Menantu Hebat - Bab 213 Membuntuti
”Sudah hampir jam 6. Aku akan meminta hotel memotong dari depositoku untuk mengganti kerusakan ini… Cepatlah kemari.” Begitu selesai berpesan demikian, Andrew Yang langsung keluar dari kamar.
Joko An baru saja tersadar. Dia melihat kedua tangannya, lalu kemudian melihat ke lantai yang hancur akibat tertimpa lututnya.
Dia kehabisan tenaga. Sungguh-sungguh kehabisan tenaga. Ini merupakan suatu kesimpulan dari pergulatan yang baru saja terjadi. Ekspresi wajahnya bertukar-tukar di antara ngeri dan syok. Setelah lewat agak lama, baru dia dapat bernapas dengan berat.
Joko An merasa kemampuan Andrew Yang yang sesungguhnya sangat dalam hingga tak tampak dasarnya. Meskipun dia tidak pernah langsung berhadapan melawan para meditator pembangunan diri, tetapi menurutnya, kemampuan Andrew Yang bisa dibilang sudah mencapai tingkatan mereka.
“Tidak heran mengapa ketua mereka menyerahkan senjata yang paling penting itu ke tangan Andrew Yang.”
Joko An bangkit berdiri. Meskipun dalam hatinya dia tidak mau mengaku kalah, tetapi dia juga tidak berdaya.
Resti Zhu telah menyetir mobil sampai ke bawah hotel. Melihat Andrew Yang duluan turun, wajahnya sekilas tampak terkejut, tetapi dengan cepat menjadi normal kembali.
“Oh, iya. Joko An tadi ke pergi ke atas untuk mencarimu. Apakah kamu melihatnya?”
Andrew Yang menggeleng-gelengkan kepala: “Mungkin dia salah lantai.”
Resti Zhu sesungguhnya tidak percaya, tetapi dia tidak bertanya lebih lanjut.
Sejenak kemudian, dia melihat Joko An keluar dari hotel, kemudian dia duduk di kursi penumpang bagian depan mobil itu.
“Apakah kamu salah jalan? Aku kan sudah bilang Andrew Yang di kamar 605?” tanya Resti Zhu.
“Setir mobilmu. Jangan banyak tanya.”
Resti Zhu cemberut tidak puas. Di dalam hatinya dia marah, dasar pria busuk. Lalu dia menginjak gas mobilnya.
Resti Zhu tahu bahwa Joko An ingin memberi pelajaran pada Andrew Yang. Maka dari itu dia menggunakan kesempatan ini untuk kepentingannya sendiri.
Tetapi tanpa dia sangka rencananya ini gagal total. Sungguh tidak menarik.
Dia masih sempat berharap bahwa Joko An dapat menghajar Andrew Yang habis-habisan hingga tak berbentuk. Dia malah menyerah duluan untuk tugas kali ini.
Melihat bahwa Andrew Yang tidak memberitahu Resti Zhu mengenai kejadian yang baru saja terjadi tadi, Joko An merasa berterima kasih. Di depannya, dia mengangguk-angguk kepada Andrew Yang.
Perjalanan ke Xiangnan (Provinsi Hunan bagian Selatan) memakan waktu kira-kira 5 jam perjalanan mobil.
Akhirnya mereka tiba di tujuan saat tengah malam.
……………………………………………………………………………………………
Sementara itu, di kota kecil dekat tempat pemukiman Andrew Yang dan kawan-kawan, ada seorang gadis kecil berbaju terusan, berwarna putih. Dia sedang menyuapi seekor kucing dengan makanan yang tidak tahu dia dapat dari mana.
Kedua kakinya yang putih dan lembut telanjang menginjak di atas tanah, tetapi dia tidak tampak peduli.
Bila di lihat ke atas, pipi gadis itu tertutup setengah oleh rambutnya. Sudah dua hari rambutnya itu tidak dicuci, terlihat acak-acakan.
Biarpun demikian, di balik sela-sela rambutnya itu, kecantikan gadis itu masih dapat terlihat.
Mata yang besar, hidung yang mancung, bibir yang mungil. Meskipun pada pandangan pertama tidak terlalu mencolok, tetapi sangat nyaman untuk terus menerus dilihat, sangat cantik dan segar.
“Meong… meong…” Dia melemparkan sepotong pancake telur ke depan kucing itu. Dengan penuh ketertarikan, dia mengamatinya makan sampai habis. Setelah itu, dia mencubit sepotong lagi…
Dia terlihat sangat sabar dan tidak bosan-bosan untuk melakukannya.
“Apakah tidak ada yang menemanimu?”
“Meong…”
“Aku juga. Kalau begitu, bagaimana kalau kamu ikut aku saja. Aku hebat loh. Aku bisa menjagamu!” kata gadis kecil itu dengan polosnya.
“Meong…”
“Haha…” gadis itu seolah seperti mendapatkan jawaban dari kucing itu. Dia menggendongnya, dan mendekatkannya ke pipinya.
“Meong, meong, meong…” setelah mengeong, kucing itu mengangkat kepalanya, seolah tidak nyaman dengan perlakuan gadis kecil ini, tetapi juga tidak berdaya.
Tiba-tiba ada suara gerakan dari dalam pepohonan.
Gadis kecil itu mengerutkan alis dan melihat ke arah simpang jalanan yang gelap. Dia berjalan mundur, tangannya sambil menutup erat kepala kucing itu.
“Baiklah, mari kita pergi dari sini.”
Akhirnya dia belum juga turun tangan untuk membunuh orang yang telah membuntutinya berhari-hari itu.
Meskipun belum pernah bertemu langsung tapi rasanya dia adalah seorang paman dari Group A.
Sambil berpikir seperti itu, gadis ini menggendong kucingnya. Dia bergerak sekelebat, dengan sangat cepat dia telah menghilang dari tempatnya tadi berada.
Dari dalam kegelapan, keluarlah seorang pria berpakaian hitam lengkap.
Dia menghampiri tempat di mana tadinya Caroline Yun berada dan memeriksanya dengan seksama.
“Tidak ada jejak-jejak ledakan tenaga dalam…”
“Semoga kucing itu dapat hidup sedikit lebih lama.”
Dia menggumam dengan percaya diri, lalu dia lagi-lagi membuntutinya dengan gesit.
……………………………………………………………………………………………
Keesokan paginya, sambil menunggu Andrew Yang turun dari hotel, Resti Zhu dan Joko An dengan cepat sudah menyelesaikan sarapan mereka.
Andrew Yang juga tidak peduli mereka tidak mengajaknya untuk makan bersama. Meskipun kali ini mereka harus bersama-sama menyelesaikan tugas kali ini, tetapi pembagian tugas mereka tidak sama.
Andrew Yang juga sudah menimbang-nimbang apakah mereka perlu menyelesaikan tugas mereka secara terpisah. Tetapi karena dirinya tidak ada petunjuk laporan dari pihak atasan, pemikiran seperti ini sementara waktu harus disingkirkan.
Setelah selesai makan, Andrew Yang pergi ke kamar Joko An.
Pada saat itu, Joko An sedang melihat peta dengan seksama dan tak henti-hentinya membuat gambar-gambar dan coretan-coretan di atasnya.
“Neymar Pei baru saja memberiku alamatnya, Caroline Yun kira-kira berada di lokasi ini.”
Sambil berkata demikian, Joko An menitikkan tempat yang bernama Desa Yunjing di atas peta itu.
“Tempat wisata, banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Kalau sampai dia kehilangan kendali, tidak terbayangkan akibatnya.”
Neymar Pei yang disebut oleh Joko An adalah anggota terakhir dari kelompok tugas mereka kali ini.
Tahun lalu dia bergabung dengan Crouching Tiger dan ditugaskan di dalam Group A dengan kemampuan melacak dan membuntuti target yang sangat baik. Maka dari itu kali ini Jack Xing memintanya untuk datang terlebih dahulu.
Setelah menjelaskan pesan tadi, Joko An melihat mata Andrew Yang dalam-dalam.
“Aku harap sebelum dia lepas kendali habis-habisan, sebaiknya biarkan aku dan Resti Zhu yang mengatasinya. Kalau tidak sangat terpaksa, sebaiknya kamu tidak turun tangan.”
Andrew Yang menghela napas. Di dalam benaknya dia mengerti isi hatinya. Jadi dia mengangguk-anggukan kepalanya.
“Kalau begitu…. Terima kasih.”
Melihat hal ini, nyaris saja Resti Zhu tergigit lidahnya sendiri.
Dia termasuk sebagai seorang senior di Crouching Tiger. Joko An bergabung dengan Crouching Tiger setelah dirinya.
Dari semenjak pria serius tidak punya rasa humor ini bergabung dengan Group A, Resti Zhu tidak pernah mendengar kata “terima kasih” keluar dari mulutnya.
Sekarang ini dia mendengarnya, tetapi ucapan itu malah diarahkan kepada Andrew Yang, si mahluk menyebalkan itu. Di dalam kekagetannya, dia menerka-nerka apakah ada sesuatu yang terjadi di antara Andrew Yang dan Joko An?
Resti Zhu yang wajahnya dipenuhi kecurigaan membereskan peralatan dan bersiap-siap untuk berangkat.
Mereka menyetir mobil hingga perbatasan masuk Desa Yunjing. Ketiga orang itu turun dari mobil dan mulai berjalan kaki.
Menurut berita dari Neymar Pei, saat ini Caroline Yun sedang berada di daerah Air Terjun Mata Air.
Ketiga orang ini melaju tanpa suara, dan dengan segera mencapai tempat itu.
Saat itu matahari pagi bersinar terang dan menyelimuti air terjun itu.
Air Terjun Mata Air itu mengalir deras ke bawah. Airnya menerpa di atas bebatuan sehingga membentuk uap-uap air, seperti di khayangan.
Pemandangan seperti ini biasa hanya dapat terlihat pada pagi hari.
Maka dari itu, pas pada waktu seperti itu, di sekitar air terjun tersebut sudah dipenuhi oleh lautan manusia. Banyak suara ribut riang anak-anak kecil yang berlari kesana-kemari.
Ada juga pemuda-pemudi modern yang sedang selfie. Orang-orang ini tidak tahu bahwa tidak jauh dari mereka ada seorang anak gadis berpakaian putih dan menggendong seekor kucing hitam yang sangat berbahaya!
Neymar Pei berjalan menghampiri mereka. Dia melihat-lihat Andrew Yang sekali lewat, lalu bertanya: “Orang baru?”
Andrew Yang mengangguk. Dengan ramah dia mengulurkan tangan: “Apa kabar. Namaku Andrew Yang.”
Neymar Pei membalasnya, dan mengenalkan dirinya dengan ala kadar. Dia langsung lanjut menceritakan keadaan Caroline Yun.
“Aku akan mempersingkat kata-kataku. Aku sudah mengikutinya selama 3 hari. Saat ini keadaanya masih dalam tahap stabil. Sementara ini harusnya tidak aka nada masalah besar.”
“Lagipula, seharusnya dia dari awal sudah menyadari keberadaanku, tetapi dia belum mencoba untuk menyerang.”
“Semalam dia memungut seekor kucing. Sepertinya sengaja memperlihatkannya pada kita. Asalkan kucing ini masih hidup di sampingnya, artinya dia masih dapat mengendalikan dirinya.”
Setelah mendengar hal itu, Andrew Yang mengangkat matanya dan melihat gadis itu. Pembangunan diri tingkat dua puncak seperti dia pun tidak bisa menembusnya dalam sekali pandang.
Ternyata tidak salah lagi, alam kemampuan gadis ini lebih tinggi dibandingkan dirinya.
Tiba-tiba ada seorang anak kecil berlari ke arah Caroline Yun.
Situasi ini membuat Andrew Yang dan yang lainnya dalam sekejap menjadi waspada. Mereka sangat fokus mengawasi keadaan Caroline Yun.
“Sudah di dalam radius 1 meter! Pikirkan sesuatu agar anak kecil itu menyingkir…”
…………………………………………………………………………………………
Caroline Yun melihat anak kecil yang imut itu dengan kedua mata terbuka lebar. Dia merasa ingin menjulurkan tangan untuk mengelus-elus kepala anak itu. Tetapi setelah menjulurkan tangan setengah jalan, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dengan muram dia menurunkan tangannya.
“Kakak, apakah aku boleh menggendong kucing itu?”
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinSuami Misterius
LauraMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensUnlimited Love
Ester GohAwesome Guy
RobinMenantu Hebat×
- Bab 1 Kembali
- Bab 2 Menagih Hutang
- Bab 3 Tidak Terduga
- Bab 4 Kesalahpahaman terselesaikan
- Bab 5 Makan Bersama
- Bab 6 Orang Luar
- Bab 7 Rekaman
- Bab 8 Kebenaran
- Bab 9 Kompetisi
- Bab 10 Mengikuti Kompetisi
- Bab 11 Kurang Baik
- Bab 12 Fajar
- Bab 13 Pertarungan
- Bab 14 Mengalahkan
- Bab 15 Pertandingan Final
- Bab 16 Kemenangan
- Bab 17 Bernilai
- Bab 18 Keluarga Long
- Bab 19 Suatu Hari Nanti
- Bab 20 Pelatihan Khusus
- Bab 21 Masa Depan
- Bab 22 Terlambat
- Bab 23 Bagus
- Bab 24 Kekuatan
- Bab 25 Bajingan
- Bab 26 Pijat
- Bab 27 Pertandingan Bernyanyi
- Bab 28 Bergabung dengan Perusahaan Widjaya Karya
- Bab 29 Kesialan Daniel Yu
- Bab 30 Tersenyum Licik
- Bab 31 Sesuatu yang Menarik
- Bab 32 Kondisi Mendesak
- Bab 33 Andrew Yang Datang
- Bab 34 Menekan
- Bab 35 Tak Berdaya
- Bab 36 Menyayat Hati
- Bab 37 Perusahaan Tulin
- Bab 38 Sudah Ceroboh
- Bab 39 Deal
- Bab 40 Saingan
- Bab 41 Tidak Ada Jalan Lain
- Bab 42 Obat Apa?
- Bab 43 Tutup Mulut
- Bab 44 Kesalahpahaman
- Bab 45 Tunggu Aku
- Bab 46 Tidak Menyerah
- Bab 47 Merasa Sulit
- Bab 48 Merasa Tidak Bersalah
- Bab 49 Penyiksaan
- Bab 50 Cepat Kembali
- Bab 51 Pernikahan
- Bab 52 Kembali
- Bab 53 Perlombaan
- Bab 54 Hasil
- Bab 55 Tidak Tahu Malu
- Bab 56 Kemenangan
- Bab 57 Obat
- Bab 58 Tertuduh
- Bab 59 Hentikan
- Bab 60 Air Dingin
- Bab 61 Ternyata Begitu
- Bab 62 Roh
- Bab 63 Menyerang Diam-Diam
- Bab 64 Tanpa Keraguan
- Bab 65 Mengundang
- Bab 66 Kehilangan
- Bab 67 Menertawakan
- Bab 68 Bertamasya
- Bab 69 Berenang
- Bab 70 Ikan Hiu
- Bab 71 Menolong
- Bab 72 Napas
- Bab 73 Ikan Panggang
- Bab 74 Siuman
- Bab 75 Bertindak Lagi
- Bab 76 Rasa Malu
- Bab 77 Pergi Bersama
- Bab 78 Taruhan
- Bab 79 Tempat Sandaran
- Bab 80 Sudah Boleh Pergi
- Bab 81 Perampokan
- Bab 82 Pendidikan
- Bab 83 Keluar
- Bab 84 Ketidaksabaran
- Bab 85 Profesor Marah
- Bab 86 Kritikan Pedas
- Bab 87 Tunggu Pembalasanku
- Bab 88 Jeritan Tanpa Suara
- Bab 89 Orang-Orang Jahat Datang
- Bab 90 Pelelangan
- Bab 91 Palsu
- Bab 92 Menjelaskan
- Bab 93 Omong Kosong
- Bab 94 Kebenaran
- Bab 95 Bagus
- Bab 96 Melihat Perubahan
- Bab 97 Silakan Tunggu Sebentar
- Bab 98 Mengalami Musibah
- Bab 99 Pembunuhan yang Kejam
- Bab 100 Cemas
- Bab 101 Tidak Ada Jalan Keluar
- Bab 102 Pesta Ulang Tahun
- Bab 103 Hadiah
- Bab 104 Amarah
- Bab 105 Hanya Kurang Gadis Cantik
- Bab 106 Campur Tangan
- Bab 107 Topik Utama
- Bab 108 Membuatmu Terlihat Menyedihkan
- Bab 109 Mengurungkan Niat
- Bab 110 Bertindak Sesuai Ucapan
- Bab 111 Tujuan
- Bab 112 Bekerja Sama
- Bab 113 Kompas
- Bab 114 Terkejut
- Bab 115 Pilihan
- Bab 116 Apa Yang Telah Terjadi
- Bab 117 Peti Mati Kayu
- Bab 118 Berbagi Barang
- Bab 119 Serangan Balik
- Bab 120 Bertarung
- Bab 121 Sudah Puas Larinya?
- Bab 122 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 123 Berakhir
- Bab 124 Tidak Bertindak
- Bab 125 Beradu
- Bab 126 Dihabisi Dalam Sekejap
- Bab 127 Ruang Bawah Tanah
- Bab 128 Menolongnya
- Bab 129 Mengkambinghitamkan Orang Lain
- Bab 130 Kena Batunya
- Bab 131 Tuhan Tidak Melupakanku
- Bab 132 Sudah Kembali
- Episode 133 Berkumpul
- Bab 134 Pembalasan Dendam
- Bab 135 Penghargaan
- Bab 136 Cincin Sakti
- Bab 137 Memiliki Kekuatan Rahasia
- Bab 138 Menjadi Hal Buruk
- Bab 139 Memiliki Kehidupan Sendiri
- Bab 140 Membantu Polisi Wanita
- Bab 141 Membandingkan
- Bab 142 Pisau
- Bab 143 Cuaca Berubah
- Bab 144 Teh Susu
- Bab 145 Lawan
- Bab 146 Pertempuran yang Akan Dimulai
- Bab 147 Pertempuran Dimulai
- Bab 148 Tidak Bisa Menerima
- Bab 149 Hal yang Harus Dilakukan
- Bab 150 Diare
- Bab 151 Tidak Tahu Baik dan Buruk
- Bab 152 Kedengkian
- Bab 153 Konspirasi
- Bab 154 Cepat Pergi
- Bab 155 Gawat
- Bab 156 Dibawa Kabur
- Bab 157 Seorang Sarjana
- Bab 158 Contohkan
- Bab 159 Pantas
- Bab 160 Kecurigaan
- Bab 161 Mungkinkah!?
- Bab 162 Bagaimana Kabur
- Bab 163 Bunuh
- Episode 164 Menarik Jaring
- Bab 165 Cukup Sampai di Sini Saja
- Bab 166 Semakin Meningkat
- Bab 167 Apa Yang Sudah Terjadi?
- Bab 168 Paparazzi
- Bab 169 Merasa Nyaman
- Bab 170 Tugas
- Bab 171 Batal
- Bab 172 Seorang Diri
- Bab 173 Suara Keras
- Bab 174 Jalan Hidup
- Bab 175 Tidak Sampai Tiga Detik
- Bab 176 Pelit
- Bab 177 Konsekuensi
- Bab 178 Teman Kuliah
- Bab 179 Cemilan Malam
- Bab 180 Lemah
- Bab 181 Kemampuan dalam Menilai Orang
- Bab 182 Dalam kondisi yang berbahaya
- Bab 183 Penonton
- Bab 184 Teman Lama
- Bab 185 Meraung Marah
- Bab 186 Ternyata Kamu
- Bab 187 Lebih dari Cukup
- Bab 188 Rebut wanita
- Bab 189 Tamu yang Tidak Diundang
- Bab 190 Patah Kaki
- Bab 191 Berbicara Secara Pelan-Pelan
- Bab 192 Tersenyum Sinis
- Bab 193 Keputusasaan
- Bab 194 Menghina
- Bab 195 Pemakaman
- Bab 196 Perbedaan yang Sangat Besar
- Bab 197 Sudah Boleh Mati
- Bab 198 Semua Kekuatan Sudah Tidak Berfungsi
- Bab 199 Pindah Perusahaan
- Bab 200 Nasihat
- Bab 201 Sangat Menggangu
- Bab 202 Keluarga Suami
- Bab 203 Fiona Xiang
- Bab 204 Kekuatan Toni Lin
- Bab 205 Kamu Istirahat Dulu
- Bab 206 Mencari Mati
- Bab 207 Reaksi
- Bab 208 Berebutan
- Bab 209 Markas
- Bab 210 Orang Terkuat
- Bab 211 Tidak Perlu Pergi
- Bab 212 Rileks
- Bab 213 Membuntuti
- Bab 214 Bersih-bersih
- Bab 215 Profesor Liang
- Bab 216 Tersenyum
- Bab 217 Mempermalukan
- Bab 218 Beban
- Bab 219 Tingkat Pelatihan Caroline Yun
- Bab 220 Jurus Abal-abal
- Bab 221 Jangan Tinggalkan Aku Sendirian
- Bab 222 Kesulitan
- Bab 223 Menjadi Mata-Mata
- Bab 224 Tidak Mungkin
- Bab 225 Pertarungan
- Bab 226 Orang Terkuat
- Bab 227 Awal Baru
- Bab 228 Aku Juga Tidak Ingin Kamu Pergi
- Bab 229 Memulai
- Bab 230 Terlalu Munafik
- Bab 231 Sangat Pantas
- Bab 232 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 233 Lima Menit
- Bab 234 Metode Mediasi Air
- Bab 235 Begitu Juga Andrew Yang
- Bab 236 Buruk
- Bab 237 Buat Apa
- Bab 238 Luar Biasa
- Bab 239 2 Kali Lipat
- Bab 240 Menyerah
- Bab 241 Tergerak
- Bab 242 Tidak Ada Masalah
- Bab 243 Ayo Masuk
- Bab 244 Kesempatan Terakhir
- Bab 245 Memalukan
- Bab 246 Mengalahkan
- Bab 247 Sihir Pelindung
- Bab 248 Ruang Sihir Pelindung
- Bab 249 Bangunlah
- Bab 250 Tidak Boleh Diremehkan
- Bab 251 Belum Tentu Lawan
- Bab 252 Gunung Besar
- Bab 253 Kenapa?
- Bab 254 Gosip
- Bab 255 Ternyata Seperti ini
- Bab 256 Bukan Orang Luar
- Bab 257 Laki-laki dan Perempuan yang Tidak Tahu Diri
- Bab 258 Perlakukan Sesuai Keinginan Kamu
- Bab 259 Konsekuensi
- Bab 260 Terhormat
- Bab 261 Mendukung
- Bab 262 Tidak Berguna
- Bab 263 Pilihan Terbaik
- Bab 264 Berakhir
- Bab 265 Barang Palsu
- Bab 266 Pelelangan
- Bab 267 Obat Penguat Jiwa Seribu Tahun
- Bab 268 Rebut Tawaran
- Bab 269 Transaksi Sendiri
- Bab 270 Scarman Yang Kuat
- Bab 271 Jurus Pamungkas
- Bab 272 Serangan Membunuh
- Bab 273 Owl Eleven
- Bab 274 Perlombaan Berburu
- Bab 275 Keluarga Nangong
- Bab 276 Serangan Tidak Terduga
- Bab 277 Hart Dongfang
- Bab 278 Christian Ximen
- Bab 279 Metode Batu
- Bab 280 Semuanya Lenyap
- Bab 281 Krisis Keluarga Tuoba
- Bab 282 Ben Nangong Si Pengkhianat
- Bab 283 Membalikkan Keadaan
- Bab 284 Menyusun Rencana
- Bab 285 Mata-Mata
- Bab 286 Masuk ke Dalam Maskas Musuh
- Bab 287 Membuat Keributan
- Bab 288 Menyebabkan Perselisihan
- Bab 289 Berubah Arah
- Bab 290 Rex
- Bab 291 Pewaris
- Bab 292 Mengungkapkan Identitas
- Bab 293 Menyatukan Kekuatan
- Bab 294 Hart Dongfang Menghadapi Bahaya
- Bab 295 Wallance Huo Mati
- Bab 296 Juara Satu Perlombaan Berburu
- Bab 297 Membunuh
- Bab 298 Kembali Pulang
- Bab 299 Kembali ke Zhongjiang
- Bab 300 Pertemuan
- Bab 301 Pelelangan Dimulai
- Bab 302 Alasan Sebenarnya
- Bab 303 John Tang
- Bab 304 Melepaskan Belenggu Hati
- Bab 305 Jojo Dongfang
- Bab 306 Menampar
- Bab 307 Datangnya Orang dari Keluarga Dongfang
- Bab 308 Penyegelan
- Bab 309 Mengumpulkan Informasi
- Bab 310 Mohon Tuan Keluar dari Gunung
- Bab 311 Lelaki Tua
- Bab 312 Charm Girl
- Bab 313 Tidak Mampu Bertaruh
- Bab 314 Petunjuk
- Bab 315 Pembunuhan
- Bab 316 Kompromi Wanita
- Bab 317 Menuju
- Bab 318 Melakukan Dua Pekerjaan Pada Saat Bersamaan
- Bab 319 Menculik Wanita
- Bab 320 Menanggung Beban
- Bab 321 Golden Barrett
- Bab 322 Pembunuhan
- Bab 323 Pacar?
- Bab 324 Setengah Terbuka
- Bab 325 Sikap Pelayan
- Bab 326 Pahlawan Penyelamat
- Bab 327 Membunuh Putin Lin
- Bab 328 Membayar Sewa
- Bab 329 Bicara dengan Bos
- Bab 330 Membalasnya dengan Cara yang Sama
- Bab 331 Dipermalukan
- Bab 332 Mengubur Bom
- Bab 333 Trigun Kembali
- Bab 334 Mengubur Bom
- Bab 335 Rencana Lain
- Bab 336 Keberuntungan Sesepuh Agung
- Bab 337 Membunuh Sesepuh
- Bab 338 Membentuk Organisasi Intelejen
- Bab 339 Masuk ke Dalam Kabut
- Bab 340 Charm Girl yang Terbuka
- Bab 341 Malfungsi
- Bab 342 Fungsi
- Bab 343 Ditemukan
- Bab 344 Pertarungan Sengit
- Bab 345 Memanipulasi
- Bab 346 Aura Pembunuh
- Bab 347 Membiarkan Mirza Pergi
- Bab 348 Umpan
- Bab 349 Semuanya Terbunuh
- Bab 350 Kembali ke Lin Group
- Bab 351 Berlatih Tanding
- Bab 352 Darah Putih
- Bab 353 Misi Ken Bai
- Bab 354 Kedatangan Nyonya Thatcher
- Bab 355 Perbincangan Malam Hari
- Bab 356 Percakapan Bersama Nyonya
- Bab 357 Joy Liu
- Bab 358 Kehidupan Malam yang Tidak Beraturan
- Bab 359 Akting
- Bab 360 Merayu
- Bab 361 Terpancing Umpan
- Bab 362 Kematian Molita
- Bab 363 Matt Hu
- Bab 364 Saling Membunuh
- Bab 365 Kemunculan Orang X
- Bab 366 Pertempuran Orang Dalam
- Bab 367 Memeriksa Keadaan
- Bab 368 Percakapan Vanny Hu
- Bab 369 Pembunuhan
- Bab 370 Kecerdasan Joy Liu
- Bab 371 Memahami Kejadian
- Bab 372 Clan Wolf
- Bab 373 Terjebak dalam Pengepungan
- Bab 374 Identitas Terungkap
- Bab 375 Frustasi Kalah Telak
- Bab 376 Pantang Menyerah
- Bab 377 Dua Puluh Tetes
- Bab 378 Menyebut Sebagai Saudara
- Bab 379 Terobsesi
- Bab 380 Penyitaan
- Bab 381 Menjadi Sangat Sarkastik
- Bab 382 Apapun Tidak Dilakukan
- Bab 383 Menurutmu Apakah Mereka Cocok?
- Bab 384 Data
- Bab 385 Turun Tangan Sendiri
- Bab 386 Kekuatan Terlalu Buas
- Bab 387 Paman Kakek
- Bab 388 Bonie
- Bab 389 Pemicu
- Bab 390 Berangkat
- Bab 391 Bisnis Bagaimana?
- Bab 392 Terlalu Sulit Dilalui
- Bab 393 Terlalu Sombong
- Bab 394 Membahasnya dengan Baik-baik
- Bab 395 Kedatangan Morgan Beiming
- Bab 396 Bergabung ke Keluarga Beiming
- Bab 397 Perjamuan Makan Malam
- Bab 398 Pengalaman Buruk Rafael Beiming
- Bab 399 Berhasil Bekerja Sama
- Bab 400 Perdebatan Argumen
- Bab 401 Kejadian Sebenarnya
- Bab 402 Identitas Arnold Zhang
- Bab 403 Rafael Beiming Menghilang
- Bab 404 Kekacauan Keluarga Beiming
- Bab 405 Mencapai Kesepakatan
- Bab 406 Hubungan Ayah dan Anak
- Bab 407 Cerita Sebenarnya
- Bab 408 Perut Besar Mendapat Masalah
- Bab 409 Bruce Long
- Chapter 410 Menemukan Target
- Bab 411 Masuk ke Dalam Gua
- Bab 412 Keadaan Terbalik
- Bab 413 Virus
- Bab 414 Mulai Bertindak
- Bab 415 Hke Ximen
- Bab 416 Pergi dengan Marah
- Bab 417 Luxe North
- Bab 418 Pertarungan yang Sengit
- Bab 419 Kedatangan dari Keluarga Ximen
- Bab 420 Terkepung
- Bab 421 Terluka Parah
- Bab 422 Menaklukkan
- Bab 423 Amarah
- Bab 424 Rencana Pertahanan
- Bab 425 Mata-Mata
- Bab 426 Kepercayaan
- Bab 427 Empat Kekuatan Besar Tiba
- Bab 428 Keadaan yang Berbalik
- Bab 429 Kembali ke Crouching Dragon
- Bab 430 Bertemu Pemimpin
- Bab 431 Rambut Putih Seketika
- Bab 432 Andrew Yang Sudah Sadar
- Bab 433 Persatuan Karena Pernikahan
- Bab 434 Perubahan Diri Sendiri
- Bab 435 Eko Huo
- Bab 436 Pesta Perjamuan
- Bab 437 Mencari Kompensasi
- Bab 438 Berhasil Kerja Sama
- Bab 439 Rencana Jahat Eko Huo
- Bab 440 Rahasia Jahat Terkuak
- Bab 441 Menyelidiki Eko Huo
- Bab 442 Mulai Beraksi
- Bab 443 Musuh Datang
- Bab 444 Satu Lawan Dua
- Bab 445 Tembakan Jitu
- Bab 446 Orang Hebat Misterius
- Bab 447 Bersiap Pergi ke Eropa
- Bab 448 Tiba Di Negara R
- Bab 449 Pertemuan Bisnis Bebas
- Bab 450 Mencari Senjata
- Bab 451 Pedang Sabit
- Bab 452 Pelatihan
- Bab 453 Melepaskan Diri
- Bab 454 Dr.Lan yang Misterius
- Bab 455 Pergerakkan yang Membuat Orang Curiga
- Bab 456 Kunjungan Kali Ini
- Bab 457 Bersembunyi
- Bab 458 Darah Tidak Murni
- Bab 456 Membawa Pergi Darah
- Bab 460 Mayat Puluhan Ribu Tahun
- Bab 416 Menghentikan Pembunuhan
- Bab 462 Permintaan Tidak Masuk Akal
- Bab 463 Dalam Keputasaan
- Bab 464 Permintaan
- Bab 465 Keberhasilan Darah Putih
- Bab 466 Ajaran Lelaki Tua
- Bab 467 Nyata Tapi Palsu?
- Bab 468 Perencanaan
- Bab 469 Pertikaian
- Bab 470 Masalah Lagi
- Bab 471 Keluarga Hatter
- Bab 472 Angin Besar
- Bab 473 Mendapatkan Bukti
- Bab 474 Menginterogasi
- Bab 475 Mengulur Waktu
- Bab 476 Tertahan di Depan Pintu
- Bab 477 Pengusiran
- Bab 478 Pacar
- Bab 479 Kepergian Keluarga Ximen
- Bab 480 Kematian Mendadak
- Bab 481 Pengkhianatan
- Bab 482 Pertempuran Berdarah
- Bab 483 Mundur Tanpa Alasan
- Bab 484 Keahlian Menyetir
- Bab 485 Diserang
- Bab 486 Akhir Perang
- Bab 487 Setelah Peperangan Berakhir
- Bab 488 Pertemuan Kembali dan Akhir Cerita (Tamat)