Menantu Hebat - Bab 335 Rencana Lain

"Aku benar-benar minta maaf, Tuan. Direktur perusahaan tidak setuju dengan hal ini, jadi ..." Bos sambil bicara sambil menguji Andrew Yang.

"Aku ingat pernah memberitahumu ketika aku pergi, ini adalah urusanmu, aku hanya ingin hasilnya." Andrew Yang berkata to the point, dengan sengaja menggerakkan tubuhnya.

Bos bingung seketika dan mundur selangkah. Pada saat yang sama dia mengulurkan tangannya dan berkata: "Tuan, harga yang anda tawarkan terlalu rendah. Perusahaan kami tidak mampu menerimanya."

Andrew Yang menggelengkan kepalanya: "Ini bukan suatu permasalahan yang harus aku pertimbangkan. Hari ini, aku akan bertanya satu pertanyaan, bisakah kamu memberi aku sahamnya."

Bos seketika merasa ragu-ragu dan tidak tahu bagaimana menjawabnya. Jika mereka menyetujuinya, mereka akan mengalami kerugian lebih dari satu miliar RMB (sekitar 2 triliun rupiah). Jika tidak, mereka kemungkinan besar akan ditutup dan nyawa mereka sendiri akan terancam.

"Bisakah kamu menaikkan harga sehingga aku juga enak untuk memberimu sebagai pemegang saham." Kata bos dengan ekspresi tidak berdaya dan menderita.

"Tidak bisa, harga hanya 50 juta RMB (sekitar 100 Miliar rupiah)." Andrew Yang berkata dengan sangat tegas bahwa dia ingin saham ini dengan harga rendah untuk menghukum mereka.

"Kalau begitu aku tidak punya pilihan selain mengorbankan perusahaanmu dan nyawamu." Andrew Yang menghela napas tanpa daya, beberapa penyesalan di matanya.

Ketika bos mendengar kalimat ini, dia berbaring di kursi tanpa daya, yang membuatnya sedikit tidak dapat menerima.

Tiba-tiba, bos itu berdiri dan berkata dengan gugup: "Apakah kamu masih menginginkan nyawaku?"

Awalnya, dia tidak mendengar kata "Nyawa". Setelah duduk, dia baru merenungkan masalah itu.

"Aku tidak tahu apakah aku harus membunuhmu atau tidak, tapi rasa sakit pada kulit dan daging tidak bisa dihindari." Nada suara Andrew Yang penuh dengan niat membunuh.

Bos tertegun sejenak dan duduk di kursi dengan tatapan redup: "Kamu bunuh saja aku. Bahkan jika kamu membunuhku, masalah ini tidak akan berhasil."

Andrew Yang tersenyum: "Aku menyukai orang yang tidak takut mati, maka aku akan memenuhi keinginanmu."

Tepat ketika dia siap melakukannya, bos segera mengelak dan berkata dengan tergesa-gesa: "Kamu benar-benar ingin melakukannya."

"Apa yang aku katakan harus aku wujudkan." Andrew Yang memasang tampang polos.

Bos menghela napas: "Sejujurnya, harganya terlalu murah, aku tidak bisa menerimanya sama sekali. Jika kamu bisa mencapai 300 juta RMB (sekitar 600 Miliar rupiah) saja, aku akan segera menandatangani kontrak dengan kamu."

Andrew Yang melihatnya seperti ini dan tahu bahwa bos sangat dalam kesulitan. Setelah memikirkannya sebentar, dia mengangguk sedikit: "Baiklah, aku akan membayar 300 juta RMB (600 M), tetapi hari ini harus menandatangani kontrak."

Bos mendengar kalimat ini, tertegun sejenak, dalam gumaman hati, selesai lah aku, diri sendiri mengeluarkan harga yang rendah juga. Tapi dia juga tidak bisa mundur, takut Andrew Yang benar-benar akan membunuhnya. Kemudian dia mencari surat kontrak, dan menaruhnya di depan Andrew Yang, "Kamu lihat kontraknya, apakah ada masalah atau tidak."

Setelah Andrew Yang mengambilnya, dia hanya melihatnya sekilas, mengangguk, membuka pintu dan membiarkan Nami masuk.

"Tanda tangani kontrak ini atas nama kamu."

Setelah mendengar ini, Nami tidak mengucapkan sepatah kata pun dan menandatangani namanya.

Saat bos melihat adegan ini, dia terkejut. Dia tidak menyangka Andrew Yang menghabiskan 300 juta RMB untuk seorang wanita. Setelah merasa terkejut, dia mengambil kontrak dan menandatangani namanya sendiri.

Kemudian, Andrew Yang menggunakan ponselnya untuk mengirimkan 300 juta RMB ke rekening bos dan berkata sambil tersenyum: "Senang bekerja sama dengan anda."

Ekspresi bos terkejut sejenak, dengan gemetar mengatakan: "Senang bekerja sama dengan anda."

"Mulai hari ini, kamu adalah pemegang saham kedua dan manajer terbesar di perusahaan ini." Andrew Yang menatap Nami dan berkata sambil tersenyum.

Ketika Nami mendengar ini, dia tercengang: "Pemegang saham terbesar kedua? Manajer perusahaan? Sebenarnya apa yang terjadi di sini?"

Andrew Yang tertawa: "Dokumen yang baru saja ditandatangani menunjukkan bahwa 30% saham perusahaan telah dialihkan ke nama kamu. Mulai hari ini, bos telah memberi kamu posisi manajer. Aku harap kamu dapat beradaptasi dengan pekerjaan dalam waktu singkat.

Nami sangat bingung, dia tidak menyangka kebahagiaan datang begitu tiba-tiba. Kemudian dua baris air mata membasahi wajahnya, merasa bahwa hal-hal hari ini sangat tidak realistis.

Setelah menstabilkan suasana hatinya, dia segera menjawab: "Bukankah kamu sudah bangkrut? Bagaimana kamu masih punya begitu banyak uang dan memberiku banyak saham?"

Andrew Yang tertawa dan berkata: "Kamu yang mengatakan aku bangkrut, bukan aku. Ketika aku pergi ke rumah kamu, karena aku dikejar untuk sesuatu yang lain. Aku tidak ingin mengatakan alasan aku sendiri, jadi aku barulah mengatakan kepadamu bahwa aku bangkrut. "

Nami menatap matanya dan tidak berbicara.

Bos mendatangi Nami dan mengulurkan tangannya dan berkata: "Selamat. Mulai hari ini, kamu adalah manajer dan pemegang saham terbesar kedua di perusahaan."

Andrew Yang mengangguk sambil tersenyum: "Kamu bekerja baik-baik di sini ya, aku punya urusan lain, harus pergi dulu."

Meskipun dia tidak menanyakan informasi dari luar, namun dia tahu pasti ada keributan di luar.

Mata Nami penuh keengganan. Dia memiliki firasat ragu-ragu di hatinya. Setelah kepergian kali ini, sangat sulit untuk bertemu dengan Andrew Yang lagi. Sepertinya ini adalah pertemuan terakhir mereka.

Andrew Yang tertawa, menepuk pundaknya dan berbalik pergi dari sini.

Di saat Nami baru saja akan menghentikan kakinya, langkahnya tiba-tiba berhenti. Bos sangat membutuhkannya untuk mengambil alih posisi manajer, jika tidak, akan ada masalah besar dalam operasi perusahaan.

Ketika dia kembali ke arah lelaki tua itu, dia sangat tidak senang melihat wajah orang-orang itu. Andrew Yang memiliki firasat bahwa keadaan kemarin tidak terlalu mulus.

"Apakah Sesepuh Agung tidak mati?"

Orang tua itu mengangguk: "Apa yang kamu katakan tidak salah. Orang tua itu tidak meninggal, tetapi dia terluka parah dan masih di rumah sakit. Tetapi ketiga orang tua lainnya sudah meninggal, jadi sepertinya operasi ini cukup berhasil."

"Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Andrew Yang duduk di sofa dan kemudian berkata.

"Salah satu cara adalah pergi ke rumah sakit untuk membunuh Sesepuh Agung dan membunuhnya ketika dia terluka parah. Cara lain adalah memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Keluarga Stark, memanfaatkan kesempatan Sesepuh Agung tidak bisa apa-apa lagi, untuk menghabisi keluarga Stark.” Orang tua itu memberikan pendapatnya.

Andrew Yang mengangguk, jika pergi untuk membunuhnya, bahayanya juga sangat tinggi. Karena kecelakaan ini, Keluarga Stark akan melakukan yang terbaik untuk melindungi keamanan Sesepuh Agung. Jika kamu menyerang dengan gegabah, kemungkinan besar kamu bisa saja mengorbankan nyawa di sana.

Menyatukan keluarga lain untuk menyerang Keluarga Stark secara bersama-sama merupakan cara yang terbaik. Dia takut pemerintah akan menghentikannya. Jika itu masalahnya, maka usaha mereka selama ini akan sia-sia.

"Aku berencana untuk membunuh Sesepuh Agung atau membeli beberapa bom lagi untuk meledakkan seluruh tempat Sesepuh Agung itu berada." Andrew Yang berkata dengan dingin bahwa dia tidak mengizinkan Sesepuh Agung dalam keadaan hidup-hidup.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu