Demanding Husband - Bab 360 Gugurkan Anak Tersebut

Anastasia tertegun dalam waktu yang cukup panjang, pikirannya kosong.

Setelah beberapa saat, hingga dokter tersebut memanggilnya selama beberapa kali, dia pun kembali tersadarkan dan berusaha menerima informasi yang begitu mendadak ini.

".........Dokter, apakah........Anda yakin?"

Tatapan Anastasia kosong dan bergegas mengambil laporan dari tangan dokter lalu melihat laporan kehamilan.

"Tetapi.......sebelumnya aku pernah melakukan pengecekan, hasilnya tidak baik, hasilnya mengatakan aku tidak bisa hamil untuk kedepannya........"

Dokter dengan sabar menjelaskan: "dari sudut pandang medis, penyakit apa pun ada tingkat kemungkinan. Endometrium Anda memang telah rusak, tetapi ini bukan kegagalan mutlak dibandingkan dengan wanita pada umumnya."

"........."

Anastasia menggerakkan bibirnya, akan tetapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Rasanya seolah-olah kehangat mengalir ke seluruh badannyadan keterkejutan membuatnya hampir tidak bisa berdiri.

"........Terima kasih, terima kasih."

Suara dia bergetar, seperti tidak dapat mengucapkan hal lain selain terima kasih.

Ini pasti merupakan hadiah terbaik yang disiapkan untuk dia.

"Tidak perlu sungkan, pada dasarnya inni memang tugas kami."

Ketika dokter mengatakan ini, dia berhenti sejenak dengan tegas berkata: "Nona Anastasia, bayinya saat ini berusia tiga minggu dan sedang dalam tahap awal kehamilan. Sekarang tampaknya situasinya cukup stabil."

"Namun, risiko terkait masih perlu diberitahukan kepada Anda. Anda dapat mempertimbangkannya sebelum mengambil keputusan berikutnya ..."

Pikirannya tidak sepenuhnya kembali hingga Anastasia pergi meninggalkan Central Hospital, bahkan tangannya saja masih bergetar.

Dia tidak terlalu peduli dengan kata-kata terakhir yang dikatakan dokter padanya.

Karena seluruh dirinya terpana oleh kegembiraan yang luar biasa, tidak ada hal lain yang dapat mempengaruhi suasana hatinya yang baik.

"Halo Cynthia, bos? Wanita cantik?"

"......"

Anastasia mendapatkan kembali kesadarannya, mengadahkan kepalanya dan melihat wajah cantik yang kebarat-baratan sedang melambai-lambaikan tangan di depannya.

".......Hah, ada apa Bella?"

Bella menggelengkan kepalanya dan mengarahkan pandangan ke arah Anastasia.

"Mengapa kamu bertanya kepadaku? Sejak kamu kembali ke kantor, kamu tersenyum terus-menerus. Ada apa? Sedang berpikir mesum?"

"……Uhuk."

Anastasia tidak tahan dengan ucapan Bella yang tidak terkendali, dan terbatuk dengan canggung, lalu memelototinya: "Apa yang sedang kamu katakan!"

Dia mencoba menenangkan dirinya, membalik beberapa halaman dari sketsa yang dikirim oleh Bella, tapi pikirannya masih melayang tak terkendali.

Setelah beberapa detik, tangan Anastasia tanpa sadar membelai perut bagian bawahnya dan membuka bibirnya dengan ringan.

"Bella, anak kecil di rumahmu itu sepertinya sudah berumur enam atau tujuh tahun bukan?"

"Hm? Kamu sedang membicarakan yang aku bawa ke kantor pada hari itu? Itu merupakan anak dari kakakku, dia terus mengangguku setiap hari, bahkan dia merobek semua sketsa aku, benar-benar mengesalkan!"

Bella berbicara dengan santai dengan atasannya, dia berbicara sambil menyenderkan badannya pada kursi dan menggoyangkannya.

Anastasia mengatupkan bibirnya: "hm iya anak laki-laki pasti akan lebih usil."

"Jadi kedepannya juga aku hamil, aku harus mendapatkan anak perempuan. So cute! Mamaku mengatakan ketika aku masih kecil, aku sangat mirip dengan barbie."

"Hm iya anak perempuan pasti akan lebih penurut." Anastasia menganggukkan kepalanya.

Bella tersenyum: "tetapi ini masih jauh, aku saja belum menemukan pria yang bersedia melahirkan anak bersama aku!"

Anastasia tersenyum ringan: "kamu yang sudah begitu hebat saja masih takut tidak bisa mendapatkan pria, jelas-jelas kamu yang tidak melihat ke arahnya."

"Hidup masa lajang!"

Bella tersenyum cerah, penuh semangat, dan bahasa tubuh orang Barat memang kaya, Dia mengepalkan tinjunya dan mengangkatnya dengan bersemangat, seperti seorang pejuang feminis.

"Hah? Cynthia, kenapa kamu tiba-tiba membicarakan ini denganku?"

Mata Bella terkejut: "Topik ini merupakan topik kesukaan bibi-bibi di lantai bawah yang sudah melahirkan banyak anak........"

Tiba-tiba dia berhenti berbicara dan melihat tangan Anastasia di perutnya dengan mata yang tajam, dan matanya tiba-tiba berbinar.

"Ya Tuhan, Cynthia, apakah kamu, apakah kamu ..."

Bella memelototi matanya yang indah dan menutupi mulutnya.

".......Iya."

Anastasia tersenyum tipis: "aku baru saja melakukan memeriksanya."

"Ya Tuhan, ya Tuhan!"

Bella berdiri dan menatapnya: "apakah kamu sudah memberitahu Mr. right? Bagaimana reaksi dia?"

"Aku.......belum sempat memberitahu dia."

Sebersit ekspresi Kevin Yan muncul pada pikiran Anastasia, jantungnya berdetak semakin cepat.

"My godness! Bisa-bisanya kamu masih memiliki niat untuk kembali bekerja?"

Bella mengambil dengan paksa lembaran-lembaran sketsa dari depan Anastasia: "sudah, sudah, jangan melihatnya lagi. Ayo cepat hubungi Mr. right........."

Dia dengan antusias mengangkat gagang telepon di atas meja dan menyerahkannya kepada Anastasia.

"........."

Anastasia mengambil gagang telepon tersebut, berpikir sejenak lalu mencari kata-kata bagaimana untuk memberitahunya kepada Kevin Yan.

Dia merasa gugup dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Setelah berpikir sejenak, pada akhirnya dia tidak dapat menahan keinginan untuk memberitahukan kabar baik ini kepada pria itu. Anastasia menaruh kembali gagang telepon tersebut dan memakai pakaian luar.

"Bella, bantu aku urusi masalah kantor, aku pergi terlebih dahulu."

"Haha Cynthia apakah kamu sudah tidak sabar? Kamu tenang saja sana mencari dia, berikan semua urusan lain kepadaku!"

Bella tersenyum dan berkata: "segera berikan kabar baik ini kepada kami!"

Wajah Anastasia memerah begitu mendengar ucapan dia, dia melambaikan tangannya dan bergegas meninggalkan kantor.

IFC Building.

Saat Anastasia sedang menaiki lift, kebetulan dia bertemu dengan Jason Lin yang turun dari lantai atas.

"Apa kabar Nona Anastasia, apakah Anda datang mencari Direktur Yan?"

Jason Lin menganggukkan kepala dengan sopan, dia mengeluarkan ponsel: "Anda tunggu sebentar, sepertinya Direktur Yan sedang rapat, aku akan berbicara dengannya........."

"Tidak perlu."

Anastasia bergegas menghentikan Jason Lin: "jangan menganggu pekerjaan dia, aku bisa menunggunya di ruangannya."

"Baik."

Lift berhenti pada lantai 18, Anastasia berjalan ke arah ruangan direktur, ketika dia mendekati pintu ruangan, dari kaca dia melihat samar-samar sebuah bayangan.

Kelihatannya informasi dari Jason Lin salah, Kevin Yan sedang berada di dalam ruangannya.

Langkah kaki Anastasia terhenti dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Apa yang harus dikatakan kepadanya? Berterus terangkah? Atau membahas yang lain terlebih dahulu......

Dia pasti akan senang, saat dia tersenyum, matanya sangat bercahaya.

Ketika Anastasia sedang berpikir, sudut bibirnya terangkat, dia mengatur pernafasannya, lalu menjulurkan tangan untuk memutar gagang pintu.

Terdengar sebuah suara dari dalam ruangan melalui pintu yang terbuka. Suaranya sangat pelan, sepertinya pria itu sedang berbicara di telepon.

"......Ehm.......aku tahu........secara teknis.......gugurkan anak tersebut saat ini juga......"

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu