Demanding Husband - Bab 57 Apakah kamu menginginkan anak ini

Sekalipun suasana seperti ini luar biasa, namun tanpa ragu sedikit pun, orang yang terpisah dekat dengan dia saat ini, adalah Direktur IFC International Group.

Orang di luar pintu menunggu sejenak, tidak mendengar sahutan, jelas tidak sabar, dalam nada bicaranya terdengar hawa bahaya.

“Aku beri kamu waktu sepuluh detik.”

Dia berusaha menarik napas, menekan suaranya yang tidak tenang, pura-pura tenang, dan marah : “Kevin kamu sakit ya, ini adalah kamar kecil wanita!”

“Kamu masih ada tujuh detik.”

Suaranya tenang bagaikan batu besar, tidak bergetar.

“Kamu keluar dulu.” Suara Anastasia parau : “Ada hal kita bicarakan di luar.”

“Tiga detik.”

Anastasia sekarang benar-benar ingin menerjang keluar dan menghajar pria itu, sungguh keterlaluan!

Ketika akal sehatnya menang, dia memantapkan hatinya, menyimpan test pack ke dalam tasnya, menarik napas dalam, lalu memutar kunci pintu.

“Sebenarnya kamu ada masalah apa!”

Saat dia membuka pintu, dengan cepat Kevin melangkah masuk ke dalam, menutup dan mengunci pintu.

“Bammm!”

Anastasia yang belum hilang rasa takutnya melihat pria yang berdiri di depannya.

Dua orang berdiri di tempat yang kecil, sebentar saja berubah menjadi begitu sesak.

Dengan cepat mata Kevin menyapu lantai dan tong sampah yang bersih, sepasang matanya mengerjap, tapi sudut matanya yang tajam menangkap bungkusan kertas yang muncul sedikit dari tasnya___

Dalam sekejap, tidak menunggu dirinya sadar, dia membungkuk, dan test pack sekarang berada di jemari tangannya.

Mendadak dada Anastasia serasa berat.

Tiga huruf merah yang mencolok terlihat dari bungkusannya, dari suaranya terdengar mengandung penuh arti, nyaris seperti diucapkan dengan bibir tertutup.

“Katakan padaku, apa ini?”

Dia sudah tahu.

Bagaimana dia bisa tahu?

Anastasia memalingkan wajahnya, dia tidak tahan saling bertatapan dengan Kevin yang begitu tajam bagai pisau, dia genggam erat jarinya, dengan datar menjelaskan : “Aku……juga belum tahu hasilnya, belum tentu hamil.”

Wajah Kevin menjadi merah padam.

Dia masih memakai alasan yang rendah? Bahkan ibu Wu pun sudah tahu, dia malah menutupi darinya?

Waktu tengah hari, melalui kaca jendela dirinya melihat dia dengan buru-buru masuk ke sebuah apotek, tanpa dipikir dirinya segera mengikuti Anastasia.

Sampai saat ini, kepergok olehnya, dia masih pura-pura tidak bersalah?

“Kamu tidak tahu?”

Bibirnya terangkat, ekspresi yang semaunya dan kejam : “Baiklah, kalau begitu kita tunggu bersama.”

Sebuah barang kecil bentuk pulpen, mendadak bagaikan sebuah palu pengadilan yang terangkat tinggi muncul di matanya.

Waktu berlalu demi detik demi menit, suasana di dalam ruang yang sempit ini, juga karena kehadiaran pria ini yang membuat hawanya sesak dan mengejutkan orang.

Anastasia tidak pernah merasa waktu lima menit yang singkat ini terasa begitu panjang, seperti menerima sebuah siksaan hukuman mati.

Garis merah sepertinya mulai muncul perlahan, dia memalingkan garis pandangannya dan menunduk.

Agak lama, kemudian terdengar suaranya yang lembut dan serak.

“Kevin, sekalipun aku sungguh hamil, kamu juga tidak akan mau, benarkan?

Sesaat itu mendadak dia sepertinya tersadarkan, tidak terlalu peduli dengan hasilnya.

Karena, tidak peduli dia benar hamil atau tidak, hasilnya akan sama saja.

Apa yang perlu dia cemaskan?

Kevin tidak akan mengizinkan kehadiran anak ini.

Kevin menjadi panik, segera wajah tampannya berubah dingin, dengan suara berat berkata : “Tentu saja.”

Dua kata yang singkat, bagaikan mata pedang yang berlumuran garam yang kejam dan haus darah.

Wajah pucat Anastasia menunjukkan dia mengerti, tanpa mengangkat kepala dia melihat pada hasil testpack itu.

Sebuah garis merah.

Dia tidak memiliki emosi lagi untuk menghadapi pria ini yang tampaknya tidak mengerti ini, bahkan tersenyum kecil : “Kamu sudah bisa tenang, aku tidak hamil.”

Selesai bicara, tidak menunggu reaksi dari pria ini, dia mengulurkan tangan dan membuka kunci pintu, langsung berjalan keluar.

Sekujur tubuh Kevin menjadi kaku, melihat buku aturan pakai, perlahan dia mengerti.

Tidak hamil?

Dia tidak percaya sambil memandang garis merah itu, mendadak merasa gelisah, lalu membuang alat itu ke tong sampah dan ikut berjalan keluar.

Saat dia mengetahui hasil ini, dia tidak merasa memiliki perasaan yang relaks. Malah merasa sedikit……perasaan rumit yang tidak bisa diungkapkan, bahkan dia sendiri pun tidak jelas.

Benar-benar tidak bisa di mengerti.

Beberapa karyawan wanita yang habis dari makan siang sedang ngoceh sambil berjalan ke arah kamar kecil, dari depan melihat Kevin dengan wajah dingin berjalan keluar, semuanya melongo.

“Oh Tuhanku……Yan, Direktur Yan?”

“Ini ini kamar kecil wanita kan, atau kita yang sudah salah arah?”

“……”

Tidak ada waktu untuk peduli pada wanita yang terkejut itu, dia berjalan ke ruang utama, mengikuti bayangan seorang wanita.

Dan Anastasia sudah berjalan jauh.

……

Jam setengah tiga sore, seperti hari-hari biasa, Jason menyaring jadwal rapat yang penting untuk dilaporkan pada Kevin.

Sambil memberi laporan dengan hormat, sambil mengamati wajah bosnya sendiri.

Tampak jelas, hari ini bosnya tidak begitu konsentrasi, juga tidak menyadari abu rokok yang jatuh, terlebih lagi mendengar laporannya.

Melihat api rokok yang mengepul hingga hampir terbakar di tangan, dia cepat memberi peringatan.

“Direktur Yan……”

Kevin melihat ke arahnya, seiring isyarat dari pandangan matanya dia menjadi mengerti, lalu mematikan api rokoknya.

“Kamu keluar dulu.”

Kevin memejamkan kedua matanya, jemarinya mengetuk di atas meja kerja dan terdengar irama, agak lama kemudian dia mengambil ponsel dan mengirim beberapa pesan singkat.

……

Satu per satu kumpulan orang kembali lagi ke kantor.

Viony membawa setumpuk dokumen dan diberikannya pada Anastasia, dan menemukan air mukanya lebih buruk dari tadi pagi.

Dia memanggilnya beberapa kali, melihat pandangan matanya yang kuyu, tidak tahu sedang memikirkan apa, dia mengulurkan tangan dan menggoyang pundaknya.

“Anastasia? Kamu baik-baik saja?”

Anastasia terbangun olehnya, dia sadar kembali, tersenyum datar dan berkata : “Tidak apa-apa. Ada hal mencariku?”

“Ini kontrak proyeknya, yang baru saja disusun oleh departemen hukum. Aku ketemu mereka saat ke lantai atas, sekalian minta aku bawakan.”

“Terima kasih.”

Sebelum pergi Viony meliriknya lagi, lalu berkata : “Melihat air mukamu yang kurang baik, apakah gadis judes Fang mempersulit kamu lagi?”

“Tidak ada hal seperti itu, kamu jangan bicara sembarangan.” Anastasia memberikan sebuah senyum padanya : “Kamu kembalilah.”

Viony merasa itu adalah sebuah senyum yang dipaksa, dan merasa tidak enak untuk bertanya lebih lanjut lagi, dia menoleh beberapa kali sambil berjalan kembali ke meja kerjanya.

Anastasia membuka dokumen tersebut, dan memutuskan untuk memperlihatkan kontrak itu pada Marison, jika dia ada permintaan lain bisa segera diubah.

Dia berdiri di samping mesin fax menunggu operasi mesin fax selesai, ponsel yang ada di tangannya bergetar.

Pesan singkat dari Kevin.

“Besok kamu pergi ke Central Hospital China untuk melakukan checkup menyeluruh, aku sudah buat janji dengan dokternya.”

Tanpa bertanya padanya, Kevin langsung mengatur jadwal untuknya.

Dalam hati Anastasia merasa jengkel, segera memberikan balasan pada Kevin.

“Aku tidak hamil, apa yang kamu cemaskan.”

Satu menit kemudian, pesan kedua dari Kevin terkirim.

“Tidak ada yang seratus persen tepat. Harus pergi periksa untuk mendapatkan diagnosa yang tepat, jangan terlambat.”

Nada bicara yang tidak mengizinkan untuk ditolak, seolah-olah kalau dia masih ragu lagi, maka Kevin sendiri yang akan membawanya ke rumah sakit.

Seberapa besar dia ingin menyingkirkan keterlibatan antara mereka berdua?

Bahkan sampai menetapkan rumah sakit dan dokter, apakah takut dia memalsukan dan menyembunyikan kehamilan?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu