Cutie Mom - Bab 174 Kamu Tidak Mampu

Di bawah terik matahari yang menyengat, sebuah mobil sedan Roll-Royce emas terus melaju ke depan. Mobil itu kemudian berhenti di lobi masuk sebuah kasino di Las Vegas.

Las Vegas dikenal luas sebagai surga tempat orang-orang bersenang-senang. Kota ini terkenal di seluruh dunia karena industri judinya. Pintu-pintu masuk kasino, yang dihiasi lampu berwarna-warni, terlihat seperti harimau dan singa yang kelaparan. Pintu-pintu itu setiap saat selalu melahap kekayaan pengunjungnya, menelan habis isi dompet dan kartu kredit orang-orang yang kalah berjudi. Kasino-kasino di Las Vegas bisa menghadirkan kekayaan yang mendadak bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian orang lainnya ia tidak lebih dari sebuah neraka!

Di belakang dan depan mobil sedan itu ada pengawal-pengawal yang berpakaian hitam dan bertubuh besar. Mereka tengah menunggu bos mereka turun dari mobil. Pintu mobil berwarna emas itu perlahan terbuka. Yang muncul terlebih dahulu di pandangan mereka adalah sepasang sepatu kulit mewah yang disemir mengkilap.

Berbarengan dengan kemunculan sepasang sepatu kulit itu, dua sosok pria Asia berbadan tinggi kurus dan berwajah tampan ikut muncul. Salah seorang pria mengenakan jas biru gelap, sementara seorang pria lainnya mengenakan jas merah marun. Keduanya memakai kacamata hitam dan terlihat sangat mencolok dibanding pengunjung-pengunjung lain. Mereka kini menjadi pusat perhatian di kasino kelas dunia itu. Beberapa pengunjung kasino ikut menengok dan mengamati mereka. Mereka menebak-nebak siapa sebenarnya kedua pria Asia ini.

Bibir pria berjas biru gelap tersenyum dingin, ia terlihat sangat bersemangat.

Bibir pria berjas merah marun tersenyum nakal. Senyuman ini membuatnya terlihat semakin misterius.

Puluhan pengawal pribadi berjalan membuntuti mereka dan membuka jalan. Kesan yang ditinggalkan kedua pria ini pada pengunjung-pengunjung lain sangat mendalam, mereka semua merinding ketakutan.

Masuk ke dalam kasino.

Menyapu pandangan ke seluruh sudut ruangan.

Pria berjas merah berkata: “Garry Xu, target kita hari ini 200M, kalau sudah selesai kita cabut!”

“Target ini terlalu kecil, tetapi aku tetap suka kok!” Garry Xu tertawa.

Kedua orang ini adalah Garry Xu dan Julian Lin.

“Urusan aku sangat banyak, mari kita selesaikan target kita dalam setengah jam!” Julian Lin merapikan pakaiannya. “Aturan lama, masing-masing kumpulkan lima puluh persen!”

“Tidak masalah!” Garry Xu tersenyum rileks.

Keduanya berjalan mendekati area permainan. Garry Xu dan Julian Lin berasal dari Asia. Tubuh mereka berdua tinggi kurus, tidak seperti orang Barat yang tinggi kekar. Jas mewah dari merek top dunia, rambut hitam, pupil mata hitam, wajah tampan, gaya bicara yang penuh kuasa.

“Itu siapa?” Entah siapa yang mengucapkan kalimat ini.

Tidak ada jawaban.

Mereka berdua bertatapan satu sama lain, saling tersenyum, lalu masuk ke area permainan masing-masing.

Setiap area permainan berukuran beberapa ratus meter. Karpetnya mewah dan elegan. Pelayan pria dan wanita berbagi tugas di sekitar area permainan, mereka setiap saat selalu mendengar suruhan dari para pengunjung. Sementara itu, di meja bir yang ada di sudut ruangan tersimpan satu deret sampanye.

Meja judi berukuran hingga sepuluh meter, namun yang duduk di hadapan meja itu hanya ada dua orang. Pelayan dengan lancar membagikan kartu judi pada keduanya.

Garry Xu duduk tenang di salah satu sisi sambil merokok. Asap rokok mengepul keluar dari mulutnya. Padangannya menyapu sosok yang ada di hadapannya.

Sosok itu adalah seorang pria bule. Semua yang ada di tubuhnya adalah barang bermerek. Ia memakai kacamata emas dan berusia sekitar tiga puluh tahun lebih. Ia juga sedang merokok, mata birunya menatap Garry Xu dengan serius. Ia menghembuskan asap berbentuk lingkaran, lalu mengambil kartu yang ada di tangannya sambil tersenyum, “Maaf, dua buah king!”

Pria itu mengira dirinya telah menang, karena dua kartu king yang ada di tangannya satu berwarna hitam dan satu berwarna merah.

Kalau Garry Xu ingin menang, pria itu harus punya dua kartu as yang masing-masing berwarna hitam dan merah. Ia tidak yakin Garry Xu punya hoki sebaik itu.

Sebenarnya, kalau mainnya adil, area judi bukan hanya membutuhkan pengalaman tapi juga butuh hoki!

Kartu Garry Xu perlahan terbuka. Ia menaruhnya di atas meja. Ia tidak melihat kartu itu, melainkan menatap tuan bermata biru yang ada di hadapannya. Wajah pria itu pucat.

“Putaran ini dimenangkan Tuan Xu!” Setelah mengumumkan ini, pelayan memberikan seluruh token kasino pada Garry Xu.

Wajah pria bule itu terlihat tidak senang. Garry Xu benar-benar terlalu beruntung!

Ia menyipitkan matanya dan menatap Garry Xu tajam-tajam. “Tuan Garry sangat beruntung, kagum, kagum!”

Garry Xu tersenyum mendengar kata-katanya. Ia membalas tatapan itu dengan tatapan yang tajam juga, lalu berkata dengan Bahasa Inggris: “Masih ingin bertanding? Hoki aku selalu sangat baik, aku juga kesal sebenarnya dengan keadaan ini!”

“Jelas jawabannya iya! Dewi keberuntungan tidak akan selamanya berpihak di sisimu!” Mata pria itu berapi-api. Kekalahan barusan membuatnya marah, ia sangat ingin memenangkan uangnya kembali.

Gary Xu tersenyum datar, “Kamu lebih baik menyerah saja, aku sarankan kamu untuk tidak berjudi lagi denganku......”

Setelah mengucapkan ini, Garry Xu sengaja berhenti. “Karena kamu adalah sampah, selamanya tidak akan pernah menang!”

Kalimatnya barusan sungguh arogan dan liar hingga membuat orang-orang di sampingnya tersentak. Pria bule itu mengangkat jari tengahnya dan tersenyum dingin, “Tuan Garry, kamu hanya jago ngomong saja, kekalahan dan kemenangan bukan kamu yang bisa menentukan! Yang sampah itu kamu!”

Pria bule itu masih tidak percaya hoki Garry Xu sungguh baik!

Garry Xu mengernyitkan alis lalu menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kasino. “Tetapi aku tidak ingin main lagi!”

“Kamu!” Pria bule itu menggebrak meja marah. “Kamu tidak mampu lagi?”

“Aku takut kamu tidak mampu lagi!” Garry Xu tersenyum meledek.

“Aku tidak akan tidak mampu!”

“Benarkah?”

“Silahkan katakan, kamu ingin bertaruh berapa duit?” Pria berbaju putih itu membeli lagi token kasino. “Lima ratus dolar? Atau sepuluh juta dolar?”

“Kurang!” Garry Xu tertawa sambil menukarkan kupon kasinonya. “Lima puluh juta dollar dalam sekali main, oke? Aku tidak ingin membuang waktu terlalu banyak denganmu.”

Garry Xu melihat jam tangannya. Waktu sudah berlalu lima belas menit, ia masih punya lima belas menit lagi. Tetapi ia tidak ingin keluar lebih lambat dari Julian Lin, karena ia malu kalau setiap kali harus kalah cepat.

Pria bule itu kaget, ia agak ragu.

“Ya sudahlah, kamu, si Tuan Amerika ini, ternyata seorang pengecut.” Garry Xu tersenyum meledek, lalu bangkit berdiri dan bersiap pergi, “Kamu tidak mampu!”

Pria di hadapannya langsung terpancing, “Baik! Kita bertaruh lima puluh juta dolar! Aku menunggumu berlutut di kakiku untuk meminta ampun!”

“Satu putaran, aku benar-benar tidak punya waktu!” Garry Xu berkata dengan penuh percaya diri: “Kamu yakin?”

Garry Xu ingin ini jadi permainannya yang terakhir. Ia tidak ingin repot!

“Iya! Kalau mau satu putaran ya satu putaran!” Pria bule itu berkata dengan angkuh: “Kali ini nasibmu tidak akan terlalu baik!”

Seberkas senyum muncul di wajah tampan Garry Xu, “Oke mulai!”

Pelayan permainan mulai mengocok kartu dan membaginya.

Garry Xu memilih menahan kartu. Kartu pertama milik mereka berdua sama-sama tidak ditaruh di meja judi.

Berikutnya adalah giliran kartu kedua. Kartu kedua pria bule itu sekop hitam ratu, sementara kartu kedua Garry Xu sekop merah dua. Garry Xu jelas kalah kali ini.

Pria bule itu mengambil dua kartu tadi. Ia kemudian kembali membuka satu kartu yang ada di genggamannya. Kartu itu sekop hitam sepuluh, ia terlihat sangat bangga.

Garry Xu tersenyum hambar. Matanya memancarkan kepercayaan diri yang luar biasa. Ia tidak terburu-buru membuka kartunya. Pelayan permainan kemudian lanjut membagi kartu ketiga.

Kartu ketiga milik pria bule itu sekop hitam jack, sementara milik Garry Xu adalah sekop merah tiga. Dua kartu Garry Xu sebelumnya juga sekop merah, jadi kini keduanya sama-sama berpeluang meraih straight flush.

Wajah pria bule sangat bangga, tiga kartunya sudah straight berturut-turut.

100M, 100M akan segera ia dapatkan!

Tetapi ekspresi Garry Xu tidak berubah. Ia memundurkan badannya lalu menatap mata pria di hadapannya. Ia agak tidak sabar, waktu sudah berlalu sepuluh menit dan ia belum juga menang.

Pelayan permainan kembali membagi kartu. Kartu keempat milik pria bule itu adalah sekop hitam raja, sementara milik Garry Xu adalah sekop merah empat. Kartu selanjutnya akan jadi kartu pamungkas yang sangat menentukan.

Pria bule itu sudah tidak sabar lagi, ia berteriak: “Cepat, cepat, bagi kartu!”

Pelayan permainan membagi kartu terakhir. Pria bule itu mendapat kartu wajik sembilan. Ia gagal mendapat straight flush.

Sementara Garry Xu tetap mendapat kartu sekop merah ber-angka lima. Ini berarti kalau kartu pertama yang belum dibukanya tadi adalah sekop merah ia akan menang. Kalau bukan sekop merah, token kasinonya harus diberikan pada pria bule.

Momen menunggu Garry Xu membuka kartu pertamanya sangat menengangkan. Nafas pria bule itu tergesa-gesa. Semua orang menanti-nanti tanpa berkedip.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu