Menantu Hebat - Bab 171 Batal

“Emm...” Andrew Yang tertegun.

Atmosfir yang canggung itu memenuhi ruangan seolah menelan segala yang ada di dalam ruangan itu.

Wajah Amanda Lin dengan cepat berubah menjadi merah. Kepalanya seperti ada uap panas, dan tampaknya mengeluarkan bau yang tajam.

Bajunya tampak melekat ringan pada tubuhnya, menunjukkan seluruh lekuk tubuhnya dengan jelas.

Dulu dia pernah menjadi model. Bentuk tubuh Amanda Lin yang meliuk-liuk itu cukup untuk membangkitkan gairah pria manapun.

Pantas saja orang jaman kuno paling suka menggambar wanita yang baru keluar dari bak mandi…

Andrew Yang pun agak merasa kurang enak hati. Dia mengelus-elus dagunya.

“Makanan sudah matang.”

Setelah berkata demikian, Andrew Yang cepat-cepat keluar dari kamar dan menutup pintu.

Amanda Lin kaku tidak bergerak selama beberapa watu di tempatnya berdiri. Kemudian dia dengan mirisnya baru mengganti seluruh pakaiannya.

“Suka atau tidak suka. Setidaknya beritahu saja…”

Amanda Lin tertawa sejenak, kemudian menuruni tangga.

Melihat Andrew Yang dengan seriusnya membaca koran, Amanda Lin cemberut.

Dengan selarasnya mereka tidak ada yang menyinggung-nyinggung hal yang baru saja terjadi: “Oh, iya. Sebelum ini aku pernah mengajar di Universitas Lingnan. Nanti siang aku akan membawamu jalan-jalan ke sana.”

“Baiklah.”

Mereka sepakat mereka akan menggunakan mobil Amanda Lin untuk pergi.

Setelah masuk ke dalam lingkungan universitas, pertama-tama Andrew Yang pergi untuk menyapa rekan-rekan lamanya.

Thomas Ding sudah terlihat seperti sarjana tua saja. Melihat di sebelah Andrew Yang ada seorang gadis cantik, dia langsung mengira itu adalah pacarnya, dan tidak berhenti memujinya.

Thomas Ding tidak bertanya ke mana dia pergi selama ini, dan dia juga tidak pernah bertanya apa alasannya untuk pergi.

“Ilmumu yang banyak ini sayang sekali kalau tidak digunakan untuk riset penelitian.”

“Setiap orang ada tujuan hidupnya masing-masing.”

“Benar juga. Aku tidak akan memaksamu lagi.”

Lagipula, semakin tinggi pendidikan seseorang, isi dan kematangan pikirannya juga berbeda.

Setelah berpamitan dengan Thomas Ding, kedua orang itu pergi ke perpustakaan. Bangunan besar itu duduk di atas tepian kolam.

“Wah, cantik sekali.” Puji Amanda Lin. Dengan penuh senyum dia berjalan mendahului.

Tepat pada saat itu, ada orang yang tampak dikenal berjalan keluar dari dalam perpustakaan. Cara jalannya pun masih tidak berubah.

Di belakangnya ada seorang laki-laki yang mengikuti dari belakang. Sepertinya itu adalah penggemar barunya.

Dari jauh gadis itu sudah bisa melihat Andrew Yang yang sedang berjalan di atas lantai kayu.

Sebelumnya saja Michelle Chen sudah sangat mengagumi kepandaian dan keberanian Andrew Yang. Terlebih lagi setelah tahu bahwa demi menangkap perampok makam Andrew Yang rela membahayakan dirinya sendiri. Rasa kagum itu meningkat menjadi memuja.

Dia bukanlah seseorang yang mudah terbuai. Karena dia berasal dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja, dari dulu dia tidak pernah mengharapkan kehidupan percintaan yang platonic. Tetapi Andrew Yang sudah beberapa kali turun tangan untuk membantunya. Hal ini membuat Michelle Chen menjadi sangat mengharapkan cinta seperti seorang gadis kecil.

Tetapi kali ini, di sebelah Andrew Yang ada seorang wanita.

Michelle Chen diam-diam membandingkan diri sendiri dengan wanita itu. Dengan diam dia berjalan melewati lantai batu dan jembatan kayu.

Andrew Yang juga telah melihatnya. Dia menganggukkan kepalanya dengan pelan.

Meskipun lama tidak berjumpa, pada saat bertemu ternyata hanya sesederhana itu.

Kedua orang itu bahkan tidak saling bicara. Di dalam hati Andrew Yang juga tidak ada rasa kerinduan atau perasaan nostalgia semacam itu. Tujuannya datang hari ini adalah untuk menghilangkan keresahan hati dengan Amanda Lin.

Kalau saja tadi Michelle Chen tiba-tiba menghampirinya dan bertanya mengapa dia menghilang, malah sulit bagi Andrew Yang untuk menjawabnya.

Hari mulai gelap. Malam ini, lampu-lampu di Villa Agnes Qin belum menyala. Mungkin dia masih latihan rehearsal untuk lagunya besok.

Sesungguhnya, semua bidang ada kesulitannya masing-masing. Juga tidak mudah untuk menjadi seorang artis seperti Agnes Qin. Andrew Lin pun mendesah.

Hari terakhir dari konsernya, tentu saja Agnes Qin ingin mengakhirinya dengan baik. Maka dari itu, dia pun sangat gigih dalam rehearsal kali ini.

Pada penggemarnya terus-menerus berdatangan dari sekitarnya. Tetapi inilah yang membuatnya mendapatkan keuntungan berlimpah. Harga tempat duduk terdepannya saja dapat mencapai atau melebihi 10.000 RMB (setara 20 juta rupiah).

Tiket yang berhasil direbut oleh Amanda Lin harganya tidak setinggi itu.

Kedua orang itu masuk ke tempat konser itu lebih awal. Amanda Lin datang dengan menggendong coca-cola dan setumpuk makanan ringan.

“Kita kan bukan hendak menonton film. Mengapa menyiapkan banyak sekali makanan. Apa kamu tidak takut makan kekenyangan?” Andrew Yang bertanya karena merasa heran.

“Kamu tidak tahu. Aku sudah lama sekali pantang makan. Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini, aku harus makan dengan puas.”

Andrew Yang tidak suka minuman bersoda. Belum juga dia minum sampai dua teguk, lalu dia letakkan di sampingnya.

“Kring…”

Ponselnya berbunyi. Andrew Yang melihat ke dalam layar ponselnya. Dia tampak terkejut.

Rizky Sun yang menelepon.

“Ada urusan apa mencariku?”

“Presdir Yang, orang-orang kami telah tiba di luar gedung. Sekarang ada sedikit masalah.” Suara Rizky Sun terdengar cemas. Konser akan segera dimulai. Kalau sampai ada masalah yang muncul saat ini, sama saja dengan menghancurkan image Perusahaan Tulin.

Lagipula, banyak sekali pihak yang memperhatikan konser ini. Kalau nama baik mereka rusak karena hal ini, sulit bagi mereka untuk mengembalikannya.

“Kalian ada di mana. Sekarang aku ke sana.”

“Pintu Barat No. 2.”

Andrew Yang menutup teleponnya dan berkata kepada Amanda Lin: “Ada yang harus kulakukan, aku akan segera kembali.”

Saat ini, Pintu Barat No. 2 ada seorang pemuda yang sedang marah-marah kepada Rizky Sun.

“Kalian ini anjing peliharaan perusahaan mana? Berani sekali menghadangku. Aku beritahu padamu, kalau hari ini kalian tidak membiarkan aku masuk, aku akan membuat Twinkle Star membatalkan kontrak dengan Perusahaan Tulin!”

“Pergilah dan cari tahu, pernahkah aku, Pangeran Wang, takut sama siapa saja di seluruh Kota Lingnan ini?”

“Benar-benar tidak masuk akal. Yang pasti hari ini aku akan membawa masuk benda-benda ini ke dalam. Kalian bisa apa?!”

Ternyata, pemuda ini meminta para bodyguard untuk membawa berbagai macam kembang api yang akan digunakan untuk menyatakan cintanya kepada Agnes Qin dengan romantis pada akhir konser ini.

Wanita, bukankah mereka suka dengan hal-hal seperti ini.

Rancangan acaranya sudah dipersiapkan semua, tetapi sekarang para petugas keamanan ini berkata bahwa mereka tidak dapat membiarkan dirinya membawa masuk benda-benda ini. Bukankah hal ini membuat Pangeran Wang merasa sangat tidak dihargai?

“Maaf Tuan, benda-benda yang mudah terbakar seperti ini tidak dapat dibawa masuk ke dalam pada hari ini. Ini adalah aturan yang berlaku.”

“Aturan? Di Kota Lingnan ini, perkataanku adalah aturan yang berlaku!” Pangeran Wang melirik jam tangannya. “Cepat biarkan aku lewat, kalau tidak jangan salahkan aku kalau aku tidak akan mengampuni kalian!”

Rizky Sun dan beberapa orang lain masih saja berdiri di pintu itu tidak bergeming.

“Hehe…”

Pangeran Wang tertawa dingin.

“Hajar mereka! Biaya perawatan rumah sakit kalian nanti aku yang tanggung! Siapa yang berhasil mematahkan kaki orang berbadan tinggi ini akan aku beri hadiah 200.000 RMB (setara 400 juta rupiah).”

Uang, ternyata memang adalah senjata yang paling baik. Para bodyguard yang melihat Pangeran Wang mulai membagi-bagikan harta mulai tergerak satu per satu. Mereka meremas-remas kepalan tangan mereka dan maju ke depan.

“Tunggu!”

Bayangan seseorang muncul perlahan dari balik badan Rizky Sun. Andrew Yang mengerutkan alisnya. Pandangan matanya menyapu hamparan kembang api yang ada di atas lantai, dengan cepat dia mengerti apa yang sedang terjadi;

“Manusia boleh masuk, kembang api ini tidak boleh.” Kata Andrew Yang dengan datar.

“Siapa pula dirimu?” Pangeran Wang untuk sementara waktu melambaikan tangan untuk menghentikan bawahan-bawahannya. Dia melirik dan memandang pemuda di hadapannya.

“Aku adalah bos mereka.”

“Hahaha…” Pangeran Wang kembali tertawa. “Ternyata kamu adalah kepala dari tong-tong nasi (orang tidak berguna) ini. Kebetulan sekali, karena majikan utamanya datang, sebaiknya aku langsung saja memberi tahukan hal ini padamu. Kalau kamu tidak segera membiarkan aku masuk, aku akan meminta Twinkle Star untuk membatalkan kontrak pekerjaan kalian kali ini.”

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu