Menantu Hebat - Bab 318 Melakukan Dua Pekerjaan Pada Saat Bersamaan

Alice Lin sama sekali tidak menghalanginya. Dia tahu betapa pentingnya masalah ini. Dan dia tahu bahwa waktu adalah hal yang paling berharga bagi Andrew Yang saat ini.

Mereka menggunakan pesawat tercepat dan tiba di Kota H, tempat kediaman Keluarga Stark. Kota ini adalah tempat yang paling megah di seluruh Negara X. Di sinilah letak markas pusat Keluarga Stark. Perekonomian tempat ini sangat berkembang, jauh lebih maju daripada di dalam negeri.

Kali ini mereka tidak mempunyai sumber informasi. Mereka hanya bisa mengandalkan diri mereka sendiri untuk mencari tahu. Untungnya, Keluarga Stark sangat terkenal, banyak orang yang mengenal mereka. Tidak sulit mendapatkan informasi tentang mereka.

Dalam waktu singkat, mereka berhasil mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada Keluarga Stark akhir-akhir ini. Ada juga beberapa hal yang masih menjadi misteri yang belum dapat mereka ketahui.

Pada malam hari, mereka duduk bersama. Dengan saling berhadapan, mereka mendiskusikan bagaimana cara menyelesaikan rencana mereka berikutnya.

“Aku rasa kita bisa bekerja sama dengan mengumpulkan musuh-musuh Keluarga Stark agar dapat menyerang mereka secara bersamaan. Saat ini posisi Keluarga Stark tidak begitu stabil. Kekuatan mereka juga berada pada titik yang terlemah.”

Orang tua itu berpikir sejenak lalu mengutarakan isi pikirannya.

Andrew Yang menganggukkan kepala. Dia tidak menolak pendapat itu. Tetapi di dalam benaknya, dia mengerti bahwa hal ini mudah untuk dikatakan, tetapi sulit untuk dilakukan. Akan sangat sulit menyelesaikannya dalam waktu singkat. Yang paling ditakutkan adalah apabila sebelum mereka berhasil mengumpulkan keluarga-keluarga lain, Keluarga Stark sudah berhasil menstabilkan kembali kekuatannya. Saat itu mungkin keadaan akan berbalik menyerang mereka.

Charm Girl dengan cepat dapat mengerti maksud Andrew Yang. Lalu berkata: “Kita dapat melakukan dua hal pada saat bersamaan. Sementara kita menghubungi lawan keluarga mereka, pada waktu yang sama kita juga hubungi orang Keluarga Stark. Kita beri mereka bantuan yang mereka butuhkan agar pertikaian di antara mereka tetap berlanjut sehingga kita dapat mengulur sedikit waktu.

Andrew Yang merasa bila mereka melakukan hal ini, hasilnya lebih dapat terpecaya. Dia mengangguk: “Baiklah, kita putuskan saja seperti itu. Charm Girl, kamu dan orang tua hubungi keluarga-keluarga yang memiliki perselisihan dengan Keluarga Stark. Biarkan mereka bergabung menjadi satu untuk bersama-sama menghadapi Keluarga Stark. Aku akan menghubungi pewaris Keluarga Stark untuk melihat apakah mereka membutuhkan bantuan, sekaligus mengulur agar kita memiliki cukup waktu.”

Orang tua dan Charm Girl mengangguk dan mulai bergerak.

Setelah berpikir sejenak, Andrew Yang pergi ke Villa kediaman anak Daulus yang paling kecil, bernama Ezra. Di tengah perjalanan, dia mengenakan topengnya. Dia sama sekali tidak ingin membeberkan identitasnya.

Dengan cepat, dia tiba di Villa itu. Di dalam Villa, tidak tampak banyak orang dan di sekitarnya pun tidak dilindungi oleh bodyguard. Sekali lihat saja Andrew Yang tahu bahwa Ezra sedang tidak ada di rumah. Maka dia menunggunya dengan tenang di luar.

Menurut informasi yang berhasil dia dapatkan, dia tahu bahwa Ezra adalah seseorang yang mengerti bagaimana cara melindungi diri. Dia tidak berdaya karena kemampuan orang-orang di sekitarnya sangat lemah. Dia sama sekali bukan tandingan kakaknya. Maka dari itu dari awal dia berencana untuk menyerah dalam pergumulan ini. Andrew Yang justru ingin memanfaatkan hal ini. Dia ingin menyediakan tenaga dan kemampuan untuknya dan membantunya untuk berkembang sehingga dia dapat melawan saudara-saudaranya.

Setelah menunggu untuk beberapa saat, ada beberapa mobil yang beriringan datang ke depan gerbang Villa itu. Kemudian keluarlah seorang pria muda dan berjalan ke arah Villa.

Melihat kesempatan itu, Andrew Yang langsung menghampiri Villa dari arah samping dan berkata dengan suara lantang: “Tuan Ezra, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Mendengar suara itu, para bodyguardnya langsung mengelilingi Ezra dan menjaganya dari segala bahaya.

“Siapa kamu? Mengapa kamu mencariku?” ekspresi Ezra sangat tenang. Sama sekali tidak ada rasa panik.

“Aku hanya ingin membicarakan hal ini padamu seorang diri saja. Apakah kamu bersedia memberikan kesempatan ini padaku?” sambil berkata demikian Andrew Yang menyipitkan mata.

“Kalau aku tidak memberimu kesempatan ini, apa yang akan kamu lakukan?” Ezra juga balas menyipitkan matanya.

“Kalau tidak kamu berikan, tentu saja aku harus berusaha mendapatkannya sendiri. Hanya saja kamu harus pertimbangkan dengan baik. Kalau aku menyerangmu, orang-orang tidak berguna di sekitarmu ini sama sekali tidak ada kesempatan untuk membalasku.” Sambil berkata demikian, Andrew Yang tiba-tiba tersenyum.

Belum juga Ezra sempat bersuara, para bodyguardnya merasa tidak dapat menerima perkataannya dan mulai mengepung Andrew Yang: “Apa yang baru saja kamu katakan? Kami orang-orang tidak berguna? Apa hakmu bicara seperti itu? Memangnya kamu siapa? Mengapa kamu bicara seperti itu?”

Andrew Yang berdehem, membersihkan suaranya, lalu lanjut berkata: “Aku mengatakan bahwa kalian adalah orang-orang tidak berguna karena kemampuan kalian belum mencapai standar. Kalian bahkan belum termasuk orang hebat. Terlebih lagi, kemampuan kalian paling-paling hanya sepersepuluh kemampuanku.”

Mendengar hal itu, para bodyguard langsung menjadi marah. Mereka berkata dengan suara lantang: “Siapa kamu. Beraninya bicara seperti itu. Hari ini aku akan membuatmu mengerti apalah arti dari kehebatan itu.”

Setelah berkata demikian, sekumpulan bodyguard mengepun Andrew Yan dengan erat. Wajah-wajah mereka dipenuhi amarah.

Andrew Yang sama sekali tidak peduli. Baginya orang-orang seperti ini bahkan lebih buruk daripada sampah. “Apakah kamu yakin kamu membiarkan mereka untuk menyerangku? Aku peringatkan sekali lagi, kalau kalian mulai menyerang, kemungkinan besar kalian akan kehilangan tangan dan kaki.”

Ezra mulai merasa ragu. Sulit baginya untuk mencari orang-orang ini. Dia tidak ingin membiarkan Andrew Yang menghancurkan mereka begitu saja. Tetapi pada saat bersamaan, dia juga tidak ingin membiarkan orang-orang tidak berguna mendampinginya.

Setelah ragu untuk beberapa saat, satu lambaian tangan: “Serang! Bereskan orang yang tidak tahu diri ini.”

Mendengar hal itu, Andrew Yang tidak segan-segan lagi. Dia berlari dan mulai menyerang mereka. Pada saat mereka semua belum sempat bereaksi, tiba-tiba dia sudah melancarkan berbagai serangan dan memukul orang-orang yang berada paling dekat dengan dirinya hingga terguling-guling di atas tanah. Pada saat bersamaan, dia menghampiri Ezra, tersenyum dan berkata: “Sekarang, bagaimana menurutmu?”

Ezra tiba-tiba mulai tertawa. Saat bodyguarnya ingin mulai menyerang lagi, dia menghalanginya: “Berhenti! Apa yang ingin kamu katakan, katakanlah. Aku tahu kamu datang kemari untuk tujuan lain.”

Andrew Yang tersenyum. Dengan puas dia mengangguk: “Kali ini aku datang untuk berdiskusi denganmu tentang bagaimana agar kamu dapat mendapatkan kedudukan kepala Keluarga Stark.”

Ezra tersenyum. Dia sudah dapat menebaknya: “Apa yang bisa kamu bantu?”

Andrew Yang tertawa: “Mudah. Aku memiliki kemampuan yang cukup. Ada satu hal lagi yang kamu butuhkan. Otak.”

Ezra hanya berkata: “Oh.” Lalu dia menghadap Villanya sendiri dan memberi Andrew Yang isyarat dengan tangannya: “Untuk pembicaraan mengenai hal lain, kita lanjutkan di dalam. Apabila aku mendengar sesuatu yang dapat membuatku puas, maka aku akan pertimbangkan agar kamu dapat tinggal.”

Andrew Yang tersenyum dan ikut berjalan masuk ke dalam.

Baru setengah jalan, ada suara mendesing terdengar di dalam telinganya. Awalnya dia tidak terlalu peduli. Kemudian ekspresinya mendadak berubah drastis, dengan cepat dia membalikkan badan dan menghindar ke tepi.

Setelah itu, baru saja dia ingin balik menyerang Ezra, dari arah yang lain juga terdengar suara mendesing. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung mengelaknya lagi.

Setelah itu berakhir, dia melihat kepala peluru yang berada di sebelahnya. Seketika itu juga dia mengerti bahwa dia sedang ditembaki menggunakan pistol dengan peredam suara.

“Tuan Ezra, usahamu boleh juga.” Andrew Yang berkata sambil kembali berjalan menghampiri Ezra. Kali ini dia tidak tanggung-tanggung lagi dan langsung mencekik lehernya.

Ezra sama sekali tidak tampak panik. Matanya dipenuhi dengan tatapan puas. “Kamu juga lumayan. Kemampuanmu cukup hebat. Aku kekurangan orang-orang dengan kemampuan hebat sepertimu di sampingku.”

Andrew Yang tampak tidak peduli dengan kata-katanya dan tetap mencekik lehernya dengan sebelah tangan.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu