninggal, aku ingin merawatmu demi ibumu, maka kau tak perlu merasa terbeban.”

Clara Jian menatap Stuart Ying, matanya berkaca-kaca, ia tersenyum dan berkata, “Tuan Ying, tentu aku bersedia menjadi putri angkatmu, aku hanya takut aku tidak pantas mendapatkannya.”

“Dari mana kau tak pantas mendapatkannya, aku malah takut kau tidak bersedia.” Stuart Ying menatap Clara Jian sambil tersenyum.

Clara Jian tersenyum girang dan menggeleng, “Tidak, tentu saja aku bersedia.”

“Bagus!” Stuart Ying tertawa dan mengangguk puas, “Ke depannya, kau adalah putriku, dan aku adalah tempat bersandarmu, tak ada lagi yang bisa mengusikmu.”

Clara Jian tersenyum menatap Stuart Ying, tak tahu harus berkata apa.

Meski ia tak ingin ayah kandungnya muncul di hadapannya, tapi bukan berarti ia tak menginginkan cinta dari seorang ayah, dan bagi sebagian besar orang, sesuatu yang tak mereka miliki adalah sesuatu yang paling mereka inginkan, dan ini juga sama bagi Clara Jian.

“Istriku, kenapa tidak segera menyuguhkan secangkir teh pada Menteri, dan menghormatinya sebagai ayahmu.” Di sampingnya, Wesley Xu merangkul Clara Jian dengan lembut dan mengingatkannya.

“Iya.” Clara Jian mengangguk penuh rasa gembira.

“Ayah, ibu, apakah nantinya aku harus memanggil Kakek Ying kakek?” Gray Jian yang duduk di ruang makan memiringkan kepalanya dan bertanya.

“Benar, nanti, Gray Jian harus memanggilku kakek, oke?” Stuart Ying mengelus rambut Gray Jian dan berkata dengan penuh kasih sayang.

“Baiklah!” Gray Jian mengangguk. “Aku punya dua kakek dari pihak ayah, tapi tidak punya kakek dari pihak ibu. Sekarang aku sudah punya.”

“Haha, aku juga kini memiliki cucu, bagus sekali!”

.....

Setelah menjadi ayah angkatnya, karena Stuart Ying tahu Clara Jian harus segera pergi ke Kota Shen Nan, maka tanpa menunda-nunda, ia segera mengantar mereka ke bandara.

Butuh sekitar 3 jam untuk terbang dari Kota Jing ke Kota Shen Nan, saat pesawat mendarat di bandara Kota Shen Nan, sudah pukul 11 malam, dan Gray Jian sudah tidak bisa menahan kantuk dan tertidur.

“Tuan, nyonya.” Linda Ji lah yang menjemput Wesley Xu di bandara, saat melihat Wesley Xu yang menggendong Gray Jian sambil menggandeng Clara Jian turun dari pesawat, ia menyapa mereka dengan penuh hormat.

Clara Jian menatap Linda Ji dan membalas dengan senyuman.

Wesley Xu mengangguk dan langsung bertanya, “Bagaimana, apakah mereka sudah diantar ke rumah?”

Linda Ji tentu memahami apa yang ditanyakan Wesley Xu, ia mengangguk, “Tenanglah, tuan, ketua dan istrinya telah tiba di rumah dengan selamat.”

Clara Jian menatap Linda Ji, jawabannya membuatnya merasa lega.

“There’s a hero if you look inside your heart...” tiba-tiba, ponsel Clara Jian berdering.

Clara Jian mengeluarkannya dan menatapnya, rupanya Cheryl Tang yang meneleponnya.

Dengan gembira ia segera mengangkatnya.

“Ibu.” Begitu telepon tersambung, ia segera menyapa dengan riang.

“Clara Jian, ini aku.” Di ujung telepon, Cheryl Tang yang berada di rumah di Kompleks Komisi Militer menjawab.

Mendengar suara Cheryl Tang yang sudah lama tak didengarnya, Clara Jian menjadi terharu, matanya berkaca-kaca, “Ibu, apakah ibu dan ayah baik-baik saja?”

Di sampingnya, melihat Clara Jian begitu emosional, Wesley Xu merangkul pundaknya, menenangkannya.

Di ujung telepon, mendengar suara tercekat Clara Jian, Cheryl Tang tertawa, “Gadis ini, aku dan ayah baik-baik saja, tak ada masalah, tak perlu menangis.”

Clara Jian tersenyum, “Aku tidak menangis, aku merasa gembira.”

“Baguslah.” Cheryl Tang mengangguk, “Di mana kalian, bagaimana dengan Wesley Xu dan Gray Jian?”

“Gray Jian sudah tertidur, Wesley Xu di sebelahku, kami baru turun dari pesawat dan akan segera pulang.” Jawab Clara Jian, “Apakah kau ingin berbicara dengan Wesley?”

“Tidak usah, nanti saja saat kalian sudah pulang baru mengobrol lagi, hati-hati di jalan.”

“Baiklah.”

“Kenapa kau seperti anak kecil, sebentar-sebentar menangis, jika saja perutmu tidak besar, orang lain pasti mengira kau adalah anakku.” canda Wesley Xu sambil merangkul Clara Jian yang baru saja menutup telepon.

Clara Jian membalasnya, “Tuan Xu, kau sedang menghinaku atau menghina dirimu sendiri?”

Wesley Xu tertawa dan berbisik di telinganya, “Selain di atas ranjang, aku akan memperlakukanmu sebagai anakku, bagaimana?”

Mendengarnya, telinga Clara Jian memerah, wajahnya yang putih juga memerah, dan ia mendengus, “Ayah dan ibu menunggu kita di rumah, ayo cepat.”

“Baiklah, siap, istriku.”

.....

“Ayah, ibu, kita sudah sampai!”

Gray Jian tidur sepanjang jalan, tapi saat mobil itu memasuki Kompleks Komisi Militer dan perlahan melaju ke arah kediaman keluarga Xu, ia terbangun, dan melihat pemandangan yang familiar di luar jendela, ia segera berseru gembira.

“Iya, kita akan segera tiba, kakek nenek menunggu kita di rumah.” Clara Jian mengecup kening Gray Jian dan tersenyum gembira.

“Tidak mengantukkah?” Wesley Xu menatap putranya dalam pelukannya dan bertanya dengan lembut.

Gray Jian menggeleng, “Tidak, aku ingin menceritakan banyak hal yang menyenangkan pada kakek dan nenek.”

Wesley Xu tersenyum, “Kakek nenek pasti senang sekali mendengar ceritamu.”

“Tapi hari ini sudah terlalu malam, jangan terlalu lama mengobrol dengan kakek nenek, besok setelah bangun pagi baru mengobrol lagi, oke?”

“Baik, aku mengerti.”

Mobil itu melaju perlahan, mereka telah tiba di halaman kediaman keluarga Xu, dan mendengar laporan dari penjaga pintu bahwa Clara Jian sekeluarga telah tiba, Cheryl Tang dengan gembira bergegas keluar ke halaman untuk menyambut mereka. Saat melihat mobil itu memasuki halaman, ia segera menghampiri dengan gembira.

“Nenek.” Gray Jian lah yang pertama turun dari mobil, saat melihat Cheryl Tang, ia dengan gembira berlari menghampirinya.

“Oh, bayi kecilku.” Cheryl Tang lebih gembira lagi saat melihat Gray Jian, ia membungkuk dan memeluk Gray Jian.

“Nenek, aku, ayah, dan ibu sudah pulang.” Sambil memeluk Cheryl Tang, Gray Jian memberi laporan.

“Iya, bagus sekali kalian sudah pulang.” Mata Cheryl Tang berseri-seri saat menatap anak kecil dalam pelukannya, “Beritahu nenek, apakah kau merindukan nenek?”

“Iya. Sejak hari ketiga, aku sudah merindukan nenek.” Jawab Gray Jian.

“Ah, benarkah, nenek juga sangat merindukanmu.” Cheryl Tang sangat senang dan berbunga-bunga.

“Ibu.”

“Ibu.”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu