Menantu Hebat - Bab 252 Gunung Besar

Pulau Xiaoyao terpisah dari dunia luar, Andrew Yang kabur sampai di sini, seharusnya mereka tidak alkan menyadari.

Tentunya, Frey Liu bisa dipercayai atau tidak, masih perlu ditinjau.

Ini namanya sediakan payung sebelum hujan, mungkin saja ketua Clan saat melatih ilmu aliran gelap akan menggila dan mati?

Setelah sampai di pelabuhan, mereka beberapa orang bersamaan melewati danau yang super besar.

Akhirnya, terlihatlah rumput hijau gunung tinggi.

Di kaki gunung Clan Obelix, mereka berlima langsung melihat Siska Wei dari jauh yang sudah menunggu mereka lama.

Hari ini dia memakai gaun panjang kuno berwarna merah muda, sambil tersenyum menyambut mereka.

Dia pun langsung menyapa Sinta Yan, lalu pergi mendekati Andrew Yang dan memeriksa badannya.

Andrew Yang juga tidak tahu harus berbuat apa, dia pun mengatakan bahwa badannya tidak dilukai oleh kabut itu.

Yoki Zhao melihat dengan tatapan aneh ke badan mereka berdua.

Andrew Yang ini, mungkinkah langsung menaklukkan hati Siska Wei?

"Sudahlah kakak seperguruan, aku tidak terluka." Andrew Yang menghentikan pemeriksaannya.

"Tadi aku ada meramal, perjalanan kalian kali ini mungkin akan ada kecelakaan, tapi sepertinya aku berpikir terlalu banyak." Siska Wei melihat dia baik-baik saja, hatinya pun tenang kembali.

Di saat meramal mendapatkan hasil yang buruk, hati Siska Wei langsung khawatir.

Untung saja misi Clan kali ini dipimpin oleh Sinta Yan, kalau tidak Siska Wei akan langsung pergi menyerang pulau Xiaoyao.

Melihat mereka bermesraan, Dedi Xie cemburu.

Dasar, kenapa semua masalah baik jatuh di Andrew Yang.

Ke depannya harus mencari kesempatan untuk memberikan dia pelajaran.

Setelah di dalam hati terus memarahi Andrew Yang, Dedi Xie baru merasa lega.

Dari kecil sampai sekarang, dia adalah pusat perhatian semua orang, tapi tugas kali ini, dia malah banyak dipermalukan, membuat dia tidak rela.

Dan dalam tugas kali ini, penampilan baik adalah Andrew Yang, dengar Dodi Guan berkata, Andrew Yang juga berhasil melukai si Pengikut ajaran sesat.

Ini pasti hanya sebuah keberuntungan saja!

Lagipula dia tidak percaya, si Pengikut ajaran sesat yang bisa dalam waktu singkat membunuh dia, bisa dilukai oleh Andrew Yang.

Di saat Dedi Xie sedang berimajinasi dan setelah dia sadar kembali, semua orang sudah sampai di tangga.

"Kak Dedi, kenapa kamu melamun?" Panggil Dodi Guan.

"Iya, segera!" Jawab Xie dengan nada jelek. Sudahlah, pergi mengambil hadiah spirit stone dari tugas kali ini dulu.

……

Di Gunung besar.

Andrew Yang dengan langkah pelan mengikuti Siska Wei, lalu mendekati dia dan mencoba bertanya.

"Kakak seperguruan, kamu sebelumnya pernah berjumpa dengan si Pengikut ajaran sesat ini?"

Siska Wei langsung memutar kepalanya, dengan muka heran "Tidak, bukan semua orang yang bisa menggunakan sihir pelindung, pasti berhubungan dengan aku kan? Lagipula aku kalau tidak mendengar kalian cerita, aku juga tidak tahu bahwa si Pengikut ajaran sesat itu seorang wanita..."

Dari nada bicaranya tidak seperti berbohong, setelah Andrew Yang mendapatkan jawaban, tidak tahu kenapa hatinya merasa lega.

Melihat gaya dia begini, Siska Wei semakin curiga dengan dia.

Langsung dengan menatap wajah Andrew Yang, "Kenapa kamu menanyakan hal ini?"

Andrew Yang tersenyum "Tidak apa-apa, awalnya di saat aku menggunakan sihir pelindung bertarung dengan si Pengikut ajaran sesat, dan dia ada menyebutkan nama kamu."

"Oh.. Begitu ya...." Setelah mendengarkan perkataan ini, Siska Wei pun berpikir lagi dengan teliti, tapi di dalam benak pikirannya sepertinya tidak pernah berjumpa dengan dia.

Lewat beberapa saat, dia sedikit kesal, "Maaf, aku benar-benar tidak kepikiran."

"Sudahlah, mungkin saja dia sengaja mengungkit hal yang berhubungan dengan kamu, agar konsentrasi aku terbuyar. Nama besar kamu di Clan sangatlah terkenal, dia mengenal kamu juga tidaklah aneh." Andrew Yang takut dia terus kepikiran, dia pun langsung menjelaskan.

"Iya ya, betul juga." Siska Wei dengan alami menganggukkan kepala.

Andrew Yang hanya membuka sedikit mulutnya, namun dia juga tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Setelah sampai di halaman Clan Hunter, Andrew Yang langsung menaruh spirit stone yang didapat dari tugas kali ini di atas meja.

"Kakak seperguruan, kalau kamu membutuhkan silakan diambil saja."

Siska Wei melihat, mencibirkan mulutnya lalu dengan nada remeh berkata "Benda ini, Kakak seperguruanmu tidak memerlukannya."

Duduk di depannya, alam bawah sadar Siska Wei ingin mengambil kuaci, lalu menjulurkan tangan dan berhenti di udara, namun akhirnya tidak jadi.

Tidak tahu kenapa, hari ini memakai baju yang sudah lama tidak dipakai.

Hati Siska Wei merasa aneh, lebih baik memakai baju kain yang dulu sering dia pakai itu.

Tapi, berpakaian demikian, apakah auranya ada sedikit mirip dengan adik seperguruan Yan.

Dengar-dengar banyak pria Clan Obelix suka dengan adik seperguruan, bahkan pria yang bermata tinggi Clan Tiger juga begitu.

Dia pun melihat Andrew Yang...

Dia, mungkin juga demikian?

Andrew Yang melihat dia melamun, mengira dia masih terus kepikiran masalah si Pengikut ajaran sesat itu, dia pun menjulur tangan ke depan mata dia lalu melambai-lambai.

"Oitt.. Kamu tidak apa-apa?"

"Ha... Itu... Aku..." Jawab Siska Wei yang terpatah-patah dan tangannya tidak tahu harus ditaruh ke mana.

Andrew Yang merasa menyesal karena sudah terlalu banyak bertanya, "Kakak seperguruan, kamu jangan memikirkan hal si Pengikut ajaran sesat itu lagi, masalah ini hanya sebuah kebetulan saja."

Dia pun menghela napas, itu kan, kakak seperguruan masih memikirkan masalah itu.

"Si Pengikut ajaran sesat?" Siska Wei terdiam.

"Kamu baru saja melamun bukan memikirkan masalah si Pengikut ajaran sesat, bisa memikirkan hal apa lagi?" Kali ini Andrew Yang yang merasa heran.

"Berpikir..." Nada bicara Siska Wei sangat kaku, mukanya memerah, "Oh iya, berpikir tentang si Pengikut ajaran sesat. Jangan-jangan dia adalah orang yang pernah aku jumpa di masa kecil...."

Tatapan Siska Wei melihat ke kiri kanan, kelihatan sedang berbohong.

Andrew Yang pun membuka matanya, dan tidak memaksa dia untuk menjawab lagi.

Dia pun membagi setengah spirit stone.

"Ini, hadiah adik seperguruan untuk anda."

Siska Wei tersenyum, lalu mendorong kembali spirit stone.

"Spirit stone simpanan kakak seperguruan banyak kok, kamu sekarang menerobos tingkat dasar, benda-benda ini kamu simpan untuk kamu saja."

"Benar tidak mau?" Andrew Yang mengetahui, di Clan Hunter, setiap kali boleh mengambil pil yang banyak, tapi untuk spirit stone dibagikan berdasarkan misi yang diselesaikan.

Dari keseluruhan Clan Hunter, satu bulan mungkin hanya saja menyelesaikan 2 misi saja.

Meskipun dia bisa lebih banyak, namun bisa banyak sampai berapa banyak?

"Tidak perlu, aku sudah Pembangunan diri, kamu masih masa polishing, simpan untuk kamu saja."

Andrew Yang terdiam sejenak, lalu tersenyum dan tidak memaksa lagi.

"Baiklah, aku simpan dulu, ke depannya apabila kamu membutuhkan cari aku saja."

"Sudah aku katakan, aku punya banyak, kenapa kamu masih keras kepala lagi."

Siska Wei mengedipkan mata, wajahnya yang putih, di bawah cahaya wajahnya sangat bercahaya, membuat orang ingin memegangnya.

Andrew Yang mengkhayal, hingga Siska Wei memandang dengan sadis, dia baru sadar tindakan dia kurang sopan.

"Muka aku ada bunga ya?" Siska Wei emosi seperti kucing yang mengamuk, namun hatinya sangat bahagia.

"Eiitt, aku berpikir hanya beberapa hari tidak ketemu, merasa kakak seperguruan menjadi cantik."

"Iyakah?" Wajah Siska Wei sudah tidak bisa menahan ekspresi sadisnya, apakah dirinya berperasaan salah, dia melihat wajah genit di wajahnya.

Setelah sadar, Andrew Yang pun menenangkan pikiran, lalu tersenyum paksa.

"Aku pergi masak..."

Kalau begini terus, Andrew Yang merasa suasana di sini semakin aneh, meminjam alasan pergi masak untuk meninggalkan mereka.

Siska Wei melihat pundaknya pergi meninggalkan dia, lalu kepikiran masalah beberapa hari ini.

Baru saja di kaki gunung tidak memedulikan perhatian semua orang, setelah muncul sedikit masalah, dia pun sangat khawatir.

Dia pun melipat tangannya di atas meja, kepalanya pun ditidurkan di atas tangannya.

Angin bertiup, di bawah cahaya lilin ada bayangan dia, Siska Wei wajahnya pelan-pelan digoyangkan.

Matanya terus menatap api lilin, mukanya pun tersenyum.

Kemudian, senyumannya semakin bercahaya, lebih bercahaya dibandingkan cahaya lilin.

Di bawah cahaya lilin, seperti anak kecil...

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu