Cutie Mom - Bab 360 Penantian

Hati Sue dan Garry terus berdetak kencang, mereka sangat berharap kalau Jacky memang benar anak kandung mereka. Perasaan mereka saat ini sungguh tak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi.

Dokter sudah mengambil sampel darah dari ketiga orang itu, bekas luka suntik di jari Jacky, hati Sue merasa sakit, "Jacky, sakit tidak?"

Jacky menggelengkan kepala, "Mommy, apa kau sakit? Kutiupkan ya......"

Hati Sue berdebar semakin kencang, ia memandangi wajah kecil Jacky, wajah kecil yang sangat cool yang mirip dengan wajahnya, perasaan dalam hatinya bercampur aduk.

Jacky memegangi tangan Sue, meniup-niup jarinya, "Mommy, apa masih sakit?"

Air mata Sue pun mengalir seketika, "Anakku! Sudah, sudah tidak sakit!"

"Mommy kenapa menangis lagi?" Jacky kebingungan sambil mengusap air mata Sue, "Mommy, jangan menangis! Jacky akan menurut kok, Jacky tidak akan menangis, mommy juga jangan menangis ya? Apa mommy menangis karena sakit?"

Garry sangat terharu, ia tak pernah melihat anak kecil yang seperhatian ini, matanya mulai berkaca-kaca, ia menundukkan badannya, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Sue dan Jacky.

Jacky mengangkat kepalanya melihat ke arah Garry, kedua pasang mata yang indah itu sungguh terlihat sama persis, Jacky mengedip-kedipkan matanya dengan bingung, "Paman, apa kau juga sakit? Apa perlu Jacky tiupkan juga?"

Mendengarnya, hati Garry bertambah tegang, kata orang, darah lebih kental daripada air, anak ini begitu perhatian, tak peduli apa dia adalah anak kandung Garry atau bukan, Garry dan Sue pasti akan menganggapnya seperti anak kandung mereka sendiri, begitupula dengan Daniel, mereka berdua akan tetap menyayangi Jacky dan Daniel.

"Jacky, paman dan mommy tidak sakit, paman dan mommy hanya terharu melihat Jacky yang begitu perhatian, begitu baik hati." Garry memeluk Sue dan Jacky dengan erat, mendekap mereka berdua dalam pelukannya, "Sayangku, ayo kita pulang, nanti kalau hasilnya sudah keluar, dokter akan menelepon kita!"

"Iya!" Sue mengangguk.

Lalu menggendong Jacky, "Jacky, mommy gendong ya?"

Jacky yang digendong tiba-tiba itu pun bingung, meskipun dia suka mommy menggendongnya, tapi sekarang dia sudah sangat berat, mommy pasti tidak kuat menggendongnya, "Mommy, kau bisa kecapekan, Jacky menggandeng tangan mommy saja! Turunkan saja Jacky!"

Sue tetap keras kepala ingin menggendongnya, "Mommy ingin menggendong Jacky."

Katanya sambil menggendong Jacky keluar, Garry sangat mengerti perasaan Sue, Sue ingin mendapatkan kekuatan dari Jacky, tak peduli anak ini adalah anak kandungnya atau bukan, selama ini, anak itu selalu menjadi sumber kekuatan dalam kehidupan Sue.

Jacky merasa Sue hari ini sangat aneh, oleh karena itu ia hanya menuruti perkataan Sue dan memeluk lehernya erat-erat saja. "Mommy, hari ini aku dan kakek bermain golf, kakek mengajarkanku cara bermain golf, lain kali kuajarkan padamu ya?"

"Iya! Baiklah!" Sue mengangguk, matanya berkaca-kaca.

Garry berjalan di samping mereka sambil merangkul istri dan anaknya itu, terus berjalan di samping mereka sampai ke dalam mobil, tiba-tiba Sue teringat saat Garry menolak untuk makan ketumbar, Garry alergi ketumbar, Jacky juga.

Benarkah?

Apa semua ini benar?

Jantungnya terus berdebar kencang, ia terus memikirkannya sepanjang perjalanan ke rumah.

Semua orang duduk di meja makan, Sue menyuruh Ibu Zhang untuk memasak mi kambing ketumbar. Begitu mi itu disajikan, aroma ketumbar pun memenuhi seisi ruangan itu, ketiga pria yang ada di meja makan pun mengerutkan kening mereka.

Charles memukul meja dan berkata, "Ada apa ini? Bukankah aku sudah pernah mengatakan untuk tidak menyajikan ketumbar di atas meja ini? Cepat bawa pergi!"

Ibu Zhang terkejut, lalu melihat ke arah Sue.

Sue juga melihat Jacky mengerutkan keningnya, "Iya, Nenek Zhang, ketumbar kan tidak enak, kalau Jacky makan ketumbar nanti tubuhku bisa bentol-bentol! Gatal sekali, Jacky tidak mau makan ini, bawa pergi saja!"

Garry juga mengerutkan keningnya, meskipun ia tidak berkata untuk membawa makanan itu pergi, namun ekspresinya menunjukkan kalau ia tak ingin memakan makanan itu.

Mendengar perkataan Jacky, Sue dan Garry saling bertatapan mata, mereka sangat gembira, menunggu hasil pemeriksaan itu sungguh lama, ia duduk di sini dengan penuh harapan kalau Jacky ini benar anak kandung mereka.

Dan tiba-tiba, Charles pun membuka mulutnya, "Tunggu, Jacky, apa yang kau katakan?"

"Kakek, kau juga tidak suka makan ketumbar? Jacky juga tidak suka!"

"Aku suka!" sela Daniel.

Charles menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa, "Aku benar-benar curiga apa anak ini darah dagingku! Bisa-bisanya dia alergi pada sesuatu yang sama denganku dan Garry, aneh sekali."

Setelah berkata demikian, ia pun merasa sepertinya ada yang salah, lalu menjelaskan pada Sue, "Sue, jangan salah paham. Garry bukanlah seorang pria yang sembarangan menghamili wanita, kalau pun iya, aku pasti akan membelamu dan menghukum dia habis-habisan!"

"Paman!" Sue sangat kaget, perkataan itu tak seharusnya diucapkan di depan anak-anak, namun perkataan itu telah memberinya kekuatan yang besar, "Apa Anda juga merasa Jacky sangat mirip dengan Garry?"

"Iya! Juga sangat mirip dengan ibu Garry, apalagi matanya itu!" Charles menyukai anak ini, ia selalu melihat bayang-bayang istrinya yang sudah meninggal dalam mata anak ini, ia selalu terbayang pada masa-masa lalu yang indah dari wajah anak ini. Charles melihat ekspresi wajah Sue sangat aneh, tak seharusnya Sue terlihat setegang dan sesenang itu.

"Bawa pergi saja, Ibu Zhang!" kata Garry, hatinya juga berdebar kencang.

Ibu Zhang membawa pergi makanan itu, sudah tak ada lagi aroma ketumbar di ruangan itu, akhirnya Charles, Jacky, dan Garry pun tenang.

"Ah! Untung saja, tidak usah makan ketumbar!" Jacky mulai menggerakkan sumpitnya.

"Tapi aku ingin makan mi tadi!" Daniel sedikit kecewa.

"Makan saja di dapur!" kata Jacky, "Kalau sudah habis baru kembali ke sini lagi!"

Sue yang melihat tingkah Jacky itu pun menjadi semakin yakin, Jacky pasti anak kandungnya, pasti anak kandungnya, pasti!

Setelah selesai makan.

Detik demi detik pun berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, kedua anak itu sudah tertidur pulas.

Gelapnya malam menyelimuti seluruh kota itu, punggung Sue terasa sangat lelah, ia membungkuk-bungkukkan badannya, lalu menghela nafasnya. Penantian itu sungguh terasa sangat panjang, mereka harus menunggu sampai jam 12 malam baru bisa mengetahui hasil tes DNA tadi, masih ada dua jam.

Sue tak pernah merasa waktu berjalan selama ini.

Garry pun masuk ke dalam kamar, Sue mengangkat kepalanya, "Apa hasilnya sudah keluar?"

"Masih ada dua jam!" Garry juga terus menunggu, "Sue, kau terlalu tegang, jangan tegang seperti ini."

"Tapi aku sungguh sangat tegang, jantungku berdebar-debar terus, aku takut hasilnya bukan, aku takut!" jantungnya terus berdebar, ia tak pernah setegang ini seumur hidupnya.

Garry pun memeluknya, "Entah dia anak kandung kita atau bukan, dia tetap anak kita, tentu saja akan lebih baik kalau dia memang benar anak kandung kita, tapi kalau bukanpun, kita tidak boleh kecewa, kita bisa mencari anak kandung kita lagi."

"Iya!" Sue mengangguk.

Kedua matanya bersinar cerah, namun terlihat sedikit sedih.

Melihati Sue, hati Garry terasa seperti ditusuk-tusuk, kalau bukan karena dirinya, bagaimana mungkin anak mereka bisa hilang, kenapa dulu ia bisa melakukan hal seperti itu, merebut anak mereka dengan sadis, memisahkan anak mereka dengan ibu kandungnya, ia sungguh-sungguh sangat jahat.

Garry merasa sangat bersalah, ia berbisik di telinga Sue, "Maafkan aku sayang, semua ini salahku!"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu