Excellent Love - Bab 165 Jika Kau Tak Datang, Aku Akan Melakukan Aborsi (2)

Clara Jian dan Wesley Xu turun dari mobil, dan saat melihat Cheryl Tang, mereka tersenyum dan menyapanya.

“Ah, kalian sudah pulang!” balas Cheryl Tang dengan gembira, ia menjulurkan tangan dan mengelus-elus perut Clara Jian, “Lihat, baru berapa lama tak berjumpa, cucu kecilku ini sudah begini besar.”

Clara Jian tersenyum dan mengangguk, “Iya, beratnya sudah beberapa kilo.”

“Bagus! Bagus! Bagus!” Cheryl Tang dengan gembira mengangguk, “Jangan berlama-lama di luar, dingin sekali, ayo masuk.”

“Baiklah.” Jawab Clara Jian, lalu mereka semua masuk.

“Kalian sudah pulang!” di ruang tamu, saat melihat mereka, Ketua Xu berdiri menyambut.

“Kakek.”

“Ayah.”

“Ayah.”

Ketua Xu mengangguk, ia melambaikan tangan pada Gray Jian yang sedang digendong oleh Cheryl Tang, lalu dengan penuh kasih sayang berkata, “Gray Jian, sini, kakek peluk.”

“Hehe...” Gray Jian tertawa, lalu segera turun dari gendongan Cheryl Tang dan berlari ke arah ketua Xu.

Melihat ketua Xu dan Cheryl Tang yang semakin kurus, Wesley Xu mengerutkan kening dan bertanya, “Ayah, apakah kalian ada kesulitan?”

Wesley Xu secara tidak langsung bertanya dengan menggunakan kata “kesulitan” ini.

Ketua Xu memeluk cucunya sambil tersenyum, lalu berkata dengan ringan, “Sulit ataupun tidak, semuanya telah berlalu, tak perlu diungkit lagi saat ini, ke depannya, harus lebih berhati-hati dalam bertindak.”

Mendengar perkataan ketua Xu, Wesley Xu tak mengatakan apapun lagi, hanya mengangguk, “Baiklah.”

Sebenarnya ia tahu, Dony Che sengaja ingin menuduh keluarga Xu, untuk menghancurkan nama baik keluarga Xu, mana mungkin ia tak merasa “kesulitan” selama keluarga Xu diinterogasi.

“Clara Jian, jangan berdiri di sana, sini duduk dengan ibu, kita mengobrol sejenak.” Melihat Clara Jian berdiri cukup lama, Cheryl Tang merasa prihatin dan memanggilnya.

Clara Jian mengangguk dan berjalan menghampirinya.

............

Karena tidur sangat larut, keesokan harinya, sudah lebih dari jam 9 saat Clara Jian bangun, dan karena ini akhir pekan, Wesley Xu juga masih tidur sambil memeluknya.

Melihat wajah tampan di atasnya itu, Clara Jian mendekat untuk mengecup dagunya, lalu dengan hati-hati berusaha keluar dari pelukannya, hendak turun dari ranjang.

“Kenapa pergi?” tapi baru saja ia hendak keluar dari pelukan Wesley Xu, tangan Wesley Xu segera merangkul pinggangnya, dan ia berkata dengan suara parau.

Clara Jian menatapnya dengan murung, “Kau terbangun karena aku bergerak?”

Wesley Xu tersenyum dan mengecup keningnya, “Walaupun aku sedang tidur, aku tahu kau sedang dimana dan melakukan apa.”

“...” Clara Jian tak bisa berkata-kata, “Aku ingin ke toilet, boleh, kan.”

Wesley Xu tersenyum dan kembali mengecup keningnya, lalu ia membuka selimutnya dan duduk sambil berkata, “Boleh, ayo sama-sama.”

Clara Jian, “....”

....................

Setelah sarapan, Clara Jian dan Wesley Xu membawa Gray Jian ke rumah sakit untuk diperiksa, karena ini sudah waktunya Gray Jian ke rumah sakit untuk menjalani terapi, sekaligus Clara Jian juga hendak memeriksakan kehamilannya.

Hari Sabtu, kebetulan Parker He sedang bertugas, melihat Gray Jian telah jauh lebih tinggi dan lebih berisi dibandingkan saat ia pertama berjumpa dengannya, ia mengelus-elus rambut Gray Jian dan memuji, “Sepertinya Gray Jian sangat patuh dan rajin minum obat dan banyak makan setiap hari.”

“Hehe...” Gray Jian tertawa dengan gembira, “Kata ibu, ini berkat kemampuan medis Paman He yang jauh lebih hebat dibandingkan dokter-dokter lain yang kudatangi sebelumnya.”

“Haha...” mendengar perkataan Gray Jian, Parker He tertawa, “Seharusnya kakak ipar memuji di depanku, jangan memuji di belakangku, jika Gray Jian tak mengatakannya, aku tak akan mengetahuinya.”

Clara Jian tersenyum dan mengangguk, “Baiklah, lain kali aku akan memujimu di depanmu, dan di depan banyak orang.”

Wesley Xu berdiri sambil merangkul Clara Jian dan menatap Parker He sambil tersenyum mencibir, dengan ekspresi dingin ia berkata, “Baru berapa lama tak bertemu, kenapa kau semakin tak tahu malu?”

Parker He menoleh menatapnya, “Kau berkata seperti ini, kuanggap karena kau sedang cemburu.”

Wesley Xu menatapnya, sama sekali tak tampak marah, ia hanya tersenyum dan berkata, “Terimakasih.”

Parker He menatap Wesley Xu, meskipun ia mengucapkan “terimakasih” tapi ada yang janggal dari cara bicaranya, dan sebagai seorang yang cerdas, mana mungkin ia tak memahami maksud ucapan “terimakasih” Wesley Xu ini.

Ia hanya tersenyum, ia juga terlalu enggan untuk menanggapi Wesley Xu, ia segera berkata pada Gray Jian, “Ayo masuk, Gray Jian, paman akan memeriksamu.”

“Kutitipkan Gray Jian padamu, aku dan Clara Jian akan pergi ke Departemen Obgyn.” Kata Wesley Xu saat melihat Parker He menggandeng Gray Jian masuk untuk diperiksa.

Parker He mengangguk, “Tenang, aku pasti mengawasi putramu dengan baik.”

“Ayah, ibu, aku akan patuh menjalani pemeriksaan dan menunggu kalian kembali.” Kata Gray Jian dengan mata berbinar dan tersenyum.

Clara Jian tersenyum dan mengecup kening Gray Jian, “Ayah dan ibu akan segera kembali.”

“Baik.”

................

Setibanya di Departemen Obgyn, dokter yang bertugas memeriksa Clara Jian telah menunggunya, begitu ia tiba, Clara Jian segera mulai diperiksa.

Karena Clara Jian masih sangat muda dan nutrisinya juga cukup, dan juga suasana hatinya selalu gembira, maka ia dan bayinya sangatlah sehat, sama sekali tak ada masalah. Saat mereka akhirnya melakukan USG, dokter bertanya pada Clara Jian dan Wesley Xu, apakah mereka ingin anak ini anak laki-laki atau perempuan.

“Selama istriku yang melahirkannya, laki-laki ataupun perempuan tidak masalah.” Jawab Wesley Xu yang berdiri di sebelah Clara Jian sambil menatapnya dengan penuh kasih sayang.

Clara Jian mengalihkan pandangannya dari layar USG, menatap wajah Wesley Xu dan tersenyum.

“Ah, tuan selalu sangat baik pada istrinya, sungguh membuat kami iri, istrinya sungguh beruntung, ia harus hamil 2 kali lagi.” Di sampingnya, melihat mereka sangat mesra, dokter itu menggoda dan bercanda.

Clara Jian tersenyum dan menatap dokter, “Aku sangat menginginkan anak perempuan, jika anak ini laki-laki, aku hanya bisa mencoba hamil sekali lagi.”

Dokter itu menatap ke layar USG dan tersenyum, “Hamillah beberapa kali lagi, kalian pasti akan sangat bahagia.”

Clara Jian hanya mengangguk dan tak mengatakan apapun lagi.

Setelah menyelesaikan USG, hasilnya segera keluar, dokter memeriksanya dan tak ada masalah sama sekali, ia hanya berpesan pada Clara Jian untuk lebih memperhatikan nutrisinya, selalu menjaga suasana hati agar selalu gembira, dan sesekali berolahraga ringan, agar persalinannya lancar.

Clara Jian mengangguk dan menerima hasil pemeriksaan itu, mengucapkan terimakasih, lalu pergi ke Departemen Hematologi bersama Wesley Xu.

“Alfredo Kou, di mana kau? Aku sudah menunggumu lebih dari 1 jam, kenapa kau belum juga datang?” saat Clara Jian keluar dari ruang pemeriksaan dan hendak berjalan ke arah lift, mereka tiba-tiba mendengar sebuah suara yang familiar dari ujung koridor.

Clara Jian mengerutkan kening dan menatap ke arah datangnya suara itu, dan ia melihat Lucy Li.

Bagaimana bisa ia berada di area VIP Departemen Obgyn rumah sakit militer?

Oh! Tiba-tiba Clara Jian teringat, Lucy Li sedang mengandung anak Alfredo Kou.

Seorang pria yang telah lebih dari 20 tahun menjadi sepupunya, demi keuntungannya, Alfredo Kou akhirnya menikahi dan menghamilinya, Clara Jian benar-benar tak mengerti, Alfredo Kou yang sekarang sangatlah berbeda dengan Alfredo Kou yang dikenalnya dulu.

Wesley Xu mengangkat alisnya menatap Lucy Li yang berjarak tak sampai 10 meter dari mereka, dan tak mempedulikannya.

“Aku tak peduli, segera datang ke sini, atau aku tidak akan memeriksakan kehamilan.”

Entah apa yang dikatakan Alfredo Kou di ujung telepon, emosi Lucy Li semakin memuncak, ia bahkan menangis dan berseru, “Alfredo Kou, apa maksudmu? Apakah kau tak menginginkanku? Tak menginginkan anak di perutku ini? Apakah kau sedang bersama wanita murahan itu? Aku akan menunggumu setengah jam lagi, jika kau tak datang, aku akan memberitahu bibi, aku akan melakukan aborsi.”

“Ayo pergi.” Setelah berhenti sejenak, Wesley Xu merangkul Clara Jian dan berbisik.

Clara Jian mendongak menatapnya, setelah ragu sejenak, akhirnya ia mengangguk dan berjalan ke arah lift.

“Clara Jian, wanita jalang, berhenti.” Saat Wesley Xu dan Clara Jian berbalik hendak pergi, tiba-tiba terdengar sebuah suara tajam di belakang mereka, diikuti dengan langkah kaki “tak tak tak”.

Wesley Xu mengerutkan kening mendengar suara langkah kaki di belakangnya, saat suara itu semakin mendekat, hanya berjarak sekitar 3-4 langkah di belakang mereka, ia tiba-tiba berbalik dan menampar wajah Lucy Li.

“Pak!”

Suara tamparan yang keras itu bergema di koridor, dan beberapa dokter dan suster yang berada tak jauh dari sana berhenti dan menatap ke arah mereka.

“Lucy Li, kuperingatkan kau, Clara Jian adalah adik iparmu, bersikaplah lebih hormat!” setelah suara tamparan itu, terdengar suara Wesley Xu.

Lucy Li tertegun menerima tamparan Wesley Xu, di wajahnya segera tampak bekas 5 jari yang memerah, beberapa detik kemudian, ia kembali tersadar, lalu memegangi wajahnya sambil meneteskan air mata, ia terisak dan berseru pada Clara Jian, “Kenapa kau menamparku? Ia bukan adik iparku, ia seorang wanita jalang, sungguh kejam dan busuk, ia menggoda Alfredo Kou untuk kembali mengejarnya, sekarang ia sudah menikah denganmu tapi ia belum puas juga, malah menggoda Alfredo Kou, membuat Alfredo Kou mengigau menyebutkan namanya setiap malam.”

Clara Jian melihat Lucy Li yang menatapnya dengan penuh kebencian, ia hanya bisa mengerutkan kening.

“Lucy Li, diam!” Wesley Xu memicingkan mata menatap Lucy Li yang mengeluarkan tuduhan tak beralasan itu, ia berkata dengan ketus.

“Aku tak akan diam, ia wanita murahan yang menggoda suamiku, kenapa aku harus diam!”

“Suamiku, ayo pergi, Gray Jian menunggu kita.” Tempat ini adalah rumah sakit, dan harusnya merupakan tempat yang tenang, Clara Jian tak ingin menjadi bahan pembicaraan orang lain.

“Jangan pergi!” Lucy Li seperti sudah gila, saat melihat Clara Jian pergi, ia segera merangsek menghampirinya...

Melihat Lucy Li menghampiri mereka, Wesley Xu segera bereaksi, ia segera berbalik dan melindungi Clara Jian dalam pelukannya.

“Aaa!”

Tapi, sebelum Lucy Li tiba di hadapan mereka, kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi setinggi 6-7 cm terkilir, dan ia terjatuh...

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu