Demanding Husband - Bab 22 Siapakah Dia

Mata pria itu seperti pisau es, membekukan kulit kepalanya hingga mati rasa, dan entah kenapa firasatnya buruk...

Kevin tersenyum: "Aku tidak tahu bagaimana lukanya datang, tetapi kamu akan segera tahu bagaimana tanganmu patah."

William ketakutan. Dia menatap Tuan Yan dengan ketakutan, memegang tangannya erat-erat.

Kevin berjalan ke sisi Anastasia dan menutupinya dengan selimut: "Jika kamu masih ada yang dikatakan ngomonglah, kalau tidak ada pergi saja."

William melihat kecantikannya: "Aku hanya melihat beberapa bekas luka di tubuhnya, masih belum melihatnya dengan jelas-----"

William terdiam.

Dia seorang dokter! Ada banyak orang yang telanjang di meja operasi, semuanya hanya terlihat seperti daging di matanya.

Tentu saja, dia tidak memiliki keberanian untuk mengatakan sepatah kata pun ke pria ini.

Menghela nafas dalam-dalam, William akhirnya berkata dengan serius: "Sebagian besar lukanya adalah luka pisau, luka pukul, dan--—"

Dia berhenti, seperti yang dipikirkan, melihat Kevin mengangkat kepalanya lalu menatapnya.

Dia perlahan mengeluarkan kata-kata di akhir.

"Luka tembak."

Jari tangan Kevin bergerak secara tidak sadar.

Ketika melihat luka pada wanita yang tidak dikenal ini, membuat William semakin penasaran.

"Siapa dia?"

Dia benar-benar ingin tahu wanita yang berbaring di rumah Kevin di malam hari, asalnya darimana.

Kevin tidak bergerak, seolah-olah dia membeku. Hanya cahaya tajam di matanya yang membuktikan gerakan hatinya saat ini.

William tahu Kevin tidak akan menjawabnya. Hanya saja dia perhatian dengan wanita ini------

William dengan senang mengangkat sudut mulutnya.

Tampaknya kehidupannya akan ada sedikit perbedaan.

Sungguh senang mendengarnya.

Badan Anastasia terasa panas dan tiba-tiba bisa merasa dingin.

Keringatnya terus keluar.

Tulangnya terasa sakit, kepalanya berat dan sangat pusing.

Dia melihat sepertinya seseorang mendekatinya. Dengan sentuhan hangat,menghapus keringatnya, membuatnya nyaman.

Dia menghela napasnya dan berkata: "Kevin..."

Pria itu tegang lalu menjauhinya.

Apa kamu mau pergi? Jangan, disini saja...

Seolah pria itu pergi akan membawa pergi cahaya terang dan membuatnya jatuh ke kegelapan.

Kevin masih terkejut dan jantungnya berdebar-debar.

Siapa dia?

Dia bahkan menanyakan kata-kata yang sama dengan William.

Dia adalah pacarnya Hendy, putri kedua keluarga Du, tipe wanita yang paling tidak disukainya.

Tapi mengapa dia merasa sangat kenal ketika dia memanggil namanya? membuatnya merinding...

Dia jelas bukan orang itu sama sekali.

Dia menghela nafas, duduk di tepi tempat tidur, dan menundukkan kepalanya.

Dia pasti rindu Anabelle juga, rindu sampai berhalusinasi.

...

Matahari menyinari dari jendela besar.

Anastasia membuka matanya dengan susah payah, akhirnya dia bangun. Perasaan berat datang dalam sekejap, membuatnya tidak nyaman.

Melihat sekeliling, dia sangat mengenali ruangan ini---- dia sedang tidur di kamar tidur.

Adegan sebelum pingsan membuat kepalanya terasa sakit, dia masih ingat dengan jelas-

"Keluar."

Dia menutup matanya.

Kevin sudah memperlakukannya dengan baik. Setidaknya dia tidak tidur di jalan saat ini.

Dia ingat ketika dia tertidur, ada yang berbicara seperti ada orang yang menjaganya...

Apakah itu dia?

Dia segera hilangkan pikiran ini karena merasa konyol.

Setelah istirahat sebentar, dia menyangga tubuhnya yang lemah dan membuka pintu kamar.

Di ruang tamu, berita di TV tayang, di villa yang selalu kosong ini sangat tidak nyaman...

Anastasia terdiam dan melihat pria yang duduk di sofa.

Dia tidak lagi memakai jas yang pernah dilihatnya, hanya memakai baju kasual abu-abu, berbaring di bantal sofa dan mendengar berita keuangan yang sedikit membosankan.

"Kevin..." Anastasia membuka mulutnya sedikit karena demam semalam, tenggorokannya tidak bisa ngomong.

Dia hanya mengucapkan satu kata, dia segera menyadarinya. Ketika dia melihat ke belakang, kedua mata itu saling menatap.

Kevin melihat sosoknya yang bergoyang, lalu berkata: "Bangun?"

Itu benar-benar dia.

Anastasia sedikit batuk, suaranya serak: "kamu tidak pergi ke kantor hari ini kah."

Dia malas berbicara dengannya, bangkit dan berjalan menuju dapur.

Setelah mengerucutkan bibirnya, dia tidak ngomong lagi. Sebetulnya memang tidak ada pembicaraan yang baik di antara mereka.

Ada rasa sakit yang membakar di tenggorokannya, dia menuang segelas air untuk dirinya sendiri, tetapibaru berjalan satu langkah, dia merasa pusing.

Dia jarang demam. Fisik kuat yang dilatih sejak kecil membuat daya tahannya lebih tinggi daripada orang biasa.

Mungkin karena ini, semua kelelahan keluar dari cedera ini.

Tiba-tiba ada bayangan di depannya.

Di gelas yang bening, ada setengah cangkir air jernih.

Anastasia mengambil gelasnya dan berkata: "Terima kasih."

Kevin melihat dia tidak minum sambil memegang gelas, tidak tahu apa yang dipikirakannya, mungkin karena baru sadar.

Matanya melirik ke piyamanya, lalu dia menarik piyamanya.

“Apa yang kamu lakukan?” Anastasia sedikit terkejut, dengan cepat berlari dan bersembunyi, tanpa disadari piyamanya terlepas sedikit.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu