Menantu Hebat - Bab 250 Tidak Boleh Diremehkan

Dalam bayangannya, wanita mengerikan itu menunjukkan maksud seperti itu padanya.

Dedi Xie nyaris saja mengompol karena terlalu takutnya. Kemudian si pengikut ajaran sesat itu berkata bahwa dia ingin menghabisi Andrew Yang dan kawan-kawan… sebelum meninggalkannya, dia membuatnya meminum obat bius.

Lalu Dedi Xie pun tidak sadar lagi akan keadaan di sekitarnya.

Andrew Yang, Yoki Zhao dan Dodi Guan berdiri di hadapannya. Dia memperhatikan mereka sejenak. Hanya Dodi Guan yang terluka.

Kedua orang lainnya sepertinya baik-baik saja.

Dia masih belum sadar sepenuhnya, lalu bertanya: “Si pengikut ajaran sesat?”

Dengan nada memamerkan, Dodi Guan berkata: “Sudah mati. Kakak seperguruan Yang yang membereskannya.”

Kata-kata Dedi Xie tertahan, lalu dia tertawa dengan keras, sampai-sampai dia sudah tidak peduli lagi bahwa dirinya sempat diculik dan masih dalam keadaan terikat pada sebuah tiang.

Dia tertawa sampai sakit perut dan rahangnya nyaris belah.

“Andrew Yang? Kalian tidak salah. Orang itu… dulu saat pertandingan penerimaan murid baru kan kalian juga sudah melihat kemampuannya.”

Dedi Xie menggeleng-gelengkan kepala menghina.

“Sihir pengikut ajaran sesat sangat misterius dan sulit ditebak. Kalau Andrew Yang bisa meraba ujung rambutnya saja, sudah lumayan hebat.”

Dia bicara seperti itu seolah dia tidak sadar bahwa dia masih dalam keadaan terjebak. Kemudian dia menyuruh ketiga orang itu.

“Mengapa kalian masih melamun saja. Cepat lepaskan ikatanku.”

Andrew Yang tampak cuek. Dia bersiul-siul, seolah dia tidak melihatnya.

Dodi Guan melihat Dedi Xie dan mengangkat bahunya, seolah dia juga tidak dapat berbuat apa-apa.

Dedi Xie menjadi sangat marah…

“Dasar tiga mahluk tidak berguna. Tunggu saja. Lain kali kalau ada pertandingan di Clan, aku tidak akan mengalah pada kalian.”

Baru saja menantang mereka setengah jalan, tiba-tiba terdengar Andrew Yang berkata: “Pengikut ajaran sesat sudah mati. Segel di ruangan ini juga sudah terangkat. Kenapa? Seutas tali biasa saja mana mungkin dapat menghalangi seorang biarawan yang melatih tenaga dalam?”

Dedi Xie tertegun, kemudian dengan tenaga ala kadarnya dia merenggangkan badannya. Seketika itu juga tali itu putus menjadi empat sampai lima bagian, sama sekali tidak dapat menahan tenaga dalam seorang biarawan.

Wajah Dedi Xie pun memerah. Memalukan sekali rasanya.

Bukan hanya dia terpaksa ditolong oleh tiga mahluk tidak berguna ini, mereka pun menyaksikan kebodohannya.

Kalau saja kakak seperguruan Clan Grid yang cantik itu tahu. Kalau suatu hari nanti dia ingin mencari kesempatan untuk menjadi pasangannya, mana semudah itu?

Saat itu juga muncul dalam benaknya pemikiran untuk membunuh mereka agar rahasia ini tidak akan pernah terungkap.

Tetapi setelah kesadarannya kembali secara penuh, pemikiran semacam ini hilang dari pikirannya.

Dia disiksa cukup parah oleh penganut ajaran sesat. Sekarang pun dua belum pulih sepenuhnya. Kalau saat ini dia sungguh-sungguh mulai berkelahi dengan mereka, sulit untuk tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah.

Oh. Tidak benar. Mereka kan bertiga. Dirinya pasti kalah.

Akhirnya dia memilih untuk diam. Mereka berempat menunggu Santi Yan dalam keheningan.

Melihat Dedi Xie menjadi cukup tenang, Andrew Yang pun tidak mencoba berpikir untuk berbuat apa-apa terhadapnya. Kalau tidak, dengan kemampuannya, bisa saja diam-diam dia memberi mahluk ini pelajaran.

Dengan cepat, Santi Yan mendarat dari langit-langit ruangan tersebut.

Kedatangan Santi Yan memberikan ketenangan bagi Dedi Xie dan Dodi Guan.

“Kalian tidak apa-apa kan?” Santi Yan mengamati mereka satu per satu.

“Tentu saja tidak apa-apa, kakak seperguruan. Tetapi memang harus diakui bahwa pengikut ajaran sesat itu sungguh berbahaya. Dia bahkan bisa memikirkan cara agar kita terpisah. Untunglah kita orang-orang Clan Obelix dan bukannya orang-orang sembarangan dan tidak berguna itu. Mau mengalahkan kita tidak semudah itu!”

Dedi Xie sama sekali tidak menyinggung tentang dirinya yang tertangkap oleh penganut ajaran sesat. Dia malahan pamer-pamer di hadapan Santi Yan.

Ketiga orang yang lain keheranan. Orang ini bukankah seorang murid berbakat? Tidak tahunya ternyata dia tebal muka juga!

Santi Yan mengangguk-angguk. Dia sekali lagi memejamkan mata dan mencoba merasakan keadaan di sekitarnya. Dia sadar bahwa orang yang memiliki energi pembangunan diri sudah tidak ada lagi.

Santi Yan merasa agak kecewa. Sesungguhnya dia sudah yakin bahwa orang yang bisa memecahkan persoalan sihir pelindung ini hanyalah teman seperguruan dari biarawan pembangunan diri.

Tadinya Santi Yan sudah ingin berterima kasih kepadanya. Tetapi sekarang dia sudah menghilang tanpa jejak. Kalau dipikir-pikir, mungkin karena teman seperguruan itu tidak ingin terkena imbas dari mereka.

Santi Yan membalikkan badannya dan memberi hormat pada langit.

Di dalam hatinya dia mengucapkan terima kasih.

Dodi Guan penasaran dan bertanya: “Kakak seperguruan, apa yang sedang kamu lakukan?”

Santi Yan menjelaskan.

“Barusan ini aku merasakan adanya energi dari biarawan pembangunan diri yang lain. Kali ini kalian bisa aman-aman saja, harusnya berkaitan erat dengan keberadaan tuan ini. Sebagai bagian dari Clan, meskipun tidak bisa berterima kasih secara langsung, kita tetap harus melakukannya.”

Setelah berbicara seperti itu, Santi Yan membungkuk dua kali.

Pupil mata Andrew Yang mengerut. Bagaimana mungkin dia bisa menyadari keberadaannya?

Dia merasa dirinya sudah cukup memperhatikan agar tidak memancarkan energi yang terlalu besar. Mengapa Santi Yan masih dapat menemukan jejaknya?

Rasanya dirinya hanya kurang waspada pada saat setelah membunuh pengikut ajaran sesat. Dia sempat menggunakan alam bawah sadarnya untuk mencari lokasi Santi Yan.

Apakah ketahuan pada saat itu?

Yoki Zhao terlihat seperti menggunakan lirikan penuh pertanyaan kepadanya.

Dodi Guan menggaruk-garuk kepala, dengan heran berkata: “Biarawan pembangunan diri? Yang menolong kita jelas-jelas adalah kakak seperguruan Yang. Tadi jelas-jelas kakak seperguruan Yang bertempur melawan pengikut ajaran sesat. Mana ada biarawan pembangunan diri…”

Belum juga Dodi Guan selesai bicara, Dedi Xie dengan tidak puas membuka mulut.

“Apa aku tidak salah dengar? Adik seperguruan Guan, meskipun hubunganmu dengan Andrew Yang baik, tetapi mana boleh mengaku bahwa jasa orang lain sebagai jasanya… Aku saja nyaris musnah di tangan si pengikut ajaran sesat. Andrew Yang, seorang yang tingkatan Master Polishing-nya beberapa tingkat di bawahku. Mana mungkin dia sanggup melukai si pengikut ajaran sesat?”

“Tapi…” Dodi Guan memikirkan kata-kata Dedi Xie dengan seksama, kemudian wajahnya memerah.

Dia merasa kata-katanya masuk akal.

Lalu dia memutar kepalanya dan menghadap Andrew Yang: “Kakak seperguruan Yang. Saat kamu diseret pengikut ajaran sesat ke dalam kabut tebal, apa yang selanjutnya terjadi?”

Andrew Yang merentangkan kedua belah tangannya dan dengan spontan tersenyum.

“Setelah aku diseret, aku merasa tidak dapat melihat apa-apa. Kesadaranku pun kabur. Saat aku telah sadar, si pengikut ajaran sesat sudah mati.”

“Lihat, kan. Aku sudah bilang Andrew Yang tidak mungkin mengalahkan pengikut ajaran sesat!”

Mengira tebakan dirinya benar, Dedi Xie langsung merasa sangat bangga.

Santi Yan mengangguk kecil dan menatap Andrew Yang.

“Pengikut ajaran sesat mati di mana? Coba perlihatkan padaku.”

“Baiklah. Ayo semuanya ikuti aku.” Dia mulai melangkah dan berjalan paling depan.

Dia kembali lagi ke tempat itu. Si pengikut ajaran sesat terbaring diam di sana.

Tidak terlihat ada bekas-bekas pertempuran sengit di sekelilingnya. Tetapi darah pengikut ajaran sesat mengalir ke mana-mana memenuhi lantai.

Dan si pengikut ajaran sesat terlihat mati dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

Lehernya tercabik hingga hancur dan satu lengannya terpisah dari tubuhnya.

Tetapi yang paling membuat orang merasa aneh adalah tidak ada tanda-tanda atau jejak-jejak perlawanan apapun yang tertinggal di ruangan itu.

Melihat keadaan itu, Santi Yan nyaris pingsan. Dia menarik napas dalam.

Dedi Xie merasakan perubahan raut wajah Santi Yan. Dengan panik dia bertanya: “Kakak seperguruan, apakah kamu menemukan sesuatu?”

Tatapan mata Santi Yan agak suram.

“Teman seperguruan pembangunan diri itu, kekuatannya tidak boleh diremehkan. Kalian lihat.” Sambil berkata demikian, Santi Yan menunjuk ke lingkungan di sekeliling mereka.”Si pengikut ajaran sesat ini juga merupakan seorang yang sangat hebat, dan sudah lama terbiasa menghadapi pertarungan antara hidup dan mati. Staminanya pasti terlatih dengan sangat baik.”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu