Menantu Hebat - Bab 90 Pelelangan

Banyak pengunjung perusahaan yang sedang berlalu-lalang. Walaupun mereka ngeri dengan kebesaran nama Andrew Yang, tetapi kesan baik Alice Lin yang tersebar luas. Maka dari itu, pandangan orang-orang banyak itu tidak lepas dari diri Alice Lin.

Wajah Alice Lin tampak biru kehijauan menahan marah. Dadanya bergetar kencang.

Alex Tian melemparkan tamparan keras ke wajah orang tidak tahu diri yang barusan bicara itu.

Orang itu tersungkur di atas lantai. Kepalanya terasa berputar. Dengan takut-takut dia megangkat kepala. Wajah kanannya tampak bengkak seperti kepala babi. Sangat mengenaskan.

Ekspresi pemimpin gerombolan dari keluarga Yuan itu menjadi suram.

“Cari mati kamu!”

Kakinya mulai melangkah, otot lengan kanannya mengencang dan membesar. Dia mengepalkan tinjunya dan mengarahkannya pada pelipis Alex Tian. Tampaknya tenaga yang dia kerahkan cukup untuk membuat Alex Tian lumpuh sebelah badan.

Alex Tian bahkan tidak menghindar. Dia mengangkat tangan kirinya dan tanpa ragu-ragu menangkis serangannya.

Hanya terdengar suara tulang-tulang berderak. Orang dari keluarga Yuan itu kesakitan. Kaki kanan Alex Tian lanjut menendang dan langsung membuat orang tersebut melayang jauh baru terjatuh berdebam ke atas tanah.

“Bo-Bos…”

Bawahan-bawahan yang lain saling bertukar pandang setelah melihat kejadian tersebut. Mereka tahu bahwa hari ini tidak akan berakhir sesuai harapan. Salah seorang di antaranya mencoba untuk menopang bosnya yang sedang terluka dengan bantuan saudaranya yang lain. Mereka terhuyung-huyung pergi meninggalkan Perusahaan Tulin sambil dilihat oleh orang banyak.

Tadi saat mereka berlagak ingin membuat masalah, mereka tampak sangat ganas. Tetapi setelah dipukuli dua atau tiga kali, mereka hanya bisa melarikan diri.

Kini tempat itu dipenuhi suara tepuk tangan yang bergemuruh. Tampaknya meskipun Perusahaan Tulin sudah tidak memiliki Andrew Yang, kekuatannya tetap tidak terkalahkan. Para tamu perusahaan itu pun semakin menaruh kepercayaan mereka pada Perusahaan Tulin. Hal ini mempererat langkah mereka untuk menjalin kerja sama dengannya.

Cynthia Dong memperhatikan Alice Lin yang sedang menenangkan para petugas keamanan yang menjadi korban. Dia juga melihat Alex Tian yang sedang mengatur ulang petugas-petugas keamanan untuk berjaga di lobi. Dia menghela napas, akhirnya dia merasa agak tenang. Untung Andrew Yang sudah mempersiapkan hal ini sebelumnya. Dia telah menempatkan orang-orang yang memiliki teknik bela diri hebat di Perusahaan Tulin. Kalau tidak, belum tentu hari ini Perusahaan Tulin dapat bertahan.

Sebaiknya Alex Tian dan yang lainnya perlu didesak agar dapat dengan cepat mencerna ilmu bela diri yang ditinggalkan Andrew Yang untuk mereka pelajari. Apabila suatu saat datang lagi musuh yang jauh lebih hebat dari ini, mereka belum tentu bisa menang melawannya.

Alice Lin belum sempat bertanya siapakah gerombolan orang-orang yang datang mencari masalah kali ini. Dia benar-benar menganggap mereka sebatas orang-orang jahat yang dikirim oleh pesaing-pesaing mereka untuk membuat onar. Dia tidak terlalu mementingkan mereka.

Angin kecil yang berhembus di Kabupaten Zhongjiang ini telah membawa sebuah kekacauan di Perusahaan Tulin. Di sisi lain, di Kota Lingnan, dunia tampak damai dan tenteram. Sama sekali tidak ada gejolak.

Dari sejak Andrew Yang menghajar Wayne Ye dan pengikutnya, setiap kali Timothy Tang bertemu dengannya, dia seperti tikus yang bertemu kucing. Dia menjadi sangat diam dan penurut, dia tidak berani berulah lagi.

Andrew Yang sendiri sedang menunggu. Tujuan dia menghajar bawahannya adalah agar atasannya keluar menunjukkan diri. Alhasil meskipun sudah kehilangan dua gigi depan akibat dipukul sampai hancur, dia masih bisa menahan dan menelan amarahnya sendiri. Hal ini membuat rencananya buyar.

Andrew Yang memperhatikan Timothy Tang yang sekali lagi datang menghampiri Michelle Chen untuk minta maaf. Kecemasan memenuhi isi perutnya.

“Pergilah jauh-jauh dariku, uruslah urusanmu sendiri. Hari itu apa yang kamu katakan di kantin, aku masih dapat mengingatnya dengan jelas.”

Michelle Chen membalikkan tubuhnya dengan tidak sabaran. Orang yang tidak tahu malu itu, beberapa hari ini mengerumuninya seperti bunga-bunga. Kalau mengingat hanya beberapa hari yang lalu kelakuannya yang tidak senonoh dan seenak jidat itu membuatnya mau marah saja.

“Michelle Chen, jangan marah lagi dong. Memang itu semua salahku. Aku tidak seharusnya buta karena cemburu. Aku telah berkata kasar terhadapmu dan…. Pak Guru Yang. Aku bersalah. Tolong maafkanlah aku. Aku bisa berbuat konyol seperti itu juga karena aku terlalu peduli padamu. Kamu tahu bahwa selama ini perasaanku terhadapmu selalu setia dan mendalam bagai lautan…”

Timothy Tang masih berusaha mendapatkan pengampunan dari Michelle Chen. Dia tidak sadar mengikutinya ke dalam toilet perempuan. Dia tersadar saat diteriaki serigala berhidung belang oleh wanita-wanita yang berada di dalamnya. Dia keluar sambil menangkis pukulan-pukulan yang diarahkan ke kepalanya.

“Pfffffff”

Norak sekali dia. Di dalam toilet, Michelle Chen tertawa sampai air matanya keluar. Dalam sekejap, perasaan yang tadinya memang sudah tidak ada yang dia rasakan terhadap Timothy Tang, sekarang rasanya hilang setengah lagi.

“Michelle Chen…” Timothy Tang menutup wajahnya sambil merengek-rengek. Dia hanya bisa memandang penuh kepahitan ke arah dinding toilet perempuan yang tebal itu. Dia berusaha menggunakan kekuatan telepati agar Michelle Chen di dalam dapat merasakan ketulusannya.

Tiba-tiba saja Timothy Tang teringat bahwa akhir pekan ini akan ada pelelangan.

Keluarga Michelle Chen sangat miskin. Dia tidak sanggup membiayai pengembangan bakat dan minatnya. Dari dulu dia sangat tertarik dengan barang-barang antik seperti itu, dan dia juga sangat suka dengan pelelangan barang antik.

Sesungguhnya dia ingin memilih jurusan arkeologi. Apa boleh buat, karena jurusan itu kurang populer, maka dia terpaksa memilih jurusan kimia, agar di masa mendatang dia lebih mudah mendapatkan gaji tinggi.

Bola mata Timothy Tang berputar, tiba-tiba muncul ide di benaknya. Dia berteriak ke arah pintu masuk toilet perempuan: “Michelle Chen, aku tahu kamu dari dulu suka mengamati barang-barang antik. Akhir pekan nanti akan ada pelelangan berskala besar. Maukah kamu menemaniku untuk menghadirinya?”

“Pfff… Tidak disangka tuan muda kaya yang sinis ini bisa ada sisi bodohnya juga saat jatuh cinta. Michelle Chen yang cantik, orang itu sangat tulus terhadapmu. Dia bahkan mengekorimu sampai ke toilet perempuan. Apa tidak kamu iyakan saja dia?”

Baru saja Michelle Chen mengubah pendapatnya tentang Timothy Tang dan tidak marah lagi, alhasil si idiot dan norak ini malah membuat keributan yang memalukan seperti itu. Michelle Chen melihat tatapan-tatapan orang-orang di sekitarnya yang siap menggodanya. Wajahnya menjadi merah. Dia merapikan pakaian, cepat-cepat bergeser dan keluar dari toilet.

“Michelle Chen…”

Begitu melihat Michelle Chen keluar, Timothy Tang langsung menghadangnya. Dia ingin sekali lagi mengundangnya, tetapi Michelle Chen malah mendorongnya dengan keras.

“Aku tidak tertarik. Jangan ikuti aku. Aku tidak akan memedulikanmu lagi.”

Dengan wajah yang sangat malu dia memelototi Timothy Tang dan berlari meninggalkannya sambil dilihat oleh tatapan orang-orang yang menertawainya.

“Michelle Chen…”

Timothy Tang mengulurkan tangannya hendak meraih bayangan tubuh yang menghilang itu. Tetapi dia memilih untuk menurut dan tetap tinggal di tempatnya, lalu menurunkan lagi lengannya yang terulur.

Sekarang tidak ada lagi suara tapak kaki yang dikenalnya mengikutinya dari belakang. Keinginan Michelle Chen terpenuhi. Dia merasa tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk anak bodoh itu. Huh.

Sepanjang hari ini tidak terdengar gombal-gombalan Timothy Tang yang mengganggunya. Suasana hati Michelle Chen pun sangat baik.

Baru saja rasanya tenang sehari. Keesokan harinya suara-suara yang menghantui telinga itu kembali terdengar.

“Michelle Chen…”

Timothy Tang duduk di sebelahnya dengan wajah memelas.

Mengapa orang ini bebal sekali. Sudah lewat berapa hari? Padahal dia sudah menyerangnya dengan berbagai cara, tetapi dia bukannya malah dan pergi, malahan dia semakin lekat menempel padanya. Tidak hanya keras kepala, dia juga banyak tuntutan!!!

Michelle Chen menopang dagunya. Dia memandang papan tulis di depan, tampak sangat serius mendengarkan pelajaran.

Melihat Michelle Chen sedang serius memperhatikan di kelas, Timothy Tang juga tidak keenakan untuk lanjut memanggilnya karena takut mengganggu murid-murid yang lain. Dia menemaninya di samping dengan tenang. Saat kelas bubar, dengan tidak sabar dia melambai-lambaikan tiket di tangannya di hadapan Michelle Chen.

“Michelle Chen, ini adalah tiket masuk tempat pelelangan. Akhir pekan nanti aku akan menemanimu menghadiri pelelangan barang antik, ya?”

Sayangnya, tanpa berkedip Michelle Chen langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Timothy Tang menarik napas dalam. Cepat-cepat dia mengeluarkan gulungan draft untuk menarik perhatiannya yang baru dia print semalam.

“Pelelangan di akhir pekan ini akan diselenggarakan di gedung pelelangan paling besar di Kota Lingnan. Dengar-dengar di dalamnya akan terdapat banyak artifak-artifak dari akhir masa Dinasti Ming dan awal masa Dinasti Qing. Ada benda-benda berbahan keramik dan giok dari masa Dinasti Yuan dan Song. Peninggalan kebudayaan dan arsitektur kuno lainnya juga pasti hebat. Pelelangan kali ini benar-benar yang terbesar yang pernah ada di Kota Lingnan. Benda-benda yang akan dilelangkan pun adalah benda-benda berharga yang dikoleksi dari berbagai tempat. Dalam sepuluh tahun ke depan belum tentu kita dapat menyaksikan hal serupa di Kota Lingnan.”

Melihat langkah Michelle Chen yang terhenti, Timothy Tang cepat-cepat mengejarnya.

“Kesempatan ini sangatlah jarang terjadi. Kamu yakin tidak mau pergi?”

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu