Menantu Hebat - Bab 172 Seorang Diri

Andrew Yang mengangkat bahunya, dengan cueknya dia berkata: “Terserah.”

“Baiklah, Kamu tunggu saja!” Pangeran Wang mengeluarkan ponsel dan menelepon Sean Liang, bos Twinkle Star.

Nama asli Pangeran Wang adalah Osval Wang. Dia adalah turunan utama keluarga Wang. Ayahnya adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendanai keluarga Wang. Karena ada hubungan ini lah maka Pangeran Wang memiliki sahan yang cukup besar di Perusahaan Twinkle Star. Ditambah latar belakang keluarga Wang, bahkan seorang Sean Liang pun harus bersikap baik di hadapannya.

“Direktur Liang, aku menemui masalah yang membutuhkan bantuanmu.”

“Pangeran Wang, katakan saja…”

Karena dihadapi dengan marga “Wang” ini maka Sean Liang pun agak takut terhadap Osval Wang.

“Begini, Hari ini aku ingin membawa sedikit kembang api ke konser. Tetapi petugas-petugas keamanan dari Perusahaan Tulin ini menghadangku. Sekarang aku ingin kamu memberi perintah untuk menghentikan kerjasama kalian dengan perusahaan ini.”

“Ini…” kata-kata Sean Liang terhenti.

“Mengapa? Ada masalah?” Osval Wang terdengar tidak senang.

“Kembang api ini sudah pasti tidak boleh dibawa masuk. Mereka juga menjalankan kewajiban mereka sesuai aturan dan prosedur yang berlaku.”

“Sean Liang!” Osval Wang sangat tidak senang. Makanya dia langsung berteriak pada ponselnya: “Kata-kataku apa sudah tidak berlaku lagi di Twinkle Star?”

“Bukan begitu. Seperti ini. Perusahaan Tulin adalah perusahaan keamanan paling ternama di seluruh negeri. Kalau kita membatalkan kontrak kerja sama karena alasan seperti ini, dan hal ini tersebar luas akan menjadi desas-desus di kemudian hari. Kalau sampai perusahaan keamanan lain juga tidak bersedia bekerja sama dengan kami…”

Sean Liang marah besar di dalam hatinya, tetapi mulutnya masih berusaha untuk pelan-pelan menjelaskan keuntungan dan kerugian tindakan ini.

“Huh. Sepertinya Twinkle Star sudah berkembang menjadi cukup besar dan kuat. Kalian sudah lupa dengan jasa-jasa keluarga Wang terdahulu. Baiklah. Kalian tunggu saja!”

Setelah berkata demikian, Osval Wang mematikan teleponnya.

“Sialan! Sudahlah, aku tidak peduli lagi. Konser akan segera dimulai. Terobos saja!”

Dengan aba-aba dari Osval Wang, para bodyguard itu maju bergiliran.

“Biar aku saja.”

Andrew Yang berkata dengan tenang kepada Rizky Sun. Dia melangkah ke depan, telapak tangannnya terlihat seperti mendorong dengan ringan.

Bodyguard yang melaju paling depan hanya didorong sedikit oleh Andrew Yang, tetapi dia sudah kehilangan kendali. Seperti sebuah bola bowling dia menggelinding dan menabrak orang-orang di belakangnya hingga terbubarkan.

Sekelompok orang itu bergelimpangan ke kanan-kiri. Osval Wang pun tertimpa oleh dua orang berbadan besar. Dia berteriak marah dengan suara mengoyakkan telinga.

Orang-orang yang belum ikut maju ke depan, setelah melihat hal ini seperti melihat hantu saja. Mereka bahkan tidak berani untuk mengambil napas dan berjalan melewati Andrew Yang.

Rizky Sun dan bawahan-bawahannya pun juga menahan napas.

“Ini…”

Mereka sudah pernah mendengar bahwa Presdir memiliki ilmu bela diri yang sangat hebat, tetapi apa yang baru saja mereka lihat ini juga apa tidak terlalu berlebihan?!

Mereka seperti asap dan abu yang lenyap di antara jari-jemari!

Semua kembang api yang ada sudah rusak tertimpa oleh para bodyguard. Kemasannya pun sudah terbuka dan hancur. Sepertinya sudah tidak ada yang dapat digunakan lagi.

“Ingat. Tidak peduli sampai kapanpun, aturan-aturan Perusahaan Tulin tidak boleh dirusak.”

“Baik!”

Suara Rizky Sun berkumandang keras seperti bel besar.

Dia mengagumi Presdirnya dengan sepenuh hati.

“Baiklah, aku masuk terlebih dahulu.”

“Tenang saja, Presdir! Serahkan pada kami!”

Para bodyguard Osval Wang sudah tidak memiliki tenaga terlalu besar untuk melawan. Kalau saja hanya ada Rizky Sun seorang di sini, dia juga sanggup untuk menghadang Osval Wang.

“Sialan. Kalian tunggu saja! Perusahaan Keamanan Tulin, kan? Aku ingin agar besok kalian gulung tikar!”

Osval Wang masih saja berteriak, tetapi Andrew Yang sudah tidak dapat mendengarnya lagi.

Amanda Lin melihat Andrew Yang yang pergi untuk waktu yang cukup lama baru kembali. Dia merasa penasaran dan bertanya: “Kakak ipar, kamu tadi pergi ke mana?”

“Cabang Perusahaan Tulin di Kota Lingnan. Tadi ada sedikit masalah dan aku ke sana untuk menyelesaikannya.”

Amanda Lin mengangguk mengerti.

Konser dimulai. Di atas panggung, Agnes Qin mengenakan gaun yang gemerlap. Sangat cantik seperti bidadari.

Baik pria maupun wanita semuanya terbelenggu mendalam akan kemilau dan daya tariknya.

“Kalau saja suatu hari aku bisa seperti ini, baik sekali rasanya.” Kata Amanda Lin sambil mengagumi Agnes Qin.

“Tentu saja bisa.”

“Termia kasih, kakak ipar.”

Amanda Lin menggenggam tangannya, lalu melambai-lambaikannya seiring dengan lagu Agnes Qin.

Tadinya Andrew Yang hendak menarik lepas tangannya, tetapi melihat Amanda Lin tampak sangat girang, dia tidak tega dan mengurungkan niatnya.

Gemuruh tepuk tangan berkumandang di tengah konser. Teriakan penonton seperti ombak, yang satu lebih tinggi dari yang lain. Andrew Yang berada di tengah-tengah itu semua tidak terlalu merasakan apa-apa.

Lagu Agnes Qin cukup bagus, tetapi tariannya biasa saja.

Pada saat konser sudah mau berakhir, Andrew Yang mendapatkan suatu kesimpulan.

Kalau saja Agnes Qin tahu apa yang dipikirkan Andrew Yang di dalam benaknya, pasti mereka akan mulai berdebat lagi.

Apa maksudnya tariannya biasa saja? Demi konser kali ini dia terus-terusan lembur dan berlatih untuk waktu yang sangat lama.

Amanda Lin masih belum puas, tetapi bagaimana pun konser itu harus usai dan bubar juga.

“Kalau kamu masih ingin lanjut mendengarkannya, nanti aku minta Agnes Qin bernyanyi untukmu.”

Andrew Yang sedang bercanda, tetapi Amanda Lin menganggapnya serius.

“Benarkah?”

“Mungkin saja.” Andrew Lin bangkit berdiri, akhirnya konser itu berakhir juga.

Saat Andrew Yang dan Amanda Lin berjalan keluar dari pintu, ada seorang wanita yang datang dan bertanya kepada mereka: “Numpang tanya, apakah Anda adalah Tuan Yang, Andrew Yang?”

Wanita itu terlihat bulat berisi dan pembawaannya ramah dan mudah dekat dengan orang.

“Dan Anda adalah?”

“Aku adalah manajer Agnes Qin. Namaku Anita, panggil saja Kak Anita. Begini, Agnes ingin meminta bantuanmu. Bolehkah kita bicara sebentar?”

Andrew Yang terkejut, tetapi Amanda Lin malah bersemangat dan mengangguk-angguk.

“Baiklah, baiklah.”

Anita tersenyum tipis. Dia melihat ke arah Andrew Yang. Dia tahu bahwa dia adalah master yang sesungguhnya.

“Mari.” Jawab Andrew Yang.

Anita mengiringi kedua orang itu ke belakang panggung. Ada banyak penari latar dan pekerja-pekerja yang penasaran dan menoleh ke arah mereka.

“Sepertinya jarang melihat orang ini, siapakah dia?”

“Kak Anita yang membawanya masuk, apakah dia saudara Agnes Qin?”

“Apa mungkin dia pacar Nona Qin? Pasti salah, ada seorang wanita yang juga ikut bersama mereka.”

Orang-orang ini mau menebak seperti apapun juga mereka tidak berani mengeluarkan ponsel untuk memotret mereka. Hal ini merupakan larangan besar bagi mereka yang bekerja di sini.

Kemudian, di bawah tatapan penasaran orang banyak itu, mereka bertiga masuk ke dalam ruang rias pribadi Agnes Qin.

“Brak!”

Pintu tertutup rapat. Orang-orang banyak itu malah tambah heboh mendiskusikan hal ini.

Agnes Qin masih sedang menghapus riasan wajahnya. Begitu melihat Andrew Yang datang, dia tersenyum.

“Aku butuh bantuanmu...”

‘Mengapa harus mencariku?” Andrew Yang tidak langsung menyetujuinya. Dia malah balik bertanya.

Agnes Qin tidak terkejut dengan reaksi itu.

“Begini, mobilku sudah terus-terusan diamati oleh paparazi. Maka dari itu malam ini aku butuh penyamaran dan pulang bersama kalian. Kalian kesini dengan menyetir mobil, kan?”

“Iya, kami bawa mobil.” Kata Amanda Lin.

“Tidak ada.” Kata Andrew Yang tidak ingin repot.

Kedua orang ini berbicara pada saat bersamaan, tetapi jawaban mereka tidak sama.

Jawaban Andrew Yang membuat Agnes Qin agak kesal. Biasanya orang-orang ingin mendekatinya tetapi tidak punya kesempatan. Sekarang dia memberikan kesempatan agar mereka bisa saling mengenal, Andrew Yang malah menolaknya.

“Hey. Aku kan dulu pernah menolongmu. Kamu lupa dulu siapa yang membawamu pergi sarapan?”

“Aku pernah membayar uang untukmu juga, jadi kita sudah impas.” Jawab Andrew Yang dengan santai.

“Kamu…” kata-kata Agnes Qin tersangkut dan tidak bisa keluar. Setelah diam sesaat, dia lanjut bicara: “Tidak bisa. Malam ini hanya kalianlah yang dapat menolongku. Untuk imbalannya, aku akan mentraktir kalian makan. Bagaimana?”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu