Menantu Hebat - Bab 25 Bajingan

Setelah selesai mandi, suasana hati Andrew Yang menjadi baik. Dia berjalan sambil bersenandung. Saat dia berjalan melewati kamar Alice Lin, langkahnya terhenti.

“Istriku, apa kamu merasa lelah?”

Setelah mandi, Alice Lin hanya mengenakan kamisol sutera putih bertali tipis dengan bahu terbuka. Dia sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengusap rambutnya yang setengah basah. Matanya separuh terbuka, tampaknya sangat mengantuk dan dapat tertidur kapan saja.

Mendengar suara Andrew Yang, sambil setengah sadar dia menengok ke arahnya.

Saat Alice Lin mendongakkan kepala, tampak wajahnya yang sangat kelelahan. Andew Yang sampai tidak tega melihatnya.

“Isteriku, sini aku pijat untuk menghilangkan rasa lelahmu.”

Meskipun tidak terlalu bisa memijat, tetapi Andrew Yang adalah seorang meditator. Pijatannya dipenuhi dengan tenaga Reiki sehingga setiap pijatannya pasti lebih membawa hasil yang baik dibandingkan dengan pijatan biasa.

Pijat? Seorang pria dan wanita yang sedang berdua saja di dalam ruangan tertutup, masih mau memijat?

Alice Lin yang tadinya sudah tertidur tiba-tiba terloncat kaget dan menjadi sadar sepenuhnya. Wajahnya tampak malu, dengan terbata-bata dia berkata: “Ti… tidak perlu…”

Melihat Alice Lin tampak malu-malu maju mundur seperti ini, Andrew Yang tiba-tiba sadar apa yang sedang terlintas di pikiran Alice Lin. Dirinya sebenarnya juga sedikit berharap dan berpikir bahwa dengan begini mereka dapat memperdalam hubungan mereka. Siapa tahu malam ini dapat terjadi keberuntungan yang tak terduga.

Tetapi melihat bahwa Alice Lin tampak melindungi diri darinya seolah dia adalah seekor harimau ganas, Andrew Yang hanya bisa tertawa pahit.

“Tenang saja, aku hanya akan memijatmu. Aku tidak akan melakukan hal-hal yang lebih dari itu.”

Andrew Yang bersikeras. Alice Lin jadi sulit untuk membantah niat baik dirinya. Lagipula dulu di hotel itu Andrew Yang juga menghabiskan waktu di atas ranjang yang sama semalaman dengan sopan. Tidak ada perilakunya yang melewati batas.

Alice Lin masih bisa dibilang cukup percaya dengan karakter Andrew Yang.

Andrew Yang tenggelam di dalam pemandangan indah di depan matanya. Sosok Alice Lin yang gemulai dapat terlihat dengan samar-samar di bawah balutan kain sifon berwarna putih bersih.

Bentuk tubuh sang istri memang bagus sekali. Apabila pinggangnya. Lebih satu senti akan terkesan gemuk, dan apabila kurang satu senti akan terkesan kurus. Rasanya pas sekali di dalam genggaman telapak tangan.

Andrew Yang mulai menekan-nekan tubuh Alice Yang sambil menikmatinya. Dia tidak bisa menahan diri untuk bolak-balik memijat area pinggang Alice Lin.

Alice Yang merasa di dalam tubuhnya muncul sensasi yang memberinya perasaan hangat. Sangat nyaman sekali. Rasa pegal, letih, dan lelahnya pelan-pelan menghilang dan tidak lama kemudian dia tertidur.

Meskipun tidak bisa menikmati “hidangan besar” malam ini, tetapi “hidangan penutup” pun cukup. Sayang sekali, si cantik sudah tertidur dengan lelapnya.

Raut wajah Andrew Yang tampak tidak berdaya. Tadinya dia berencana untuk mengambil sedikit keuntungan dari kesempatan ini. Ya sudahlah. Hari ini dia akan membiarkannya.

Malam itu dia dapat tidur dengan tenang. Meskipun Andrew Yang tidak pergi ke Perusahaan Entertainment Widjaya Karya. Tetapi secara garis besar, kira-kira dia bisa mengerti kondisi perusahaan itu. Dia bersiap-siap untuk mengunjungi Perusahaan Properti Guishan untuk melihat-lihat keadaan.

Sementara itu, audisi Perusahaan Entertainment Widjaya Karya dimulai sesuai jadwal. Amanda Lin memandangi sosok wanita cantik di dalam cermin dan mengangguk-angguk puas.

Hari ini Perusahaan Entertainment Widjaya Karya sangat ramai. Di mana-mana dipenuhi antrian panjang untuk bergantian menggunakan ruang rias dan ruang ganti. Dari berapa banyaknya peserta yang berpartisipasi dalam audisi kali ini, dapat pula terlihat berapa besar tekanannya.

Hari ini Amanda Lin datang lebih awal. Jadi dia sudah mendapatkan antrian ruang ganti yang lebih awal pula.

Tetapi baru saja dia keluar dari ruang rias dan ruang ganti, Amanda Lin langsung merasakan pandangan iri dan benci yang bertubi-tubi. Bagusnya dia sudah pernah mengalami ratusan audisi modeling, jadi dia sudah terbiasa dengan perperangan yang tidak kasat mata seperti ini.

Amanda Lin mengeluarkan musik demo yang sudah dia persiapkan sebelumnya. Memasang headset. Dengan hening dia memenuhi dirinya dengan melodi lagu itu dan mengatur agar dirinya berada dalam kondisi terbaik sambil menunggu gilirannya tampil.

“Nomor urut 58. Amanda Lin.”

Amanda Lin menarik napas dalam. Dia berdiri di sisi panggung yang berbayang.

“Ting.”

Begitu lampu-lampu sorot itu menyala, seketika keempat orang yang duduk di atas sana terpukau.

Mereka mengira Fenny Li dan Mellisa Jin sudah merupakan orang-orang dengan tingkat kecantikan paling tinggi di antara deretan orang-orang cantik. Tidak disangka si cantik dari dunia permodelan ini setelah dirias bisa terlihat berkali-kali lipat lebih cantik daripada Fenny Li.

Di bawah lampu sorot itu terlihat Amanda Lin mengenakan gaun putih tanpa lengan dan bahu, dadanya yang sengaja diperlihatkan setengah tampak putih, bulat, dan lembut, seperti nyaris keluar dari tepinya. Gaun itu dipadu dengan sepasang sepatu boots bertali warna hitam yang membuat kaki cantiknya yang panjang terlihat semakin panjang dan langsing. Di tambah kain tulle berbintik-bintik yang melapisi bagian belakang membuat punggung putih mulusnya sesaat tertutup, sesaat terbuka. Secara keseluruhan dia tampil elegan, pada saat bersamaan menunjukan sisi kecantikan yang berani. Dengan cepat dia sudah mencuri pandangan semua orang.

Hanya untuk penampilan luar ini saja dia sudah layak mendapatkan nilai penuh.

“Aku adalah peserta dengan nomor urut 58, Amanda Lin. Hari ini aku akan membawakan lagu dengan judul “Di tengah Kesibukan”….”

Suaranya halus dan sedikit misterius, seperti sedang berbisik di dekat telinga. Sesaat suaranya melambung tinggi, sesaat merendah, memenuhi di sekliling telinga dan memabukkan.

Begitu Amanda Lin membuka mulut, seluruh orang terpukau. Suara yang begitu merdu, jelas sulit ditemukan di dunia ini. Suaranya bagai malaikat.

Para juri semakin mendengar semakin merasa puas. Tidak hanya warna suara, teknik menyanyinya sangat baik, terdengar kaya dan penuh. Pada setiap transisi tidak terdengar suara napas yang mengganggu, pergantian napasnya sangat natural. Si nomor 58 ini, bisa dibilang sempurna. Nantinya dia pasti akan menjadi ratu besar dunia entertainment.

“Baik sekali. Keluarlah dulu untuk menunggu hasilnya.”

Dengan elegan, Amanda Lin memberi hormat, lalu turun dari atas panggung.

“Amanda Lin? Tolong tunggu sebentar.”

Baru saja Amanda Lin bersiap untuk kembali ke ruang ganti, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya dari belakang.

Amanda Lin menengokkan kepala. Bukankah dia adalah juri yang tadi berada di atas panggung? Sepertinya namanya adalah Daniel Yu.

Amanda Lin menatap Daniel Yu yang mengejarnya dengan langkah besar-besar dengan agak was-was. Apa yang dikehendaki orang ini?

“Anda memanggil saya, apakah ada sesuatu?”

Wajah Daniel Wu tampak seperti pria baik-bak, tetapi entah mengapa pandangan matanya terlihat genit sambil menilai-nilai kulit Amanda Lin yang tampak dari luar.

Raut wajah Amanda Lin langsung menghitam dan langsung tidak lagi cantik. Dia sudah dapat mengira apa yang akan terjadi berikutnya. Pengalaman seperti ini juga sudah sering kali dia jumpai saat dirinya masih menjadi model.

“Nona Lin, apa kabar. Aku Daniel Yu, Wakil Direktur Perusahaan Widjaya Karya. Sangat senang bisa bertemu dengan nona cantik Amanda Lin yang sudah terkenal di dunia permodelan di tempat ini.

Wajah Amanda Lin tampak tidak sabaran. Tetapi demi kesopanan, dia masih mengulurkan tangan siap menyentuh sedikit saja tangan Daniel Yu yang terulur. Sebenarnya dia tidak ingin tanganya sampai digenggam, atau bahkan sampai dibelai-belai beberapa kali seperti itu.

Dengan serabutan Amanda Lin cepar-cepat menarik tangannya. Dia merasa kesal.

“Tangan nona Lin seperti orangnya. Cantik dan lembut.” Daniel Yu tenggelam dalam bayangannya sambil mengingat-ingat rasanya.

“Wakil DIrektur Yu. Apabila Anda ada urusan, katakan saja.”

Amanda Lin merasa mual sampai ingin muntah. Kalau bukan karena etikanya yang sedang menahan akal budinya, dia pasti sudah memukul dan menendang si muka brengsek itu.

“Nona Lin, kamu sangat berbakat. Bukan hanya secara penampilan, teknik menyanyimu pun paling menonjol di antara orang-orang yang pernah aku lihat. Tapi kan kamu tahu sendiri bahwa aku adalah seorang juri. Hasil penilaianku jelas merupakan pilihanku sendiri. Apakah aku mau memberi nilai tinggi, dan kamu langsung bisa lolos audisi, atau kamu akan aku beri nilai rendah dan tereliminasi…”

Mendengar kata-kata itu sampai di sana, Amanda Lin langsung mengerti maksudnya. Bagaimana mungkin, rasanya dia baru saja mau masuk ke Widjaya Karya, mengapa langsung bertemu dengan aturan-aturan tidak tertulis yang semacam ini. Padahal di luar sana, reputasi Widjaya Karya terdengar sangat baik. Sekarang Amanda Lin hanya bisa merasa kecewa dan marah.

“Tidak perlu Anda lanjutkan. Aku akan mendengar keputusan penilaian lomba yang adil.”

Melihat Amanda Lin hendak beranjak pergi, Daniel Yu tidak rela begitu saja melewatkan “produk bagus” seperti dirinya. Dia melanjutkan bujukannya: “Aku sarankan kamu pertimbangkan lagi dengan matang. Ini nomor teleponku. Malam ini kutunggu dirimu untuk menghubungiku.”

Warna wajah Amanda Lin bertambah gelap saja. Dia bahkan tidak melihat kartu nama itu sama sekali. Dia bergerak mengitari Daniel Wu dan tanpa menengokkan kepala ke belakang, dia pergi meninggalkan Widjaya Karya.

Meskipun Daniel Yu dengan marahnya memberi Amanda Lin nilai rendah karena dia tidak bisa bersikap, tetapi pada akhirnya Amanda Lin masih memperoleh peringkat kelima dan berhasil masuk ke babak final.

Amanda Lin melihat hasil pertandingannya dengan murka. Seketika itu juga dia teringat akan si tua brengsek tadi. Padahal jelas-jelas nyanyiannya yang paling bagus dari antara semua orang, tetapi dia terpaksa mengekor di urutan kelima. Amanda Lin merasa tidak mau kalah, tetapi dia tidak berdaya.

Siapa suruh dia bertemu dengan seorang bajingan!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu