Cutie Mom - Bab 388 Paman Kau Harus Bertanggungjawab

Di kamar sebelah.

Air mata terus mengalir dari kedua mata Cindy, ia menangis dengan tersedu-sedu. "Aku sudah bilang padamu, aku tidak mau, aku takut sakit, kenapa kau tak memaksaku!"

Alex bingung, ini sudah keberapakalinya, mengapa wanita yang sudah pernah melahirkan seorang anak masih setakut ini?

Ia sudah cukup pelan, sudah cukup lembut, apa lagi yang ia inginkan?

"Cindy," kata Alex panik, ia sudah menghentikan gerakannya, tapi kalau dihentikan tiba-tiba seperti ini, rasanya ia bisa mati, "Kakak tak ada cara lain, maaf ya!"

Cindy terus menangis kesakitan, tapi Alex merasa kalau ia menghentikannya begitu saja, ia khawatir kehidupan seksualnya akan bermasalah di masa depan, seorang pria normal bisa bersabar dan menahan nafsunya semenit saja dalam keadaan seperti ini sudah sangat luar biasa! Dan keluarbiasaan ini selalu pasti tak akan lama.

Akhirnya, Alex pun berubah menjadi iblis jahat yang ganas, dan membuat Cindy tak bisa berkutik lagi.

Dan saat Cindy terbangun, ia melihat tubuh Kak Alex nya tidur di atas tubuhnya, mereka saling berpelukan satu sama lain.

Cindy merasa dibohongi, "Lepaskan aku, kau sama sekali tak mencintaiku!"

Perkataannya itu sungguh membuat Alex terpukul, "Cindy, mana mungkin aku tak mencintaimu?"

"Kau hanya ingin membohongiku......" Cindy menahan seluruh rasa sakit di sekujur tubuhnya dan berusaha keras mendorong Alex, namun tubuh Alex mulai bereaksi lagi, ia merebahkan tubuhnya ke tubuh Cindy.

"Jangan bergerak!" kata Alex sambil tersenyum, lalu mencium bibir Cindy, "Sayang, kakak juga tak bisa berbuat apa-apa, adik kecil kakak ini tak menuruti perkataanku, begitu melihatmu, dia langsung senang, kakak sudah menghukumnya, tapi bagaimana kalau dia masih tetap saja tidak menurut?"

Wajah Cindy memerah, ia sangat marah, mana bisa Alex berkata seperti itu, "Kau ini bicara apa!"

Senyum Alex semakin lebar, "Terakhir kali, setelah ini kakak akan membawamu main di luar! Ini pertama kalinya kita sekeluarga pergi bertamasya!"

"Kau......" Cindy tak bisa berkata apa-apa.

Senyum di wajah Alex pun menghilang, ia memandangi Cindy dengan lembut, "Sayang, kita buat satu lagi ya! Daniel selalu kesepian sendirian, kita bertanggungjawab untuk membuat anak kita tidak kesepian lagi, iya kan?"

"Alex Zhong!" teriak Cindy, wajahnya sangat merah seperti tomat.

Alex tahu bahwa Cindy malu, rupanya yang malu-malu itu sangat manis, bibirnya yang bulat dan merah itu terlihat seperti buah persik. "Kali ini kakak akan melihatmu dengan jelas!"

Kali ini tak akan sama seperti waktu itu, kali ini ia harus melihat Cindy hamil, kali ini ia harus melihat Cindy melahirkan anak mereka, kali ini ia harus terus berada di samping Cindy dan memberinya kasih sayang!

"Alex Zhong!" CIndy mendorongnya lagi.

"Eh! Cindy, iya kakak tahu, kau ingin agar kakak lekas memuaskanmu kan? Jangan terburu-buru ya, kakak pasti akan berusaha sekuat tenaga!" kata Alex dengan serius.

"Kenapa kau setidak tahu malu ini?" Cindy benar-benar heran.

"Tak tahu malu dari mana? Tidakkah kau merasa kalau membuat anak itu adalah perbuatan yang mulia? Bukankah manusia perlu berkembangbiak? Sebagai warga negara yang baik, kita berkewajiban untuk beranak cucu, kalau tidak, bumi ini pasti akan kesepian tanpa manusia!"

"Kau" Cindy mendorong Alex dengan keras, "Aku tak mau melakukan hal itu denganmu, tak mau lagi!"

Sama sekali tidak romantis, sangat liar dan kasar, ia tak mau dikekang Alex seperti ini.

Namun perlawanannya itu malah membuat Alex semakin terangsang, "Aku sudah bilang jangan bergerak, adik kecilku ini tak bisa diganggu!"

Lalu, Cindy pun merasakannya, sesuatu yang ada di dalam tubuhnya itu tiba-tiba mengeras dan membesar, kemudian, Alex mulai bergerak.

Cindy membelalakkan matanya menatap Alex, "Kau"

"Aku menginginkanmu!" Alex menutup bibir Cindy dengan bibirnya.

Di lapangan ski.

Dua anak kecil yang mengenakan baju yang sangat tebal menggigil sampai wajah mereka memerah.

George membawa mereka berputar-putar sebentar, namun Jane tidak bisa bermain ski, jangan kira orang yang sangat ceria dan aktif seperti dia pandai dalam berolahraga, ia sama sekali tidak mahir dalam berolahraga, kepandaiannya hanya terfokus pada pemrograman komputer.

Meskipun sudah datang ke lapangan ski, ia tetap saja berdiri diam di tempat tak berani bergerak.

"Tante Jane, kenapa kau tidak bermain ski?" tanya Jacky setelah kembali berkeliling, ia tak mengira kalau Jane akan diam di tempat terus, bagaimana ini, mommy kan sudah menyuruhnya untuk menjodohkan Tante Jane dan Paman Ding, kalau dia tak menyelesaikan misi rahasia ini, bagaimana ia harus menjelaskan pada mommynya?

"Aku, aku agak sedikit panas, aku tak berani olahraga!" kata Jane sambil mengangkat kepalanya melihat George, seketika ia berubah canggung, berusaha keras untuk mencari alasan.

"Panas?" Jacky tertawa. "Di tempat seperti ini Tante Jane masih bisa merasa panas, hebat sekali! Hahaha......"

"Dasar anak tengil, berani-beraninya kau menertawakanku!" kata Jane sambil mengepalkan bola salju dan melemparkannya pada Jacky.

"Hahaha...... Kau yang mengatakannya sendiri kan!" Jacky pun membalikkan badannya dan pergi, "Daniel, ayo kemari!"

Jane ingin mengejar mereka, tapi ia lupa kalau dirinya sedang mengenakan sepatu ski, ia pun kehilangan keseimbangannya, lalu terjatuh ke belakang.

"Hati-hati." George mengulurkan tangan panjangnya dan menangkap pinggang Jane.

"Ah!" Jane terkejut sampai memejamkan matanya, kok tidak dingin, ia pun membuka matanya dengan bingung, lalu melihat kedua tangan yang sedang memeluk dirinya itu, oh makanya aku tidak merasa dingin.

"Terima kasih." wajah Jane memerah, ia berusaha menegakkan tubuhnya, "Aku, aku tidak apa-apa, terima kasih banyak!"

Sebuah aroma yang harum menusuk ke hidung George, aroma itu membuat George terbelenggu, "Kau tidak bisa bermain ski?"

"Iya!" katanya sambil mundur selangkah untuk menjaga jarak dengan George, tiba-tiba, kakinya terpeleset, dan tubuhnya jatuh ke belakang lagi, namun kali ini ia tak seberuntung tadi.

George hanya sempat menangkap tubuh Jane, tapi karena aksinya itu terlalu cepat, ia juga kehilangan keseimbagngannya, kedua orang itu terjatuh bersamaan, namun untung saja sesaat ketika mereka terjatuh, tangan besar George membalikkan badan Jane sehingga Jane terjatuh ke atas dadanya yang kekar.

"Ah!" teriak Jane lagi.

"Sudah tak apa-apa!" suara George yang rendah itu terdengar di telinga Jane.

Jane membuka matanya lebar-lebar, menatap wajah tampan George, ia baru menyadari kalau ternyata dirinya jatuh ke atas tubuh George, ia berusaha untuk berdiri, namun George malah berteriak, "Ah! Jangan bergerak!"

Wanita sial, dia menimpa adik kecilku!

Mendengar suara George yang berubah itu, Jane pun tak berani bergerak, ia menundukkan kepalanya dan menyadari sesuatu, seketika wajahnya pun berubah merah seperti tomat. George mengangkat tubuh Jane, tubuhnya yang empuk jatuh ke dalam pelukannya, dan kakinya menimpa pada itunya, George sedikit canggung, ini pertama kalinya ia jatuh bersama seorang wanita dengan posisi yang seperti ini.

George memindahkan tubuh Jane, lalu menghela nafas, ia menoleh ke arah Jane, Jane menundukkan kepalanya, suasana di antara kedua orang itu menjadi sedikit canggung.

"Oh, Paman Ding memeluk Tante Jane! Paman Ding memeluk Tante Jane!" suara teriakan Daniel itu memecahkan suasana aneh di sana.

"Apa sih?" kata Jane pelan.

"Paman Ding kau harus bertanggungjawab loh!" kata Jacky, "Paman Ding, kau tidak boleh mempermainkan Tante Jane, kau harus bertanggungjawab padanya!"

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu