Menantu Hebat - Bab 82 Pendidikan

Mengetahui betapa kejamnya para perampok itu, orang di dalam bis pun menebak kalau mereka berdua pasti pernah melihat darah, pernah membunuh orang, karena saat menembak mereka tidak ragu, ataupun bergetar, terlihat seperti veteran.

Orang di bis pun menurut dan mengeluarkan barang berharga dari bawah kaki atau pun dari kaos kaki bau, sama sekali tidak menyembunyikan.

Michelle Chen pun tidak beda jauh, wajah yang sudah putih seperti salju, setelah ketakutan menjadi pucat, sambil mengoceh sambil mengeluarkan barang dari tas, sangat tidak rela pada akhirnya mengeluarkan uang makan dia dalam satu tahun.

Andrew Yang melihat itu dan merasa lucu, dia menutup mulutnya, tanpa sengaja tawaan dia terdengar, membuat orang di samping marah.

Andrew Yang sudah susah payah menahan ketawa, tapi tetap saja terdengar oleh Michelle Chen yang memiliki pendengaran tajam.

"Apa yang kamu tertawakan?"

Perilaku dirinya tadi memang ada sedikit merusak imejnya, Michelle Chen pun kesal dan menatapnya.

Andrew Yang malah menyimpan ekspresinya, menggeleng, dan mengalihkan pandangan, melihat ke luar jendela sekali lagi.

"Kamu tidak menyerahkan uang, apakah kamu tidak takut nanti dia lihat tanganmu tidak ada uang, lalu menembak kamu?"

Michelle Chen sadar, tetangga di sebelah dia ini, tidak ada barang berharga sama sekali, dan masih seperti tadi bengong melihati luar jendela, perampokan yang terjadi di dirinya, seperti tidak ada bagi Andrew Yang.

Michelle Chen tiba-tiba mengeluarkan suara kaget seperti baru saja menemukan daratan baru, tapi takut diperhatikan para perampok yang sedang menerima uang, langsung mengecilkan suaranya.

Andrew Yang pun dengan tidak peduli menggeleng kepala.

Michelle Chen baru saja mau mengatakan sesuatu, tapi perampok sudah di depan mereka, terpaksa dia diam, mengangkat tangan yang putih lembut sambil gemetaran.

Perampok dengan puas menerima uang di tangan Michelle Chen, tangannya yang kasar dengan beraninya memegang telapak tangan Michelle Chen yang putih.

"Kenapa gadis cantik, tidak rela dengan barang ini?"

Dibanding dengan nyawanya, harta yang begitu sedikit tidak ada apa-apa.

Michelle Chen buru-buru menyimpan ekspresi sakitnya, ditambah perasaan menjijikkan tadi, wajahnya menjadi pucat, dan dengan panik dia menggeleng.

Perampok itu terus menyentuh tangan Michelle Chen sampai tangannya merah, baru dengan tidak rela melepaskan tangan Michelle Chen.

Setiap detik dalam perampokan sangat penting, walaupun keamanan kota Lingan kurang baik, tapi polisi juga akan mendengar kabar dan datang, di dalam bis ini begitu banyak orang, dia tidak percaya kalau tidak ada yang diam-diam melapor, hanya saja sayangnya ada wanita cantik dengan kualitas begitu tinggi, di kehidupan bisa bertemu dengan wanita yang begitu cantik, mungkin hanya sekali ini.

Sayangnya waktunya tidak tepat, kalau tidak pasti dia akan merangkul pinggang kecil itu, dan menikmati.

Perampok itu setelah diperingati temannya baru melepaskan Michelle Chen, lalu melihat ke Andrew Yang yang diam di sampingnya.

"Hei, mana uang kamu?"

Perampok dengan tatapan galak menatap Andrew Yang, dan menunjuk pistol di tangannya, bermaksud mengancam.

Ekspresi Andrew Yang tidak berubah, dengan tenang mengeluarkan tinjuan, di saat perampok sedang dengan sombongnya mengejek tidak ada yang bisa melawan ancaman pistol....

"Buk..."

Perampok saat terkena tinjuan Andrew Yang, hanya sempat teriak kesakitan, dan jatuh di tempat duduk belakang, lalu tidak ada gerakan.

Di dalam bis mendadak diam, orang sekitar yang melihat kejadian itu semuanya kaget.

Yang tidak melihat jelas semua bahas dengan suara kecil.

Tiba-tiba, terdengar teriakan seorang wanita.

"Ah... Hati-hati!"

Ternyata perampok satu lagi di saat temannya jatuh terkena tinju, dia mau menembak Andrew Yang.

Andrew Yang memiliki refleks cepat, asal mengambil jepitan dari salah satu perempuan di sana, lalu tepat terkena di sendi tangan perampok.

Tangan perampok itu pun lemas, dan pistolnya jatuh, Andrew Yang lalu menekan kursi ke belakang dan melewatinya, tendang perampok itu sehingga perampok itu jatuh dan pingsan.

Orang-orang belum kembali dari ketakutan perampok yang akan menembak orang, tapi perampok itu sudah ditendang dan pingsan?

Penumpang di bis kaget dan setelah beberapa lama baru sadar atas apa yang terjadi, tiba-tiba di bis itu penuh dengan tepuk tangan, semua orang melihati Andrew Yang dengan tatapan terhadap pahlawan.

Andrew Yang dengan rendah hati menghindari terima kasih dari orang di bis, menyuruh orang mengikat 2 perampok itu, setelah semua orang mengambil kembali barang milik mereka, mobil polisi baru datang.

Andrew Yang dan orang di bis semua pergi ke kantor polisi untuk buat laporan, lalu dia sekali lagi berangkat ke Universitas Lingnan.

Sekali lagi berangkat, orang di bis seperti berbeda jauh dengan orang di bis tadi, mereka semua terus memuji Andrew Yang, Andrew Yang hanya bisa senyum deangan canggung dan terkadang mengangguk.

Akhirnya sampai di stasiun Universitas Lingnan, Andrew Yang langsung turun dengan cepat.

Di saat dia merasa lega, dia menyadari di belakangnya ada perempuan yang sejak dia menangkap perampok mengagumi dia dengan tatapan berbintang mengikut di belakangnya

Andrew Yang tidak merasa perempuan ini turun karena ikut dia.

"Apakah kamu mahasiswa Universitas Lingnan?"

"Kamu juga mahasiswa Universitas Lingnan?"

Mereka saling bertatapan, tidak disangka mereka bisa bertanya hal yang sama bersamaan

Andrew Yang melihat Michelle Chen mengangguk, sedangkan dirinya menggeleng.

"Ding ding ding..."

Suara bel berbunyi, mereka masih berdiri di depan gerbang, karena sudah telat masuk kelas, Michelle Chen tidak peduli untuk mengetahui identitas Andrew Yang, dia panik dan langsung berikan informasi tentang dirinya lalu lari.

"Nama aku Michelle Chen, merupakan mahasiswa tahun kedua jurusan kimia, kamu kalau ada masalah boleh datang cari aku."

Andrew Yang melihat Michelle Chen yang buru-buru pun tertawa, tidak memasukkan hal kecil ini ke dalam hati, tapi tiba-tiba terpikir, fakultas yang dia akan ajar adalah jurusan kimia, jangan-jangan begitu kebetulan harus mengajar dia?

Andrew Yang tidak bisa menangis dan juga tertawa, dia mengangkat kepala melihat papan putih yang tertulis beberapa huruf - Universitas Lingnan, lalu menarik napas, dan sekejap memasuki identitas guru kimia.

Andrew Yang sepanjang jalan mengamati pemandangan Universitas Lingnan yang merupakan universitas terbaik, dengan puas mengangguk, lalu mencari seorang murid dan menanyakan letak kantor akademik, dan berjalan ke sana.

Sesampainya di kantor akademik, dia mengurus prosedur masuk kerja, mengambil formulir utuk mengisi data, dan kaget karena terdengar suara pria yang dia tidak yakin.

"Andrew Yang?"

Andrew Yang tidak merasa familiar dengan suara berat itu, dia juga tidak langsung bersuara, malah melihat ke arah pria itu.

"Benar ini kamu, Andrew Yang, mengapa kamu ada di sini?"

Andrew Yang sedikit mengerutkan alis, dia berpikir agak lama, baru mengingat siapa orang ini.

Kevin Liu, teman SMA dia, tapi teman SMA yang ini tidak termasuk baik, setiap kali melihat dia, lubang hidungnya menghadap ke atas, orang yang sangat sombong.

Memang, Kevin Liu yang terus tidak mendapatkan jawaban dari Andrew Yang, saat menunduk melihat formulir yang diisi Andrew Yang, dia bertanya dengan nada tidak percaya: "Kamu datang ke Universitas Lingnan untuk menjadi guru kimia?"

Orang lain yang berada di kantor tidak mengetahui apa-apa, mendengar wakil ketua bagian teriak, semua tatapan pun mengarah ke mereka.

"Kenapa, wakil ketua bagian, apakah guru baru ini ada masalah?"

Staff yang bertanggung jawab mengurus masuknya guru dan karyawan sekolah baru saja selesai fotokopi ktp Andrew Yang, mendengar suara itu, buru-buru pergi ke sana.

Kevin Liu tertawa melihat formulir yang diisi Andrew Yang.

"Menurut kamu apakah ada masalah?"

Dia menunjuk bagian edukasi di formulir Andrew Yang, dan teriak ke staff wanita cantik itu:

"Dia bahkan tidak lulus SMA, tapi datang ke Universitas Lingnan yang merupakan universitas terbaik untuk jadi guru kimia, menurut kamu ada masalah tidak?"

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu