Cutie Mom - Bab 240 Teman Apaan (2)

Kegelisahannya membuat ia secara tidak sadar dengan pelan memundurkan langkahnya

"Tuan Johnson, aku tidak tahu harus bagaimana membujuk kau, tapi sungguh, jika kau benar-benar mencintai pacarmu, hargailah dia, jika kau kehilangannya dan merasa tidak dapat hidup lagi, maka dari itu jangan peduli! Jika kau dapat hidup baik-baik tanpa dia, itu berarti kau mencintai dia tidak cukup dalam.”

"Kau sepertinya sangat mengerti dalam percintaan ?" Johnson Lu mengangkat alisnya, dan sedikit terkejut. "Apakah kau sudah pernah berkali-kali pacaran ?"

"Cih! Orang yang telah berkali-kali pacaran juga mungkin tidak benar-benar jatuh cinta!” Sue W tersenyum dan melihat ke jam tangan. "Tuan Johnson, sudah waktunya bagi aku untuk pergi bekerja, maaf! Aku harus kembali bekerja!”

Johnson Lu menutup mulutnya dan mengangguk. "Nona Sue, Bisakah aku menemuimu lagi?"

Sue Wu menghentikan langkahnya dan menggelengkan kepalanya. "Tuan Johnson, aku tidak suka berteman dengan lawan jenis!”

" Cih! Alasan ini yang dapat membuat orang gila!” Johnson Lu tersenyum, matanya penuh kekaguman.

Sue Wu tersenyum lagi dan berjalan keluar dari restauran Italia.

Dia telah menutup panggilan dua panggilan dari Garry Xu, ia pasti sangat cemas!

Ia Hidupkan ponselnya, menemukan beberapa notif panggilan masuk. "Sue Wu, apa yang terjadi? Mengapa mematikan telepon, jangan membuatku cemas!”

Dia menundukkan kepalanya dan menatap pada tas, di dalamnya terdapat foto Garry Xu dengan Mantan cewek yang sanga di cintainya yang diambil bersamanya, di bawah tekanan hatinya yang cemburu, Sue Wu berjalan kearah Ji’s Corp.

Ketika ia tiba di pintu Ji’s Corp, tiba-tiba ada sebuah mobil melesat kedepannya , Ferrari yang berwarna baby blue berhenti dari samping tubuhnya, membuat suara melengking yang berasal dari remnya.

Hatinya panik, sebelumnya tidak pernah segugup ini, bagaimana mungkn dia kemari?

Menarik napas dalam-dalam, melihat pintu Ferrari terbuka, badan Garry Xu yang tegak turun dari mobil. Sue Wu tidak tahu kedepannya apa yang akan ia hadapi, Garry Xu berjalan menuju Sue Wu dengan sepasang mata yang dalam.

“Sue Wu”, teriaknya.

Wanita itu tertegun. Dia berdiri tegak di tempat ia berdiri, Bagaimana mungkin ia merasa dirinyalah yang telah berbuat salah ? ia ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak tahu harus berkata apa.

Mata Garry Xu yang dalam melihat padanya, kemudian sampailah di sampingnya.

"Kenapa kau di sini?"

Dia akhirnya tidak tahan untuk bersuara. Tapi Garry Xu malah mencari ponsel Sue Wu, dan mengambil tasnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" dia terkejut.

"Di mana ponselmu?"

Sue Wu tampak ketakutan, dengan cepat mengulurkan ponselnya, dan mengambil kembali tasnya.

Dia membuka ponsel Sue Wu, dan menemukan bahwa baterainya penuh, ponselnya bukan tidak ada baterai. Matanya dipenuhi dengan keraguan, melihatnya dan bertanya, "Kenapa ponselnya dimatikan?"

Melihat wajah lembut yang tampan, jelas tidak menunjukkan ekspresi senang, tapi Sue Wu tidak tahu harus berkata apa, merasa sedikit sakit, dan sedikit canggung.

"Aku, aku sedang makan dengan seorang teman!"

"Teman apaan?"dia bertanya terlalu banyak.

"Sue Wu, mengapa tidak masuk?" Suara Johnson Lu mendadak terdengar dari belakang, dengan nada rendah yang membuat orang merinding.

Sue Wu seketika menengok ke belakang melihat pria itu, dan ditangannya sedang membawa bingkisan makanan, dan ia tersenyum padanya dan Garry Xu, dan kemudian dia melihat kearah Sue Wu, dengan lembut berkata: "Sue Wu, tiba-tiba aku kepikiran bahwa tadi kau tidak makan, ini aku membungkuskan kamu makanan, ingatlah untuk makan!"

Johnson Lu berjalan masuk, sama sekali tidak mempedulikan kehadiran Garry Xu, dengan mantap untuk menyerahkan kotak makanan kepadanya.

Sue Wu menjadi bengong, karena ia melihat senyuman Johnson Lu yang cemerlang, dan senyumannya membuat ia terpana, ia sama sekali tidak pernah melihat senyuman pria itu secemerlang sekarang ini, dan bahkan sudut bibirnya membentuk lengkungan seperti setengah lingkaran.

Tapi belum sempat Sue Wu menerimanya, ia telah di tarik oleh Garry Xu kesamping badannya, “Apa yang kau lakukan?”