Menantu Hebat - Bab 125 Beradu

Setelah tahu bahwa Alice Lin keadaanya baik-baik saja di rumah keluarga Yuan, tugas yang diserahkan Jack Xing tidak terlalu mendesak.

Orangnya juga baik-baik saja. Dia mendapatkan makanan dan minuman yang enak dan diperlakukan seperti tamu di rumah keluarga Yuan. Pekerjaannya ini tidak perlu dia selesaikan dengan terlalu terburu-buru.

Lebih bagusnya lagi, kesenangannya yang tadi sempat terganggu dapat dia lanjutkan kembali. Apalagi wanita ini lebih cantik daripada yang tadi dia bayar dengan uangnya sendiri.

Hati Ricky Long panas membara, mata dan kepalan tangannya juga bagaikan dipenuhi api.

Di rumah keluarga Yuan, Ricky Long semakin memanas, sedangkan di sisi lain, Andrew Yang baru saja keluar dari bandara. Tiba-tiba dia merasa seperti ada angin dingin yang menusuk. Sekali bertiup, sekujur tubuhnya menjadi kaku.

Andrew Yang mengangkat tangan dan memanggil taksi. Dia duduk di dalam sambil menatap keluar jendela ke arah bulan di tengah langit malam yang gelap. Alisnya berkerut tegang.

Dia sudah turun dari pesawat untuk beberapa waktu lamanya. Mengapa dia belum juga menerima kabar bahwa Alice Lin sudah berhasil ditolong dari Jack Xing? Apakah Jack Xing si rubah tua itu lagi-lagi lupa mengabarinya? Ataukah kemampuan Crouching Dragon tidak cukup untuk menggoyahkan sebuah keluarga seni bela diri agar mereka menyerahkan orang dari dalam?

Andrew Yang meragukan kemampuan Jack Xing untuk mengingat dan menyelesaikan pekerjaannya. Pada saat itu, Jack Xing juga sedang mondar-mandir tidak tenang di kantornya. Dia bertanya-tanya dalam hati tentang kemampuan kaki tangannya untuk menyelesaikan tugas itu.

“Pak, Anda mau pergi ke mana?”

Sopir taksi bertanya kepada Andrew Yang yang berdiam dalam pemikirannya sejak naik ke atas taksi itu.

Andrew Yang sejenak melirik ponselnya yang belum bergeming. Dia memutuskan untuk pergi sendiri ke rumah keluarga Yuan dan menjemput Alice Lin. Sekalian dia ingin menghajar orang-orang yang tidak tahu mati itu. Berani sekali sampah-sampah itu macam-macam terhadap orang-orang terdekatnya.

“Kilometer 10, Kabupaten Zhongjiang.”

Andrew Yang melesat ke arah kediaman keluarga Yuan dengan taksi yang dia naiki.

Di rumah keluarga Yuan, sudah lewat beberapa menit dari saat Ricky Long mulai bersenang-senang, baru saja dia hendak mencapai klimaks, tahu-tahu ponselnya bunyi seolah sangat mendesak. Telepon mendesak ini datang dari orang yang tadi juga mengganggu kesenangannya. Jack Xing.

“Ricky Long, di mana kamu? Apakah orangnya belum kamu jemput?”

Sambil bermalas-malasan, Ricky Long meremas tubuh langsing yang berada dalam pelukannya. Terdengar ada suara wanita yang mengerang. Ricky Long menjawab dengan nada serius.”

“Sebentar lagi, sebentar lagi. Orangnya baik-baik saja, kok. Kamu tenang saja. Sebentar lagi akan kubawa dia pulang.”

“Ahh… aku mengerti.”

Karena terlalu keenakan dia nyaris saja berteriak. Ricky Long dengan tidak enak hati menutupi speaker ponselnya dan segera mengakhiri teleponnya: “Tidak apa-apa. Aku tutup dulu ya teleponnya.”

Rasanya suara Ricky Long agak aneh. Jack Xing mengerenyitkan alisnya. Tetapi karena di dalam benaknya dia teringat harus memberikan laporan kepada Andrew Yang, jadi dia tidak memikirkannya lebih jauh.

Andrew Yang melihat satu-satunya sumber cahaya yang jaraknya tidak terlalu jauh. Telinganya mendengarkan laporan Jack Xing dari dalam speaker ponselnya. Suaranya terdengar datar.

“Aku sudah kepalang di dalam perjalanan menuju ke sana. Biarlah aku sekalian menjemput istriku.”

Jack Xing tidak mendengar dinginnya kata-kata Andrew Yang itu. Dia tahu bahwa perasaan Andrew Yang terhadap Alice Lin sangat mendalam. Dia merasa bersalah atas kelalaiannya. Dia berpikir Andrew Yang pasti sudah sangat kelelahan dari perjalanannya yang panjang. Dia juga tidak ingat untuk lebih memperhatikan bawahannya itu.

“Dia sudah berada dalam perjalanan. Apakah kamu mau pulang untuk beristirahat sejenak. Kamu baru saja menyelesaikan tugas sebelum ini dan belum sempat beristirahat. Kamu pasti sangat kelelahan. Pulang saja dulu, biar dia mengantarnya pulang. Nanti kalian malah tidak saling berpapasan di jalan.”

Villa keluarga Yuan itu terletak sangat terpencil, sepanjang perjalanan dia tidak melihat satu mobil pun yang lewat kecuali taksi yang sedang dia tumpangi ini. Lagipula jalan menuju ke sana hanya ada satu jalur ini saja. Orangnya si Jack Xing itu bilang dia sudah ada di jalan? Sungguh ingin tertawa mendengarnya.

Saat melihat taksinya sudah berhenti di depan gerbang rumah keluarga Yuan, Andrew Yang tertawa sinis: “Tidak perlu, aku sudah sampai di rumah keluarga Yuan. Orang terdekatku sebaiknya aku jemput sendiri saja, agar aku lebih tenang. Lagipula ada hutang yang harus kutagih kepada orang-orang keluarga Yuan.”

Jack Xing masih belum mengerti maksud Andrew Yang, tetapi dia sudah memutuskan teleponnya.

“Siapa kamu? Ada apa malam-malam datang ke rumah keluarga Yuan?”

Setelah ada peringatan yang datang bersama dengan Ricky Long tadi, malam ini rumah keluarga Yuan lagi-lagi kedatangan tamu. Petugas keamanan di depan rumah keluarga Yuan menjaga sikapnya yang biasanya sombong itu. Dia tidak mendiskriminasi siapapun yang barusan turun dari taksi itu. Dia takut kalau lagi-lagi ada tokoh penting dari kelompok misterius lain yang datang berkunjung.

Andrew Yang melirik sekilas petugas keamanan yang sedang berhati-hati menilainya itu dengan pandangan geli. Dia berpikir di dalam benaknya, petugas keamanan keluarga Yuan ini lumayan tahu sopan santun juga. Dia tidak sembarangan menghadang orang secara paksa seperti bandit.

Sayang sekali meskipun bawahannya baik seperti ini, atasannya sudah berjalan sempoyongan di jalan yang salah sampai tidak lagi berbentuk seperti manusia.

Kedua orang yang datang bergiliran ini dapat melihat image keluarga Yuan dari petugas keamanannya, sungguh sangat bertolak belakang. Perlu diakui keluarga Yuan memilih petugas keamanan ini dengan sangat tepat. Setiap saat orang ini dapat menyesuaikan keadaan dengan sangat pandai.

Andrew Yang tidak berencana mempersulit bawahan-bawahan yang tidak berhubungan langsung dengan keluarga Yuan. Dia memandang berkeliling tempat yang luas dan sepi itu dan rumah keluarga Yuan yang gemerlap. Tatapannya dipenuhi kekejian seolah ingin menghancurkan segala sesuatu yang ada di sini.

“Beritahu kepala klanmu. Musuhnya yang dia rindukan siang dan malam, Andrew Yang, telah datang.”

Musuh? Andrew Yang?

Petugas keamanan keluarga Yuan itu tidak henti-hentinya menilai Andrew Yang yang tidak bergerak dari atas ke bawah dengan penuh kebingungan.

Bisa dibilang segala sesuatu tentang Andrew Yang di Kabupaten Zhongjiang telah diketahui oleh semua orang. Dari seorang menantu yang seperti bidak di keluarga mertuanya, hingga akhirnya berhasil mendirikan Perusahaan Tulin dengan tangan kosong dan berhasil menjatuhkan bos besar Lin Group yang sangat hebat itu. Seluruh perjalanan hidupnya sangat luar biasa, dia menaklukkan seluruh Kabupaten Zhongjiang.

Dia sangat menginspirasi banyak orang seperti legenda. Wajar saja kalau media-media berita berlomba-lomba membuat laporan tentang dirinya. Maka dari itu semua orang mengenalnya.

Dia juga sempat mendengar tentang istri Andrew Yang, Alice Lin, telah dibawa paksa untuk pulang ke rumah keluarga Yuan oleh kepala klan.

Maka dari itu, sang pengunjung, Andrew Yang, dapat dipastikan adalah seorang musuh besar keluarga Yuan.

Petugas keamanan itu sadar diri bahwa dia bukanlah lawan Andrew Yang. Dia tidak berani turun tangan terhadap Andrew Yang.

Sekali lagi dia menghubungi jaringan pribadi kepala klannya.

“Kepala klan, Andrew Yang telah datang.”

“Andrew Yang?!”

Saat Edgar Yuan melihat petugas keamanan menghubunginya, awalnya merasa kesal karena banyak sekali hal yang terjadi pada malam hari ini. Sudah semalam ini masih saja ada orang yang datang.

Dia tidak menyangka bahwa yang datang adalah orang yang selama ini dia tunggu-tunggu.

Setelah yakin bahwa Andrew Yang sungguh datang sendiri menghampirinya, Edgar Yuan sesaat merasa senang. Tetapi mengingat di ruang tamunya masih ada wakil kepala bagian Crouching Dragon, dia menjadi agak bimbang.

“Andrew Yang datang?”

Tadinya dia masih hendak berunding tentang bagaimana mengatasi si orang Crouching Dragon yang hendak meminta Alice Lin dari tangannya. Lagipula strategi dengan memanfaatkan wanita cantik bisa mengulur waktu hanya untuk sementara saja, tidak mungkin bisa digunakan untuk selamanya.

Tidak disangka-sangka, Andrew Yang malah cari mati sendiri, beraninya datang ke sini.

Kekejaman tertoreh melengkung dari sudut bibir Toni Lin yang satu ke yang lain. Dia menatap Edgar Yuan yang terlihat ragu, dan mengusulkan: “Kebetulan sekali, biarkan saja wanita pelayan itu terus menempeli Ricky Long. Jangan membiarkan dia berkesempatan untuk keluar mencari masalah. Bukankah seperti itu akan baik-baik saja.”

Edgar Yuan sedang berpikir dalam-dalam, tiba-tiba suara yang ditimbulkan oleh Ronald Yuan membuyarkan pikirannya.

“Kakek, biarkan aku saja yang pergi. Biar aku temui dia dulu. Aku ingin melihat, pria yang selalu dirindukan Alice Lin ini buruk atau jelek?”

“Kamu?”

Edgar Yuan melihat mata Ronald Yuan yang dipenuhi kebencian dan hasrat perperangan. Dia tertawa terbahak-bahak dan berkata: “Ya sudah. Melihat bawahan-bawahan Andrew Yang kemampuannya tidak seberapa, yang paling tinggi hanya sebatas guru bela diri tingkat awal. Dalam tiga tahun tidak akan ada perbedaan yang terlalu besar. Kemampuan Andrew Yang pasti tidak akan melampaui prajurit tingkat tinggi yang sedang berada di puncaknya sepertimu.”

“Pergilah. Perlihatkanlah kepada gadis bodoh keluarga Lin itu siapa pria sejati sesungguhnya.”

Pandangan mata Ronald Yuan sejenak menyapu ke arah sel kurungan. Hatinya dipenuhi keinginan untuk membunuh dan menghabisi Andrew Yang dengan cepat.

Sudah berhari-hari ini, apapun caranya berusaha menyenangkan Alice Lin, Alice Lin sama sekali tidak tergerak. Dia merasa semua yang dia lakukan di matanya tampak seperti badut yang sedang melompati tiang saja.

Dia bukannya sungguh-sungguh jatuh cinta, tetapi dia terlalu suka padanya. Dia ingin agar dia dengan suka hati mengikutinya. Jika tidak, dari awal dia sudah merobek-robek pakaiannya dan merenggut segalanya dari dirinya.

Dia dengar dari Toni Lin, Alice Lin sangat mencintai Andrew Yang. Dia tidak memedulikannya juga mungkin karena di dalam hatinya dia berharap Andrew Yang akan menolongnya.

Sekarang kebetulan Andrew Yang datang kemari. Dia ingin menghancurkan harapan bodoh Alice Lin di depan matanya dengan tangannya sendiri.

Dia ingin membuat wanita yang sombong, merasa diri lebih tinggi dari yang lain, suka meremehkannya dan tidak mau mengaku kalah itu melihat dan mengakui dengan jelas, pria mana yang paling dapat diharapkan dan diandalkan.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu