Excellent Love - Bab 2 Dilahirkan Ibu Tanpa Diajari Sopan Santun

Clara Jian tertidur di dalam bus, dan telah melewati beberapa terminal pemberhentian, setelah mendengar siaran pemberitahuan, tiba-tiba terbangun karena terkejut, mengambil tas, dan bergegas turun dari bus.

Khawatir setelah bangun anaknya akan kelaparan, maka dia tidaklah pergi menuju ke halte bus di seberang, melainkan memberhentikan sebuah taxi, pergi menuju ke rumah sakit.

Saat jarak menuju kamar pasien hanya tertinggal beberapa langkah saja, Clara Jian tiba-tiba mendengar teriakan histeris ketakutan dari dalam kamar pasien.

Meskipun instingnya mengatakan pada Clara Jian, bahwa suara teriakan itu bukanlah suara putranya sendiri, tapi dia tetap pergi mempercepat laju langkah kakinya, bergegas ke sana.

"Ah........ Ah........"

Setelah mendorong pintu kamar pasien, Clara Jian melihat seorang anak perempuan yang sekamar dengan anaknya sedang bersembunyi di pelukan ibunya dan menangis tersedu-sedu, sedangkan anaknya berdiri di samping ranjang, dengan mulut yang cemberut melirik sepasang ibu dan putri itu.

Sikap yang angkuh itu, terlihat bagaikan preman cilik!

"Dasar bocah, kamu pernah diajar sopan santun tidak! Kemarin menganbil laba-laba untuk menakuti putriku, sekarang malah mengambil seekor ular untuk menakutinya, kamu telah kecanduan untuk menakuti orang? Percaya tidak aku akan menghajarmu!"

Setelah mengatakan, ibu dari sang putri benar-benar mengacungkan tangannya.

"Berhenti!"

Saat tangan dari sang ibu belum sempat terayunkan ke arah putranya, Clara Jian bergegas masuk, langsung melindungi anaknya di belakangnya.

Sang ibu telah melihat Clara Jian yang akhirnya muncul, tidak lagi melanjutkan pergerakannya, dengan penuh rasa ketidaksenangan melototi Clara Jian, dan berkata dengan amarah yang meluap-luap, "Kamu datang pada waktu yang tepat, tanyakan sendiri pada anakmu, saat kamu tidak di sini, apa saja yang telah dilakukannya."

Alis di kening Clara Jian berkerut, membalikkan badan, menggenggam bahu sang putra yang mungil, "Gray, katakan pada mama, apakah kamu benar-benar menggunakan laba-laba dan ular untuk menakuti kakak?"

Anaknya Clara Jian, Gray Jian, berumur 3 tahun 2 bulan, dan si anak perempuan hampir berumur 5 tahun, baru saja masuk dan tinggal di sini kemarin malam.

Gray Jian melihat Clara Jian, lalu kembali melihat anak perempuan yang bersembunyi di pelukan mamanya, membungkam sepasang bibirnya yang mungil dan tipis, namun berwarna pucat itu, menganggukkan kepala.

Clara Jian melihat putranya yang berada di hadapan mata, dengan perlahan menghela nafas yang sulit untuk disadari, tapi sepatah kata marah pun tak bisa dilontarkan keluar.

.................................

Setelah Clara Jian meminta maaf, sepasang ibu dan anak perempuan itu tetap memaksa mereka untuk pindah ke kamar pasien yang lain, untung saja relasi Clara Jian dengan suster begitu baik, sang suster juga tidak berkomentar terlalu banyak, hanya berpesan pada Gray Jian, memintanya lain kali tidak boleh begitu nakal lagi.

Setelah selesai menggosok gigi, Clara Jian membawa putranya pergi ke kantin rumah sakit untuk makan sarapan.

Gray Jian sambil memakan bakbao isi kuning telur asin di tangannya, sambil mengedipkan matanya yang hitam pekat juga terlihat jernih itu melihat Clara Jian, "Mama, apa kamu marah?"

Clara Jian yang sedang menghembus kacang bubur agar lebih dingin di hadapannya mengangkat kepalanya, melihat sang anak.

Meskipun anaknya sudah berumur 3 tahun lebih, tapi dilihat dari bentuk tubuhnya, malah telihat seperti anak berumur 2 tahun lebih, sebuah wajah yang begitu bulat, sangat putih, seakan-akan tidak ada warna merona sedikitpun.

Tapi, meskipun tinggi anaknya masih pendek, namun paras wajahnya begitu indah, alis mata terlihat berkharisma, dipasangkan dengan sepasang mata yang begitu hitam dan bersinar, hidung mungilnya begitu mancung, saat kedua bibirnya tertutup rapat tak berbicara, terkandung kepekaan yang tidak seharusnya dimiliki oleh anak yang baru berumur 3 tahun lebih itu dibalik keimutannya.

Clara Jian mengambil selembar tisu, mengulurkan tangannya ke sana, membasuh mulut sang putra yang berlepotan isi bakpao, lalu, mencoba suhu dari bubur kacang, saat merasa tidak begitu panas lagi, dia mendorongnya ke arah sang putra.

"Kalau tahu mama akan marah, jadi kenapa kamu masih tetap begitu nakal?"

Gray Jian mencemberutkan mulutnya, menarik piring berisi bubur kacang di depannya itu, menundukkan kepala, "Kakak itu begitu pelit, dia tidak mau meminjamkanku mainannya, ada makanan yang enak pun tidak bersedia membaginya, dan bahkan mengatakan aku adalah bocah yang begitu kasihan, tidak ditemani oleh papa dan mama."

Clara Jian mengulurkan tangan, mengelus bekas luka yang ditinggalkan akibat terjatuh beberapa hari lalu, lalu berusaha untuk tersenyum, "Sayangku, lain kali jika kamu menginginkan mainan, ingin makan sesuatu, ataupun ingin pergi bermain ke luar, katakan pada mama."

"Jadi, apakah kamu akan memenuhi semua keinginanku?" Gray Jian mengedipkan lagi mata yang hitam bersinarnya lagi, bertanya dengan penuh penantian.

"Hmm, aku akan berusaha sebisanya."

Clara Jian takut, kalau tidak memenuhi keinginan anaknya sekarang, kedepannya, takutnya tidak akan memiliki kesempatan lagi.

"Kalau begitu aku sekarang ingin pergi ke TK, pergi bermain dengan begitu banyak teman." Gray Jian berkata dengan begitu bersemangat.

Clara Jian melihat anaknya, kelopak matanya tiba-tiba merasa sangatlah nyeri.

"Baik, tunggu ketika kamu keluar dari rumah sakit, kita akan pergi ke TK."

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu