Demanding Husband - Bab 267 Dia Berhasil Meraihnya

Dia sudah berjalan jauh, jadi wajar saja mereka tidak dapat melihat apa yang ada di tangannya, tetapi reporter tersebut dengan cepat mengambil foto yang baru mereka potret, menunjuk ke suatu titik di layar kecil, dan berkata dengan membuka mata lebar: "Lihat, lihat, terang sekali!"

Dalam foto tersebut, jari-jari rampingnya sedikit terangkat, dan dia menyelipkan rambut yang tersebar di sekitar telinganya. Di jari manis tangan kiri, cincin berlian yang cerah dan bersinar menjadi titik sorotan.

"OMG, ternyata dia sudah menikah!"

"Yahh, sayang sekali, padahal aku ingin menjadikannya Dewi ku!"

"Dilihat dari bersinarnya cincin berlian ini, sudah pasti suaminya orang kaya raya, aku sangat iri!"

"....."

Di dalam kamar suite hotel Champs Elysees, Cynthia menutup pintu, melepas kacamata hitamnya, melepas sepatu hak tingginya, dan berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Jadwal yang padat membuat seluruh tubuhnya terlihat berdebu, ia membasuh wajahnya dengan air dingin, sentuhan yang menyegarkan membuat rasa letihnya berkurang jauh.

Melalui tetesan air di bulu matanya, dia menatap dirinya di cermin dengan sedikit tenggelam dalam pikiran.

Getaran dan suara dering ponsel datang dari kamar tidur, dia berjalan masuk ke kamar, ponselnya terjatuh keluar dari tasnya yang berada di atas kasur mewah.

Melihat nama yang muncul di atas layar, dia tersenyum kecil dan menekan tombol angkat.

Dengan suara pelan berkata: "Aku sudah tiba di China."

"Aku tahu, berita di internet sudah keluar."

Suara orang tersebut sangat menarik dan menyenangkan: "Istriku memang benar-benar yang paling cantik, kamu bisa menjadi gambaran dari merek CC dan mengendorsenya secara bersamaan."

Mendengar godaannya, wajahnya sedikit memerah dan berkata: "Seriuslah sedikit. Aku akan mendiskusikan kerja sama dengan merek di China besok. Apakah kamu punya suatu saran?"

"Um ... kalau soal saran..."

Suaranya terdengar malas dan berkepanjangan: "Akan kuberi tahu jika kamu menciumku. Ayo cium aku melalui mikropon."

"Marison Xiao!"

Nada suara wanita cantik itu jelas terdengar malu dan juga kesal, dia benar-benar tidak bisa menahan godaan.

Marison Xiao bersandar malas di kepala tempat tidur dan menguap sembari berkata: "Lakukan saja apa yang menurutmu benar. CC itu kan milikmu, bukan milikku ... Aku sudah ngantuk sekali mau tidur."

"......."

Dia melihat jam, menghitung perbedaan waktu, memang betul bahwa di Prancis sudah larut malam sekarang ini.

Marison Xiao selalu lesu, dan kebiasaan ini sangat cocok dengan gayanya yang kasual dan malas. Sampai jam segini dia belum juga tidur sebenarnya karena sedang menunggunya untuk mendarat dengan selamat.

Sedikit tersenyum dan dengan lembut berkata, "Ya, selamat malam."

Menutup telepon dan kemudian berjalan ke balkon kecil dari kamar suite, membuka tirai, membiarkan angin musim semi China perlahan bertiup masuk, mengangkat-ngangkat rambutnya.

Tidak jauh dari sana, sebuah bangunan seperti awan yang menjulang tinggi berdiri di depan, sangat megah.

Itu adalah IFC Building.

Matanya bergerak lamban untuk sejenak, dan saat matanya berkeliaran, seperti ada suatu perasaan yang lewat, tapi dengan cepat menghilang tanpa jejak.

.....

Jason Lin mengetuk pintu kantor direktur, dia tidak mendengar suara apa pun sehingga ia berjalan masuk dengan ringan.

Ada ruang di dalam kantor yang luas. Saat ini, pintunya terbuka, dan matahari pagi mengalir dari jendela depan, dan cahaya menyinari sosok kurus yang sedang berbaring miring.

Seperti dugaannya, kemarin malam Kevin Yan tidur di kantor lagi.

Suara Jason Lin yang masuk ke dalam sangat pelan, karena dia takut akan mengganggu istirahat Kevin Yan. Namun, suara yang sangat pelan ini tetap membuat Kevin Yan langsung terbangun, perlahan menegakkan tubuhnya, membuka matanya, dan melihat Jason Lin dengan ekspresi minta maaf di mukanya.

"Maaf telah membangunkan anda, Direktur Yan."

Kevin Yan mengangkat tangannya dan memijat-mijat pelipisnya, lalu menggelengkan kepalanya: "Tidak apa-apa."

Kualitas tidurnya telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk, bahkan pergerakan sedikit saja akan membangunkannya dan susah untuknya tertidur lelap lagi.

Saraf di otaknya terlalu tegang karena memiliki tekanan dalam jangka waktu yang lama, dan sakit kepala yang seperti terbelah, membuat alis Kevin Yan semakin menegang.

Tapi dia tetap bangkit berdiri dengan cepat, dan ketika dia masuk ke kamar mandi dia bertanya, "Bagaimana dengan jadwal hari ini?"

Jason Lin melihat-lihat dokumen yang telah dia persiapkan, dan berkata dengan hormat: "Direktur Yan, apakah Anda masih ingat merek mewah yang baru saja memasuki China?"

Tangan Kevin Yan yang memegangi handuk terhenti sejenak dan berkata: "Ya, ingat, ada apa?"

"Malam ini ada makan malam kecil-kecilan, salah satunya adalah mereka. Nyonya besar Yan ada urusan sehingga tidak bisa pergi, apakah anda bisa ..."

Kevin Yan mengerutkan keningnya dan berkata: "Tidak pergi."

IFC International Group belum terlalu mendalam di bidang barang mewah. Makan malam malam ini merupakan negosiasi kerja sama antara beberapa merek mewah lokal di China dengan pendatang baru di luar negeri, sehingga tidak akan melibatkan IFC International Group.

Namun, karena anak perusahaan IFC International Group, Lemon Entertainment, film box office kariernya baru-baru ini menjadi hit, di mana aksesori tas dari aktor wanita kebetulan disponsori oleh penyelenggara pesta makan malam ini, dan aktor wanita tersebut merupakan dari Lemon Entertainment. Penyelenggara pesta makan malam mengirimkan surat undangan kepada Cecilia Yan, kepala direktur Lemon Entertainment, sebagai tanda penghargaan.

Malam itu, reaksinya Kevin Yan ketika melihat berita terkait CC sangat luar biasa. Jason Lin mengingatnya ke dalam hati dan memberi tahu Kevin Yan tentang makan malam tersebut.

Namun dilihat dari reaksinya Kevin Yan yang sekarang ini, sepertinya dia sudah tidak tertarik lagi, Jason Lin mengangguk, berbalik badan dan bersiap untuk pergi.

"……Tunggu."

Mata Kevin Yan menjadi gelap. Wajah yang cantik melintas di benaknya, dan senyumannya yang indah sangat menyentuh.

"Tolong diatur."

Bahkan jika ini hanya merupakan khayalannya pada malam itu, biarkan dia menipu dirinya sendiri lagi dan biarkan khayalan ini berlanjut ...

......

Champs Elysees Hotel terletak di seberang IFC Building dan merupakan hotel bintang lima yang dioperasikan oleh IFC International Group. Lokasi makan malam dibooking di sini. Tidak tahu juga apakah penyelenggara sengaja memilihnya di sini untuk menyenangkan Cecilia Yan.

Kevin Yan tiba lebih awal, dan tidak langsung pergi ke ruang vip mewah tempat pesta makan diadakan. Matanya tertuju pada taman musim semi yang berada di luar hotel.

Di sini juga ada bayangan wanita itu.

Suatu malam pada tiga tahun lalu, wanita itu sedang bersandar di pagar taman dan berbicara dengan Marison Xiao, pipinya bersinar merah, dengan memegang papan tanda tangan kaca di tangannya.

Pemandangan itu terukir di matanya, sangat menyakitkan matanya. Dia memeluk wanita itu ke dalam pelukannya dalam kemarahan, dan mencium bibirnya seperti mengumumkan kepada publik bahwa dia adalah miliknya.

Mungkin sejak saat itu, dia sudah menyukainya.

Atau mungkin lebih awal dari itu...

Tetapi pada saat itu dia keras kepala dan juga buta, meletakkan perasaannya yang sesungguhnya kepada orang yang salah, selalu menyangkal perasaan yang ada di lubuk hatinya, menyakitinya terus menerus, seolah-olah dengan seperti ini baru ia bisa menghilangkan perasaan di lubuk hatinya yang goyah...

"Ehem."

Dengan rasa sakit di paru-parunya, Kevin Yan menekan batuknya, melihat ke jam tangannya dan menyadari bahwa sudah hampir waktunya mulai, ia berjalan ke ruangan tempat pestanya diadakan.

Namun, tepat ketika dia menghadap ke jalan, dia melihat sosok kurus dan wajah yang cerah.

Dia berdiri di pintu pesta makan, bibirnya tersenyum, seolah-olah dia sedang berbicara dengan pelayan yang menyambutnya, dan pelayan dengan sopan mengarahkannya.

Jantungnya tiba-tiba kosong, pikiran Kevin Yan menjadi kosong dalam sekejap.

Apakah dia sedang berkhayal lagi?

Pergerakan tubuh jauh lebih cepat daripada pemikirannya, Kevin Yan tanpa berpikir melangkah maju, mengikuti sosok yang akrab tersebut.

Saat dia mempercepat langkahnya, sosok itu semakin dekat, saking dekatnya sampai jantung Kevin Yan mulai berdetak dengan sangat kencang!

Bukankah ini hanya sebuah ilusi? Mengapa ini begitu nyata, mengapa kali ini, dia sepertinya bisa meraihnya?

Tanpa sadar Kevin Yan mengulurkan tangannya——

Saat berikutnya, telapak tangan terasa dingin.

"......"

Kevin Yan menurunkan matanya dengan sangat lambat, melihat telapak tangannya sendiri sedang menggenggam pergelangannya yang ramping dan rapuh.

Tak disangka dia betul-betul berhasil... meraihnya!

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu