Cutie Mom - Bab 172 Mens Yang Tiba-Tiba Datang (2)

Garry Xu turun dari mobil untuk mengejar Sue Wu.

Belum masuk gang, ia langsung dikejutkan oleh pemandangan Sue Wu yang dikelilingi beberapa remaja dengan penampilan acak-acakan. Wajahnya langsung emosi, ia mendeham keras, “Mau apa kalian?”

Ia mengernyitkan alis lalu berlari cepat mendekati pemandangan itu.

Sue Wu kini agak lega, namun ia tetap tidak bisa menahan air matanya. Ia tenang karena melihat orang yang ia kenal. Hatinya cukup lega, ia akhirnya kedatangan malaikat penolong: “Garry Xu……”

Melihat seorang pria tinggi besar berjalan ke arah mereka, anak-anak muda itu langsung berlari kabur.

Akhirnya, akhirnya, Garry Xu tiba di samping Sue Wu. Melihat Sue Wu yang menangis dengan sangat mengibakan, niat Garry Xu untuk menceramahi Sue Wu langsung hilang seketika. Garry Xu memegang bahu Sue Wu, kata-katanya yang tadinya ingin menyalah-nyalahkan Sue Wu berubah menjadi sangat lembut: “Sudah kelar, tidak ada masalah lagi!”

“Kamu pergi ke mana tadi?” tanya Sue Wu serak.

“Kamu tidak bisa menunggu barang hanya untuk satu menit? Aku tadi hanya memutar balik!” Nada bicaranya kini terdengar agak menyalahkan Sue Wu: “Lihat dirimu sendiri, kalau aku tidak muncul bukankah kamu akan diganggu orang lain?”

“Kamu tetap saja penyebabnya. Kamu memaksaku memakai baju ini. Bajuku sebelumnya tidak pernah memancing orang lain untuk mengganggu, tetapi baju ini, ketika baru dipakai langsung menimbulkan masalah!”

Sue Wu memeluk erat leher Garry Xu. Tetesan air matanya jatuh ke leher pria itu dan tembus masuk ke bagian dalam bajunya. Garry Xu bisa merasakan tetesan itu dan tubuhnya langsung terasa hangat.

Bibir Garry Xu “berpetualang” di bagian belakang telinga Sue Wu, lalu berpindah ke pipinya, dan akhirnya menempel di bibir wanita itu.

Sue Wu sama sekali tidak menolak. Ia membiarkan Garry Xu menciuminya, ciuman itu sangat lembut dan penuh kasih sayang……

“Takut?” tanya Garry Xu pada Sue Wu.

Sue Wu mendeham iya, suaranya masih agak bergetar dan terkejut. “Bagaimana mungkin mereka seliar itu, mereka masih sangat muda!”

“Lain kali kamu masih mau se-tidak sabaran ini? Kamu kenapa tidak telepon dulu sih?” Suara Garry Xu terdengar agak mengancam. Sue Wu hanya menggigit-gigit bibir tanpa menjawab.

Garry Xu mengernyitkan alis, ia memerintah: “Jawab aku!”

“Tidak mau!” Sue Wu masih ketakutan. “Ketika keluar tadi aku tidak melihatmu, aku pikir kamu sudah pergi!”

Garry Xu mengecupkan bibirnya sejenak ke bibir Sue Wu, lalu memeluk pinggang wanita itu.

“Ah!” Sue Wu berteriak kencang.

Garry Xu membopong Sue Wu masuk mobil Ferrari-nya. “Wahai wanita yang tidak mau mendengarkan kata-kata orang lain, baiklah, lain kali aku tidak akan memaksamu berpakaian sepeti ini!”

Kalau dipikir-pikir kejadian tadi memang sangat berisiko, kalau Sue Wu benar-benar bertemu penjahat ulung itu akan sangat tragis. Selama dibopong ke kursi penumpang depan, Sue Wu terus menundukkan kepala. Pria ini memang sangat agresif, tetapi hati Sue Wu kali ini terasa hangat. Untung ada dia, kalau tidak bagaimana coba nasibnya!

Garry Xu menaruh Sue Wu di atas kursi penumpang, memasangkannya sabuk pengaman, lalu menciumnya dalam-dalam dengan sangat bergairah. Semua perasaan, rasa cinta, rasa bersalah, rasa sakit, rasa kasihan, janji…… Semuanya Garry Xu lampiaskan dalam ciuman itu.

Ciuman Garry Xu membuat Sue Wu kesulitan bernafas.

Setelah berlalu beberapa lama, Garry Xu akhirnya melepaskan ciumannya. Matanya berapi-api.

Melihat kelopak mata Sue Wu yang terangkat dan tatapan matanya yang khas, Garry Xu merasa sangat bahagia.

******

Helikopter privat mendarat di sebuah pulau pribadi di Laut Karibia. Tempat mendaratnya kurang lebih berukuran sama dengan satu lapangan bola dan berada di tepi jurang. Lapangan ini memang didesain khusus sebagai lokasi pendaratan helicopter.

Sebuah vila terletak di sisi pulau yang satunya lagi. Dari vila itu Laut Karibia bisa terlihat jelas tanpa ada apa pun yang menghalangi. Seiring dengan mendaratnya sebuah helikopter, pintu vila itu perlahan terbuka otomatis.

Di dalam vila, sekelompok pengawal pribadi dengan tampang serius dan penuh hormat berjaga di kedua sisi gerbang. Mereka berdiri sangat rapat hingga membentuk dua barisan. Di tengah mereka berjalanlah seorang pria. Pria itu memakai kemeja putih yang mewah dan mahal. Pria itu memiliki wajah rupawan, mulutnya selalu tersenyum. Melihat helicopter mendarat, matanya berbinar-binar.

Mesin helikopter dimatikan bersamaan dengan pendaratan. Baling-baling itu perlahan berhenti, begitu pula angin yang dari tadi bertiup hebat.

Pintu helicopter dibuka dan langsung memperlihatkan sesosok pria dengan kaki yang panjang. Garry Xu memakai jaket angin berwarna hitam. Ketika sudah sepenuhnya turun dari helicopter, ia melihat pria berpakaian putih dan sudut bibirnya langsung terangkat. “Lama tidak berjumpa, Julian Lin!”

“Selamat datang kembali, Tuan Xu!” seru para pengawal bersama-sama.

Julian Lin tersenyum kecil, ia dengan langkah tegap berjalan mendekati Garry Xu. “Garry Xu, dengar-dengar kamu tidak bekerja lagi?”

“Sudahlah!”

Tatapan mata Garry Xu sangat dalam, siapa pun yang melihatnya tidak akan bisa mengabaikannya begitu saja. “Kalau aku tidak kerja lagi bukankah kamu orang yang paling bahagia?”

“Benar juga!” Julian Lin menjawab dengan tangkas. “Tuan Garry Xu, kali ini kamu berencana menetap berapa hari?”

“Tiga hari!” jawab Garry Xu sambil tertawa.

Julian Lin mengerlingkan matanya, tatapan yang dalam terlihat menyembunyikan seberkas kebahagiaan.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu