Menantu Hebat - Bab 89 Orang-Orang Jahat Datang

Dalam sekejap, terlintas sekelibat cahaya di dalam benak Andrew Yang. Dia mengangkat kepala menghadapi belasan orang yang siap menyerbunya sambil tersenyum menyunggingkan giginya.

Asalkan dia berhasil menghajar orang-orang Timothy Tang hingga mereka meragukan kehidupannya sendiri, dia yakin bahwa Timothy Tang akan meminta bantuan pada ‘Dewa Besar’ yang mendukungnya dari belakang.

Melihat rentetan gigi Andrew Yang terpampang cemerlang, orang-orang yang menyerbunya berhenti dan sesaat gerakan mereka terhambat.

Padahal kepalan-kepalan tangan mereka sudah siap melancarkan serangan tetapi mata mereka tiba-tiba tersilaukan.

“Bhuak bhuak bhuak….”

Belum sempat sadar penuh tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi, belasan orang itu sudah berteriak aduh-aduh dan bergelimpangan di atas tanah kesakitan.

“Apa yang terjadi?”

Dalam sekejap mata, orang-orang yang membawa senjata tajam itu bertebaran di atas tanah, dan orang yang mereka kira pasti mati itu malahan berdiri di tempatnya tanpa terluka sedikit pun sambil tertawa bodoh.

Lebih tepatnya lagi, Andrew Yang sengaja menyengir dan menantang di hadapan Wayne Ye yang wajahnya biru lebam.

Orang-orang di sekitar mereka, termasuk Michelle Chen juga melongo bodoh. Perbedaan yang terlalu besar serta berlawanan dengan perkiraan mereka sebelumnya ini membuat mereka tidak bisa langsung bereaksi.

Ekspresi Wayne Ye jelek sekali. Sambil melihat Andrew Yang yang melangkah mendekatinya, dia membunyikan sendi-sendi jarinya.

“Bagus sekali, bocah. Kamu telah berhasil membuatku marah.”

Gerakan Andrew Yang terlalu cepat. Wayne Ye tidak dapat melihatnya dengan jelas. Wayne Ye juga sebelumnya bahkan tidak merasakan aura bela diri yang terpancar dari dirinya. Dia hanya tampak seperti orang biasa, tetapi meskipun begitu, entah mengapa seluruh bawahannya dipukuli habis-habisan, Wayne Ye tetap menganggap remeh Andrew Yang.

Sekarang dia adalah pelaku bela diri tingkat lanjut, dia akan segera masuk ke tingkat guru bela diri. Kemungkinan guru-guru di Universitas Lingnan bahkan tidak pernah mendengar tentang ilmu bela diri. Mana mungkin dia takut dengan seorang pengajar yang bahkan tidak cukup bertenaga untuk mengikat seekor burung itu (yang artinya lemah tak bertenega).

Andrew Yang melangkah dengan pelan tapi pasti, sedangkan Wayne Ye berjalan makin cepat. Mereka seperti memancarkan aura naga dan macan di tengah badai angin dan hujan, semakin lama semakin menegang.

“Wuuuussss…”

Ada yang melesat di udara. Tangan Wayne Wu membentuk seperti cakar, memanjang dan melesat seperti macan yang hendak merengut jantung. Cengkeraman ini siap mencapai dada kiri Andrew Yang.

Mata orang-orang yang mengamati mereka dari samping terbelalak sampai nyaris keluar dari rongganya. Cepat sekali gerakan mereka. Apakah masuk akal bila di dunia ini terdapat kecepatan yang melampaui ilmu pengetahuan seperti itu?

Mereka hanya melihat bayangan Wayne Ye sekejab lewat secepat cahaya dan meninggalkan bayangannya pada tempat di mana tadinya dia berdiri. Cakar macannya siap mendarat di atas dada Andrew Yang.

Baru saja rasanya dia lolos dari sebuah bencana, sekarang dia sudah dihadapkan dengan ancaman mematikan dengan jantung yang tercabik. Wajah orang-orang yang menonton tampak pucat. Mereka tidak tega menyaksikan akhir dari Andrew Yang yang mengenaskan. Tetapi di lain pihak mereka juga takjub dan terkejut dengan kemampuan ilmu bela diri Wayne Ye yang luar biasa, sehingga mata mereka tetap terbuka dan tatapan mereka tidak terlepaskan darinya.

Orang biasa tidak mengerti apabila ilmu bela diri dilatih dengan menumbuhkan kepekaan asli, hasilnya akan sangat mengagumkan

Tetapi Wayne Ye hanyalah seorang pelaku bela diri tingkat pemula. Andrew Yang sama sekali tidak takut padanya.

Langkah Andrew Yang tetap melaju dengan mantap ke depan. Cepat atau lambat jantungnya akan tercabik keluar.

Orang-orang yang nyalinya kecil sudah mulai berteriak-teriak histeris.

Orang-orang yang nyalinya besar merasa Andrew Yang menjadi bodoh karena terlalu takut. Serangan lawannya datang menghantamnya dengan cepat, dia malah terus melaju ke depan seperti sengaja membiarkan dirinya dihajar.

“Apa orang ini benar-benar bodoh? Apakah dia ingin cepat-cepat mati?”

“Kalian lah yang bodoh. Seluruh keluarga kalian juga bodoh.” Michelle Chen memandangi orang-orang di sekelilingnya. Pak guru pasti memiliki strateginya sendiri baru berani melaju ke depan tanpa rasa takut seperti itu.

Meskipun Michelle Chen percaya terhadap Andrew Yang, di dalam hatinya dia tetap khawatir. Kedua matanya memandang cakar yang hendak mencapai dada Andrew Yang itu dengan erat. Dia menahan napas dan menelan ludah.

“Dhuak...”

Cakar tajam bagai macan dan serigala itu berhenti satu inci di depan dada Andrew Yang, tidak dapat melaju lebih jauh lagi. Malahan makin menjauh karena tiba-tiba tinjuan Andrew Yang melayang ke arah Wayne Ye.

Dalam sekejap, dagu Wayne Ye terasa nyeri dan rahanya mati rasa. Seluruh isi kepalanya berkunang-kunang. Tadinya dia ingin melawan, tetapi dia tersadar bahwa kakinya sudah tidak lagi menapak di atas tanah. Dia sudah setengah terbang di udara. Tiba-tiba dia dilanda ketakutan yang luar biasa, yang lebih menakutkan lagi dia harus melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana dia terlempar setengah lingkaran di udara dan jatuh menghantam tanah.

Terdengar suara menggebrak dan debu-debu beterbangan di udara. Selang beberapa waktu debu-debu itu buyar dan terlihatlah sosok orang setengah hidup setengah mati di atas tanah.

Dari suaranya saja sudah dapat diketahui, jatuh dari tengah-tengah udara seperti itu pasti rasanya sakit sekali.

Orang-orang banyak itu mengeratkan gigi mereka. Melihat ekspresi wajah Andrew Yang yang tidak berubah seperti melihat hantu saja. Kagum sekaligus ngeri.

Tukang pukul lain yang masih bergelimpangan di tanah, baru saja berkurang rasa sakitnya dan bersiap hendak bangkit. Tahunya mereka sudah dihadapkan dengan kejadian mengerikan seperti itu. Mereka serentak melongo, seluruh organ-organ di dalam tubuh mereka ikut gemetaran. Tanpa sadar mereka semua menyeret mundur tubuh mereka sendiri sambil bertumpu pada lantai.

Setelah menaklukan Wayne Ye, Andrew Yang tidak berlanjut meladeni bawahan-bawahannya yang hanya berusaha bertahan hidup itu. Tiba-tiba intuisinya yang tajam merasakan ada tatapan mengerikan yang datang dari arah samping. Saat dia menengokan kepalanya, tidak jauh dari sana tampaklah sebuah mobil SUV hitam. Di atas bangku penumpang bagian depan tampak sosok orang yang sesungguhnya memprakarsai seluruh kejadian hari ini.

Andrew Yang tersenyum, sekali lagi memamerkan giginya.

Dia masih berharap umpan ikan kecil ini akan membantunya memancing ikan yang lebih besar lagi.

Setelah dipanggil Andrew Yang, Michelle Chen baru tersadar dari lamunannya. Mereka bersama-sama duduk di dalam bus. Akhirnya usai sudah hari pertamanya menjadi guru di Universitas Lingnan.

Malam itu Andrew Yang bermimpi indah. Keesokan harinya dia pergi ke Universitas Lingnan seperti biasanya. Tetapi Perusahaan Tulin di Kabupaten Zhongjiang malah dilanda masalah.

“Siapa kalian? Berhenti!”

Petugas keamanan melihat empat sampai lima orang membawa pentungan di depan pintu utama gedung Perusahaan Tulin. Mereka sadar bahwa segerombol orang itu tidak memiliki maksud baik, maka dari itu mereka langsung menghadang mereka.

Orang-orang itu dibayar oleh Toni Lin dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Mereka adalah penjajak garda terdepan keluarga besar Yuan.

“Huh, kalian pikir kalian sanggup menghadang kami?”

Pria yang berbicara itu tidak memegang pentungan. Dia mengangkat sebelah kakinya dan langsung menendang petugas keamanan Perusahaan Tulin itu hingga mental keluar.

Melihat hal itu, para petugas keamanan yang lain mengambil setruman listrik dan melaju ke depan. Mereka satu per satu juga ditendang mental oleh orang-orang keluarga Yuan itu hingga tidak berani melawan.

Melihat keadaan yang tidak baik itu, orang-orang lainnya di Perusahan Tulin menghubungi Tim Keamanan Elite.

Pria yang memimpin gerombolan dari keluarga Yuan itu juga tidak menghalangi mereka, dia hanya tertawa meremehkan.

“Ternyata Perusahaan Tulin hanya seperti ini, bahkan tidak ada orang yang dapat berkelahi dengan baik. Menyia-nyiakan nama baiknya saja.”

Perusahaan Tulin merupakan perusahaan keamanan nomor satu di Kabupaten Zhongjiang. Tamu-tamu yang berdatangan ke sana sangat banyak. Saat melihat ada yang berani datang dan mencari masalah di Perusahaan Tulin merupakan hal yang jarang-jarang dijumpai. Banyak orang yang berhenti untuk berkasak-kusuk dan menonton keramaian itu.

Saat itu Alice Lin sedang berada di kantornya. Saat dia mendengar ada yang sedang mencari keributan dengan cepat dia berlari ke lobby.

Alex Tian yang sudah diangkat menjadi Tim Keamanan Elite juga melesat turun setelah mendapatkan kabar itu. Alice Lin menghela napas lega. Langkahnya agak lebih memelan.

“Oho! Akirnya kita bertemu dengan majikan aslinya. Apakah kalian kekurangan orang di Perusahaan Tulin ini sampai harus membiarkan CEO Perusahaan Tulin ikut turun tangan sendiri. Apakah kalian mau melawan dengan taktik memanfaatkan wanita cantik?”

Pemimpin gerombolan keluarga Yuan itu mengalihkan pandangan matanya dari Alex Tian yang datang menghampirinya dan berfokus pada lekuk tubuh Alice Lin yang indah.

“Hahaha...”

Bawahan-bawahan keluarga Yuan itu ikut tertawa terbahak-bahak. Mata mereka tidak henti-hentinya bergiling-giling memandangi wajah Alice Lin.

“Apabila CEO Perusahaan Tulin yang cantik ini mau menemani kami bersaudara untuk bersenang-senang beberapa kali. Kami pasti akan melepaskan kalian.”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu