Menantu Hebat - Bab 214 Bersih-bersih
Caroline Yun tersenyum dengan lembut.
“Tentu saja boleh.”
Dia lalu meletakkan kucing hitam itu di atas tanah.
Anak kecil itu dengan riang membelai kepala si kucing hitam. Tetapi meskipun tidak melawan, kucing itu merasa risih.
“Hahaha… Kakak, lihatlah. Sepertinya dia sangat nyaman.”
Apanya yang nyaman. Sama sekali tidak! Kalau saja kucing hitam itu bisa mengerti kata-kata manusia, dia pasti akan menjawab seperti itu.
Caroline Yun tersenyum. Dia merasa enak sekali menjadi anak kecil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak seperti dirinya…
Seperti layaknya takdir yang tidak bisa dihindari, anak kecil itu tanpa maksud apa-apa bertanya padanya: “Oh, iya Kak. Namaku Satrio Fang. Nama kakak siapa?”
Mendengar nama ini, Caroline Yun rasanya seperti tersambar petir. Kemudian tubuhnya mulai bergetar. Napasnya cepat. Lubang hidungnya tidak berhenti kembang-kempis.
“MEONG!!!”
Merasa ada suatu kejanggalan, si kucing hitam tiba-tiba mengeong keras hingga semua bulunya merebak berdiri.
Anak kecil itu juga ketakutan hingga terduduk ke atas tanah akibat perubahan yang terjadi secara tiba-tiba ini.
Tidak jauh dari sana, orang tuanya melihat kejadian tersebut. Mereka mengira gadis berpakaian putih itu melakukan sesuatu terhadap anak mereka.
Mereka mulai mengoceh dan marah-marah meminta pertanggung jawaban.
……………………………………………………………………………………………..
Saat ini, jarak antara Andrew Yang dan Caroline Yun kira-kira ada 20 langkah. Dengan ilmu yang dia miliki saat ini, dia membutuhkan waktu kurang dari 1 detik untuk bisa mencapai Caroline Yun.
Helaian rambut Caroline Yun terlihat mengambang dan menari di udara seolah digerakkan oleh tenaga misterius.
Neymar Pei dan Joko An berteriak dari arah berlawanan dengan suara lantang: “Menyingkirlah! Semuanya menyingkir!”
Banyak sekali orang yang melongo kebingungan. Orang tua Satrio Fang dengan panik menarik anaknya dari sana.
Mukin saja karena orang tua Satrio Fang terlewat gugup, tenaga genggaman tangannya sangat besar sehingga Satrio Fang kesakitan. Satrio Fang mulai menangis.
Karena melihat anaknya sedang menangis, dia tidak lagi memedulikan peringatan Neymar Pei. Dia marah-marah sambil berkata: “Dasar wanita gila! Apa kamu mau mati!”
“Meong…” karena merasakan tanda-tanda bahaya, kucing itu pergi dan lenyap di dalam kerumunan orang-orang.
“Wusss!”
Tiupan angin seperti tornado muncul di udara. Daun-daunan kering yang bertebaran di atas lantai batu itu bergulung-gulung naik ke atas langit.
Banyak turis-turis yang kebingungan melihat kejadian tersebut.
Orang tua Satrio Fang juga ketakutan melihatnya. Dia terdiam dan merasa seluruh tubuhnya merinding. Rasanya sangat mengerikan. Kedua kakinya gemetaran. Nyaris saja dia terjatuh ke dalam air.
“Pergilah!” begitu Andrew Yang melihat keadaan itu, dia tahu bahwa dia harus bertindak. Tubuhnya bergerak sekelebat, dan dia sudah terbang menghampiri mereka. “Ampun deh, bodohnya orang ini!”
Andrew Yang sangat marah. Kata-kata bodoh yang tidak berarti itu telah menyulut ledakan tenaga dalam di dalam tubuh Caroline Yun.
Begitu Neymar Pei melihat Andrew Yang melesat menuju Caroline Yun tanpa berpikir panjang, dia menjadi kagum akan keberanian Andrew Yang yang tidak takut mati.
Sudah sangat dekat. Kurang dari 1 meter!
Tangan kanan Andrew Yang memasuki radius tenaga dalam Caroline Yun. Tiupan-tiupan angin kencang bagai pisau-pisau tajam yang tidak henti-hentinya menyerang lengan Andrew Yang. Dalam sekejap, lengan Andrew Yang dipenuhi dengan luka-luka sayatan yang berdarah.
“Sehebat ini kah?” Andrew Yang tidak menyangka. Orang-orang yang sedang menyaksikan hal itu belum bubar juga. Dia hanya bisa menggertakkan giginya dan berusaha bertahan.
Lalu dia meletakkan tangannya di atas pundak Caroline Yun dan berkata: “Jangan pedulikan kata-kata orang bodoh itu!”
Tiba-tiba Caroline Yun yang tadinya terus-menerus menundukkan kepala, mengangkat kepalanya.
Wajahnya tampak kesakitan. Paras wajahnya yang cantik itu terlihat garang akibat menahan sakit.
Anak kecil bernama Satrio Fang itu pun melepaskan dirinya dari rangkulan lengan ibunya dan berlari menghampirinya: “Kakak. Apakah kamu baik-baik saja?”
“Satrio, jangan ke sana!” Ibu Satrio Fang melihat anaknya mendekati wanita berbahaya itu. Dia tidak peduli lagi dan langsung melaju ke arahnya.
Anak kecil itu berlari tergopoh-gopoh. Karena terkejut, dia terlihat akan jatuh ke atas tanah.
Baru saja Andrew Yang hendak menangkap anak itu. Pada saat dia ragu hendak melakukannya, tiba-tiba Caroline Yun bergerak.
Seolah hanya menyisakan bayangannya, dia tahu-tahu sudah berputar mengitari Andrew Yang!
Di depan tatapan kaget keempat anggota Group itu, Caroline Yun dengan cepat menarik kerah baju anak kecil itu.
Pada dasarnya memang kemampuan dia sangat hebat. Bahkan tenaga dalam yang dapat melukai Andrew Yang itu pun dapat dia kendalikan dengan cepat!
Tampak senyum lebar merekah di wajah Caroline Yun. Lalu dia berkata kepada Satrio Fang: “Satrio Fang, kamu tenang saja. Kakak tidak apa-apa.”
…………………………………………………………………………………………………..
Kerumunan orang banyak itu telah bubar. Satrio Fang dan ibunya juga telah pergi. Pandangan mata Andrew Yang dipenuhi pertanyaan. Dia melihat gadis yang sedang duduk diam di depan kolam air itu dengan ekspresi yang rumit.
Neymar Pei menepuk pundaknya, lalu memberinya beberapa butir obat elixir.
“Orang baru ini, nyalinya besar juga. Ini untuk mengobati lukamu, gunakanlah dengan hemat.”
Neymar Pei juga sangat terkejut melihat kelakuan Andrew Yang. Sampai sekarang dia masih terbayang-bayang ngeri.
Resti Zhu berjalan menuju ke depan kolam air itu dan duduk tidak jauh dari Caroline Yun.
Joko An bersandar pada sebatang pohon. Tidak tahu apa yang sedang ada di dalam pikirannya.
Sekarang, apa yang harus mereka lakukan? Andrew Yang bertanya-tanya dalam hatinya. Apabila Caroline Yun sendiri bersedia untuk ikut mereka kembali ke markas Crouching Tiger, tentu saja sangat bagus. Tetapi apabila dia tidak bersedia…
Andrew Yang sampai sakit kepala. Yang pasti Resti Zhu dan Joko An, kedua orang itu, tidak ada tanda-tanda ingin turun tangan.
Apa bunuh saja dulu?
Pikiran itu terlintas di otaknya. Dia baru saja meraba-raba perangkap yang berada di dalam kantongnya. Tatapan mata Joko An dan Resti Zhu fokus pada dirinya.
“Huh, kalian jangan lupa apa pesan Pak Kepala!” Andrew Yang bukannya takut akan mereka, tetapi saat ini belum sampai tahap di mana mereka perlu menggunakan cara itu untuk menyelesaikan masalah ini.
“Tentu saja tidak lupa. Apakah kamu tidak pernah dengar pemahaman seperti dalam perperangan jarak jauh, tidak selalu harus menunggu perintah langsung dari pimpinan untuk menyerang?” Resti Zhu menatapnya seperti sedang melihat orang idiot.
Joko An setuju dan mengangguk.
Andrew Yang kehabisan kata-kata. Dia menatap Neymar Pei, meminta dukungan.
Siapa yang tahu orang ini malah bersiul-siul seperti tidak ada masalah apa-apa!
Caroline Yun telah selesai beristirahat. Dia bangkit berdiri.
“Paman An, Bibi Zhu. Aku pergi dulu ya. Masih banyak tempat yang belum aku kunjungi.” Sambil berkata begitu, Caroline Yun melirik Andrew Yang sejenak.
“Kakak An!”
“Kakak Zhu!”
Joko An dan Resti Zhu protes.
“Aku akan memberi pertanggung jawaban kepada Paman Xing nanti. Mohon kalian jangan halangi aku. Lagipula…. Kalian juga tidak bisa menang melawanku Aku juga tidak ingin melukai kalian.”
Andrew Yang cemberut. Kalau saja dia mengeluarkan seluruh tenaganya, belum tahu siapa yang akan kalah dan siapa yang akan menang di antara mereka. Angkuh sekali gadis ini.
“Kalau kalian tidak bersuara, aku anggap kalian setuju ya? Haha, tenang saja. Aku juga tidak akan membuat kalian kesulitan. Kalian boleh terus mengikutiku. Tunggu saat tenaga dalamku meledak nanti, tolong hadang aku sekuat tenaga kalian. Tetapi tolong perhatikan keselamatan kalian…”
Setelah berkata demikian, gadis itu menampung air di dalam tangannya dan mencuci mukanya. Kemudian dia membasahkan rambutnya.
Resti Zhu tahu-tahu mengeluarkan sebotol sampo dan memberikannya kepadanya. Matanya dipenuhi rasa sayang.
Caroline Yun juga tanpa malu-malu langsung mengambilnya. Sudah berhari-hari dia tidak mencuci rambutnya. Bajunya juga sudah kotor.
Kalau saja tidak ada paman-paman itu di sekelilingnya, mungkin dia sudah loncat ke dalam kolam itu untuk bersih-bersih.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyAfter The End
Selena BeeMy Goddes
Riski saputroMy Secret Love
Fang FangNikah Tanpa Cinta
Laura WangTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelSang Pendosa
DoniMenantu Hebat×
- Bab 1 Kembali
- Bab 2 Menagih Hutang
- Bab 3 Tidak Terduga
- Bab 4 Kesalahpahaman terselesaikan
- Bab 5 Makan Bersama
- Bab 6 Orang Luar
- Bab 7 Rekaman
- Bab 8 Kebenaran
- Bab 9 Kompetisi
- Bab 10 Mengikuti Kompetisi
- Bab 11 Kurang Baik
- Bab 12 Fajar
- Bab 13 Pertarungan
- Bab 14 Mengalahkan
- Bab 15 Pertandingan Final
- Bab 16 Kemenangan
- Bab 17 Bernilai
- Bab 18 Keluarga Long
- Bab 19 Suatu Hari Nanti
- Bab 20 Pelatihan Khusus
- Bab 21 Masa Depan
- Bab 22 Terlambat
- Bab 23 Bagus
- Bab 24 Kekuatan
- Bab 25 Bajingan
- Bab 26 Pijat
- Bab 27 Pertandingan Bernyanyi
- Bab 28 Bergabung dengan Perusahaan Widjaya Karya
- Bab 29 Kesialan Daniel Yu
- Bab 30 Tersenyum Licik
- Bab 31 Sesuatu yang Menarik
- Bab 32 Kondisi Mendesak
- Bab 33 Andrew Yang Datang
- Bab 34 Menekan
- Bab 35 Tak Berdaya
- Bab 36 Menyayat Hati
- Bab 37 Perusahaan Tulin
- Bab 38 Sudah Ceroboh
- Bab 39 Deal
- Bab 40 Saingan
- Bab 41 Tidak Ada Jalan Lain
- Bab 42 Obat Apa?
- Bab 43 Tutup Mulut
- Bab 44 Kesalahpahaman
- Bab 45 Tunggu Aku
- Bab 46 Tidak Menyerah
- Bab 47 Merasa Sulit
- Bab 48 Merasa Tidak Bersalah
- Bab 49 Penyiksaan
- Bab 50 Cepat Kembali
- Bab 51 Pernikahan
- Bab 52 Kembali
- Bab 53 Perlombaan
- Bab 54 Hasil
- Bab 55 Tidak Tahu Malu
- Bab 56 Kemenangan
- Bab 57 Obat
- Bab 58 Tertuduh
- Bab 59 Hentikan
- Bab 60 Air Dingin
- Bab 61 Ternyata Begitu
- Bab 62 Roh
- Bab 63 Menyerang Diam-Diam
- Bab 64 Tanpa Keraguan
- Bab 65 Mengundang
- Bab 66 Kehilangan
- Bab 67 Menertawakan
- Bab 68 Bertamasya
- Bab 69 Berenang
- Bab 70 Ikan Hiu
- Bab 71 Menolong
- Bab 72 Napas
- Bab 73 Ikan Panggang
- Bab 74 Siuman
- Bab 75 Bertindak Lagi
- Bab 76 Rasa Malu
- Bab 77 Pergi Bersama
- Bab 78 Taruhan
- Bab 79 Tempat Sandaran
- Bab 80 Sudah Boleh Pergi
- Bab 81 Perampokan
- Bab 82 Pendidikan
- Bab 83 Keluar
- Bab 84 Ketidaksabaran
- Bab 85 Profesor Marah
- Bab 86 Kritikan Pedas
- Bab 87 Tunggu Pembalasanku
- Bab 88 Jeritan Tanpa Suara
- Bab 89 Orang-Orang Jahat Datang
- Bab 90 Pelelangan
- Bab 91 Palsu
- Bab 92 Menjelaskan
- Bab 93 Omong Kosong
- Bab 94 Kebenaran
- Bab 95 Bagus
- Bab 96 Melihat Perubahan
- Bab 97 Silakan Tunggu Sebentar
- Bab 98 Mengalami Musibah
- Bab 99 Pembunuhan yang Kejam
- Bab 100 Cemas
- Bab 101 Tidak Ada Jalan Keluar
- Bab 102 Pesta Ulang Tahun
- Bab 103 Hadiah
- Bab 104 Amarah
- Bab 105 Hanya Kurang Gadis Cantik
- Bab 106 Campur Tangan
- Bab 107 Topik Utama
- Bab 108 Membuatmu Terlihat Menyedihkan
- Bab 109 Mengurungkan Niat
- Bab 110 Bertindak Sesuai Ucapan
- Bab 111 Tujuan
- Bab 112 Bekerja Sama
- Bab 113 Kompas
- Bab 114 Terkejut
- Bab 115 Pilihan
- Bab 116 Apa Yang Telah Terjadi
- Bab 117 Peti Mati Kayu
- Bab 118 Berbagi Barang
- Bab 119 Serangan Balik
- Bab 120 Bertarung
- Bab 121 Sudah Puas Larinya?
- Bab 122 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 123 Berakhir
- Bab 124 Tidak Bertindak
- Bab 125 Beradu
- Bab 126 Dihabisi Dalam Sekejap
- Bab 127 Ruang Bawah Tanah
- Bab 128 Menolongnya
- Bab 129 Mengkambinghitamkan Orang Lain
- Bab 130 Kena Batunya
- Bab 131 Tuhan Tidak Melupakanku
- Bab 132 Sudah Kembali
- Episode 133 Berkumpul
- Bab 134 Pembalasan Dendam
- Bab 135 Penghargaan
- Bab 136 Cincin Sakti
- Bab 137 Memiliki Kekuatan Rahasia
- Bab 138 Menjadi Hal Buruk
- Bab 139 Memiliki Kehidupan Sendiri
- Bab 140 Membantu Polisi Wanita
- Bab 141 Membandingkan
- Bab 142 Pisau
- Bab 143 Cuaca Berubah
- Bab 144 Teh Susu
- Bab 145 Lawan
- Bab 146 Pertempuran yang Akan Dimulai
- Bab 147 Pertempuran Dimulai
- Bab 148 Tidak Bisa Menerima
- Bab 149 Hal yang Harus Dilakukan
- Bab 150 Diare
- Bab 151 Tidak Tahu Baik dan Buruk
- Bab 152 Kedengkian
- Bab 153 Konspirasi
- Bab 154 Cepat Pergi
- Bab 155 Gawat
- Bab 156 Dibawa Kabur
- Bab 157 Seorang Sarjana
- Bab 158 Contohkan
- Bab 159 Pantas
- Bab 160 Kecurigaan
- Bab 161 Mungkinkah!?
- Bab 162 Bagaimana Kabur
- Bab 163 Bunuh
- Episode 164 Menarik Jaring
- Bab 165 Cukup Sampai di Sini Saja
- Bab 166 Semakin Meningkat
- Bab 167 Apa Yang Sudah Terjadi?
- Bab 168 Paparazzi
- Bab 169 Merasa Nyaman
- Bab 170 Tugas
- Bab 171 Batal
- Bab 172 Seorang Diri
- Bab 173 Suara Keras
- Bab 174 Jalan Hidup
- Bab 175 Tidak Sampai Tiga Detik
- Bab 176 Pelit
- Bab 177 Konsekuensi
- Bab 178 Teman Kuliah
- Bab 179 Cemilan Malam
- Bab 180 Lemah
- Bab 181 Kemampuan dalam Menilai Orang
- Bab 182 Dalam kondisi yang berbahaya
- Bab 183 Penonton
- Bab 184 Teman Lama
- Bab 185 Meraung Marah
- Bab 186 Ternyata Kamu
- Bab 187 Lebih dari Cukup
- Bab 188 Rebut wanita
- Bab 189 Tamu yang Tidak Diundang
- Bab 190 Patah Kaki
- Bab 191 Berbicara Secara Pelan-Pelan
- Bab 192 Tersenyum Sinis
- Bab 193 Keputusasaan
- Bab 194 Menghina
- Bab 195 Pemakaman
- Bab 196 Perbedaan yang Sangat Besar
- Bab 197 Sudah Boleh Mati
- Bab 198 Semua Kekuatan Sudah Tidak Berfungsi
- Bab 199 Pindah Perusahaan
- Bab 200 Nasihat
- Bab 201 Sangat Menggangu
- Bab 202 Keluarga Suami
- Bab 203 Fiona Xiang
- Bab 204 Kekuatan Toni Lin
- Bab 205 Kamu Istirahat Dulu
- Bab 206 Mencari Mati
- Bab 207 Reaksi
- Bab 208 Berebutan
- Bab 209 Markas
- Bab 210 Orang Terkuat
- Bab 211 Tidak Perlu Pergi
- Bab 212 Rileks
- Bab 213 Membuntuti
- Bab 214 Bersih-bersih
- Bab 215 Profesor Liang
- Bab 216 Tersenyum
- Bab 217 Mempermalukan
- Bab 218 Beban
- Bab 219 Tingkat Pelatihan Caroline Yun
- Bab 220 Jurus Abal-abal
- Bab 221 Jangan Tinggalkan Aku Sendirian
- Bab 222 Kesulitan
- Bab 223 Menjadi Mata-Mata
- Bab 224 Tidak Mungkin
- Bab 225 Pertarungan
- Bab 226 Orang Terkuat
- Bab 227 Awal Baru
- Bab 228 Aku Juga Tidak Ingin Kamu Pergi
- Bab 229 Memulai
- Bab 230 Terlalu Munafik
- Bab 231 Sangat Pantas
- Bab 232 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 233 Lima Menit
- Bab 234 Metode Mediasi Air
- Bab 235 Begitu Juga Andrew Yang
- Bab 236 Buruk
- Bab 237 Buat Apa
- Bab 238 Luar Biasa
- Bab 239 2 Kali Lipat
- Bab 240 Menyerah
- Bab 241 Tergerak
- Bab 242 Tidak Ada Masalah
- Bab 243 Ayo Masuk
- Bab 244 Kesempatan Terakhir
- Bab 245 Memalukan
- Bab 246 Mengalahkan
- Bab 247 Sihir Pelindung
- Bab 248 Ruang Sihir Pelindung
- Bab 249 Bangunlah
- Bab 250 Tidak Boleh Diremehkan
- Bab 251 Belum Tentu Lawan
- Bab 252 Gunung Besar
- Bab 253 Kenapa?
- Bab 254 Gosip
- Bab 255 Ternyata Seperti ini
- Bab 256 Bukan Orang Luar
- Bab 257 Laki-laki dan Perempuan yang Tidak Tahu Diri
- Bab 258 Perlakukan Sesuai Keinginan Kamu
- Bab 259 Konsekuensi
- Bab 260 Terhormat
- Bab 261 Mendukung
- Bab 262 Tidak Berguna
- Bab 263 Pilihan Terbaik
- Bab 264 Berakhir
- Bab 265 Barang Palsu
- Bab 266 Pelelangan
- Bab 267 Obat Penguat Jiwa Seribu Tahun
- Bab 268 Rebut Tawaran
- Bab 269 Transaksi Sendiri
- Bab 270 Scarman Yang Kuat
- Bab 271 Jurus Pamungkas
- Bab 272 Serangan Membunuh
- Bab 273 Owl Eleven
- Bab 274 Perlombaan Berburu
- Bab 275 Keluarga Nangong
- Bab 276 Serangan Tidak Terduga
- Bab 277 Hart Dongfang
- Bab 278 Christian Ximen
- Bab 279 Metode Batu
- Bab 280 Semuanya Lenyap
- Bab 281 Krisis Keluarga Tuoba
- Bab 282 Ben Nangong Si Pengkhianat
- Bab 283 Membalikkan Keadaan
- Bab 284 Menyusun Rencana
- Bab 285 Mata-Mata
- Bab 286 Masuk ke Dalam Maskas Musuh
- Bab 287 Membuat Keributan
- Bab 288 Menyebabkan Perselisihan
- Bab 289 Berubah Arah
- Bab 290 Rex
- Bab 291 Pewaris
- Bab 292 Mengungkapkan Identitas
- Bab 293 Menyatukan Kekuatan
- Bab 294 Hart Dongfang Menghadapi Bahaya
- Bab 295 Wallance Huo Mati
- Bab 296 Juara Satu Perlombaan Berburu
- Bab 297 Membunuh
- Bab 298 Kembali Pulang
- Bab 299 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 300 Pertemuan
- Bab 301 Pelelangan Dimulai
- Bab 302 Alasan Sebenarnya
- Bab 303 John Tang
- Bab 304 Melepaskan Belenggu Hati
- Bab 305 Jojo Dongfang
- Bab 306 Menampar
- Bab 307 Datangnya Orang dari Keluarga Dongfang
- Bab 308 Penyegelan
- Bab 309 Mengumpulkan Informasi
- Bab 310 Mohon Tuan Keluar dari Gunung
- Bab 311 Lelaki Tua
- Bab 312 Charm Girl
- Bab 313 Tidak Mampu Bertaruh
- Bab 314 Petunjuk
- Bab 315 Pembunuhan
- Bab 316 Kompromi Wanita
- Bab 317 Menuju
- Bab 318 Melakukan Dua Pekerjaan Pada Saat Bersamaan
- Bab 319 Menculik Wanita
- Bab 320 Menanggung Beban
- Bab 321 Golden Barrett
- Bab 322 Pembunuhan
- Bab 323 Pacar?
- Bab 324 Setengah Terbuka
- Bab 325 Sikap Pelayan
- Bab 326 Pahlawan Penyelamat
- Bab 327 Membunuh Putin Lin
- Bab 328 Membayar Sewa
- Bab 329 Bicara dengan Bos
- Bab 330 Membalasnya dengan Cara yang Sama
- Bab 331 Dipermalukan
- Bab 332 Mengubur Bom
- Bab 333 Trigun Kembali
- Bab 334 Mengubur Bom
- Bab 335 Rencana Lain
- Bab 336 Keberuntungan Sesepuh Agung
- Bab 337 Membunuh Sesepuh
- Bab 338 Membentuk Organisasi Intelejen
- Bab 339 Masuk ke Dalam Kabut
- Bab 340 Charm Girl yang Terbuka
- Bab 341 Malfungsi
- Bab 342 Fungsi
- Bab 343 Ditemukan
- Bab 344 Pertarungan Sengit
- Bab 345 Memanipulasi
- Bab 346 Aura Pembunuh
- Bab 347 Membiarkan Mirza Pergi
- Bab 348 Umpan
- Bab 349 Semuanya Terbunuh
- Bab 350 Kembali ke Lin Group
- Bab 351 Berlatih Tanding
- Bab 352 Darah Putih
- Bab 353 Misi Ken Bai
- Bab 354 Kedatangan Nyonya Thatcher
- Bab 355 Perbincangan Malam Hari
- Bab 356 Percakapan Bersama Nyonya
- Bab 357 Joy Liu
- Bab 358 Kehidupan Malam yang Tidak Beraturan
- Bab 359 Akting
- Bab 360 Merayu
- Bab 361 Terpancing Umpan
- Bab 362 Kematian Molita
- Bab 363 Matt Hu
- Bab 364 Saling Membunuh
- Bab 365 Kemunculan Orang X
- Bab 366 Pertempuran Orang Dalam
- Bab 367 Memeriksa Keadaan
- Bab 368 Percakapan Vanny Hu
- Bab 369 Pembunuhan
- Bab 370 Kecerdasan Joy Liu
- Bab 371 Memahami Kejadian
- Bab 372 Clan Wolf
- Bab 373 Terjebak dalam Pengepungan
- Bab 374 Identitas Terungkap
- Bab 375 Frustasi Kalah Telak
- Bab 376 Pantang Menyerah
- Bab 377 Dua Puluh Tetes
- Bab 378 Menyebut Sebagai Saudara
- Bab 379 Terobsesi
- Bab 380 Penyitaan
- Bab 381 Menjadi Sangat Sarkastik
- Bab 382 Apapun Tidak Dilakukan
- Bab 383 Menurutmu Apakah Mereka Cocok?
- Bab 384 Data
- Bab 385 Turun Tangan Sendiri
- Bab 386 Kekuatan Terlalu Buas
- Bab 387 Paman Kakek
- Bab 388 Bonie
- Bab 389 Pemicu
- Bab 390 Berangkat
- Bab 391 Bisnis Bagaimana?
- Bab 392 Terlalu Sulit Dilalui
- Bab 393 Terlalu Sombong
- Bab 394 Membahasnya dengan Baik-baik
- Bab 395 Kedatangan Morgan Beiming
- Bab 396 Bergabung ke Keluarga Beiming
- Bab 397 Perjamuan Makan Malam
- Bab 398 Pengalaman Buruk Rafael Beiming
- Bab 399 Berhasil Bekerja Sama
- Bab 400 Perdebatan Argumen
- Bab 401 Kejadian Sebenarnya
- Bab 402 Identitas Arnold Zhang
- Bab 403 Rafael Beiming Menghilang
- Bab 404 Kekacauan Keluarga Beiming
- Bab 405 Mencapai Kesepakatan
- Bab 406 Hubungan Ayah dan Anak
- Bab 407 Cerita Sebenarnya
- Bab 408 Perut Besar Mendapat Masalah
- Bab 409 Bruce Long
- Chapter 410 Menemukan Target
- Bab 411 Masuk ke Dalam Gua
- Bab 412 Keadaan Terbalik
- Bab 413 Virus
- Bab 414 Mulai Bertindak
- Bab 415 Hke Ximen
- Bab 416 Pergi dengan Marah
- Bab 417 Luxe North
- Bab 418 Pertarungan yang Sengit
- Bab 419 Kedatangan dari Keluarga Ximen
- Bab 420 Terkepung
- Bab 421 Terluka Parah
- Bab 422 Menaklukkan
- Bab 423 Amarah
- Bab 424 Rencana Pertahanan
- Bab 425 Mata-Mata
- Bab 426 Kepercayaan
- Bab 427 Empat Kekuatan Besar Tiba
- Bab 428 Keadaan yang Berbalik
- Bab 429 Kembali ke Crouching Dragon
- Bab 430 Bertemu Pemimpin
- Bab 431 Rambut Putih Seketika
- Bab 432 Andrew Yang Sudah Sadar
- Bab 433 Persatuan Karena Pernikahan
- Bab 434 Perubahan Diri Sendiri
- Bab 435 Eko Huo
- Bab 436 Pesta Perjamuan
- Bab 437 Mencari Kompensasi
- Bab 438 Berhasil Kerja Sama
- Bab 439 Rencana Jahat Eko Huo
- Bab 440 Rahasia Jahat Terkuak
- Bab 441 Menyelidiki Eko Huo
- Bab 442 Mulai Beraksi
- Bab 443 Musuh Datang
- Bab 444 Satu Lawan Dua
- Bab 445 Tembakan Jitu
- Bab 446 Orang Hebat Misterius
- Bab 447 Bersiap Pergi ke Eropa
- Bab 448 Tiba Di Negara R
- Bab 449 Pertemuan Bisnis Bebas
- Bab 450 Mencari Senjata
- Bab 451 Pedang Sabit
- Bab 452 Pelatihan
- Bab 453 Melepaskan Diri
- Bab 454 Dr.Lan yang Misterius
- Bab 455 Pergerakkan yang Membuat Orang Curiga
- Bab 456 Kunjungan Kali Ini
- Bab 457 Bersembunyi
- Bab 458 Darah Tidak Murni
- Bab 456 Membawa Pergi Darah
- Bab 460 Mayat Puluhan Ribu Tahun
- Bab 416 Menghentikan Pembunuhan
- Bab 462 Permintaan Tidak Masuk Akal
- Bab 463 Dalam Keputasaan
- Bab 464 Permintaan
- Bab 465 Keberhasilan Darah Putih
- Bab 466 Ajaran Lelaki Tua
- Bab 467 Nyata Tapi Palsu?
- Bab 468 Perencanaan
- Bab 469 Pertikaian
- Bab 470 Masalah Lagi
- Bab 471 Keluarga Hatter
- Bab 472 Angin Besar
- Bab 473 Mendapatkan Bukti
- Bab 474 Menginterogasi
- Bab 475 Mengulur Waktu
- Bab 476 Tertahan di Depan Pintu
- Bab 477 Pengusiran
- Bab 478 Pacar
- Bab 479 Kepergian Keluarga Ximen
- Bab 480 Kematian Mendadak
- Bab 481 Pengkhianatan
- Bab 482 Pertempuran Berdarah
- Bab 483 Mundur Tanpa Alasan
- Bab 484 Keahlian Menyetir
- Bab 485 Diserang
- Bab 486 Akhir Perang
- Bab 487 Setelah Peperangan Berakhir
- Bab 488 Pertemuan Kembali dan Akhir Cerita (Tamat)