Menantu Hebat - Bab 390 Berangkat

Setelah jelas akan hal itu, dia berkata: “Aku bersedia membiarkan dia pergi bersamamu. Aku harap kamu tidak lupa akan apa yang kamu katakan kepadaku. Biarkanlah dia mengembangkan diri di negaramu.”

Andrew Yang mengangguk, penuh dengan rasa percaya diri.

Setelah berada di sana selama beberapa hari, Fire Dragon datang. Tanpa banyak bicara, dia langsung menjemput Bonie dan pergi. Hanya Andrew Yang dan Jack Xing yang tahu identitas aslinya. Orang lain tidak tahu apa-apa.

Setelah mereka pergi, Andrew Yang membawa Antelop dan Arnold Zhang untuk kembali ke dalam negeri bersama kelompok pedagang. Perjalanan mereka sedikit tergesa-gesa. Akhirnya mereka melewati pemeriksaan keamanan di perbatasan dan mencapai negara mereka.

Saat mereka meninggalkan tempat pemeriksaan keamanan, ada seseorang yang tiba-tiba mengeluarkan ponsel dan berbisik: “Mereka sudah datang.”

Andrew Yang tidak menyadari hal ini. Tetapi dia merasa sepertinya ada sesuatu yang janggal. Perasaannya tidak enak. Setelah berpikir sejenak, dia berkata kepada Antelop yang berada di sampingnya: “Sebaiknya kita memutar rute perjalanan kita. Di sana ada desa, malam ini kita menginap di sana. Besok kita melanjutkan perjalanan melalui jalan kecil untuk mencapai Kota Shencheng.”

Berdasarkan pengalaman mereka selama berada di atas kapal, dia sama sekali tidak meragukan kata-kata Andrew Yang. Dia langsung menurunkan perintah untuk memutar rute perjalanan mereka.

Ada seorang bawahan yang bingung dan berkata: “Kapten, bila kita terus berjalan mengikuti jalan besar, malam ini kita akan tiba di Kota Bai. Bermalam di sana apakah tidak lebih baik? Mengapa kita harus bermalam di desa itu?”

Antelop melirik ke arahnya dan berkata dengan dingin: “Tidak perlu bertanya tentang hal-hal yang tidak perlu kamu ketahui. Kalian harusnya mengerti, Paman Kakek telah memerintahkan kita untuk mengikuti semua arahan Tuan. Dia meminta kita pergi ke manapun, kita akan menurutinya. Jangan banyak tanya.”

Mereka tidak berada di dalam kendaraan yang sama. Andrew Yang tidak tahu apa yang Antelop katakan.

Di sisi lain, di gerbang masuk Kota Bai, sekerumunan orang-orang telah menanti mereka. Sudah cukup lama mereka menunggu, tetapi tidak kunjung melihat mobil-mobil yang menjadi target mereka. Kepala kelompok mereka mulai merasa resah. Dengan panik dia berkata: “Coba kalian tanya lagi. Apakah kabarnya benar. Mengapa kita tidak melihat ada mobil yang datang.”

Bawahannya buru-buru menelepon dan bertanya. Setelah lewat beberapa menit dia kembali dan melapor: “Mereka pergi ke arah kami. Berdasarkan perkiraan waktu seharusnya mereka sudah tiba. Tetapi entah mengapa mereka belum juga sampai.”

Kepala kelompok itu menimbang-nimbang sejenak, lalu ekspresinya berubah: “Ada sesuatu yang salah. Kemungkinan mereka menggunakan rute lain. Cepat kirim orang untuk memeriksa keadaan. Cepat!”

Bawahannya itu kelabakan. Dia membawa sekelompok orang dan mulai memeriksa keadaan di sepanjang jalan.

Jalan itu memiliki banyak sekali persimpangan. Setelah cukup lama berkeliling, mereka belum juga menemukan jejak Andrew Yang. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali dengan tangan kosong dan melaporkannya kepada atasan mereka.

Sementara itu, Andrew Yang dan yang lainnya sudah nyaris kehabisan persediaan makanan yang mereka bawa di perjalanan. Lalu mereka membeli makanan dari rumah-rumah rakyat kecil yang ada di sana. Tetapi desa itu cukup terpencil, perkembangan ekonominya buruk, jadi mereka tidak bisa mendapatkan barang-barang yang bermutu. Beberapa orang di antara mereka mulai mengeluh dan bersungut-sungut. Awalnya mereka berencana bersenang-senang, makan enak dan beristirahat dengan leluasa di Kota Bai. Tetapi mereka malah harus ke sini. Tidak hanya sulit beristirahat, makan saja tidak enak.

Andrew Yang menyadari perubahan tingkah laku mereka, tetapi dia tidak berusaha menjelaskannya. Dia berkata dengan suara lantang: “Semuanya, cobalah untuk bertahan. Sesampainya di Kota Shencheng nanti aku akan mentraktir kalian makan enak. Aku juga akan memberikan penghargaan untuk kalian.”

Mendengar hal itu, mereka semua menjadi senang. Tidak ada lagi yang mengeluh seperti tadi. Sekedar makan mantau dan sayur asin pun terasa jauh lebih enak.

Melihat hal itu, Antelop merasa senang. Dia menghampiri Andrew Yang dan berbisik kepadanya: “Memang Tuan pintar dan banyak akal. Dengan satu kalimat saja, mereka semua langsung menurut.”

Andrew Yang tidak juga berbangga. Dia berkata: “Mengahadapi mereka sesungguhnya tidak terlalu sulit. Asalkan memberikan mereka keuntungan yang cukup, mereka akan mendengarkanmu. Bila kamu tidak memberi mereka cukup uang, untuk apa mereka bekerja padamu. Maka dari itu, apabila suatu hari nanti kamu menjadi pemimpin, kamu harus mengingat hal ini.”

Antelop mengangguk. Dia mengerti maksud Andrew Yang. Tetapi ada satu hal lagi yang dia mengerti. Jarang ada orang yang berlapang dada seperti Andrew Yang.

“Oh ya. Ada satu hal lagi yang mash belum kumengerti. Mengapa kamu tiba-tiba berpindah ke rute ini?”

Andrew Yang menggeleng: “Sejujurnya, aku juga hanya mengikuti perasaanku saja. Tetapi aku tahu satu hal, bahwa mereka tidak akan membiarkan kita dengan mudahnya mencapai Kota Shencheng. Mereka pasti akan mencoba menghadang kita di jalan-jalan utama.”

Antelop memikirkan kata-katanya. Dia setuju dengan pendapat Andrew Yang. Meskipun dia tidak mengetahui keberadaan Keluarga Beiming, tetapi dia tahu bahwa orang yang tidak bisa disinggung oleh Paman Kakek pasti bukan orang biasa.”

“Umumkan kepada yang lainnya, istirahatlah lebih awal. Besok kita berangkat jam 4 pagi. Sampaikan juga pada mereka, mereka akan merasa sedikit sulit beberapa waktu kedepan. Nanti setelah kita tiba di Kota Shencheng, kita baru bisa bersantai-santai.” Kata Andrew Yang menekankan.

Setelah Antelop mengerti instruksinya, dia langsung mengatur mereka semua.

Keesokan harinya sekitar jam 4 pagi, mereka sudah bersiap-siap untuk berangkat melanjutkan perjalanan. Kedua sopir itu bergantian menyetir. Begitu langit terang, mobil-mobil itu sudah berada dalam perjalanan. Sampai siang hari mereka berhenti sejenak agar semua dapat pergi ke toilet.

Pada malam hari, mereka tiba di suatu tempat terpencil. Di sekitar sana bahkan tidak ada satu desa pun. Orang-orang yang lewat juga sangat sedikit.

“Makan dan beristirahatlah. Besok kita akan beristirahat satu hari di sini, lalu besok malam kita akan melanjutkan perjalanan.” Untung mereka telah membeli persediaan makanan yang cukup banyak, cukup untuk makan selama beberapa hari.

Setelah mencari berhari-hari akhirnya kelompok yang bersiap-siap hendak menghadang rombongan Andrew Yang menemukan jejak mereka di salah satu desa yang pernah mereka tempati. Dari sana, mereka melihat peta. Mereka tercengang: “Jalur-jalur ini sangat rumit, bagaimana kita dapat menebak jalur apa yang mereka gunakan?”

Melihatnya seperti itu, bawahannya tidak berkata apa-apa. Mereka juga tidak tahu.

Setelah berpikir mendalam, dia berkata kepada bawahan di sebelahnya: “Kirimkan beberapa mobil dan telusuri jalan-jalan ini. Jangan beristirahat di sepanjang perjalanan. Bawalah persediaan bahan bakar dan makanan yang memadai. Setelah menemukan mereka, langsung lapor. Jangan sampai ketahuan mereka.”

Bawahannya mengangguk-anggukkan kepala. Dia berbalik badan dan pergi melaksanakan perintahnya.

Kemudian mereka mulai mengirimkan belasan mobil untuk mulai menelusuri jalan-jalan itu. Kepala kelompok tahu bahwa barang-barang yang diperdagangkan mereka kali ini cukup banyak. Apabila dia tidak menghadang mereka, mereka dapat menghancurkan pasaran yang ada. Maka dari itu mereka mati-matian hendak menghentikan mereka.

Sekarang Andrew Yang lebih memilih untuk bergerak di malam hari dan beristirahat di siang hari. Jalanan yang mereka pilih lebih banyak yang terpencil. Banyak yang belum pernah dijalani orang lain. Saat beristirahat di siang hari, mereka juga mencari tempat-tempat yang tersembunyi agar tidak ditemukan orang.

Setelah berjalan seperti ini selama beberapa hari, mereka tiba di sebuah kota kecil yang berjarak 100 kilometer dari Kota Shencheng. Andrew Yang mencari Antelop dan Arnold Zhang. Dia berkata dengan berat hati: “100 kilometer berikutnya akan menjadi perjalanan yang paling sulit untuk kita lalui. Asalkan kita bisa mencapai tempat itu, kita aman. Sebesar apapun kemampuan mereka, mereka tidak akan berani menyerang kita di tengah-tengah kota.”

Antelop mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat mengerti akan hal ini.

“Yang paling kutakutkan adalah apabila mereka memasang perangkap mematikan di sepanjang jalan ini. Kita akan sangat sulit menerobosnya.” Andrew Yang mengerti, kemampuan orang-orang yang dia bawa ini biasa saja. Mereka tidak akan bisa menang apabila diadu dengan orang-orang Keluarga Beiming. Rencananya mereka berdua tidak akan memunculkan diri apabila tidak terpaksa. Ini untuk menghindari agar mereka tidak menemukan petunjuk keberadaan mereka.

“Apakah kalian punya ide bagaimana kita dapat menghindari mereka untuk masuk ke Kota Shencheng dengan selamat?” kata Andrew Yang sambil mengangkat kepala.

Antelop ragu sejenak, kemudian berkata: “Kita bisa cari orang setempat dan bertanya kepada mereka apakah ada jalur lain menuju tempat itu. Meskipun peta ini terlihat sangat lengkap, tetapi pasti ada jalan-jalan yang belum dipetakan.”

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu