Demanding Husband - Bab 82 Jangan Tinggalkan Dia

Napas Anastasia menjadi tidak lancar, Kevin mencekiknya sehingga dia hampir kehilangan napas.

Dia secara refleks ingin mematahkan jari besi Kevin, berjuang dengan lemah.

Kevin berhenti selama beberapa detik, perlahan menghilangkan kekuatannya.

"Uhuk uhuk..."

Begitu Kevin melepaskannya, dia batuk tanpa henti, lalu mengeluarkan darah, wajahnya pun tampak yang pucat.

Mendengar Anastasia yang kesulitan bernapas, tatapan matanya tertuju pada Kevin, tersadar bahwa pria itu begitu dingin, penuh amarah.

"Untuk apa kamu melawan, bukankah kamu ingin mati?"

Dia mengucapkan kata demi kata secara perlahan, suaranya seolah terjepit dari geraham belakang.

Anastasia tidak mengerti, jadi dia mengedipkan matanya yang basah oleh uap air.

Kapan Anastasia ingin mati?

Seolah mengerti akan kebingungannya, Kevin mencibir: "Apakah aku salah? Kamu pergi dari pesta makan malam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kemudian berbalik dan pergi ke perangkap yang sudah direncanakan oleh orang lain!"

Anastasia tercengang untuk sejenak, berusaha mengikuti pemikirannya.

Apakah ingin memutar kembalii masa lalu dengannya...

Tapi bagaimana hal seperti itu bisa diharapkan? Bahakan ketika Anastasia pergi, dia sudah menjelaskan alasannya kepada Cecilia.

Setelah menelan tenggorokannya yang terasa begitu sakit, Anastasia berkata dengan suara serak: "Hansen tiba-tiba menelepon. Angel telah diculik. Tentu saja aku--"

"Kemudian juga Hansen."

Kevin tidak tahan untuk memotong kata-katan Anastasia, nadanya pun menjadi lebih dan lebih suram: "Awalnya dia berani menghadapiku di Happy Monk, tetapi dia pikir itu adalah peran yang hebat. Apa akibatnya? Bahkan tidak dapat menyelamatkan diri sendiri, dasar sampah! "

Anastasia mengerutkan alisnya, lalu berkata: "Robby awalnya sudah punya rencana. Bagaimana Hansen bisa tahu--"

"Jasi jika dia tidak tahu, maka kamu jadi tahu?"

Kata-kata Anastasia kembali terpotong, suara Kevin penuh dengan amarah yang meluap-luap, seakan meraung di telinganya.

Wanita terkutuk ini, mengandalkan kekuatannya sendiri untuk pergi mencari kematian?

Pria dengan sepasang mata yang terbakar amarah itu menatapnya.

Anastasia menyesap bibirnya, tidak mengatakan apa-apa.

“Kenapa, sekarang sudah berakting dengan baik?” Sudut bibir Kevin menyeringai: “Ternyata kamu masih ingin melompat dari gedung? Merasa kesal karena kamu tidak kunjung mati ya?

Pandangan mata Anastasia yang melayang tiba-tiba bergetar.

Ketika sebelum koma, Anastasia ingat bahwa pada saat terakhir, ketika dia menyerah berjuang, pria yang berada depannya itu muncul...

Pada saat itu, dia tidak bisa percaya bahwa jalan kecil itu untuk tidak dapat diakses, kecuali orang-orang Keluarga Gu, mungkin tidak ada orang yang tahu.

Tapi Kevin menemukannya.

Kevin mendapati dirinya melarikan diri dari jendela yang pecah, ikut melompat turun...

Hati Kevin lebih tergila-gila padanya.

Jika kamera itu tidak dimatikan, dan juga jika dia tidak melihat aksinya di layar kecil, wanita itu akan meninggal dengan caranya sendiri!

"Anastasia, apakah kamu tidak punya otak?"

"Terima kasih."

Kevin yang berkata dengan sarkastik, tiba-tiba berhenti.

Dia melihat kebawah, menatap wanita pucat itu tanpa emosi.

"Terima kasih."

Anastasia dengan lembut mengatakannya lagi.

Ruangan itu tiba-tiba menjadi sunyi, dua orang itu satu demi satu bernafas.

Setelah waktu yang lama, Anastasia membuka mulutnya lagi dan memecah kesunyian di antara mereka.

"Aku tidak mengira kamu akan datang."

Suara Anastasia tenang, seakkan tidak memiliki emosi khusus, tetapi mengatakan sesuatu fakta.

Anastasia mengira dirinya akan peduli, tetapi ketika Robby menerima teleponnya itu, jantungnya berdetak sangat kencang sehingga dia bahkan tidak bisa menipu dirinya sendiri.

Anastasia berharap dia dapat peduli padanya walaupun hanya sedikit, bahkan... jika bukan karena perasaan cinta.

Karena itu, ketika Kevin menyangkal hubungan mereka dengan dingin.

Itu bahkan lebih mengerikan daripada menghadapi pedang Robby.

Tapi pada akhirnya... dia datang juga.

Kevin mengerutkan keningnya, seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. Jejak kejam melintas di antara alisnya.

Padangannya melihat keluar jendela ke arah tertentu, telinga itu mengeluarkan suara gila telepon pada saat itu. Dia berbicara dengan dingin dan aneh——

"Jika kamu berani mengancam Keluarga Yan, aku takut aku akan menjadi tidak sabar."

Kevin tidak menjelaskannya, tetapi siapa orang dia itu jelas.

Anastasia menurunkan matanya, tidak menyucapkan sepatah kata pun.

Apakah karena ini?

Bagaimana orang yang sombong dan terhormat seperti Kevin bisa mentolerir ancaman dan provokasi Robby seperti anjing gila?

Sangat normal untuk tersinggung dan kemudian mengancam lawan.

Anastasia menggigit bibirnya, bibir pucat tanpa darah itu memiliki tanda gigi yang dangkal.

Kevin kembali menatap Anastasia yang tidak berkata apa-apa.

Beberapa saat yang lalu, wanita ini marah dan merasa kesal, tetapi kemudian wanita ini dengan suaranya yang serak mengucapan terima kasih dengan begitu lembut.

Kevin dengan tenang, menggerakkan langkahnya. Dia sepertinya ingin pergi, tetapi juga ragu-ragu.

Di antara mereka, tidak ada lagi yang dapat dibicarakan.

Memikirkan hal ini, dia tidak lagi ingin tinggal lebih lama, dia hanya melirik darah yang berkucuran di punggung tangan Anastasia, lalu berkata dengan dingin: "Aku akan meminta perawat untuk masuk dan memberimu infus yang baru."

Usai berkata, Kevin berbalik, lalu pergi.

Pikiran Anastasia masih mengambang, ketika kesadarannya telah kembali, Anastasia baru menyadari bahwa pria sosok tinggi itu telah pergi jauh.

Dalam sekejap, bau alkohol tidak bisa menunggu untuk memenuhi indranya, dicampur dengan kenangan berdarah, dan penantian yang penuh dengan keputusasaan...

Siapa yang Anastasia tunggu?

Dia telah menunggu di neraka putih ini begitu lama, dan setiap hari merasakan rasa sakit yang tak ada habisnya. Satu-satunya pikiran adalah bahwa orang itu dapat datang kepadanya lagi, memegangnya, dan memenuhi janjinya di telinganya.

"Aku telah kembali."

Tampaknya bertepatan dengan kepanikannya sendiri dalam ingatannya, menyaksikan Kevin mengangkat tangannya, memutar kunci pintu. Tubuhnya hampir menghilang...

Tidak, tidak, jangan tinggalkan dia!

"Vin!"

Tubuh Kevin berhenti bergeak dan tiba-tiba berbalik.

Tubuh Anastasia mengarah ke arah Kevin pergi, sepasang mata yang selalu jernih dan acuh tak acuh, penuh dengan rasa panik dan ketakutan.

Pada saat ini, waktu seakan berhenti.

Dalam benaknya dengan cepat melintas sesuatu, mata Kevin yang tajam memiliki momen kebingungan.

Namun dalam sekejap, Kevin dengan cepat menyangkal ilusinya.

Apa yang dia pikirkan?

Pemikiran yang membingungkan ini hanya berlangsung sesaat, kemudian dia menyipitkan kedua matanya. Wanita di hadapannya tidak stabil dan bisa jatuh dari tempat tidur.

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Kevin dengan tidak sabar berkata, tapi tubuhnya menerjang melekat, memegang tubuh kurusnya di lengannya.

Suhu pria di lengannya begitu dingin, tubuhnya melengkung dengan kencang, sepertinya dia ingin menekan sesuatu.

Namun jarak kedua orang itu sungguh dekat, reaksi sekecil apa pun dapat membuat getaran pada tubuhnya, membuat napas tak terkendali.

Kevin tidak bisa menahan untuk menurunkan matanya, mata mereka bertabrakan, kelopak matanya bergetar.

Kevin mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa yang salah dengan Anastasia.

Dia adalah... apa yang ditakutkannya?

Dia tiba-tiba ingat bahwa ketika wanita itu sedang sakit perut, dia bersikeras untuk tidak pergi ke rumah sakit.

Karena ini?

"Anastasia, jangan berpura-pura untuk tampak begitu menyedihkan. Tidak mungkin untuk keluar dari rumah sakit."

Kemudian, bibirnya tiba-tiba sentuhan lembut hangat, lembab, membuat pupilnya tiba-tiba menyusut.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu