Excellent Love - Bab 156 Baik, Aku Akan Mengabulkan Impian Mu (2)

Shinta Su sambil melihat bayangan punggung Clara Jian yang elegan dan langsing itu pergi, tertengun hingga beberapa saat pun tidak menyadarkan diri, saat Ia sadar maksud dari ucapan terakhir dari Clara Jian, tiba-tiba Ia mengangkat gelas winenya, dan melemparnya.

Dia sama sekali tidak menyangka, pria yang Ia halalkan segala cara untuk mendapatkannya, hanya satu kata dari Clara Jian saja sudah selesai, dan Clara Jian bahkan berkata dengan begitu sombong, begitu arogan seperti memberi sedekah.

Sekian tahun, hanya ada Dia yang memberi sesuatu kepada wanita lain, tidak pernah ada wanita yang memberi sesuatu kepadanya dengan kasihan.

“Bam!” Suara yang renyah, gelas wine kristal tersebut pecah, Asisten yang masih terbengong itu menyadarkan diri, Ia juga tidak menahan dan berkata: “Clara Jian ini, sudah gila ya!”

.....................

“Aa!”

Keluar dari Wine Club, mata Clara Jian dipenuhi dengan air mata, sudah tidak dapat Ia kendalikan lagi, membuat tatapannya menjadi buram.

Tidak tahu juga apa karena benaknya terlalu kosong, atau karena tatapannya terlalu buram, Clara Jian tidak memperhatikan depannya, saat keluar dari Wine Club, langsung tertabrak dengan orang yang sedang lewat di depan pintu Wine Club, pengawal yang ikuti di belakangnya hendak beraksi, ingin menarik Clara Jian, namun sudah tidak keburu, Clara Jian terkejut, laptop dan konsep desain yang ada di pelukannya pun terjatuh ke lantai, dan kertas-kertas konsep desain juga terjatuh kemana-mana.

“Nyonya ketiga, Anda baik-baik saja?” melihat Clara Jian yang tertabrak sampai terhuyung-huyung, pengawalnya pun melangkah dengan besar, dan menopang Clara Jian.

“Tuan, Anda tidak kenapa-napa?” terdengar bersamaan dengan suara pengawal Clara Jian, ada juga sosok yang khawatir, adalah orang yang menemani pria yang ditabrak Clara Jian.

Pria tersebut sangat tinggi dan tegap, hawanya terlihat luar biasa, dari wajahnya memancarkan keanggunan dan wibawa yang tidak bisa digapai orang biasa.

Pria tersebut, mengenakan mantel berwarna hitam, setelan jas berwarna hitam, sepatu kulit hitam, Ia mengenakan kemeja putih di dalam, tidak mengenakan dasi, namun Pria ini sudah tidak muda lagi, walaupun tetap terlihat semangat, wajah dan hawanya juga terlihat baik, namun kalau dilihat, setidaknya mungkin sudah berumur 50 tahun.

“Aku baik-baik saja.” Pria tersebut melambaikan tangan kepada orangnya, saat Ia melihat laptop dan kertas-kertas konsep desain Clara Jian yang terjatuh kemana-mana, Ia pun tanpa ragu-ragu langsung berjongkok dan membantu Clara Jian memungut barang-barang yang terjatuh ke lantai.

Orang yang mengikutinya melihat adegan ini, juga langsung berjongkok dan memungut barang-barang tersebut.

“Nyonya ketiga, Apakah Anda baik-baik saja?” pembantu bersama dengan pengawal sambil menopang Clara Jian, sambil memeriksa kondisinya.

Clara Jian berdiri dengan benar, buru-buru Ia mengangkat tangannya dan mengusap air matanya, berusaha menenangkan diri, lalu, menggelengkan kepala dan berkata: “Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.”

Saat Ia sudah menenangkan diri, tatapan yang buram pun menjadi jelas, melihat pria yang sedang berjongkok di lantai dan membantunya memungut barang, Ia pun langsung dengan segan berkata: “Maaf, Tuan, tadi aku yang tidak berhati-hati!”

Pria tersebut memungut semua kertas konsep desain dan laptop Clara Jian, orangnya juga mengumpulkan semua kertas konsep desain, dan memberikannya kepada pria tersebut, lalu Ia baru menerima barang-barang tersebut, dan memberikannya kepada Clara Jian, sambil tersenyum Ia berkata, “Tidak apa-apa, tadi aku juga…..”

Ucapan pria tersebut, baru keluar dari mulutnya, saat Ia melihat wajah Clara Jian yang ada di depannya, langsung dengan terkejut sambil melototi matanya dengan lebar, lalu dengan kejutan, “Jian……”

Hanya saja, setelah kejutan tersebut, pria tersebut segera menyadarkan diri, wanita di depannya ini, masih begitu muda, dan hamil tua juga, sama sekali bukan orang yang Ia kira.

“Tuan, kamu mengenal aku kah? Kita pernah bertemu dimanakah?” Clara Jian melihat pria di depannya dengan emosi yang naik turun dalam sekejap waktu ini, pun bertanya dengan bingung.

Sejujurnya, pria paruh baya di depannya, Clara Jian seperti pernah bertemu Ia di suatu tempat, karena Clara Jian merasa sedikit familiar, hanya saja tiba-tiba, dirinya tidak mengingat dimana Ia bertemu dengan pria tersebut.

“Aku salah mengenali orang, maaf!” Pria tersebut menyadarkan diri, tersenyum dan berkata dengan sangat ramah, “Ini adalah barang-barangmu yah, apakah mau di periksa dulu laptop kamu rusak tidak.”

Pembantu yang sambil menopang Clara Jian melihat pria tersebut memberikan barang-barang, langsung mengulurkan tangan dan menerima dan berkata dengan tersenyum, “Terima kasih!”

Clara Jian melihat ke laptop dan kertas konsep desain, tersenyum dengan bersyukur, “Tidak apa-apa, terima kasih banyak!”

Dibanding dengan kehilangan suami, kehilangan sebuah laptop bukanlah apa-apa.

Pria tersebut menganggukkan kepala dengan perlahan, dengan ramah Ia berkata, “Lain kali jalan hati-hati, apalagi kamu sedang hamil.”

Clara Jian menganggukkan kepala, “Iya, aku tahu, terima kasih.”

Pria tersebut menganggukkan kepala dengan perlahan lagi, lalu melangkah satu langkah menjauh dari Clara Jian, dan meninggalkan tempat, orang-orang di belakangnya pun langsung mengikutinya.

Clara Jian menoleh, melihat bayang punggung pria yang luar biasanya ini melangkah pergi, Ia semakin merasa, bayangan punggung ini sangat familiar, sepertinya pernah bertemu di suatu tempat.

Namun, dimana tepatnya Ia bertemu dengan pria itu, tiba-tiba Ia pun tidak bisa mengingatnya!

“Nyonya ketiga, kita masuk ke dalam mobil ya!” Pembantu di samping, sambil mengingatkannya dengan suara pelan.

Clara Jian mengembalikan tatapannya, menganggukkan kepala, lalu berjalan ke arah mobil yang diparkir di tempat tidak jauh.

.....................

Pusat Kou’s Corp, ruang CEO di lantai paling atas.

Tadi saat Wesley Xu sedang rapat, kelopak mata kirinya terus melompat dari waktu ke waktu. Saat rapat tersebut selesai, kembali ke ruangan, kelopak matanya melompat dengan semakin kencang.

Kembali duduk di kursi CEO, Dia mengangkat tangannya dan menekan mata kirinya, di benaknya, muncul ucapan Clara Jian yang berkata, mata kiri melompat itu akan ada bencana, mata kanan melompat itu akan ada rejeki.

Walaupun, beberapa hari ini ‘bencana’ yang terjadi sudah cukup banyak, namun teringat Clara Jian, ujung bibir Wesley Xu tetap terangkat dengan alamiah, ujung bibirnya, muncul sebuah senyuman yang menyenangkan, sampai tatapan hitam yang mendalam itu pun, terlintas cahaya yang menyenangkan.

Lalu Ia menunduk dan melihat jam tangan, karena semalam Clara Jian tidak dapat tidur dengan nyenyak, jadi pada saat keluar, Wesley Xu mengingatkannya, menyuruh Dia tidur lagi, karena tidak yakin apakah Clara Jian sekarang sedang tidur atau tidak, jadi Wesley Xu mengambil hpnya, lalu menelepon ke telepon rumah Keluarga Kou.

Dengan cepat, Pengurus rumah pun mengangkat telepon.

“Nyonya sedang melakukan apa?” Telepon tersebut tersambung, Wesley Xu pun langsung bertanya.

“Oh, Tuan Muda ketiga, Anda bertanya tentang Nyonya ketiga ya, 2 jam yang lalu Nyonya ketiga keluar, sekarang masih belum pulang.” Di sebelah telepon tersebut, Pengurus rumah menjawab dengan patuh.

“Keluar?!” Wesley Xu mengerutkan alis, “kenapa Dia keluar? Dia sendiri?”

Pengurus rumah berpikir-pikir, lalu menjawab, “Nyonya ketiga berkata kalau ada sedikit urusan pekerjaan, ada pengawal dan pembantu yang mengikutinya, Tuan muda ketiga jangan khawatir.”

--Urusan pekerjaan?!

Wesley Xu mengerutkan alis, langsung teringat, Shinta Su.

Karena Clara Jian sedang membantu Shinta Su untuk mendesain apartemennya, yang bisa mengajak Clara Jian keluar untuk membicarakan urusan pekerjaan di Kota Jing, hanya Shinta Su saja.

Langsung, Wesley Xu menutup telepon, menekan nomor hp Clara Jian, dan meneleponnya…..

.....................

Disebelah hp tersebut, Clara Jian duduk di kursi penumpang belakang mobil Bently hitam, Ia menyandar di kursi, sambil menyampingkan kepala, sepasang matanya yang sangat cerah itu, sekarang, malah sambil melihat ke luar jendela dengan sangat suram.

Pemandangan jalanan di luar jendela mobil yang sangat familiar ini, sama seperti setahun yang lalu Dia memutuskan kontak dengan semua orang , dan meninggalkan Kota Jing.

Dia yang pada saat itu, walaupun semuanya membuat Ia merasa tidak bisa bernafas dan putus asa, namun, Ia tidak pernah ada satu saat pun, berpikir untuk menyerah, bahkan hanya ada sedikit harapan saja, Ia juga akan memegangnya dengan erat.

Saat ini, dibanding dengan setahun yang lalu, semuanya telah menjadi jauh lebih baik, setidaknya, di dalam perutnya sudah memilik satu anak lagi, anak ini adalah harapannya, juga merupakan harapan dari Gray, setidaknya, Dia sudah tidak perlu pusing terhadap urusan uang, bahkan jika Dia sendirian yang membawa anaknya, berjalan kemana pun di dunia ini, Dia juga bisa menggunakan uang untuk menyelesaikan berbagai macam masalah.

Lagipula, Wesley Xu mencintainya, berpisah dengan Wesley Xu, hanya merupakan suatu cara saja, hanya sementara saja, untuk masa depan mereka yang lebih baik.

Kalau, Wesley Xu benar-benar berubah, anggap saja ini merupakan sebuah pertaruhan, dan Dia kalah.

Dan jika sudah kalah, maka harus menerima kenyataannya!

Dia sendiri pernah mengatakannya, pasangan yang tidak setia, tidak pantas tinggal disisinya, kalau suatu hari Wesley Xu berubah menjadi tidak setia lagi, Dia juga tidak membutuhkannya lagi.

Hpnya, tiba-tiba terus berbunyi di dalam tas, berkali-kali, tidak berhenti berbunyi.

Setelah berlalu dengan lama, Clara Jian baru menyadarkan diri dengan perlahan, dan hp tersebut masih terus berbunyi.

“Nyonya ketiga, hp Anda, sepertinya ada sesuatu yang mendesak!” pembantu duduk di samping Clara Jian, mendengar hp Clara Jian terus berbunyi, Clara Jian tidak mau mengangkatnya, Ia pun mengingatkannya dengan sedikit panik.

Clara Jian melihat ke pembantu, tersenyum dengan perlahan, lalu membuka tasnya, dan mengeluarkan hpnya.

Melihat telepon tersebut dari Wesley Xu, Dia tetap tidak mengangkatnya, hanya sambil menggenggam hpnya, lalu menyampingkan kepalanya dan melihat keluar jendela mobil.

Bukan Dia tidak ingin mengangkat telepon tersebut, karena Dia benar-benar tidak sanggup, menyesuaikan suasana hatinya dan berkata kepada Wesley Xu dengan berani, kita bercerai saja!

Hpnya, seperti memutarkan sebuah lagu lama, di dalam telapak tangan Clara Jian, terus berbunyi terus berbunyi, pembantu melihat tampilan hp Clara Jian menunjukkan tulisan “Wesley Xu”, Ia pun sangat panik, hendak ingin merebut hp dari tangan Clara Jian dan mengangkat telepon tersebut untuk Clara Jian.

Namun, pembantu tersebut tidak berani!

“Nyonya ketiga, sepertinya Tuan muda ketiga mengkhawatirkan Anda, kalau tidak, aku yang mengangkatnya untuk Anda!” pembantu tidak berani langsung merebut hp dari tangan Clara Jian, namun Ia benar-benar merasa sangat panik, hanya bisa mengusul dengan demikian.

Lalu Clara Jian menoleh dengan perlahan, melihat ke pembantu, lalu menganggukkan kepala dengan perlahan, dan memberikan hpnya kepada pembantu.

Pembantu menganggukkan kepala, lalu mengambil hp Clara Jian, dan mengangkat telepon tersebut.

“Clara.”

“Tuan muda ketiga, aku bukan Nyonya ketiga, suasana hati Nyonya ketiga sekarang kurang baik, jadi tidak mengangkat telepon Anda.” Setelah telepon tersambung, dan mendengar suara Wesley Xu yang begitu panik, pembantu pun langsung menjelaskan.

“Dia kenapa? Dia bertemu dengan siapa? Kalian sekarang dimana?” di sebelah telepon tersebut, Wesley Xu sambil ngomong, sambil dengan langkah yang besar keluar dari ruangannya, lalu berjalan ke arah lift.

Pembantu melihat Clara Jian yang sambil melihat keluar jendela dengan terbengong, lalu Ia berkata dengan jujur, “Nyonya ketiga bertemu dengan seorang artis yang bernama Shinta Su, kami sedang ada diperjalanan pulang ke rumah.”

“Jagalah Dia dengan baik, jangan membiarkan Dia terjadi segala sesuatu.”

“Iya, siap, Tuan muda ketiga.”

Di sebelah telepon, Wesley Xu menutup telepon, dengan buru-buru Ia masuk ke dalam lift, menekan tombol lantai 1, pintu lift tertutup, dengan cepat turun ke lantai 1……

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu