Menantu Hebat - Bab 26 Pijat
Dengan geram Amanda Lin menjajaki jalan raya. Saat itu teleponnya berdering.
“Nona Lin...”
Apa yang baru saja dia takutkan langsung muncul dengan tiba-tiba. Itu adalah si tua genit yang baru saja disumpahi Amanda Lin. Jelas sekali Daniel Yu masih belum menyerah untuk melakukan tujuannya terhadap Amanda Lin.
Amanda Lin baru saja ingin menutup telepon, sepertinya Daniel Yu sudah menduganya. Dengan cepat dia berkata: “Nona Lin, jangan buru-buru menutup teleponmu. Kalau kamu masih ingin berpartisipasi dalam pertandingan selanjutnya sebaiknya kamu dengar perkataanku sampai selesai.”
Dia mengetuk-ngetuk ujung kaki sambil mengira-ngira apa yang akan dikatakan orang itu. Amanda Lin masih berusaha bersabar dan mendengarkannya. Siapa tahu ada keadaan yang berubah.
Tetapi, memang pada dasarnya mulut anjing tidak bisa memuntahkan gading gajah ( tidak ada kata-kata baik yang dapat keluar dari mulutnya).
“Seharusnya kamu tahu peringkat kelimamu itu hasil usaha siapa.”
Mendengar hal itu, hati Amanda Lin seperti terbakar, rasanya dia bia menggertakan giginya sampai putus. Sialan. Sudah tahu itu gara-gara kamu, masih berani-beraninya dia muncul di depanku dengan sombong.
Daniel Yu melanjutkan: “Kalau kamu besok masih menginginkan peringkat pertama, malam ini kamu harus datang dan menemaniku semalam.”
Amanda Lin merasa keputusannya untuk tetap mendengarkan telepon ini adalah keputusan yang sangat bodoh.
“Sialan, dasar sampah, mati saja kamu!”
Amanda Lin menggenggam erat ponsel di tanganya. Dadanya terasa sesak. Meskipun dia juga mengerti dengan jelas bahwa bila dia berkecimpungan dalam dunia hiburan pasti akan banyak bertemu dengan aturan-aturan tak tertulis seperti ini. Pasti banyak sekali orang-orang yang diperlakukan tidak adil. Juga sulit untuknya menghindari hal seperti ini. Tetapi tetap saja dia merasa marah dan tidak nyaman.
Perusahaan Widjaya Karya itu membuatnya sangan kecewa.
Dengan tampak seperti kehilangan gairah, Amanda Lin mendorong pintu rumahnya hingga terbuka.
“Amanda kamu sudah pulang. Bagaimana hasilnya?”
Alice Lin tahu betul bahwa adiknya sangat berbakat. Audisi babak pertama seperti ini, pasti dapat dia lewati dengan mudah tanpa berjuang sepenuh tenaga sekalipun. Tetapi begitu melihat raut wajah Amanda Lin yang kurang baik, Alice Lin merasa heran, dan sangat khawatir.
“Amanda, kamu kenapa?”
Amanda Lin merasa seperti habis teraniaya. Dia menjatuhkan diri ke dalam pelukan Alice Lin. Diam-diam dia mengalirkan air mata. Tetapi dia tidak berkata apa-apa.
Helen Liu juga merasa bimbang, lalu maju untuk menepuk pundaknya. “Amanda, kamu kenapa? Kalau ada apa-apa beri tahu ibu. Biar ibu yang balas dendammu.”
Mendengar suara Helen Liu yang menangkan, seluruh perasaan Amanda Lin yang tertahan seolah meluap keluar dan dia menangis dengan keras.
Memang sulit menunjukan kelemahan di depan orang banyak. Dari sudut pandang orang-orang, Amanda Lin adalah seorang gadis yang tegar. Seperti sebelumnya saat dia nyaris diselipkan obat tidur. Dia juga hanya bisa marah dan ingin mencabik-cabik orang-orang itu menjadi serpihan. Kemudian dia melampiaskan kekesalan dan membabi buta beberapa kali. Tetapi dia tidak pernah menangis. Tapi dia sekarang menangis tersedu-sedu. Apa yang sebenarnya telah terjadi?
Amanda Lin menangis untuk beberapa saat, baru kemudian suasana hatinya berangsur membaik. Dia menceritakan kejadian tadi dari awal sampai akhir dengan kesal.
“Di Widjaya Karya juga ada “orang beracun” seperti itu?”
Alice Lin mendengarnya dengan tidak percaya. Kebencian memenuhi wajahnya.
“Sungguh, meskipun kita mengenal wajahnya belum tentu kita mengerti isi hatinya. Siapa sangka seorang juri bisa mencoreng nama perusahaan yang terkenal bersih di dunia hiburan seperti Widjaya Karya. Pakai aturan gelap dan menyalahgunakan kedudukan. Benar-benar menjijikan! Terserah mereka mau pergi atau tidak. Besok kita tidak usah pergi lagi!”
Mendengar bahwa jelas-jelas puterinya dapat memperoleh peringkat pertama, malah harus menerima hinaan semacam itu, Helen Liu merasa marah. Dia ingin mengeluarkan semua kata-kata umpatan yang ada. Tetapi karena menantunya sedang datang berkunjung, dia menahan dirinya untuk jangan sampai hilang kendali di hadapannya. Dia hanya bergumam kesal.
Apabila para wanita sedang tidak sependapat, maka mereka akan ribut sampai kacau balau. Tetapi apabila mereka sedang bersatu dan sependapat, maka mereka akan lebih keterlaluan lagi.
Andrew Yang mendengarkan ketiga wanita keluarga Lin yang sedang menjelek-jelekan Perusahaan Widjaya Karya dengan agak canggung.
Hari ini dia pergi mengunjungi Perusahaan Properti Guishan. Tidak terpikir olehnya, sehari saja tidak pergi ke sana, adik iparnya dapat bertemu dengan hal seperti ini. Kalau saja suatu hari nanti istrinya tahu bahwa perusahaan itu adalah perusahaan yang dia dirikan, dia tidak berani membayangkan bagaimana ketiga wanita itu akan memarahinya.
Sepertinya, kali ini kalau dia membiarkan kelakuan Daniel Yu artinya dia yang lemah.
Terlepas dari itu, saat ini yang paling penting adalah bagaimana membujuk agar Amanda Lin untuk tetap menghadiri pertandingan besok. Kalau tidak semua ini hanya omong kosong belaka.
“Amanda, besok sebaiknya kamu tetap ikut lomba itu. Bagaimanapun juga di jajaran para juri, pendapat Daniel Yu bukanlah satu-satunya penentu.”
“Apa kamu bodoh? Amanda sudah ditindas seperti itu, dia masih harus ke sana untuk dimarahi? Siapa tahu nanti Daniel Yu mengirim orang-orang untuk mencegat Amanda dan membuat dia tidak bisa pulang? Bukankah saat itu sangat berbahaya?”
Helen Liu tadinya masih memendam amarahnya. Begitu melihat Andrew Yang mengeluarkan ide idiot semacam itu amarahnya meledak.
Andrew Yang tidak mempedulikan amarah Helen Liu. Dia berkata dengan nada setulusnya: “Widjaya Karya adalah perusahaan besar. Tidak mungkin hanya mengandalkan perkataan satu orang Wakil Direktur saja. Sebelumnya Widjaya Karya bisa memiliki nama yang baik, pasti ada alasan yang membuatnya dipuji banyak orang. Tetapi perusahaan besar sulit untuk memperhatikan setiap sisinya. Bisa ada satu-dua orang pengacau seperti itu juga biasa saja. Di setiap perusahaan pasti dapat dijumpai hal yang sama. Aku rasa kamu pun mengerti akan hal ini. Sebaiknya sih kamu pertimbangkan lagi dengan baik-baik.
Amanda Lin juga tahu logika ini. Tidak boleh gara-gara sebutir kotoran tikus membuat satu perahu tenggelam (suatu hal kecil, menghancurkan suatu rencana besar). Dia pun ragu untuk membuat keputusan.
Saat itu, Alice Lin pun ikut mengaggukkan kepala: “Benar kata kakak iparmu. Lagipula sekarang adalah zaman berhukum sosial. Apabila Daniel Yu berani macam-macam, kita lapor polisi saja. Aku rasa, dia bisa menjadi seorang dengan tingkat Wakil Direktur pasti juga tidak mudah. Kalau kamu tegas akan melapor kepada polisi, pasti dia tidak akan berani macam-macam.”
Mendengar kata-kata Alice Lin, Helen Liu pun memberi isyarat dengan menganggukan kepala. Sisa-sisa keraguan Amanda Lin pun memudar.
Paling-paling juga aku lapor polisi!
“Amanda Lin mengumpulkan keberaniannya. Akhirnya dia memutuskan besok tetap pergi mencoba. Apapun hasilnya, dia sudah tidak terlalu peduli. Dia hanya ingin mengerahkan segenap usaha untuk menunjukan kemampuannya seperti yang selalu dia lakukan selama ini.
Meskipun kata-kata kakak dan kakak ipar seluruhnya benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa besok Daniel Yu tidak akan menjadi pengarah utama. Bagaimanapun juga ini adalah babak final. Siapa tahu nanti akan ada pimpinan yang lebih tinggi daripada Daniel Yu yang dapat membawakan acara final ini.
Mata Amanda Lin tampak penuh harap. Dia hanya bisa bertaruh akan kemungkinan itu!
....
Pada malam hari saat beristirahat, Andrew Yang baru saja selesai bersih-bersih. Dia baru saja hendak kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Alice Lin yang mengenakan pakaian tidur berwarna putih yang paling takut dia temui sekarang sedang berdiri di dekat pintu menunggunya sambil mengangkat-angkat alisnya.
“Istriku, ada apa?”
Andrew Yang tidak akan berpikir berlebihan bahwa akhrinya Alice Lin terbuka juga pikirannya. Atau tiba-tiba dia terpikat olehnya sampai dia menghantarkan dirinya sendiri ke dalam pelukannya, atau yang lain semacamnya.
Alice Lin tersenyum malu. Dengan tidak biasanya sambil menundukan kepala dan melihat ke jari-jari kakinya sendiri.
“Semalam pijatanmu sangat nyaman. Bisakah kamu memijatku lagi malam ini?”
Alice Lin dengan cepat melirik ke arah Andrew Yang. Lalu kembali menundukan kepalanya,
Meskipun dia tidak bisa melihat ekspresi Alice Lin dengan jelas, tetapi dapat terlihat lehernya yang menjuntai panjang itu berubah kemerahan. Dia tahu bahwa istrinya yang cantik dan lembut itu sedang merasa malu.
Andrew Yang tersenyum menggoda: “Apa tidak ada upahnya? Aku tidak akan melakukan pekerjaan yang sia-sia.”
Alice Lin mendongakkan kepalanya dan memandangnya dengan kedua bola mata yang bulat. Orang ini bagaimana bisa begitu? Pijat sebentar kan juga tidak terlalu menghabiskan waktu. Lagipula semalam kan dia tidak meminta upah balasan?
Tetapi begitu terkena tatapan mata Andrew Yang yang lembut penuh pengertian, otak kecilnya seperti hendak melarikan diri, dia pun kembali menunduk.
“Kamu tidak bersedia, Kalau begitu aku tidur ya.”
Kali ini Andrew Yang tidak memberikan kesempatan kepada Alice Liu untuk menghindar. Dia menguap lebar-lebar, seolah hendak kembali ke kamar untuk beristirahat.
Alice Lin gelisah dan segera menyetujui permintaanya. Kemudian dia langsung agak menyesal. Apakah dengan begini dia terlalu tidak ada pertahanan?
Tetapi perasaan semalam seolah membuatnya merasa direndam air laut yang memberikan kehangatan. Sungguh nyaman rasanya. Yah sudahlah. Kan dia hanya mau upah saja. Upah bisa jadi berupa banyak hal.
Alice Lin tersenyum misterius.
“Sepuluh menit lagi datanglah ke kamarku.”
Andrew Yang terbayang-bayang apa yang akan terjadi selanjutnya. Tahu-tahu hidungnya merasakan sensasi aneh.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiAnak Sultan Super
Tristan XuHanya Kamu Hidupku
RenataAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaBaby, You are so cute
Callie WangMenantu Hebat×
- Bab 1 Kembali
- Bab 2 Menagih Hutang
- Bab 3 Tidak Terduga
- Bab 4 Kesalahpahaman terselesaikan
- Bab 5 Makan Bersama
- Bab 6 Orang Luar
- Bab 7 Rekaman
- Bab 8 Kebenaran
- Bab 9 Kompetisi
- Bab 10 Mengikuti Kompetisi
- Bab 11 Kurang Baik
- Bab 12 Fajar
- Bab 13 Pertarungan
- Bab 14 Mengalahkan
- Bab 15 Pertandingan Final
- Bab 16 Kemenangan
- Bab 17 Bernilai
- Bab 18 Keluarga Long
- Bab 19 Suatu Hari Nanti
- Bab 20 Pelatihan Khusus
- Bab 21 Masa Depan
- Bab 22 Terlambat
- Bab 23 Bagus
- Bab 24 Kekuatan
- Bab 25 Bajingan
- Bab 26 Pijat
- Bab 27 Pertandingan Bernyanyi
- Bab 28 Bergabung dengan Perusahaan Widjaya Karya
- Bab 29 Kesialan Daniel Yu
- Bab 30 Tersenyum Licik
- Bab 31 Sesuatu yang Menarik
- Bab 32 Kondisi Mendesak
- Bab 33 Andrew Yang Datang
- Bab 34 Menekan
- Bab 35 Tak Berdaya
- Bab 36 Menyayat Hati
- Bab 37 Perusahaan Tulin
- Bab 38 Sudah Ceroboh
- Bab 39 Deal
- Bab 40 Saingan
- Bab 41 Tidak Ada Jalan Lain
- Bab 42 Obat Apa?
- Bab 43 Tutup Mulut
- Bab 44 Kesalahpahaman
- Bab 45 Tunggu Aku
- Bab 46 Tidak Menyerah
- Bab 47 Merasa Sulit
- Bab 48 Merasa Tidak Bersalah
- Bab 49 Penyiksaan
- Bab 50 Cepat Kembali
- Bab 51 Pernikahan
- Bab 52 Kembali
- Bab 53 Perlombaan
- Bab 54 Hasil
- Bab 55 Tidak Tahu Malu
- Bab 56 Kemenangan
- Bab 57 Obat
- Bab 58 Tertuduh
- Bab 59 Hentikan
- Bab 60 Air Dingin
- Bab 61 Ternyata Begitu
- Bab 62 Roh
- Bab 63 Menyerang Diam-Diam
- Bab 64 Tanpa Keraguan
- Bab 65 Mengundang
- Bab 66 Kehilangan
- Bab 67 Menertawakan
- Bab 68 Bertamasya
- Bab 69 Berenang
- Bab 70 Ikan Hiu
- Bab 71 Menolong
- Bab 72 Napas
- Bab 73 Ikan Panggang
- Bab 74 Siuman
- Bab 75 Bertindak Lagi
- Bab 76 Rasa Malu
- Bab 77 Pergi Bersama
- Bab 78 Taruhan
- Bab 79 Tempat Sandaran
- Bab 80 Sudah Boleh Pergi
- Bab 81 Perampokan
- Bab 82 Pendidikan
- Bab 83 Keluar
- Bab 84 Ketidaksabaran
- Bab 85 Profesor Marah
- Bab 86 Kritikan Pedas
- Bab 87 Tunggu Pembalasanku
- Bab 88 Jeritan Tanpa Suara
- Bab 89 Orang-Orang Jahat Datang
- Bab 90 Pelelangan
- Bab 91 Palsu
- Bab 92 Menjelaskan
- Bab 93 Omong Kosong
- Bab 94 Kebenaran
- Bab 95 Bagus
- Bab 96 Melihat Perubahan
- Bab 97 Silakan Tunggu Sebentar
- Bab 98 Mengalami Musibah
- Bab 99 Pembunuhan yang Kejam
- Bab 100 Cemas
- Bab 101 Tidak Ada Jalan Keluar
- Bab 102 Pesta Ulang Tahun
- Bab 103 Hadiah
- Bab 104 Amarah
- Bab 105 Hanya Kurang Gadis Cantik
- Bab 106 Campur Tangan
- Bab 107 Topik Utama
- Bab 108 Membuatmu Terlihat Menyedihkan
- Bab 109 Mengurungkan Niat
- Bab 110 Bertindak Sesuai Ucapan
- Bab 111 Tujuan
- Bab 112 Bekerja Sama
- Bab 113 Kompas
- Bab 114 Terkejut
- Bab 115 Pilihan
- Bab 116 Apa Yang Telah Terjadi
- Bab 117 Peti Mati Kayu
- Bab 118 Berbagi Barang
- Bab 119 Serangan Balik
- Bab 120 Bertarung
- Bab 121 Sudah Puas Larinya?
- Bab 122 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 123 Berakhir
- Bab 124 Tidak Bertindak
- Bab 125 Beradu
- Bab 126 Dihabisi Dalam Sekejap
- Bab 127 Ruang Bawah Tanah
- Bab 128 Menolongnya
- Bab 129 Mengkambinghitamkan Orang Lain
- Bab 130 Kena Batunya
- Bab 131 Tuhan Tidak Melupakanku
- Bab 132 Sudah Kembali
- Episode 133 Berkumpul
- Bab 134 Pembalasan Dendam
- Bab 135 Penghargaan
- Bab 136 Cincin Sakti
- Bab 137 Memiliki Kekuatan Rahasia
- Bab 138 Menjadi Hal Buruk
- Bab 139 Memiliki Kehidupan Sendiri
- Bab 140 Membantu Polisi Wanita
- Bab 141 Membandingkan
- Bab 142 Pisau
- Bab 143 Cuaca Berubah
- Bab 144 Teh Susu
- Bab 145 Lawan
- Bab 146 Pertempuran yang Akan Dimulai
- Bab 147 Pertempuran Dimulai
- Bab 148 Tidak Bisa Menerima
- Bab 149 Hal yang Harus Dilakukan
- Bab 150 Diare
- Bab 151 Tidak Tahu Baik dan Buruk
- Bab 152 Kedengkian
- Bab 153 Konspirasi
- Bab 154 Cepat Pergi
- Bab 155 Gawat
- Bab 156 Dibawa Kabur
- Bab 157 Seorang Sarjana
- Bab 158 Contohkan
- Bab 159 Pantas
- Bab 160 Kecurigaan
- Bab 161 Mungkinkah!?
- Bab 162 Bagaimana Kabur
- Bab 163 Bunuh
- Episode 164 Menarik Jaring
- Bab 165 Cukup Sampai di Sini Saja
- Bab 166 Semakin Meningkat
- Bab 167 Apa Yang Sudah Terjadi?
- Bab 168 Paparazzi
- Bab 169 Merasa Nyaman
- Bab 170 Tugas
- Bab 171 Batal
- Bab 172 Seorang Diri
- Bab 173 Suara Keras
- Bab 174 Jalan Hidup
- Bab 175 Tidak Sampai Tiga Detik
- Bab 176 Pelit
- Bab 177 Konsekuensi
- Bab 178 Teman Kuliah
- Bab 179 Cemilan Malam
- Bab 180 Lemah
- Bab 181 Kemampuan dalam Menilai Orang
- Bab 182 Dalam kondisi yang berbahaya
- Bab 183 Penonton
- Bab 184 Teman Lama
- Bab 185 Meraung Marah
- Bab 186 Ternyata Kamu
- Bab 187 Lebih dari Cukup
- Bab 188 Rebut wanita
- Bab 189 Tamu yang Tidak Diundang
- Bab 190 Patah Kaki
- Bab 191 Berbicara Secara Pelan-Pelan
- Bab 192 Tersenyum Sinis
- Bab 193 Keputusasaan
- Bab 194 Menghina
- Bab 195 Pemakaman
- Bab 196 Perbedaan yang Sangat Besar
- Bab 197 Sudah Boleh Mati
- Bab 198 Semua Kekuatan Sudah Tidak Berfungsi
- Bab 199 Pindah Perusahaan
- Bab 200 Nasihat
- Bab 201 Sangat Menggangu
- Bab 202 Keluarga Suami
- Bab 203 Fiona Xiang
- Bab 204 Kekuatan Toni Lin
- Bab 205 Kamu Istirahat Dulu
- Bab 206 Mencari Mati
- Bab 207 Reaksi
- Bab 208 Berebutan
- Bab 209 Markas
- Bab 210 Orang Terkuat
- Bab 211 Tidak Perlu Pergi
- Bab 212 Rileks
- Bab 213 Membuntuti
- Bab 214 Bersih-bersih
- Bab 215 Profesor Liang
- Bab 216 Tersenyum
- Bab 217 Mempermalukan
- Bab 218 Beban
- Bab 219 Tingkat Pelatihan Caroline Yun
- Bab 220 Jurus Abal-abal
- Bab 221 Jangan Tinggalkan Aku Sendirian
- Bab 222 Kesulitan
- Bab 223 Menjadi Mata-Mata
- Bab 224 Tidak Mungkin
- Bab 225 Pertarungan
- Bab 226 Orang Terkuat
- Bab 227 Awal Baru
- Bab 228 Aku Juga Tidak Ingin Kamu Pergi
- Bab 229 Memulai
- Bab 230 Terlalu Munafik
- Bab 231 Sangat Pantas
- Bab 232 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 233 Lima Menit
- Bab 234 Metode Mediasi Air
- Bab 235 Begitu Juga Andrew Yang
- Bab 236 Buruk
- Bab 237 Buat Apa
- Bab 238 Luar Biasa
- Bab 239 2 Kali Lipat
- Bab 240 Menyerah
- Bab 241 Tergerak
- Bab 242 Tidak Ada Masalah
- Bab 243 Ayo Masuk
- Bab 244 Kesempatan Terakhir
- Bab 245 Memalukan
- Bab 246 Mengalahkan
- Bab 247 Sihir Pelindung
- Bab 248 Ruang Sihir Pelindung
- Bab 249 Bangunlah
- Bab 250 Tidak Boleh Diremehkan
- Bab 251 Belum Tentu Lawan
- Bab 252 Gunung Besar
- Bab 253 Kenapa?
- Bab 254 Gosip
- Bab 255 Ternyata Seperti ini
- Bab 256 Bukan Orang Luar
- Bab 257 Laki-laki dan Perempuan yang Tidak Tahu Diri
- Bab 258 Perlakukan Sesuai Keinginan Kamu
- Bab 259 Konsekuensi
- Bab 260 Terhormat
- Bab 261 Mendukung
- Bab 262 Tidak Berguna
- Bab 263 Pilihan Terbaik
- Bab 264 Berakhir
- Bab 265 Barang Palsu
- Bab 266 Pelelangan
- Bab 267 Obat Penguat Jiwa Seribu Tahun
- Bab 268 Rebut Tawaran
- Bab 269 Transaksi Sendiri
- Bab 270 Scarman Yang Kuat
- Bab 271 Jurus Pamungkas
- Bab 272 Serangan Membunuh
- Bab 273 Owl Eleven
- Bab 274 Perlombaan Berburu
- Bab 275 Keluarga Nangong
- Bab 276 Serangan Tidak Terduga
- Bab 277 Hart Dongfang
- Bab 278 Christian Ximen
- Bab 279 Metode Batu
- Bab 280 Semuanya Lenyap
- Bab 281 Krisis Keluarga Tuoba
- Bab 282 Ben Nangong Si Pengkhianat
- Bab 283 Membalikkan Keadaan
- Bab 284 Menyusun Rencana
- Bab 285 Mata-Mata
- Bab 286 Masuk ke Dalam Maskas Musuh
- Bab 287 Membuat Keributan
- Bab 288 Menyebabkan Perselisihan
- Bab 289 Berubah Arah
- Bab 290 Rex
- Bab 291 Pewaris
- Bab 292 Mengungkapkan Identitas
- Bab 293 Menyatukan Kekuatan
- Bab 294 Hart Dongfang Menghadapi Bahaya
- Bab 295 Wallance Huo Mati
- Bab 296 Juara Satu Perlombaan Berburu
- Bab 297 Membunuh
- Bab 298 Kembali Pulang
- Bab 299 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 300 Pertemuan
- Bab 301 Pelelangan Dimulai
- Bab 302 Alasan Sebenarnya
- Bab 303 John Tang
- Bab 304 Melepaskan Belenggu Hati
- Bab 305 Jojo Dongfang
- Bab 306 Menampar
- Bab 307 Datangnya Orang dari Keluarga Dongfang
- Bab 308 Penyegelan
- Bab 309 Mengumpulkan Informasi
- Bab 310 Mohon Tuan Keluar dari Gunung
- Bab 311 Lelaki Tua
- Bab 312 Charm Girl
- Bab 313 Tidak Mampu Bertaruh
- Bab 314 Petunjuk
- Bab 315 Pembunuhan
- Bab 316 Kompromi Wanita
- Bab 317 Menuju
- Bab 318 Melakukan Dua Pekerjaan Pada Saat Bersamaan
- Bab 319 Menculik Wanita
- Bab 320 Menanggung Beban
- Bab 321 Golden Barrett
- Bab 322 Pembunuhan
- Bab 323 Pacar?
- Bab 324 Setengah Terbuka
- Bab 325 Sikap Pelayan
- Bab 326 Pahlawan Penyelamat
- Bab 327 Membunuh Putin Lin
- Bab 328 Membayar Sewa
- Bab 329 Bicara dengan Bos
- Bab 330 Membalasnya dengan Cara yang Sama
- Bab 331 Dipermalukan
- Bab 332 Mengubur Bom
- Bab 333 Trigun Kembali
- Bab 334 Mengubur Bom
- Bab 335 Rencana Lain
- Bab 336 Keberuntungan Sesepuh Agung
- Bab 337 Membunuh Sesepuh
- Bab 338 Membentuk Organisasi Intelejen
- Bab 339 Masuk ke Dalam Kabut
- Bab 340 Charm Girl yang Terbuka
- Bab 341 Malfungsi
- Bab 342 Fungsi
- Bab 343 Ditemukan
- Bab 344 Pertarungan Sengit
- Bab 345 Memanipulasi
- Bab 346 Aura Pembunuh
- Bab 347 Membiarkan Mirza Pergi
- Bab 348 Umpan
- Bab 349 Semuanya Terbunuh
- Bab 350 Kembali ke Lin Group
- Bab 351 Berlatih Tanding
- Bab 352 Darah Putih
- Bab 353 Misi Ken Bai
- Bab 354 Kedatangan Nyonya Thatcher
- Bab 355 Perbincangan Malam Hari
- Bab 356 Percakapan Bersama Nyonya
- Bab 357 Joy Liu
- Bab 358 Kehidupan Malam yang Tidak Beraturan
- Bab 359 Akting
- Bab 360 Merayu
- Bab 361 Terpancing Umpan
- Bab 362 Kematian Molita
- Bab 363 Matt Hu
- Bab 364 Saling Membunuh
- Bab 365 Kemunculan Orang X
- Bab 366 Pertempuran Orang Dalam
- Bab 367 Memeriksa Keadaan
- Bab 368 Percakapan Vanny Hu
- Bab 369 Pembunuhan
- Bab 370 Kecerdasan Joy Liu
- Bab 371 Memahami Kejadian
- Bab 372 Clan Wolf
- Bab 373 Terjebak dalam Pengepungan
- Bab 374 Identitas Terungkap
- Bab 375 Frustasi Kalah Telak
- Bab 376 Pantang Menyerah
- Bab 377 Dua Puluh Tetes
- Bab 378 Menyebut Sebagai Saudara
- Bab 379 Terobsesi
- Bab 380 Penyitaan
- Bab 381 Menjadi Sangat Sarkastik
- Bab 382 Apapun Tidak Dilakukan
- Bab 383 Menurutmu Apakah Mereka Cocok?
- Bab 384 Data
- Bab 385 Turun Tangan Sendiri
- Bab 386 Kekuatan Terlalu Buas
- Bab 387 Paman Kakek
- Bab 388 Bonie
- Bab 389 Pemicu
- Bab 390 Berangkat
- Bab 391 Bisnis Bagaimana?
- Bab 392 Terlalu Sulit Dilalui
- Bab 393 Terlalu Sombong
- Bab 394 Membahasnya dengan Baik-baik
- Bab 395 Kedatangan Morgan Beiming
- Bab 396 Bergabung ke Keluarga Beiming
- Bab 397 Perjamuan Makan Malam
- Bab 398 Pengalaman Buruk Rafael Beiming
- Bab 399 Berhasil Bekerja Sama
- Bab 400 Perdebatan Argumen
- Bab 401 Kejadian Sebenarnya
- Bab 402 Identitas Arnold Zhang
- Bab 403 Rafael Beiming Menghilang
- Bab 404 Kekacauan Keluarga Beiming
- Bab 405 Mencapai Kesepakatan
- Bab 406 Hubungan Ayah dan Anak
- Bab 407 Cerita Sebenarnya
- Bab 408 Perut Besar Mendapat Masalah
- Bab 409 Bruce Long
- Chapter 410 Menemukan Target
- Bab 411 Masuk ke Dalam Gua
- Bab 412 Keadaan Terbalik
- Bab 413 Virus
- Bab 414 Mulai Bertindak
- Bab 415 Hke Ximen
- Bab 416 Pergi dengan Marah
- Bab 417 Luxe North
- Bab 418 Pertarungan yang Sengit
- Bab 419 Kedatangan dari Keluarga Ximen
- Bab 420 Terkepung
- Bab 421 Terluka Parah
- Bab 422 Menaklukkan
- Bab 423 Amarah
- Bab 424 Rencana Pertahanan
- Bab 425 Mata-Mata
- Bab 426 Kepercayaan
- Bab 427 Empat Kekuatan Besar Tiba
- Bab 428 Keadaan yang Berbalik
- Bab 429 Kembali ke Crouching Dragon
- Bab 430 Bertemu Pemimpin
- Bab 431 Rambut Putih Seketika
- Bab 432 Andrew Yang Sudah Sadar
- Bab 433 Persatuan Karena Pernikahan
- Bab 434 Perubahan Diri Sendiri
- Bab 435 Eko Huo
- Bab 436 Pesta Perjamuan
- Bab 437 Mencari Kompensasi
- Bab 438 Berhasil Kerja Sama
- Bab 439 Rencana Jahat Eko Huo
- Bab 440 Rahasia Jahat Terkuak
- Bab 441 Menyelidiki Eko Huo
- Bab 442 Mulai Beraksi
- Bab 443 Musuh Datang
- Bab 444 Satu Lawan Dua
- Bab 445 Tembakan Jitu
- Bab 446 Orang Hebat Misterius
- Bab 447 Bersiap Pergi ke Eropa
- Bab 448 Tiba Di Negara R
- Bab 449 Pertemuan Bisnis Bebas
- Bab 450 Mencari Senjata
- Bab 451 Pedang Sabit
- Bab 452 Pelatihan
- Bab 453 Melepaskan Diri
- Bab 454 Dr.Lan yang Misterius
- Bab 455 Pergerakkan yang Membuat Orang Curiga
- Bab 456 Kunjungan Kali Ini
- Bab 457 Bersembunyi
- Bab 458 Darah Tidak Murni
- Bab 456 Membawa Pergi Darah
- Bab 460 Mayat Puluhan Ribu Tahun
- Bab 416 Menghentikan Pembunuhan
- Bab 462 Permintaan Tidak Masuk Akal
- Bab 463 Dalam Keputasaan
- Bab 464 Permintaan
- Bab 465 Keberhasilan Darah Putih
- Bab 466 Ajaran Lelaki Tua
- Bab 467 Nyata Tapi Palsu?
- Bab 468 Perencanaan
- Bab 469 Pertikaian
- Bab 470 Masalah Lagi
- Bab 471 Keluarga Hatter
- Bab 472 Angin Besar
- Bab 473 Mendapatkan Bukti
- Bab 474 Menginterogasi
- Bab 475 Mengulur Waktu
- Bab 476 Tertahan di Depan Pintu
- Bab 477 Pengusiran
- Bab 478 Pacar
- Bab 479 Kepergian Keluarga Ximen
- Bab 480 Kematian Mendadak
- Bab 481 Pengkhianatan
- Bab 482 Pertempuran Berdarah
- Bab 483 Mundur Tanpa Alasan
- Bab 484 Keahlian Menyetir
- Bab 485 Diserang
- Bab 486 Akhir Perang
- Bab 487 Setelah Peperangan Berakhir
- Bab 488 Pertemuan Kembali dan Akhir Cerita (Tamat)