Cutie Mom - Bab 362 Dia Menangis?

Setelah melihat Daniel, Garry dan Sue pun kembali ke kamar mereka, Sue tiba-tiba berkata, "Garry, apa aku sedang bermimpi? Apa semua ini nyata?"

Garry menggeleng-gelengkan kepalanya, "Bukan, sayang, kita tidak bermimpi, semua ini nyata. Jacky adalah anak kita. Saat ini aku merasa sangat bahagia!"

Sue berjalan mondar-mandir mengelilingi kamar, ia tak tahu harus berbuat apa, "Aku ingin melihat Jacky lagi."

"Sue, ayah di dalam. Ia menangis. Kurasa ia tak ingin kita melihat rupanya yang berlinang air mata, oleh karena itu, biarkan saja malam ini kita berikan untuk ayah!" kata Garry sambil menggenggam tangan Sue.

"Dia menangis?" Sue tercengang.

"Iya, apa kau lupa, ayah begitu suka pada Jacky, bahkan saat ia belum mengetahui semua ini, ia sudah ingin memberikan perusahaannya pada Jacky, berarti dia memang benar suka pada Jacky kan?" kata Garry.

"Iya!" Sue mengangguk, "Benar, darah lebih kental dari air, memang benar begitu. Hubungan darah itu memang benar-benar ajaib, seperti ibuku, setelah ia melakukan semua itu, baru akhirnya aku menyadari ternyata aku sudah tidak membencinya! Aku hanya merasa hidupnya ini sungguh sangat kasihan. Malam ini berikan saja pada ayahmu!"

"Terima kasih!" Garry sangat terharu pada kebaikan Sue, sebenarnya dia juga sangat ingin menghabiskan malam ini bersama Jacky dan Sue, tapi dia tahu, ayahnya lebih membutuhkan Jacky,

Sue yang belum selesai berbicara dan memanggil namanya, akan tetapi dipotong oleh Garry.

"Apa kau akan terus memanggil namaku seperti itu?" Mendengar Sue yang menyebut nama lengkapnya itu, hatinya terasa sedikit kesal. Ia pun tersenyum licik, matanya bersinar terang.

"Kalau begitu aku harus panggil apa?" Sue masih terlena pada kenangan masa lalunya, ia masih membayangkan hari-hari bahagianya bersama dengan Jacky, meskipun terasa sedikit menyakitkan, tapi mengingat bahwa selama ini anaknya selalu berada di sisinya, ia merasa sangat gembira.

"Panggil sayang!" katanya pelan.

Garry merasa sangat senang, ia tak punya beban pikiran apa-apa lagi, ia sangat ingin merayakannya. Sambil berkata, ia pun memeluk Sue dari belakang.

Sue sedikit terkejut, dagu Garry bertopang pada pundak Sue, "Sayang, anak kita kan sudah ketemu, tapi kita tetap harus merahasiakan hal ini, aku masih ingin membalas perbuatan Tom. Setelah semua ini selesai, kita menikah."

"Kenapa dia bisa membencimu seperti ini?" Sue benar-benar tidak bisa membayangkan, ada orang yang selicik itu, menakutkan sekali.

"Kita pasti akan segera mengetahuinya, sudah tak usah ungkit dia lagi! Jangan merusak suasana bahagia keluarga kita." katanya sambil tersenyum dan mencium leher Sue dalam-dalam, "Sayang, kita rayakan pertemuan kita dengan anak kita, bagaimana?"

"Iya! Memang harus dirayakan!" kata Sue, "Tapi tunggu sampai Daniel bisa menerima Kak Alex dan Cindy sepenuhnya saja, lalu kita merayakannya bersama, bagaimana menurutmu?"

"Maksudku, bukankah seharusnya kita berdua merayakannya sendiri terlebih dahulu?" kata Garry pelan, malam ini mereka berdua pasti tidak bisa tidur, ayah juga ingin menghabiskan waktunya bersama dengan Jacky, Garry tahu hari ini ayahnya menangis, ini pertama kalinya ia melihat ayahnya menangis, oleh karena itu, malam ini, ia membiarkan ayahnya menemani Jacky semalaman.

"Merayakan sendiri?" Sue tetap tidak mengerti.

"Sayang, Jacky sangat lucu kan?" kata Garry.

"Iya! Benar! Kau tidak tahu waktu kecil dia sungguh sangat pintar, sangking pintarnya aku bahkan sering merasa bersalah padanya, aku juga senang dia tumbuh menjadi anak yang baik, sangat penurut, aku harap anakku bisa tumbuh menjadi orang yang berguna untuk negara kita, bukan menjadi orang yang sangat manja dan tidak bisa apa-apa."

"Tak usah khawatir, kau sudah sangat berhasil dalam mendidiknya!" Ia masih saja meletakkan dagunya itu di pundak Sue, hanya dengan melirik sekilas, ia pun dapat melihat wajah Sue yang cantik itu, ia tak kuasa menahan hasrat yang ada dalam benaknya, lalu mendekat dan menciumnya.

Wajah Sue pun memerah, "Jangan bercanda!"

"Sayang, kapan kau akan melahirkan satu anak yang lucu lagi untukku? Kita merayakan hari bahagia ini dengan membuat anak saja bagaimana?"

Sue pun mengerti apa yang dimaksud dengan "perayaan" itu, ia menunduk, wajahnya memerah seperti kepiting rebut.

"Kau malu......" tawa Garry.

Karena perkataan Garry itu, wajah Sue menjadi semakin merah, ia berusaha melepaskan pelukan Garry. "Sudah, jangan bercanda, hari ini perasaanku sangat kacau. Aku sangat senang juga sangat deg-degan, sekarang aku merasa tidak bertenaga sama sekali."

Ia tak ingin melakukan apa-apa, dirinya seharian ini sudah sangat lelah, namun karena senang ia juga tetap tidak bisa tertidur.

Garry tak mau kalah dan malah mendekatkan bibirnya ke telinga Sue dan berkata, "Sayang, kan kita juga tidak bisa tidur, kita rayakan saja bersama ya."

Telinga Sue pun mulai memerah juga, "Tidak mau! Rayakan saja sendiri!"

Garry tercengang, "Aku harus melakukannya sendiri?"

"Kau...... Dasar mata keranjang!" teriaknya pelan, mana boleh dia berbicara seperti itu, Dia pasti sering melakukannya sendiri dulu, menjijikkan.

"Makanya ayo rayakan bersama!" katanya pelan sambil menjulurkan lidahnya yang hangat ke leher Sue.

Sekujur tubuh Sue pun tegang, rasanya sedikit gatal dan tidak enak, jantungnya berdebar kencang, dan mulai sedikit khawatir, "Aku sungguh sangat capek, aku ingin menyimpan tenagaku untuk bermain dengan anak-anak besok."

Ia berusaha melangkah ke depan, tak ingin sedekat ini dengan Garry. Tapi Garry malah berkata, "Aku kan juga tidak menyuruhmu bergerak! Cukup aku saja yang bergerak, kau hanya perlu mengikuti gerakanku saja!"

"Tidak mau......" katanya sambil gemetaran.

Karena perasaannya sedang tegang, ia sungguh tidak ingin melakukan hal itu malam ini, "Aku tidak mau, aku tidak punya tenaga!"

"Kau kan tidak perlu bergerak, kumohon ya, sayang, perasaanku juga sangat tegang, aku perlu melakukan sesuatu yang bisa mengurangi tekanan batinku, aku tidak peduli, pokoknya kau harus melakukan tugasmu." tangan Garry yang memeluk tubuh Sue itu mulai membuka kancing baju Sue satu per satu.

Tiba-tiba tubuh Sue terasa dingin, tangan Garry sudah masuk ke dalam bajunya, dan jari-jarinya sudah melepaskan pakaian dalamnya.

"Garry Xu!" teriaknya dengan malu, Garry memegangi wajah Sue dan menciumnya.

Ciumannya yang begitu ganas, ditambah dengan aroma rokok yang samar-samar, mulai melelehkan hatinya perlahan-lahan. Tangannya yang sangat kuat itu memeluk tubuh Sue dengan erat, lidahnya menari-nari di dalam mulut Sue.

Garry berkata dengan suaranya yang berat dan serak-serak basah itu, "Panggil aku sayang, kalau tidak aku akan menciummu sampai kau kehabisan nafas."

"Tidak mau......" Sue menggeleng, "Uh......"

Ciuman Garry kali ini sungguh membuat Sue hampir kehabisan nafasnya, ia mulai terengah-engah, dan tubuhnya menjadi semakin tidak bertenaga.

"Panggil sayang!" katanya lagi, jari-jarinyanya yang panjang memainkan kedua 'benda' yang menjulang tinggi di depan dadanya, sampai kedua 'benda' itu mengeras di antara jari-jarinya, Garry pun tahu kalau Sue sudah teransang oleh sentuhannya. Garry menciuminya, lalu bertanya lagi, "Mau panggil tidak?"

"Garry...... Aku panggil kau Garry saja, ya?" ia tak mau memanggilnya sayang, memalukan sekali.

Sue sedikit tidak nyaman, ia ingin melepaskan pelukan itu, namun tubuhnya sama sekali tidak bertenaga, sama sekali tidak ada.

"Panggil sayang...... cepat!"

"Sayang......" Sue pun akhirnya menyerah, namun panggilan itu malah membuat ciuman Garry semakn ganas.

Ingin rasanya Sue menggigit lidahnya sendiri, sekujur tubuhnya jatuh ke bawah, ia benar-benar tak bertenaga.

Garry pun menggendongnya naik ke atas ranjang. Jari-jarinya yang panjang membuka kancing baju Sue satu per satu, lalu mendekap tubuh Sue dalam pelukannya, menciuminya dalam-dalam, menciumi keningnya, alisnya, matanya, hidungnya......

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu