Demanding Husband - Bab 385 Extra: Sepertinya aku telah menemukan keluargaku (4)

Bernard Qi menatapnya dengan seksama, sambil mengingat kembali wanita yang baru sekali ditemuinya itu.

Dia bertemu dengan Anastasia dan Kevin Yan di pintu masuk rumah sakit, ketika sedang menemani Ronnie Yin pergi menjemput Deviana.

Dia berpikir sejenak, kemudian berkata : "Kurasa... kamu sangat mirip dengannya jika dilihat dari samping."

Mendengar ini, mata Jasmine Ye sedikit gemetar.

Dia ingat bahwa, sejak pertama kali Marison Xiao bertemu dengannya, mata Marison Xiao yang berwarna kuning keemasan itu, selalu menatap wajahnya...dari samping.

Dan setiap kali dia menyadari tatapan itu, dan hendak menoleh untuk menatapnya, Marison Xiao segera mengalihkan pandangannya.

Jasmine Ye sempat merasa sangat senang dengan tatapan Marison Xiao itu, bahkan beberapa kali dia menarik Marison Xiao sambil tersenyum bahagia, dan diam-diam bertanya, apakah Marison Xiao tertarik padanya, tetapi malu untuk mengungkapkannya?

Tetapi ternyata semua itu hanyalah salah paham.

Kebenaran yang mengerikan.

Wajahnya dari samping hanya mengingatkan Marison Xiao pada wanita lain.

Begitu dia menoleh untuk menatapnya, Marison Xiao membuang muka, karena Marison Xiao menyadari bahwa dia bukanlah orang yang dirindukannya.

Melihat Jasmine Ye yang tampak murung, Bernard Qi pun sedikit mengernyit, kemudian menepuk punggungnya mencoba menghiburnya.

"Jasmine, kamu semakin jarang tertawa akhir-akhir ini."

Bernard Qi dan Jasmine Ye telah mengenal satu sama lain selama lebih dari sepuluh tahun, Jasmine Ye yang dikenalnya adalah gadis yang periang sejak dia masih kecil, dia selalu tersenyum cerah bagaikan matahari kecil yang tidak pernah berhenti bersinar.

Mungkin karena hidupnya selalu berjalan mulus, tanpa ada rintangan. Kehadiran Marison Xiao, pasti menjadi masalah tersulit dalam hidupnya selama lebih dari dua puluh tahun ini, selain itu dia juga secara tidak sadar menghapus senyuman Jasmine Ye.

Jasmine Ye sedikit terkejut mendengar perkataan Bernard Qi.

Kemudian dia mencoba untuk mengangkat sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman.

"Aku tahu."

Dia tersenyum dan berkata pada Bernard Qi, juga seolah-olah berkata pada dirinya sendiri.

"Sebenarnya, ini tidaklah buruk, Marison Xiao tidak akan pernah setuju untuk bertunangan denganku, jika bukan karena aku mirip dengannya."

Marison Xiao cukup mandiri, meskipun harus berurusan dengan Vivian Xiao, dia tidak benar-benar membutuhkan bantuan dari Keluarga Ye.

Dia membiarkan Jasmine Ye bersamanya, pada akhirnya, hanya karena Jasmine Ye memiliki wajah yang mirip dengan Anastasia.

Oleh karena itu, hal ini tetap menguntungkan bagi Jasmine Ye.

Aku tidak bisa terus mendesah seperti ini, karena ini sangat berbeda dengan gaya Nona Besar Keluarga Ye yang optimis seperti biasanya.

Melihat senyuman yang dipaksakan Jasmine Ye, mata Bernard Qi yang redup pun tiba-tiba bercahaya.

"Jasmine, pernahkah kamu berpikir bahwa, sesungguhnya tidak ada yang kebetulan di dunia ini."

Jasmine Ye mendongak, matanya sedikit berkedip : "Apa maksudmu?"

Bernard Qi berpikir sambil mengucapkan kata demi kata : "Maksudku, apakah mungkin, ada hubungan lain antara kamu dan Anastasia?"

...

Kevin Yan sedang duduk di kabin penerbangan kelas satu, meletakkan majalah di atas meja dengan satu tangan kemudian membalikkan halaman majalah tanpa membacanya, sementara tangan lainnya memegang dan membelai jari tangan wanita di sampingnya.

Rasa geli di tangannya, membuat Anastasia ingin menarik kembali tangannya.

Begitu dia menggerakkan tangannya, Kevin Yan langsung memegang erat tangannya di balik telapak tangannya yang hangat.

Anastasia dan Bella sedang membahas tentang peluncuran produk baru CC minggu depan, dia mengalihkan pandangannya sejenak ke arah Kevin Yan, kemudian kembali fokus mendiskusikan detail dengan Bella.

Direktur Besar Yan merasa diabaikan.

Dia dengan cepat mengeluarkan jurus jitunya, dan dengan sedikit tenaga dia sudah bisa menarik Anastasia ke arahnya, mencondongkan tubuhnya ke arah leher Anastasia dan menggigit daun telinganya.

"Uh... Bella, mohon tunggu sebentar."

Anastasia menutupi gagang telepon, melotot ke arah pria yang terus mengganggunya itu, kemudian berkata dengan suara rendah, "aku sedang berbicara tentang bisnis."

Kevin Yan mencondongkan tubuh ke sisi telinga Anastasia dan membisikkan : "Akulah bisnisnya."

Anastasia : "...."

Mengapa pria ini tidak bisa mengubah sifatnya yang arogan itu?

Kevin Yan tersenyum, dengan satu tangan menaikkan mejanya untuk membuat ruang yang lebih luas, sementara tangan lainnya menyentuh pinggang Anastasia, dan perlahan mulai bergerak ke arah atas.

Anastasia benar-benar sudah tidak tahan dengan kelakuannya, dia pun segera menyelesaikan pembicaraannya dengan Bella dan menutup telepon.

"Kamu...tunggu dulu..."

Begitu Anastasia memutuskan panggilan Bella, sesaat kemudian, pria itu sudah mendekatkan tubuhnya dan mulai menciumnya.

"Hei!"

Setelah ciuman yang menyedihkan itu berakhir, Kevin Yan pun mundur, dan mengusap lembut bibirnya, sementara Anastasia menatapnya dengan tak berdaya dan kesal.

"Mengapa kamu ikut?"

Anastasia baru saja kembali dari beristirahat setelah melahirkan, ketika dia kembali untuk mengurus bisnis CC, dokumen-dokumen penting sudah menumpuk menunggunya, begitu juga dengan perjalanan bisnis, dia sangat sibuk.

Kevin Yan sangat kesal, kemarin, dia harus bersaing dengan bocah kecilnya untuk mendapatkan perhatian Anastasia, kini, dia tetap harus bersaing dengan CC, bahkan Bella pun menjadi lebih penting daripada dirinya.

Ketika tiba saatnya liburan akhir pekan yang ditunggu-tunggu, dia tidak menyangka bahwa Anastasia harus pergi ke tempat lain lagi, karena Kevin Yan merasa kesal, dia pun membeli tiket pesawat dan ikut "berliburan" dengan istrinya.

"Mengapa kamu lebih sibuk daripada aku?"

Mengabaikan ketidakberdayaan dalam nada Anastasia, Kevin Yan mulai berkata dengan nada suara yang rendah dan serak, untuk meluapkan ketidakpuasannya yang dalam, kemudian nada suaranya meningkat di akhir perkataannya.

Setelah berhenti berbicara, dia pun kembali menyentuh Anastasia dengan jari-jarinya, membuat wajah Anastasia memerah karena malu, ketika hendak berbicara lagi, tirai pintu pun dibuka.

"Tuan Yan, apakah Anda membutuhkan minuman dan makanan?"

Pramugari itu tersenyum manis dan sopan, dan dia bertanya dengan nada suara yang lembut.

Kevin Yan menarik kembali tangannya yang berada di atas tubuh Anastasia, kemudian menoleh dan menolak dengan halus: "Tidak perlu."

"Baiklah, semoga perjalananmu menyenangkan."

Setelah pramugari itu pergi, Kevin Yan berbalik ke samping, bersiap untuk melanjutkan "kesibukannya" yang belum selesai, tetapi Anastasia menunduk, ekspresinya sedikit aneh.

"Apa yang terjadi?"

Anastasia melirik ke arah pramugari yang baru saja pergi, dan bergumam : "Sepertinya dia sudah kemari tiga atau empat kali."

Sekalipun mereka ada di penerbangan kelas satu, pelayanannya tidak perlu begitu ramah dan hangat.

Terlebih lagi, ketika pramugari itu pergi, dia tampak senang sambil terus menatap lurus ke arah Kevin Yan, sangat jelas bahwa dia sedang berbunga-bunga.

Kevin Yan sedikit terkejut, dan kemudian sudut bibirnya perlahan melengkung.

"Sayang, apakah kamu sedang cemburu?"

Pipi Anastasia tampak sedikit memerah, kemudian dia berkata dengan suara rendah : "...Tidak."

Penyangkalannya sangat lemah, membuat Kevin Yan ingin tertawa, dan suara tertawanya sangat enak didengar.

Kevin Yan pun berpikir dalam hati, setidaknya Anastasia masih bisa cemburu, jika tidak, hanya dia yang sibuk cemburu, seolah-olah seluruh dunia akan datang untuk merebut wanita kesayangannya, sehingga membuat Direktur Besar Yan berpikir untuk membawa Anastasia ke pulau terpencil, agar dia terhindar dari hal-hal lain yang mengganggu.

"Hei, jangan malu-malu..."

Direktur Besar Yan sangat senang, dia pun menundukkan kepalanya dan mencium bagian tengah lehernya Anastasia berulang kali.

Suasana yang hangat tidak berlangsung lama, tiba-tiba ponsel Anastasia kembali berdering.

Karena terganggu lagi, wajah Kevin Yan pun kembali gelap karena kesal, dan nada suaranya penuh dengan ketidakpuasan.

"Tidak boleh menjawabnya."

Anastasia mengabaikannya, dan kemudian menerima panggilan teleponnya.

Hanya saja kali ini, bukan Bella yang menelepon.

Anastasia terdiam, sambil mendengar kata-kata samar yang diucapkan oleh orang yang menelepon, ekspresinya mulai gelisah, dan tampak sedikit pucat.

Kevin Yan tiba-tiba berubah serius, dan berkata dengan nada rendah, "Siapa yang menelepon?"

Anastasia hanya menatapnya dengan tatapan kosong, seolah-olah dia telah kehilangan jiwanya, kemudian setelah sekian lama, dia baru mulai menggerakkan bibirnya, suaranya terdengar kering dan serak.

"Vin...."

Dia merasa tenggorokannya sangat serak, pikirannya kosong dan kepalanya berdengung.

"Sepertinya aku... telah menemukan keluargaku."

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu