Cutie Mom - Bab 301 Kejadian Masa Lalu

Di ruang kerja Diamond Hill.

Begitu sampai di rumah, Garry langsung menuju ke ruang kerja, mengunci dirinya dari dalam, wajahnya datar tak berekspresi, dia sedang menelepon seseorang, dan Sue sedang memasak kopi di lantai bawah.

"Tom, ini aku!" kata Garry dengan suara beratnya, "Lima tahun lalu, apa kau tahu siapa ayah Sue?"

Suasana menghening, "Tidak tahu, kenapa?"

"Tom, ayahnya adalah Terry Wu!" Garry menutup matanya, suaranya bertambah berat.

"Kebetulan sekali?" kata Terry kaget, "CEO, apa sekarang Sue tahu sesuatu? Bagaimana ini?"

"Aku tidak tahu harus bagaimana, dia masih belum tahu......" Garry menggeleng-gelengkan kepalanya, "Apa kau yakin sudah mengantarkan uangnya pada mereka lima tahun lalu?"

"Iya! Sudah!" jawabnya.

Garry mengangguk, "Baiklah, jaga dulu rahasia ini, aku akan menghubungimu lagi!"

Garry menutup teleponnya, lalu menyalakan sepuntung rokok, menghisap rokok itu dengan perlahan.

Saat Sue mengantarkan kopi, ia mencium bau asap rokok, lalu mengeluh, "Merokok terus, rokok itu tak baik untuk kesehatan, kapan kau akan berhenti merokok?"

"Tak bisa berhenti!" katanya sambil mengeluarkan kepulan asap putih, ia menarik tangan Sue, mendudukkannya di atas pahanya, posisi yang sedikit menggoda itu membuat wajah Sue memerah.

Sue merebut rokok yang ada di tangannya, lalu mematikan rokok itu pada asbak yang ada di atas meja. "Kenapa tak bisa berhenti? Asalkan kau punya niat untuk berhenti, pasti bisa!"

Garry tersenyum, tak tahu kenapa, Sue merasa senyuman di wajah Garry itu terasa sangat sedih, seketika itu Sue pun bingung, "Kenapa kau ini?"

"Aku baik-baik saja!" akhirnya Garry kembali bersemangat, ia memegang pinggang Sue, menariknya ke dalam pelukannya, "BIarkan aku memelukmu sebentar!"

Sue mengangkat kepalanya dengan bingung, namun Garry memeluknya lagi dengan erat, menempelkan wajah Sue pada pundaknya.

"Kau ini kenapa? Kau terlihat punya masalah!" katanya.

Tiba-tiba Garry memeluk leher Sue, mengangkat kepalanya dan menciumnya, lidahnya yang hangat itu masuk ke dalam mulut Sue.

Aku hanya takut kehilanganmu, sangat amat takut!

Katanya dalam hati.

Ciumannya terasa seperti sedang haus akan sesuatu, lidahnya menari-nari di dalam mulut Sue, ia menciumi mulut kecil Sue dengan penuh hasrat.

Sue mengeluh, tapi tak bisa lepas darinya.

Ciumannya yang sangat bertenaga itu membuatnya sulit bernafas, dan merasa sedikit takut, sehingga tubuhnya juga mulai gemetaran.

"Garry,,,,,," akhirnya Sue bisa menarik sedikit nafas.

Nafasnya semakin tidak stabil, Garry terus menciumnya, tangannya yang besar itu menahan kepala Sue agar tidak terus bergerak, ia tak ingin membiarkannya lepas dari pelukannya. Pelukannya yang sangat erat itu membuatnya tak bisa berbuat apa-apa.

Nafasnya sangat berat, suaranya terdengar sangat serak dan berat, "Kau adalah milikku."

Sue tercengang, hatinya merasa sedikit gembira, namun juga merasa agak tidak tenang, kedua pipinya memerah, bibirnya juga bengkak dan merah karena ciuman Garry itu, jantungnya terus berdebar kencang, "Kau ini aneh sekali!"

Garry pun mengangkat Sue dengan kedua tangannya, lalu menendang pintu ruang kerja itu, dan menuju ke kamar.

"Garry, aku bisa jalan sendiri!" Sue merasa malu dengan posisi mereka sekarang itu, kedua kakinya mengangkang, melingkari pinggang Garry, kedua tangan Garry menopang pantatnya, dia hanya bisa memeluk leher Garry agar tidak jatuh.

"Aku ingin menggedongmu!" katanya, matanya sedikit bergairah, namun juga sedikit galau.

Sue merasa sedikit khawatir, "Apa ada masalah yang sedang kau pikirkan?"

Garry meletakkannya di atas ranjang, lalu menindih tubuhnya di atas Sue, dan berkata, "Aku sangat menginginkan dirimu, sangat sangat ingin.."

Nafasnya begitu dekat sampai membuat Sue sedikit canggung.

"Tapi, bukannya kemarin malam......" wajahnya memerah.

Garry membelai lehernya, bibirnya menyentuh ke kulitnya, "Aku takut!"

"Apa?" Sue tak dengar jelas apa yang dikatakannya, "Apa katamu?"

"Bukan apa-apa!" balasnya.

Sama sekali tak seperti Garry yang biasanya, apa yang sebenarnya terjadi?

Sue sangat bingung, saat melihat Garry, mata mereka saling bertatapan, jarak wajah mereka tak sampai lima centi, Garry memandanginya begitu saja dengan matanya yang bersinar itu, lalu di dalam kebingungannya, nafas Garry semakin mendekat, Sue tak dapat menghindar lagi.

Ciumannya, sangat tergesa-gesa dan cepat, sangat kasar namun juga sangat lembut, ciuman itu membuat Sue tenggelam.

Lidahnya melewati semua gigi yang ada dalam mulutnya, mengajak lidah Sue bermain dan menari.

Garry memeluk tubuh Sue dengan sekuat tenanga, tak henti menciumnya, keinginan untuk memiliki Sue seutuhnya sangatlah besar.

"Sayang......" katanya dengan suara seraknya di samping telinga Sue.

Nafas Sue menjadi sama cepatnya.

Ia merasa tubuhnya sangat sangat panas, kedua pipinya sangat sangat merah.

Kedua matanya menatap ke wajah tampan Garry. Bibir Garry yang hangat menempel pada kulitnya, meninggalkan satu per satu bekas ciuman, ia hanya merasa tubuhnya tak bertenaga lagi, kesakitan dan kenyamanan yang membuatnya tak bisa mengelak.

"Jangan......" suaranya yang lembut itu merasuk ke dalam hati arry yang paling dalam, Garry pun mencium bibirnya lagi.

Bibirnya sangat lembut, seperti kelopak bunga yang sangat indah, lidah mereka pun bergelut bersama lagi, menciuminya dengan sangat keras. Sue menutup matanya, membalasnya dengan lembut, namun ciumannya menjadi bertambah cepat, seperti monster yang ingin menelan seluruh bibisrnya.

Tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya, keempukkan tubuhnya itu membuat Garry menjadi lebih bergairah.

"Ah" teriak Sue pelan, sekujur tubuhnya terasa seperti tersetrum, suaranya gemetaran, "Jangan, jangan begini...... Garry, jangan pagi-pagi......"

"Apa kau tidak mau?" Bibir Garry menempel pada telinga Sue, lalu menciuminya, "Jangan tolak aku, jangan tinggalkan aku......" katanya pelan.

Sue tercengang, kenapa hari ini dia selalu membicarakan hal ini? Kenapa dia harus pergi? Mungkin dia yang berpikir terlalu banyak, dasar laki-laki!

"Apa bisa kita tidak bicara tentang perpisahan lagi? Apa kau ingin aku meninggalkanmu?" tanyanya pelan.

"Tidak! Sampai mati pun aku tak mau!" katanya sambil menggelengkan kepala, lalu melepas seluruh baju Sue.

Ketika Sue menarik nafasnya, Garry pun masuk ke dalam tubuhnya yang hangat itu, lalu Sue pun mengangkat dadanya, mengeluh pelan, seperti sedang menolak namun juga sedang menyambutnya.

"Sayang, kau cantik sekali!" Dia mulai bergerak pelan, suaranya yang serak itu terdengar sangat seksi dan menggoda.

Wajah mereka saling menempel, Sue pun menutup matanya, wajahnya memerah, dia merasa malu, malu seperti seorang gadis yang masih belum pernah melakukan hal itu!

Garry terus dan terus melakukannya pada Sue, sampai akhirnya Sue pun merasa ada yang salah dengan Garry, dia terlihat seperti takut akan sesuatu, dia tak pernah melakukan itu padanya seperti ini, terus dan terus, lagi dan lagi, tak mau berhenti......

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu