Menantu Hebat - Bab 180 Lemah

"Aku tidak memesan cemilan malam ini...."

"Ini gratis dari hotel, dimasak oleh koki bintang lima. Tuan boleh mencobanya, silakan."

Andrew Yang lalu tersenyum sambil memberikan jalan kepada pelayan tersebut. "Letakkan saja di atas meja." tuturnya.

"Baiklah" Pelayan sambil tersenyum lalu masuk ke dalam. Tetapi tiba-tiba dia dengan sangat cepat mengeluarkan sebilah pisau tajam dari dalam bajunya. Ayunan pisau membuat kilauan pisau tajam sekilas terlihat. Jikalau terkena daging pasti dalam sekejap langsung robek.

Andrew Yang tersenyum dingin, dia sudah bersiap siaga sebelumnya. Melihat todongan pisau tajam ke arahnya, dia bukannya mundur, melainkan malah maju ke depan lalu menangkap pergelangan tangan pelayan tersebut. Pelayan itu kaget lalu secara otomatis langsung menendang ke arah bawah pinggang Andrew Yang. Untungnya tendangan ini tidak kena tepat sasaran, apabila kena, mungkin kemampuan untuk meneruskan keturunan pun sudah tidak ada lagi. Tetapi berhadapan dengan seorang petarung yang belum sampai ke tahap master, Andrew Yang sikapnya tenang. Dia hanya dengan santai lalu dalam sekejap menghindari serangan, sedangkan tangan sebelahnya lagi sudah mencekik kuat leher pelayan tersebut. Kondisi pun dengan cepat berbalik arah. Saat ini Andrew Yang telah mencekik lalu memojokkannya ke tembok kamar. Pria tersebut sadar bahwa kali ini yang dihadapinya bukanlah orang biasa. "Rupanya kamu juga seorang petarung bela diri? Bahkan sudah tahap master tingkat atas!" kata pelayan itu.

"Bahkan kamu pun dapat melihatnya? Bagus! Sudah seharusnya kamu diberi hadiah. Sebutkan! Apa yang kamu mau? Patahkan kakimu atau tanganmu? Pilih sendiri." jawab Andrew Yang tersenyum dingin.

"Kamu tak bisa melakukan apapun terhadapku. Apabila sampai terjadi apa-apa denganku, berikutnya akan lebih banyak lagi pembunuh bayaran yang lebih kuat dan hebat datang mencarimu. Walau kamu seorang master tingkat tinggi, memangnya kenapa? Aku tidak percaya kamu bisa setiap hari terjaga dan bersiaga menghadapi setiap pembunuh yang datang. Pada akhirnya kamu juga akan mati!" jawab pelayan itu tenang setelah menemukan taktik menjawabnya. Karena dia berpikir saat ini tiada guna memohon ampun. Menggunakan orang-orang di belakang yang mendukungnya untuk membuat lawan di depannya takut barulah ada kesempatan untuk selamat.

Sayangnya Andrew Yang tidak peduli dengan ancaman pelayan itu. Dengan kuat dia mencekik leher pelayan itu sampai tubuh pelayan tersebut bergetar, mukanya pucat dan matanya memutih. Di antara hidup dan mati, barulah di dalam kepalanya dia tersadar bahwa pria itu benar berani membunuhnya.

"Oke, melihat ekspresimu yang begini membuatku puas. Sekarang, kita mulai obrolan yang sebenarnya."

"Berikutnya di dalam obrolan kita nanti, apabila ada jawaban palsu, aku tak segan-segan mematahkan jari tanganmu satu persatu. Yang pasti, palsu tidaknya jawabanmu aku sendiri yang menilainya. Kamu hanya punya 10 kesempatan! Kamu tidak ada pilihan lain."

"Pertama, apakah kamu orang keluarga Zhou?"

Mendengar pertanyaan ini, pelayan itu menjadi terdiam takut lalu sekilas seakan mengingat sesuatu yang mengerikan.

Aaaa...

Wop...

Salah satu jari pelayan itu bengkok ke arah atas, sementara satu tangan Andrew Yang yang lain langsung membungkam mulutnya, dan yang terdengar saat ini hanya bunyi "wu, wu, wu" tidak jelas saja dari dia.

"Kalau kamu berani berteriak sekali lagi, yang kupatahkan kali ini adalah lehermu! Mengerti?" tanya Andrew Yang dengan santai seolah tiada terjadi sesuatu.

Pelayan itu merasa bahwa pria di depannya saat ini adalah iblis yang datang dari neraka. Kemudian selang beberapa waktu...

Kretak....

Bunyi salah satu jarinya sekali lagi dipatahkan.

"Ini juga pertanyaan, kenapa tidak dijawab?"

Mata pelayan itu serasa mau copot keluar. Dia setengah berlutut di lantai, jidatnya penuh dengan keringat dingin banyak berjatuhan di lantai. Rasa sakit yang luar biasa dirasakannya sampai ke ujung sel tulang. Tetapi walau dengan rasa sakit yang begitu hebat, pelayan itu tidak berani lagi untuk berteriak. Karena baginya pria di depan nya itu senang menikmati kesengsaraannya dia dengan meletakkan tangan di lehernya, layaknya pisau dewa kematian yang mengancam nyawa.

"Oke, pertanyaan berikutnya. Kalau bukan keluarga Zhou yang mengirimmu kemari, apakah David? David Mo?" tanya Andrew Yang dengan dingin.

Setelah melalui pengalaman mengerikan tadi, pelayan itu kali ini tidak lagi ragu dan menjawab." Iya, David Mo yang mengirimku."

"Apakah keluarga Mo sangat kaya? Sampai-sampai bisa mengirim orang ahli bela diri kemari."

"Aku ada hutang budi terhadap tuan besar keluarga Mo, kali ini aku yang membalas budinya."

Andrew Yang menganggukkan kepala, lalu dengan sangat cepat dia memukul bagian leher pelayan itu. Pelayan itu tersentak kaget seperti hendak bertanya kepada Andrew Yang kenapa tidak sesuai dengan kesepakatan di awal. Lalu dia pun jatuh ke lantai.

"Tenang, kamu tak akan mati." gumam Andrew Yang.

Malam hari itu juga, ada beberapa orang yang dikirim oleh keluarga Mo untuk membunuhnya. Tetapi telah dibereskan satu persatu oleh Andrew Yang. Di dalam kamarnya kurang lebih ada lima enam orang yang tergeletak di lantai. Andrew Yang lalu tersenyum melihat telepon dari Jack Xing. Jack Xing memanggil tim Crouching Dragon bagian lapangan untuk mengurus orang-orang yang tergeletak di kamarnya. Kemudian Andrew Yang mandi lalu bersiap menuju ke gedung Qingtian.

Melinia Ning adalah seorang yang sangat memperhatikan penampilan. Walaupun ke kantor dia tetap berpakaian rapi. Bawahannya yang berpapasan dengannya tidak berani mengangkat kepala melihatnya. Tidak berani melihat penampilan dari bos baru.

Melinia Ning lalu menyeduh teh untuknya sendiri. Cara menyeduh tehnya sangatlah telaten. Ini menunjukkan bahwa sebelumnya dia menggunakan keahlian ini untuk mendekati Fernando Bai dan kemudian naik daun.

Pintu kaca terbuka, masuklah seorang pria berpakaian jas hitam rapi. "Bos Ning, dia sudah datang."

"Biarkan dia masuk."

Tidak lama, Andrew Yang pun masuk ke dalam gedung Qingtian lantai 33 kantor presiden direktur. Setelah menutup pintu, Andrew Yang barulah mulai pembicaraan.

"Nona Ning, berkat doamu, aku bisa hidup sampai pagi hari ini."

"Kalau begitu kamu juga seorang petarung hebat. Aku sudah pernah bilang, aku sangat senang terhadap orang-orang yang berani. Sebutkan berapa yang kamu inginkan untuk bekerja menjadi bawahanku." jawab Melinia Ning sambil menatap lurus ke arah mata Andrew Yang sambil tersenyum.

Andrew Yang tidak bisa pungkiri bahwa waktu itu Melinia Ning memancarkan pesona layaknya seorang ratu.

"Aku hanya takut harga yang kusebutkan. tidak akan disetujui oleh Presdir Ning."

"Dengan harga keluarga Bai milikku tidak ada yang tak mungkin. Kamu sebutkan saja harganya...."jawab Melinia Ning tidak peduli.

"1 miliar RMB (Sekitar 2 Triliun Rupiah)" jawab Andrew Yang tidak segan-segan langsung menyebutkan angka yang tidak mungkin diberikan oleh Melinia Ning.

Melinia Ning terlihat kaget. Mana ada orang yang berani menyebutkan angka segitu? Ini jelas sekali sedang mempermainkan dia.

"Karena jelas tuan Yang tidak memiliki niat untuk berada di sini, maka tidak ada lagi yang bisa kita bicarakan. Dicky Qi, antar tamu keluar."

Pria berjas hitam itu datang ke arahnya. Dengan nada bicara serius," Tuan Yang, silakan anda keluar dari sini."

"Aku hari ini ke sini hanya ingin menanyakan satu hal kepada Presdir Ning. Setidaknya tidak sia-sia aku ke sini." jawab Andrew Yang sambil menggelengkan kepala tidak peduli dengan pria berjas hitam itu.

"Apakah presdir Ning bersedia membiarkan polisi untuk memeriksa kasus hancurnya keluarga Bai sampai menemukan titik terang?"

"Aku tidak ada waktu. Bahkan tidak ada kewajiban untuk menjawab pertanyaan orang kecil sepertimu. Baiklah, antar tamu keluar!" jawab Melinia Ning sambil mengayunkan tangannya tanda menolak.

Dicky Qi satu tangan memegang bahu Andrew Yang. Baru saja akan menggunakan tenaga, tiba-tiba terasa aura kuat yang keluar darinya.

Bhukk....

Dicky Qi langsung terbang setelah terkena satu tinjuan dari Andrew Yang Meja kantor yang indah pun menjadi pecah berkeping-keping. Sementara itu, Andrew Yang yang tadinya akan menjadi calon bawahan Melinia Ning hanya berdiri di tempatnya tadi. "Presdir Ning, kesabaranmu tidak cukup baik. Sebenarnya kesabaranku juga tidak begitu baik..." kata Andrew Yang sekali lagi.

Melinia Ning tidak kepikiran bahwa Andrew Yang akan sampai ke tahap ini. Sudah sangat jelas bahwa Andrew Yang sama sekali tidak menghargai dia. Dengan kemampuan Andrew Yang yang terlihat saat ini oleh Melinia Ning, dia cukup memanggil orang saja untuk datang menahannya agar tidak membuat onar. Namun setelah tersadar melihat bawahannya yang kuat tergeletak di lantai, dia langsung seperti berubah seperti bayi yang baru lahir, sangat amat lemah.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu